Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol. XII No. 2, Desember 2017 TINGKAT KEPUASAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENDAHULUAN Gizi sebagai modal dasar investasi, berperan penting memutus lingkar setan kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

KONTRIBUSI ZAT GIZI MAKRO MAKAN SIANG TERHADAP STATUS GIZI DI SDIT Ar. RAIHAN, TRIRENGGO, BANTUL, YOGYAKARTA. NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA DI PONDOK PESANTREN AL-IZZAH KOTA BATU

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SISWA MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI YAYASAN PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH MAKASSAR SULAWESI SELATAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang. sakit, penghuni asrama atau panti asuhan,narapidana dan sebagainya.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN LEMAK DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kamu makan sering dikutip tetapi tidak direnungkan lebih dalam apa maksud

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk. aktifitas fisik maupun biologis dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

KAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

BAB V HASIL PENELITIAN. Asrama 2 Al-khodijah merupakan salah satu asrama putri yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

DAFTAR PUSTAKA. Kesehatan Indonesia. Jakarta: DEPKES RI. . (2000). Profil. Kesehatan Indonesia. Jakarta: DEPKES RI.

BAB I PENDAHULUAN.

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

Gizi Siswa SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

TINGKAT KEPUASAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI The level of satisfaction and macro nutrition with adolescent nutrition status Wahyuni Sulistiawati, Rudy Hartono, Thresia Dewi Kartini B Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar ABSTRAK Pondok pesantren merupakan salah satu institusi yang melayani kebutuhan makan santri, sehingga harus memiliki sistem penyelenggaraan makanan yang baik. Makanan dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi remaja putri di pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros.Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Sampel adalah remaja putri SMP kelas VII dan VIII yang berjumlah 95 orang yang dipilih secara purposive sampling. Tingkat kepuasan diperoleh menggunakan kuesioner diolah secara manual menggunakan scoring. Asupan zat gizi makro diperoleh melalui recall 2x24 jam tidak berturutan kemudian diolah menggunakan nutri 2008 dan dibandingkan dengan angka kebutuhan gisi (AKG). Status gizi diperoleh melalui pengukuran antropometri. Hubungan antara variabel tingkat kepuasan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi dilakukan uji Chi Square. Data disajikan menggunakan tabel frekuensi dan narasi.hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang menyukai hidangan nasi 67 orang (,5%), lauk hewani orang (73,7%), lauk nabati 67 orang (,5%), sayur orang (73,7%), dan tingkat kepuasan pada makanan 85 orang (89,5%). Sampel yang memiliki asupan protein baik 95 orang (100%), asupan lemak baik orang (51,6%) dan asupan karbohidrat kurang 79 orang (83,2%). Status gizi sampel orang (51,6%) normal berdasarkan IMT/U. Hasil uji statistik disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan kepuasan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi remaja putri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros. Kata Kunci : Asupan Zat Gizi Makro, Status Gizi, Remaja, Tingkat Kepuasan PENDAHULUAN Pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. Umumnya santri-santri yang berada di pondok pesantren sama saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus pembangunan yang perlu mendapat perhatian khusus terutama kesehatan dan pertumbuhannya. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut adalah pemenuhan kebutuhan gizi bagi para santri (Khasanah, 2010). Pondok pesantren merupakan salah satu institusi yang melayani kebutuhan makan santri, sehingga harus memiliki sistem penyelenggaraan makanan yang baik agar dapat tercipta kualitas sumber daya manusia yang tinggi karena gizi merupakan salah satu penentu kesehatan santri. Hal ini penting karena sebagian besar santri putri usia remaja di pondok pesantren tersebut adalah anak usia sekolah yang merupakan generasi penerus tumpuan harapan bangsa yang harus dipersiapkan kualitasnya dengan baik (Sutardji, 2007). Pondok Pesantren Putri Nahdlatul Ulum Maros merupakan salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan makanan selama pendidikan. Penyelenggaraan makanan yang dilakukan tidak menggunakan jasa catering tetapi dilakukan langsung oleh pihak sekolah. Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang drastis. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). Makanan dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Makanan yang 43

