MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 109 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PIAGAM AUDIT INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERNAL

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahra

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I P E N D A H U L U A N

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

INTERNAL AUDIT CHARTER

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR $ TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertegas komitmen Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk lebih meningkatkan fungsi Pengawasan di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang dilakukan oleh Inspektorat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tetang Organisasi dan Tata Keija Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; b. bahwa agar peran dan kedudukan Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang salah satunya untuk memastikan Pengelolaan Keuangan Negara di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilakukan secara sehat, serta sejalan dengan best practice management yang digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam menentukan kriteria evaluasi efektifitas pengendalian internal di Kementerian/Lembaga, maka perlu ditetapkan pedoman dan tata cara Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam menjalankan tugas pengawasan internal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Piagam Pengawasan Internal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat Menetapkan KESATU KEDUA 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Negara dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008^ Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463); MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI. : Piagam Pengawasan Internal (internal audit charter) merupakan dokumen formal.yang menegaskan komitmen Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap pentingnya fungsi pengawasan internal atas penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. : Piagam Pengawasan Internal sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, terdiri dari: a. Piagam Pengawasan Internal yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dan disahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,

- 3 - KETIGA KEEMPAT sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini; dan b. penjelasan Piagam Pengawasan Internal APIP yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal, diketahui oleh Sekretaris Jenderal dan para Pejabat Eselon I, serta disahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini. Piagam Pengawasan Internal sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua menjadi acuan bagi para auditor, pimpinan unit keija dan pejabat terkait dalam mendukung peran Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan audit sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan akan diperbaiki dan diubah sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal I $ MENTERI DESA, SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth: 1. Menteri Keuangan; 2. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Kepala BPKP; dan 4. Para Pejabat Eselon I dan Eselon II di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

- 4-1. 2. 3. 4. LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG MENTERI PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Pengawasan Internal adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurence activities) dan konsultasi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini membantu organisasi (auditi) mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektifitas dari proses manajemen resiko, kontrol (pengendalian) dan tata kelola (sektor publik). Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang dibentuk dengan tugas melaksanaan Pengawasan Internal dilingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh informasi, catatan, dokumen, aset dan personil pada instansi/unit kerja/ satuan keija di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan internal serta kewenangan lain sebagaimana tercantum dalam lampiran piagam ini. Dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, menyatakan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara Lingkungan Pengendalian yang baik melalui: a. penegakan integritas dan nilai etika; b. komitmen terhadap kompetensi; c. kepemimpinan yang kondusif; d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber, daya manusia; g. mewujudkan peran APIP yang efektif; dan h. hubungan keija yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait. Inspektur Jenderal, Menteri Desa, Peirtni / / cm, dan Transmigrasi ANDJOJ1 W

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR?3 TAHUN 2016 TENTANG MENTERI PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL APIP 1. PENDAHULUAN a. Piagam Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) merupakan dokumen formal yang menyatakan tujuan, wewenang, dan tanggung jawab kegiatan Pengawasan Internal oleh APIP. b. Piagam Pengawasan Internal merupakan penegasan komitmen dari para" pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap arti pentingnya fungsi Pengawasan Internal atas penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. c. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan internal di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian, Inspektorat/Unit Pengawasan Internal pada Kementerian Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah, Inspektorat/Unit Pengawasan Internal pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Unit Pengawasan Internal pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. KEDUDUKAN DAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI a. Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan unit kerja yang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. b. Struktur dan kedudukan Unit APIP adalah sebagai berikut: 1) Struktur organisasi APIP harus dibentuk sesuai kebutuhan untuk melaksanakan beban keija. 2) Unit APIP dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal sebagai Kepala Unit APIP. 3) Kepala Unit APIP diangkat dan diberhentikan oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan dan pemberhentian PNS. 4) Kepala Unit APIP bertanggungjawab kepada Menteri. 5) Auditor yang duduk dalam Unit APIP bertanggung jawab secara penuh kepada Kepala Unit APIP.

