Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Ubi Kayu. Oleh : Titik Sundari Didik Harnowo

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Tanah. Oleh : Joko Purnomo Novita Nugrahaeni Titik Sundari Didik Harnowo

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Teknologi Produksi Ubi Jalar

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

III. BAHAN DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

BAB III METODE PENELITIAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

III. MATERI DAN METODE

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Teknik Budidaya Singkong Mekarmanik Teknologi MiG-6PLUS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

Breeding. Pre BS (Original Seed) BS. Benih Inti (Nucleus Seed) Produksi Benih Awal. Produksi Benih Komersial. 2 Pemeliharaan Varietas

III. BAHAN DAN METODE

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

III. MATERI DAN METODE

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Transkripsi:

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Ubi Kayu Oleh : Titik Sundari Didik Harnowo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 i

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Ubi Kayu Disusun oleh : Titik Sundari Didik Harnowo Cetakan Pertama : Tahun 2013 Penerbitan publikasi ini dibiayai oleh DIPA Balitkabi Tahun Anggaran 2013 Disain dan Tata Letak : Artdhe N Foto : Tim UPBS Diterbitkan oleh Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Malang, Kotak Pos 66 malang 65101 Tel. 0341-801468, fax 0341-801496, e-mail: balitkabi@litbang.deptan.go.id website http://balitkabi.litbang.deptan.go.id ii

PENGANTAR Dalam industri perbenihan nasional, benih sumber menempati posisi strategis karena menjadi sumber bagi produksi benih kelas di bawahnya. Benih merupakan cikal bakal dari suatu kehidupan tanaman yang harus memiliki mutu genetik, fisiologis, dan fisik yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi proses untuk memperoleh mutu benih yang baik, yaitu faktor internal (faktor yang ada di dalam benih) dan faktor eksternal (faktor di luar benih atau lingkungan). Konsep perbenihan dan implementasi di lapangan pada beberapa komoditas di Indonesia belum berjalan dengan baik, sehingga masih perlu penyempurnaan. Dalam konsep perbenihan yang menjadi fokus utama meliputi beberapa aspek yaitu produksi, pengolahan benih,penyimpanan benih, analisis mutu benih, penanganan benih, distribusi, dan pemasaran benih. Untuk memperoleh benih yang bermutu diperlukan suatu perangkat pengolahan benih. Perangkat tersebut tercakup dalam teknologi benih, yaitu teknologi untuk memproduksi benih, menganalisis mutu benih, menyimpan, memasarkan, dan mengedarkan tanpa harus mengurangi mutunya. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) menyusun panduan teknis produksi benih (Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu) sebagai acuan untuk memproduksi benih sumber (Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu) yang meliputi persiapan produksi, proses produksi, pemeliharaan mutu genetik di lapangan, dan teknologi pasca panen. Malang, Desember 2013 Kepala Balai, Dr. Didik Harnowo iii

Daftar Isi 1. PERSIAPAN PRODUKSI... 1 1.1 Penentuan lokasi... 1 1.2 Penyiapan Benih Sumber... 1 2. PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU... 2 2.1 Pemilihan Lokasi... 2 2.2 Penyiapan Lahan... 2 2.3 Penyiapan Bibit/Stek... 3 2.4 Tanam... 4 2.5 Pemupukan... 4 2.6 Pemeliharaan... 4 2.7 Roguing (Membuang tipe simpang)... 5 2.8 Panen, sortasi dan penyimpanan... 8 iv

Teknologi Produksi Benih UBI KAYU PERSIAPAN PRODUKSI 1. Penentuan lokasi Kondisi lingkungan tumbuh sangat menentukan mutu benih yang dihasilkan. Benih yang mempunyai mutu genetik dan mutu fisiologis yang tinggi hanya dapat dihasilkan dari pertanaman di lingkungan yang tepat. Oleh karena itu, lahan yang akan digunakan hendaknya beririgasi teknis dengan pengairan yang terkontrol. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa lahan tersebut bukan bekas pertanaman kacang tanah varietas lain atau kelas benih yang lain. Sebaiknya digunakan lahan yang sebelumnya ditanami komoditas lain atau bera. Di samping itu, perlu pula dipertimbangkan kemudahan akses transportasi menuju lokasi, karena proses produksi memerlukan pengelolaan dan pengawasan intensif, termasuk oleh pihak BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih). 2. Penyiapan Benih Sumber Asal-usul benih yang akan ditanam sangat penting diperhatikan agar dapat menjamin keaslian genetik dari benih yang akan dihasilkan. Benih sumber yang ditanam harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi. Sebagai contoh, untuk memproduksi benih kelas BD (Benih Dasar), maka yang harus ditanam adalah benih kelas BS (Benih Penjenis); untuk memproduksi benih kelas BP (Benih Pokok) harus berasal dari benih kelas BD. Pemeriksaan benih sumber harus dilakukan sebelum benih ditanam, yang mencakup sertifikat/label yang berisi informasi: asal benih, nama produsen, varietas, tanggal selesai uji dan tanggal kadaluarsa, dan mutu benih (daya kecambah, kadar air, dan kemurnian fisik). 1