kita konsumsi setiap hari dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Sumber energi dalam bahan makanan dapat diperoleh dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein (Irianto, 2010). Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) sebanyak 54,5% mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal dan yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 38,1%. Ratarata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 16-18 tahun (usia remaja) sebanyak 54,5% di bawah kebutuhan minimal dan kecukupan konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 35,6% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti di tempat tersebut dan juga karena belum ada penelitian tentang hubungan tingkat kepuasan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi remaja putri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros. METODE Desain, tempat dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan Juli 2018. Jumlah dan cara pengambilan sampel Populasi ialah semua remaja putri yang berada di Pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros dengan jumlah 1 orang. Sampel ialah seluruh remaja putri SMP di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros dengankriteria sampel :Bersedia menjadi sampel, santriwati yang menetap di asrama pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros, sehat jasmani dan rohani, mengisi kuesioner dengan lengkap dan benar sesuai dengan format yang diberikan. Besar sampel 95 orang dan cara pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer a. Tingkat kepuasan Data tingkat kepuasan dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner tingkat kepuasan terhadap makanan yang dikonsumsi di asrama pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros mulai dari penilaian warna, aaroma, rasa dan porsi pada makanan. b. Asupan zat gizi makro Data asupan zat gizi makro diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner recall 24 jam. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan metode food recall 2 x 24 jam tidak berturutturut. c. Status gizi Data status gizi diperoleh melalui pengukuran langsung terhadap responden yaitu dengan menggunakan timbangan digital dan microtoice untuk memeroleh data berat badan dan tinggi badan responden. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari bagian administrasi Pondok Pesantren Putri Nahdlatul Ulum Maros yaitu jumlah siswa dan profil sekolah. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Tingkat kepuasan santri Data tingkat kepuasan santri pada penyelenggaraan makanan yang dialami dan dirasa diolah secara manual dengan menggunakan scoring terhadap warna, aroma, rasa dan porsi pada makanan. b. Asupan zat gizi makro Data asupan zat gizi diolah menggunakan aplikasi 44

nutria 2008 dan hasilnya akan dibandingakan dengan kebutuhan AKG. c. Status gizi Data status gizi diolah dengan menggunakan rumus IMT. Kategori status gizi ditentukan berdasarkan kriteria objektif yaitu : Kurus : 17-18,4 TB/m 2, dan Normal : 18,5-27 TB/m 2. 2. Analisis dan Penyajian Data Data dianalisis menggunakan uji Chi Square untuk menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti yaitu tingkat kepuasan dan status gizi serta asupan zat gizi makro dan status gizi dan disajikan dengan menggunakan tabel dan narasi. HASIL Karakteristik sampel, Sampel pada penelitian ini adalah Santriwati SMP di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros yaitu kelas VII dan kelas VIII. Sampel ini terdiri dari 95 siswi yang dipilih secara acak. Hasil penelitian diperoleh karakteristik sebagai berikut. Tabel 1 menunjukkan bahwa sampe pada penelitian ini yaitu berumur 14 tahun sebanyak 54 orang (57%) dan berada di kelas VIII sebanyak 48 orang (51%). Tabel 02 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan sampel pada nasi yang suka 67 orang (,5%), lauk hewani suka orang (73,7%), lauk nabati suka 67 orang (,5%) dan sayur suka orang (73,7%). Tabel 03 menunjukkan bahwa sampel yang memiliki tingkat kepuasan terhadap makanan yaitu sebanyak 85 orang (89,5%). Tabel 04 menunjukkan bahwa sampel yang memiliki asupan lemak baik sebanyak orang (51,6%) dan asupan karbohidrat kurang sebanyak 79 orang (83,2%). Tabel 05 menunjukkan sampel yang memiliki status gizi normal sebanyak orang (51,6%). Tabel 06 menunjukkan bahwa sampel yang suka hidangan nasi status gizi normal 36 orang (37,9%), suka lauk hewani status gizi normal 35 orang (36,8%), suka lauk nabati status gizi kurus 34 orang (35,8%), dan suka sayur status gizi normal 37 orang (73,7%). Tabel 07 menunjukkan bahwa sampel yang menyukai hidangan makanan sebanyak 39 orang (41,1%) yang berstatus gizi kurus dan orang (48,4%) yang berstatus gizi normal. Tabel 08 menunjukkan bahwa sampe yang memiliki asupan protein baik status gizi normal orang (51,6%), asupan lemak baik status gizi normal 27 orang (28,4%) dan asupan karbohidrat kurang status gizi normal 42 orang (44,2%). PEMBAHASAN Tingkat kepuasan a. Nasi dan Status Gizi menyukai hidangan nasi sebanyak 67 orang (,5%) dan yang tidak menyukai sebanyak 28 orang (29,5%). Aspek penelitian ini meliputi aspek warna, aroma, rasa dan porsi makanan yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Diahningtias (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan santri pada hidangan nasi sebanyak 55%. kepuasan pada aspek nasi dan status gizi dengan nilai p = 0,671. Hal ini disebabkan karena porsi makanan yang diberikan kepada santri cenderung sama, suhu makanan kurang hangat sehingga kurang membangkitkan selera makan. b. Lauk Hewani dan Status Gizi menyukai hidangan lauk hewani sebanyak orang (73,7%) dan yang tidak menyukai sebanyak orang (26,3%). Hidangan yang disajikan adalah menu ikan kuah kuning ikan goreng dan telur mata sapi, aspek penelitian ini meliputi aspek warna, aroma, rasa dan porsi makanan yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Diahningtias (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan 45

