Scientific News Magazine Edisi Agustus 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui pendidikan. Banyak sekarang kita lihat bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi di Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

Menumbuhkan Kemandirian Anak

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. hasil penelitian adalah pembelajaran kemandirian di TK Sahabat Pelangi adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DI SENTRA BAHAN ALAM PADA TK BUNGA MEKAR KECAMATAN SEULIMEUM KABUPATEN ACEH BESAR. Winda Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dan kehadiran orang tua untuk mendukung dan mendampingi

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGANCINGKAN BAJU MELALUI KEGIATAN PERLOMBAAN PADA ANAK KELOMPOK A RA NURUL AULIYA ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini H A R T I N I A53B090210

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PENERAPAN PERMAINAN PAPAN TITIAN UNTUK PENINGKATAN KARAKTER MANDIRI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tork, et al (dalam Ramawati, 2011) setiap orangtua. menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Khoirsyah Riati, 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan hidup manusia, masa ini disebut masa keemasan

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

Transkripsi:

Kemandirian Pada Anak Usia Dini Luh Kadek Pande Ary Susilawati Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Email:pandeary@unud.ac.id Highlight Pendidikan anak usia dini adalah dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, salah satunya yaitu kemandirian. Kemandirian dapat diartikan sebagai kemampuan anak untuk melakukan sesuatu dengan sedikit bimbingan dan sesuai dengan tahapan perkembangan serta kapasitas anak. Kemandirian menjadi sangat penting karena merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilewati anak dengan baik untuk menghadapi kehidupan sosial di masa selanjutnya. Kata kuci: anak usia dini, kemandirian, 2017. Luh Kadek Pande Ary Susilawati. All rights reserved. Gambar Topik (Sesuai Dengan Artikel) Keterangan: gambar ini akan ditampilkan pada website Scimag Pendahuluan www.kesekolah.com Dewasa ini, pandangan Barat menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang unik dan sangat hidup, yang menjadi dasar penting bagi perkembangan di tahun-tahun dewasa [1]. Masa usia dini juga dinyatakan sebagai masa-masa yang paling berharga bagi anak untuk mengenali berbagai macam fakta dan E-ISSN: 2528-3049 1

mempelajari berbagai macam hal yang dapat menjadi stimulan terhadap pembentukan karakter pada anak. Karakter-karakter yang akan dibentuk pada anak usia dini antara lain kesopanan, kasih sayang, keindahan, bersahabat, kepatuhan, kedisplinan dan kemandirian [2]. Salah satu karakter yang penting dibentuk sejak usia dini adalah kemandirian. Kemandirian menurut Erikson adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk lepas dari orang tua yang bertujuan untuk melakukan proses mencari identitas ego, yaitu perkembangan kearah individualitas untuk berdiri sendiri [3]. Kemandirian juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan yang dimiliki anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, baik yang terkait dengan aktivitas bantu diri maupun aktivitas dalam kesehariannya tanpa tergantung pada orang lain [4]. Uraian Isi Menurut kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini yang diterbitkan pada tahun 2007, seorang anak dapat dikatakan memiliki sikap kemandirian apabila mampu berinteraksi, mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosi, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri. Anak yang tidak dilatih mandiri sejak usia dini akan menjadi individu yang tergantung pada orang lain sampai remaja bahkan dewasa nanti. Bila kemampuan-kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai oleh anak di usia tertentu tetapi anak belum melakukannya, maka dapat dikatakan anak memiliki sifat yang manja dan tidak mandiri [5]. Kemandirian anak harus dibina sejak usia dini, karena jika kemandirian anak diusahakan setelah anak menginjak usia yang lebih matang, kemandirian itu akan menjadi tidak utuh. Secara alamiah, anak sudah mempunyai dorongan untuk mandiri atas dirinya sendiri [5]. Erikson menyatakan bahwa kemandirian sudah dapat terjadi sejak anak berusia 1-3 tahun. Anak-anak akan mulai menyatakan kemandirian atau otonomi setelah mendapatkan rasa percaya dari pengasuhnya [1]. Perilaku mandiri sudah dapat dibiasakan sejak dini dengan cara mengajarkan anak untuk melakukan pekerjaan yang sederhana tanpa bantuan orang lain, misalnya memakai pakaian sendiri, makan sendiri, mengancingkan baju tanpa bantuan, mengikat tali sepatu sendiri, mengerjakan tugas sekolah tanpa bantuan ibu guru, pergi ke kamar mandi tanpa didampingi orang tua dan lainnya [6]. Anak yang mandiri untuk ukuran anak usia dini terlihat dengan ciri-ciri antara lain [5]: 1. Dapat melakukan segala aktifitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa. 2. Dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri diperolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya. 3. Dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu ditemani orangtua E-ISSN: 2528-3049 2