- 6-3. VISI DAN MISI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI a. Visi Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi adalah menjadi unit pengawasan internal yang profesional dan berintegritas dalam rangka mendukung terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi. b. Misi Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah: 1) Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Lingkup Kerja Inspektorat I s.d. V; 2) Meningkatkan kinerja aparatur pengawasan dalam mendukung reformasi birokrasi; 3) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi serta pembinaan kepada seluruh unsur di Lingkungan Inspektorat Jenderal. 4. TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya Inspektorat Jenderal mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; b. pelaksanaan pengawasan internal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap kineija dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal, dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 5. KEWENANGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Untuk dapat memenuhi tujuan dan lingkup pengawasan internal secara memadai Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memiliki kewenangan untuk: a. mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan internal; b. melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja yang menjadi obyek pengawasan internal dan pegawai lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pengawasan internal; c. memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan dan melakukan konsultansi dengan Menteri dan berkoordinasi dengan pimpinan lainnya;

- 7-6. d. melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal; e. mengalokasikan sumber daya Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta menetapkan frekuensi, objek, dan lingkup pengawasan internal; f. menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan pengawasan internal; dan g. meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang diperlukan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan internal. TANGGUNG JAWAB INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Dalam penyelenggaraan fungsi pengawasan internal, Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bertanggung jawab untuk: a. Secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme auditor, kualitas proses pengawasan internal, dan kualitas hasil pengawasan internal dengan mengacu kepada Standar Audit yang berlaku; b. Menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan Program Kerja Pengawasan Internal Tahunan yang peduli risiko, khususnya dalam hal penentuan skala prioritas dan sasaran pengawasan internal dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya pengawasan, termasuk mengidentifikasi dan memutakhirkan data semua unit kerja yang dapat diawasi (audit universe) serta data/dokumen yang diperlukan; c. Menjamin kecukupan dan ketersediaan sumber daya sehingga dapat menyelenggarakan fungsi pengawasan internal secara optimal; d. Melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal; dan e. Menyampaikan laporan hasil pengawasan internal dan laporan berkala aktivitas pelaksanaan fungsi pengawasan internal kepada Menteri Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. TUJUAN, SASARAN, DAN LINGKUP PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Tujuan penyelenggaraan pengawasan internal oleh Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah untuk memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan dan sasaran, yaitu: a. mendorong peningkatan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi; b. mendorong peningkatan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; c. mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan d. meningkatkan kualitas (kemampuan, pengetahuan dan profesionalisme) sumber daya manusia yang baik di lingkungan Inspektorat Jenderal. Sasaran strategis yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah: 1) Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 2) Meningkatnya kineija aparatur pengawasan dalam rangka mendukung reformasi birokrasi.

- 8 - Untuk dapat mencapai tujuan dan fungsi pengawasan internal tersebut di atas, maka lingkup pengawasan internal Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi paling kurang meliputi: 1) Audit dengan tujuan tertentu termasuk audit ketaatan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah sesuai ketentuan. 2) Audit kinerja atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 3) Reviu atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi seperti reviu RKA- K/L, reviu atas laporan keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan reviu atas laporan kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; 4) Evaluasi atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, seperti evaluasi atas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan evaluasi atas penggunaan Dana Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan. 5) Pemantauan dan aktivitas pengawasan internal lainnya yang berupa asistensi, sosialisasi, dan konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 8. KODE ETIK DAN STANDAR PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA Piagam Pengawasan Internal mensyaratkan bahwa Auditor dalam melaksanakan pekerjaannya harus senantiasa mengacu pada Standar Pengawasan internal Pemerintah Indonesia dan Kode Etik yang dikeluarkan oleh organisasi profesi (AAIPI). 9. PERSYARATAN AUDITOR YANG DUDUK DALAM UNIT APIP; Persyaratan auditor yang duduk dalam Unit APIP paling kurang meliputi: a. memenuhi sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor dan/atau sertifikasi lain di bidang pengawasan internal pemerintah serta persyaratan teknis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan; b. memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya, serta mengemban amanah dalam menjamin kualitas pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik; c. memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya; d. Wajib mematuhi Kode Etik dan Standar Pengawasan Internal Pemerintah Indonesia; e. wajib menjaga kerahasiaan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan; f. memahami prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik, pengendalian internal pemerintah, dan manajemen risiko; dan g. bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesionalismenya secara terus-menerus.