santri pada hidangan lauk hewani sebanyak 79%. kepuasan pada aspek lauk hewani dan status gizi dengan nilai p = 0,778. Hal ini disebabkan cara pengolahan menu yang kurang bervariasi dan menu yang sering berulang. c. Lauk Nabati dan Status Gizi menyukai hidangan lauk nabati sebanyak 67 orang (,5%) dan yang tidak menyukai sebanyak 28 orang (29,5%). Hidangan yang disajikan adalah menu sambal goreng, aspek penelitian ini meliputi aspek warna, aroma, rasa dan porsi makanan yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Diahningtias (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan santri pada hidangan lauk nabati sebanyak %. kepuasan pada aspek lauk nabati dan status gizi dengan nilai p = 0,634. Hal ini disebabkan karena porsi makanan yang diberikan kepada santri cenderung sama dan menu yang kurang bervariasi sehingga menyebabkan kejenuhan bagi santri. d. Sayur dan Status Gizi menyukai hidangan sayur sebanyak orang (73,7%) dan yang tidak menyukai sebanyak 35 orang (26,3%). Hidangan yang disajikan adalah menu sayur bening, sayur tumis, sayur daun ubi dan sayur sop, aspek penelitian ini meliputi aspek warna, aroma, rasa dan porsi makanan yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Diahningtias (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan santri pada hidangan sayur sebanyak 92%. kepuasan pada aspek sayur dan status gizi dengan nilai p = 0,854. Hal ini disebabkan karena beberapa santri kurang menyukai sayur dan lebih memilih menikmat hidangan makanan tanpa mengambil hidangan sayur yang disediakan. Berdasarkan wawancara dengan para santri beberapa santri mengemukakan bahwa terkadang hidangan sayur yang disediakan terasa hambar sehingga kurang dinikmati oleh para santri. e. Tingkat Kepuasan Makanan dan Status Gizi menyukai hidangan makanan sebanyak 85 orang (89,5%) dan yang tidak menyukai sebanyak 15 orang (10,5%). Aspek penelitian ini meliputi aspek warna, aroma, rasa dan porsi makanan yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Diahningtias (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan santri pada hidangan makanan sebanyak 92%. kepuasan pada makanan dan status gizi dengan nilai p = 0,264. Hal ini disebabkan karena makanan yang disajikan oleh pihak pesantren kurang bervariasi dan pemberian porsi pada tiap makanan relative sama. Asupan Zat Gizi Makro a. Asupan Protein dan Status Gizi Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa asupan protein santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros tergolong baik orang (48,4%) dengan status gizi kurus dan orang (51,6%) dengan status gizi normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia, (2013) yang dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar yang menunjukkan asupan protein yang kurang sebanyak 34 orang (34%) dan 66 orang (66%) yang memiliki asupan protein yang baik.