4. Dapat mengontrol emosinya, dan bahkan dapat berempati terhadap orang lain. Agar seorang anak usia dini bisa menjadi mandiri, keluarga terutama orang tua haruslah memperhatikan beberapa hal yang dapat memengaruhi kemandirian anak, yaitu pola asuh orang tua kepada anak, hubungan antara anak dengan orang tua utamanya ibu (kelekatan anak dengan orang tua) dan peran guru dalam membentuk kemandirian anak usia dini [7]. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kelekatan aman (secure attachment) dengan kemandirian pada anak usia dini. Kemandirian pada anak dipengaruhi oleh faktor kelekatan yaitu kepuasan anak terhadap orang tua, respon orang tua yang menunjukkan perhatian, dan seringnya orang tua bertemu dengan anak. Apabila anak merasa puas dengan respon positif yang ditunjukkan oleh orang tua misalnya orang tua yang memberikan apresiasi yang positif pada semua kegiatan anaknya, orang tua yang mendukung semua yang dilakukan anaknya, orang tua yang memfasilitasi semua kegiatan anaknya, maka anak akan merasa puas karena merasa diberi kepercayaan dan dukungan penuh terhadap semua apa yang dilakukan. Hal ini dapat menjadikan anak menjadi lebih mandiri [8]. Mandiri berarti memiliki kreativitas yang baik, oleh karena itu guru dalam bidang pendidikan anak usia dini sebaiknya memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana belajar yang merangsang anak agar lebih ingin mengetahui materi pembelajaran, senang bertanya dan berani mengajukan pendapat, serta melakukan percobaan yang menuntut pengalaman baru. Melatih kemandirian pada anak juga dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan kepada anak atas semua usaha yang telah dilakukan, yang mengarah pada sifat yang mandiri [9]. Pada saat anak masih dalam rentang usia dini, anak dapat diajarkan mandiri melalui refleksi mengenai hal-hal yang sudah ia lakukan. Mengajarkan anak untuk mandiri juga dapat dilakukan melalui bermain dan bercerita mengenai hal yang telah dilakukan. Melalui bermain dan bercerita, anak akan belajar untuk memahami apa yang ia lakukan, apa konsekuensi dari perbuatannya, dan anak akan belajar mencari solusi sehingga anak dapat belajar dari kesalahan. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tumbuhnya kemandirian pada anak [9]. Orang tua hendaknya menerapkan pola asuh demokratis dalam mengembangkan kemandirian di lingkungan keluarga. Pola asuh demokratis berarti orang tua memberikan batasan-batasan pada anak tentang bagaimana seharusnya berperilaku, kewajiban apa yang harus dilakukan oleh anak, namun tetap dengan persetujuan anak serta mempertimbangkan pendapat anak [1]. Adanya kerja sama dan dukungan yang baik mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di rumah dengan guru di sekolah melalui pembiasaan akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa yang positif, sehingga menjadi anak yang mandiri sejak usia E-ISSN: 2528-3049 3

dini, dan akan mencapai kesuksesan baik secara akademik maupun pengalaman dalam menghadapi kehidupan pada masa yang akan datang [9]. Selain beberapa hal yang telah disebutkan diatas, terdapat hal lain yang menjadi perhatian dalam menanamkan kemandirian pada anak sejak dini sebagai berikut [5]: 1. Kepercayaan Suasana sekolah dapat terasa asing dan berat bagi anak-anak karena adanya harapan orang tua dan guru agar anak mampu menjadi anak yang baik. Hal ini menyebabkan perlunya ditanamkan rasa percaya diri dengan cara memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu yang mampu dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. 2. Kebiasaan Orang tua dapat melatih kebiasaan yang baik kepada anak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, misalnya membuang sampah pada tempatnya, melayani dirinya sendiri, mencuci tangan, meletakkan alat permainan pada tempatnya, dan sebagainya. 3. Komunikasi Komunikasi merupakan hal penting dalam menjelaskan tentang kemandirian kepada anak dengan bahasa yang mudah dipahami. Orang tua dan guru dapat menggunakan dongeng tentang seorang tokoh yang hidupnya mandiri, beserta dengan hal apa yang didapatkan jika anak mampu menunjukkan sikap mandiri. 4. Disiplin Kemandirian erat kaitannya dengan disiplin yang merupakan proses yang dilakukan oleh pengawasan dan bimbingan orang tua dan guru yang konsisten. Anak-anak dapat diajarkan untuk disiplin dengan cara memberikan penghargaan apabila mampu menyelesaikan tugas dengan baik, dan memberikan hukuman (yang sesuai dengan usia anak) apabila anak mengabaikan atau menolak untuk mengerjakan tugasnya. Kesimpulan Orang tua hendaknya menerapkan pola asuh demokratis dan membangun kelekatan yang aman dengan anak dalam mengembangkan kemandirian di lingkungan keluarga. Orang tua juga perlu mengetahui perkembangan kemandirian anak usia dini agar dapat menerapkan metode yang tepat, serta mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung perkembangan kemandirian anak usia dini. Adanya kerja sama dan dukungan yang baik mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di rumah dengan guru di sekolah melalui pembiasaan akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa yang positif sehingga menjadi anak-anak yang mandiri dari sejak kecil, dan akan mengalami kesuksesan baik secara akademik maupun pengalaman dalam menghadapi kehidupan pada masa yang akan datang. E-ISSN: 2528-3049 4

Referensi 1. J.W. Santrock, Child Development, Jakarta: Erlangga, 2007. 2. E.S. Purwanto, Upaya Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Islam Ar-Rahmah Papringan Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan, 2009. 3. F.J. Monks dan A.M.P Knoers, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006. 4. E.B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1980. 5. Yamin dan Sabari, Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Jambi: Referensi, 2013. 6. L. Hewi, Kemandirian Usia Dini Di Suku Bajo (Studi Kasus pada Anak Usia 4-6 Tahun di KB Nur Ain Mola Selatan Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015), Jurnal Pendidikan Usia Dini, April 2015, Vol. 9 (1). 7. F. Mutmainah, Pengaruh Secure Attachment terhadap Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat Nu 1 Belung Poncokusumo Malang, Tidak Dipublikasikan, 2016. 8. H, Nurhayati, Hubungan Kelekatan Aman (Secure Attachment) Anak Pada Orangtua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 37 Dodogan Jatimulyo Dlingo Bantul, Tidak Dipublikasikan, 2015. 9. H. Komala, Mengenal dan Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pola Asuh Orang Tua dan Guru, Tunas Siliwangi, Oktober 2015, Vol. 1 (1). 31-45. E-ISSN: 2528-3049 5