- 9-10. LARANGAN PERANGKAPAN TUGAS DAN JABATAN AUDITOR; a. auditor tidak boleh terlibat langsung melaksanakan operasional kegiatan yang diaudit, atau terlibat dalam kegiatan lain yang dapat mengganggu penilaian independensi dan obyektivitas auditor; dan b. Auditor tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat struktural. 11. HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pengawasan internal, Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi perlu menjalin keijasama dan koordinasi dengan Auditi, APIP lainnya, Aparat Penegak Hukum (APH), dan pihak terkait lainnya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku, serta aparat pengawasan eksternal pemerintah HUBUNGAN ANTARA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN AUDITI 1. Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan internal, maka hubungan antara Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan auditi adalah hubungan kemitraan antara auditor dan auditi atau antara konsultan dengan penerima jasa. 2. Dalam setiap penugasan (baik penugasan assurance maupun Consulting), auditi harus memberikan dan menyajikan informasi yang relevan dengan ruang lingkup penugasan. 3. Auditi harus menindaklanjuti setiap rekomendasi pengawasan internal yang diberikan oleh Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan melaporkan tindak lanjut beserta status atas setiap rekomendasi pengawasan internal kepada Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dengan prosedur yang berlaku. HUBUNGAN ANTARA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI DENGAN APIP LAINNYA, APARAT PENEGAK HUKUM (APH), DAN PIHAK TERKAIT LAINNYA SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi wajib menggunakan kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang pengawasan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dalam menentukan arah kebijakan dan program pengawasan internal Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 2. Berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang guna menyamakan persepsi mengenai kebijakan pengawasan nasional, sinergi pengawasan nasional, dan mengurangi tumpang tindih pelaksanaan pengawasan. 3. Koordinasi pelaporan, baik yang bersifat laporan periodik maupun laporan hasil pengawasan.

- 10 - HUBUNGAN ANTARA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN APARAT PENGAWASAN EKSTERNAL PEMERINTAH 1. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menjadi mitra pendamping bagi aparat pengawasan eksternal pemerintah selama pelaksanaan penugasan, baik sebagai media data/informasi maupun sebagai mitra auditi pada saat pembahasan simpulan hasil pengawasan. 2. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dapat berkoordinasi dengan aparat pengawasan eksternal pemerintah untuk mengurangi duplikasi dengan lingkup penugasan Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 3. Tindak lanjut dan status atas setiap rekomendasi pengawasan yang disampaikan aparat pengawasan eksternal pemerintah merupakan bahan pengawasan bagi Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap penyelenggaran tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 4. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada BPK-RI sebagaimana diwajibkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan BPKP sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). HUBUNGAN ANTARA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) 1. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menjadi mitra keija bagi instansi pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka membangun dan meningkatkan pengendalian intern pemerintah yang meliputi: a. penerapan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; b. sosialisasi SPIP; c. pendidikan dan pelatihan SPIP; d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan e. peningkatan kompetensi auditor APIP. 2. Inspektorat Jenderal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi harus menggunakan peraturanperaturan di bidang Jabatan Fungsional Auditor yang dikeluarkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor. 12. PENILAIAN BERKALA 1) Pimpinan APIP secara berkala harus menilai apakah tujuan, wewenang, dan tanggung jawab yang didefinisikan dalam Piagam Pengawasan ini tetap memadai dalam kegiatan Pengawasan Internal sehingga dapat mencapai tujuannya. 2) Hasil penilaian secara berkala harus dikomunikasikan kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi.

-11-13. PENUTUP Piagam Pengawasan Internal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila diperlukan maka akan dilakukan perubahan dan/atau penyempurnaan guna menjamin keselarasan dengan praktik-praktik terbaik di bidang pengawasan, perubahan lingkungan organisasi, dan perkembangan praktik-praktik penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah. Mengetahui: Sekretaris Jenderal, Disusun oleh: Inspektur Jenderal, Para Pejabat Eselon I 1. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 2. Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan 3. Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu 4. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 5. Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi 6. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi 7. Kepala Badan Penelitian dan --------- Pengembangan, Pendidikan dan 7 Pelatihan, dan Informasi