b. Asupan Lemak dan Status Gizi Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa asupan lemak santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros tergolong kurang yaitu sebanyak orang (48,4%) dengan 24 orang (,3%) yang berstatus gizi kurus dan 22 orang (23,2%) berstatus gizi normal, sedangkan asupan lemak yang tergolong baik yaitu sebanyak orang (51,6%) dengan 22 orang (23,2%) yang berstatus gizi kurus dan 27 orang (28,4%) berstatus gizi normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia, (2013) yang dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar yang menunjukkan asupan lemak yang kurang sebanyak 10 orang (10%) dan 90 orang (90%) yang memiliki asupan lemak yang baik. yang signifikan antara asupan lemak dan status gizi dengan nilai p = 0,614. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuh (Susanti,2012). Di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros menyediakan makanan dengan porsi yang sama ke pada setiap santri sehingga mempengaruhi pemenuhan asupan zat gizi. c. Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa asupan karbohidrat santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros yaitu tergolong kurang yaitu sebanyak 79 orang (83,2%) dengan 37 orang (38,9%) yang berstatus gizi kurus dan 42 orang (44,2%) berstatus gizi normal, sedangkan asupan karbohidrat yang tergolong baik yaitu sebanyak 16 orang (16,8%) dengan 9 orang (9,5%) yang berstatus gizi kurus dan 7 qorang (7,3%) berstatus gizi normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia, (2013) yang dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar yang menunjukkan asupan karbohidrat yang kurang sebanyak 99 orang (99%) dan 1 orang (1%) yang memiliki asupan karbohidrat yang baik. yang signifikan antara asupan energi dan status gizi dengan nilai p = 0,680. Konsumsi energi dan zat gizi yang rendah bukan disebabkan oleh daya terima yang terlihat dari kesukaan santri terhadap makanan pesantren, akan tetapi dapat disebabkan oleh faktor lain seperti makanan yang disediakan oleh pesantren masih kurang atau belum dapat mencukupi dengan kebutuhan sehingga para santri. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak dilakukan validasi terhadap kuesioner yang diberikan kepada sampel sehingga menyebabkan kemungkinan data kurang akurat. KESIMPULAN Sampel yang menyukai hidangan nasi 67 orang (,5%), lauk hewani orang (73,7%), lauk nabati 67 orang (,5%), sayur orang (73,7%), dan tingkat kepuasan pada makanan 85 orang (89,5%). Sampel yang memiliki asupan protein baik 95 orang (100%), asupan lemak baik orang (51,6%) dan asupan karbohidrat kurang 79 orang (83,2%). Status gizi sampel orang (51,6%) normal berdasarkan IMT/U. Hasil uji statistik disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi remaja putri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros. SARAN Sampel diberikan edukasi tentang pola makan dan pengetahuan zat-zat gizi makro agar kebutuhan terhadap zat gizi makro terpenuhi. Bagi penyelenggara Pesantren Nahdlatul Ulum Maros sebaiknya pada siklus menu ditambahkan buah. Lebih memberikan varias pada menu yang disajikan seperti yang telah peneliti buat (pada lampiran 7). Perlu dilakukan validasi pada kuesioer yang akan diberikan sehingga hasil penelitian lebih akurat. 47

DAFTAR PUSTAKA Almatsier. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Amalia, Rezki. 2013. Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan Tahun 2013. Makassar. Unhas. Diahtingningsih, Utami. 2016. Analisis Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Kesukaan, dan Tingkat Kecukupan energy dan Zat Gizi Santri di Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Bogor. IPB Irianto, 2010. Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Yogyakarta: Kanisius. Khasanah. 2010. Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan. Surabaya. FK UNAIR. Riset Kesehatan Dasar. (2010). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Sutardji dan Azinar, M. 2007. Tingkat konsumsi energi dan konsumsi protein Serta hubungannya dengan status gizi anak asuh Usia 10-18 tahun (studi pada penyelenggaraan makanan di panti Asuhan pamardi putra kabupaten demak. 48

Tabel 01 Karakteristik sampel Karakteristik n % Umur 13 tahun 14 tahun Kelas VII VIII 41 54 47 48 43 57 51 Tabel 02 Tingkat Kepuasan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Tingkat Kepuasan n % Nasi Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur 67 28 67 28,5 29,5 73,7 26,3,5 29,5 73,7 26,3 Tabel 03 Tingkat Kepuasan Pada Makanan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Makanan n % 85 10 89,5 10,5 Tabel 04 Asupan Zat Gizi Makro di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Asupan Zat Gizi n % Lemak 51,6 48,4

Karbohidrat 16 79 16,8 83,2 Tabel 05 Status Gizi di PondokPesantren Nahdlatul Ulum Maros Status Gizi n % Kurus Normal 48,4 51,6 Tingkat Kepuasan Nasi 31 15 Tabel 06 Hubungan Tingkat Kepuasan dan Status Gizi di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Status gizi Total Kurus Normal n % 36 13 67 28,5 29,5 Lauk Hewani 35 11 35 14 73,7 26,3 Lauk Nabati 34 12 33 16,5 29,5 Sayur 33 13 37 12 73,7 26,3 Tabel 07 Hubungan Tingkat Kepuasan Makanan dan Status Gizi di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Makanan Status gizi Total Kurus Normal n % 39 85 89,5 7 3 15 10, 50

Tabel 08 Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Protein Lemak Karbohidrat Zat Gizi Makro Status gizi Total Kurus Normal n % - 22 24 9 37-27 22 7 42 95-16 79 100-51,6 48,4 16,8 83,2 51