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu. 2. Penyiapan Lahan Lahan dibersihkan dari tanaman terdahulu, rumput atau gulma. Pengolahan tanah didasarkan pada jenis tanah: Tanah ringan/gembur cukup dibajak atau dicangkul satu kali, kemudian diratakan dan dapat langsung ditanami Tanah agak berat : dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian diratakan dan dibuat guludan, untuk selanjutnya ditanami; Tanah berat dan berair : dibajak atau dicangkul sebanyak 2 kali atau lebih, kemudian dibuat guludan sekaligus sebagai saluran drainase, siap ditanami. Untuk lahan miring, pengolahan tanah harus dikelola dengan sistem konservasi, yaitu: tanpa olah tanah, olah tanah minimal (pengolahan tanah secara larikan atau individual, pengolahan tanah sempurna dengan sistem guludan kontur, tanah dibajak dengan traktor 3-7 singkal piring, atau dibajak dengan ternak sapi sebanyak 1-2 kali diikuti dengan pembuatan guludan yang searah dengan kontur. Dilakukan pengairan segera setelah tanam. 2

Gambar 1. Penyiapan lahan pada tanah ringan. Gambar 2. Penyiapan lahan untuk tanah berat. 3. Penyiapan Bibit/Stek Stek diambil dari bagian tengah batang tanaman ubi kayu yang berumur 8-12 bulan. Stek diambil dari tanaman yang sehat terbebas dari serangan hama dan penyakit. Ukuran panjang stek 20-25 cm, dengan diameter stek ±2 cm. Stek dipotong dengan menggunakan pisau/gergaji yang tajam untuk menghindari terjadinya kerusakan pada mata tunas maupun kulit batang. Sebelum tanam, stek direndam dalam larutan fungisida dan insektisida untuk mencegah serangan penyakit/hama, selama 5-10 menit. 3

4. Tanam Stek ditanam dengan posisi tegak, 2/3 bagian stek masuk ke dalam tanah. Tanam dilakukan pada jarak 100 cm antar baris dan 75-80 cm dalam baris. Setiap lubang tanam berisi 1 stek. Kebutuhan stek per hektar 12.500-13.333 stek. 5. Pemupukan Pupuk kandang diberikan pada saat pembuatan guludan, dengan dosis 5-10 t/ha. Pupuk dasar diberikan pada saat tanam, dengan cara ditugal pada jarak 10-15 cm dari pangkal batang, dosis 45 kg N + 36 kg P 2 O 5 + 30 kg K 2 O/ha. Pupuk susulan diberikan pada 3 bulan setelah tanam, dengan cara ditugal pada jarak 10-15 cm dari pangkal batang, dosis 45 kg N + 30 kg K 2 O/ha. 6. Pemeliharaan Penyiangan minimal dua kali, yaitu pada umur 1 bulan dan 3 bulan setelah tanam. Pembumbunan dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 1 bulan dan 3 bulan setelah tanam. Pengurangan tunas dilakukan pada umur 3 bulan dengan menyisakan 2 tunas yang pertumbuhannya normal. 4 Gambar 3. Penyiapan stek ubikayu.

Jika kandungan air tanah terbatas, pengairan dilakukan hingga tanaman berumur 4-5 bulan, dengan interval 1 bulan sekali. Pengendalian hama dilakukan secara intensif, baik secara kimiawi maupun mekanis, sejak awal pertumbuhan hingga umur 5 bulan. Pengendalian dilakukan secara berkala (setiap 10 14 hari) dan secara tepat (jenis insektisida, dosis dan waktu). Gambar 4. Kondisi pertanaman ubikayu umur 30 hari. 7. Roguing (Membuang tipe simpang) Pemeliharaan mutu genetik dilakukan di lapangan dengan membuang tipe simpang (Roguing). Dilakukan pada fase pertumbuhan awal, untuk mengetahui daya tumbuhnya pada umur 30 hari. Dilakukan dari tanaman ke tanaman secara sistematik untuk mengetahui ada tidaknya bibit yang tidak tumbuh. Roguing ke dua dilakukan pada umur 3-4 bulan setelah tanam. Karakter yang diamati warna kuncup daun dan tangkai daun sebagai indikator utama roguing. Jika didapatkan keraguan atas penggunaan indikator utama tersebut, digunakan indikator morfologi lain untuk identifikasi campuran varietas lain, berupa bentuk daun, warna tulang daun dan bentuk tanaman secara keseluruhan. Dilakukan pencabutan terhadap tanaman yang dianggap menyimpang dari deskripsi varietas yang benar. Pemeriksaan lapang terakhir pada fase menjelang panen. Karakter yang diamati adalah warna batang, warna tangkai 5

daun, warna kuncup daun, bentuk daun, warna tulang daun, warna kulit luar umbi, warna kulit dalam umbi, warna daging umbi dan rasa umbi sebagai indikator pemeriksaaan lapang. Tanaman yang dianggap menyimpang dari deskripsi varietas yang benar harus dibuang. Gambar 5. Tanaman umur 3 bulan. 6 Gambar 5. Ragam bentuk daun ubikayu: (A) elips, (B) lanceolate, (C) linier, (D) obovate-lanceolate, (E) pandurate dan (F) arched.

Gambar 6. Ragam warna kuncup daun. Gambar 7. Ragam warna tangkai daun ubikayu. 7

Gambar 8. Ragam warna batang pada ubikayu. 8. Panen, sortasi dan penyimpanan Panen stek dilakukan mulai umur 8 bulan sampai 12 bulan. Panen stek dilakukan terhadap tanaman yang sehat, dengan diameter batang ±2 cm. Penyimpanan stek dapat dilakukan dalam bentuk batang (belum dipotong menjadi stek). Penyimpanan dilakukan di tempat teduh, dengan cara diberdirikan dengan posisi pangkal batang di atas. Penyimpanan dapat dilakukan selama 30 hari. 8