BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan baru yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah nasional yang sedang dihadapi oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi (Saud & Alrifi, 2012). Konsumen semakin mahir dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah kualitas sumber daya manusia. As ad (2004) mengatakan

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha untuk dapat memberikan suatu nilai lebih pada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013).

Resiliensi Seorang Wanita Dalam Menghentikan Perilaku Merokok dan Minum Alkohol HELEN YOHANA SIRAIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diri (Sunarto, 2004). Hal ini disebabkan karena dunia kerja sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama dari organisasi,

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

1. Produk yang Sudah Ada Produk yang sudah beredar di pasaran dapat dijadikan sumber gagasan untuk berusaha usaha dengan jalan meniru produk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini memberi dampak yang luar biasa pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran di Indonesia. Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki kinerja yang optimal. Tugas dari manajemen sumber

1. PENDAHULUAN. Gambaran resiliensi dan kemampuan...dian Rahmawati, FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan keinginan yang tinggi untuk berbagi dan berkorban bagi organisasi.

Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Mahasiswa Perantau

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

III. METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : Gaya kepemimpinan demokratis, iklim organisasi, kualitas kehidupan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan

PENDAHULUAN. Saat ini begitu banyak peminat olah raga sepak bola, olah. raga sepak bola diminati oleh berbagai macam kalangan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan baru yang terbentuk. Terkhusus perusahaan yang memfokuskan pergerakannya di bidang produksi suatu barang dan jasa. Hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk lebih bersaing agar dapat mempertahankan eksistensinya di dunia pasar, salah satunya adalah dengan membangun sumber daya manusia yang terdidik, dimana pihak pimpinan perusahaan berharap bahwa perusahaan mereka mampu berkiprah secara lokal maupun global(hutahean, 2005). Selanjutnya, setiap perusahaan dituntut untuk dapat memahami pasar, dalam hal ini adalah keinginan konsumennya. Serta memahami perubahan lingkungannya agar dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Menghadapihalini, perusahaan dituntut untuk memiliki usaha yang keras agar mampu untuk bersaing dengan perusahaan lainnya (Hutahean, 2005). Organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang baik akan menjadikan organisasi mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). Salah satu cara yang harus digunakan oleh perusahaan agar tetap bertahan dibidang pemasaran adalah mencptakan perilaku inovatif dari sumber daya manusia. Dengan adanya perilaku inovatif, sumber daya manusia 1

yang ada dalam organisasi akan dapat merespon tantangan, dapat bertahan dan lebih mudah berkembang (Van den Ven, 1986; Carmelli, Meitar, & Weisberg, 2006). Hal ini mengacu pada pemunculan, pengenalan dan penerapan dari sesuatu yang baru dan menguntungkan bagi organisasi tersebut melalui sumber daya manusia. Hal tersebut dikatakan sebagai peilaku inovatif (Kleysen & Street, 2001). Pada saat ini tuntutan bagi organisasi untuk lebih inovatif dibandingkan organisasi lain semakin lebih besar agar tetap menjadi organisasi yang dapat berkompetisi dan bertahan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumennya. Organisasi yang inovatif akan lebih mudah menanggapi tantangan lingkungannya dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan organisasi yang kurang inovatif (Damanpour & Gopalakrishnan, 2008). Pentingnya inovatif bagi sumber daya manusia dalam sebuah organisasi sejalan dengan keberhasilan dan kesuksesan mereka dalam organisasi tersebut. Inovatif mengarah pada keharusan untuk dapat menganalisis peluang, bertindak efektif dalam memikirkan hal-hal yang perlu bagi organisasi dan pekerjaan mereka (Ramdany, 2014) Getz dan Robinson (2008) menemukan bahwa hampir 80 % ide inovatif muncul dari dalam diri individu. Sementara 20 % inovatif muncul dari bantuan organisasi. Sebagai contoh, Konsumen melakukan keputusan 2

pembelian dan mengkonsumsi sebuah produk bukan hanya karena nilai fungsi awal dari suatu produk, tetapi juga karena nilai sosialnya atau penawaran dari pihak penjual. Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu- individu yang berbeda. Individu adalah konsumen yang potensial untuk membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh perusahaan atau ditemukan dipasar. Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau diinginkan. Konsumen memutuskan melakukan pembelian karna keinginan mereka sendiri. Pasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada konsumen harus dapat menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian, mengetahui persepsi konsumen dalam menilai sesuatu yang berpengaruh dalam keputusan pembelian sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen, Namun terkadang tak sesuai dengan harapan, penjual terkadang memerlukan teknik-teknik baru yang lebih baik agar meampu memahami apa yang diinginkan oleh konsumen dan memiliki strategi baru untuk daat memahami apa yang pasar inginkan (Geodnadhi, 2011). Pentingnya perilaku inovatif dalam suatu perusahaan membuat perusahaan mulai mempertimbangkan untuk menempatkan inovatif sebagai salah satu visi dan misi yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dipenuhi oleh para karyawannya (Van den Ven, 1986; Carmelli, Meitar, & Weisberg, 2006). Namun pada dasarnya kita harus mengetahui bahwa 3

perilaku inovatif tidak muncul begitu saja, tetapi harus ada faktor-faktor yang mendorong untuk munculkan perilaku inovatif tersebut (Hutahaean, 2005). Menurut Etikariena & Muluk (2014) terdapat beberapa faktor yang dapat memunculkan perilaku inovatif, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Beberapa bentuk faktor eksternal, yaitu kepemimpinan, dukungan untuk berinovasi, tuntutan dalam pekerjaan, dan iklim psikologis. Sedangkan beberapa bentuk faktor internal, yaitu tipe kepribadian dan gaya individu dalam memecahkan masalah. Ketika karyawan tidak mampu menyelesaikan masalah dan memecahkan masalah mereka, maka karyawan akan cenderung melemah. Sebaliknya ketika karyawan menganggap mereka mampu dan dapat menyelesaikan masalah mereka dengan baik maka kepercayaan pun akan terbangun dan mereka dapat bekerja sesuai dengan tugas yang harus mereka lakukan dengan baik (Robbins, 2006). Karakteristik yang penuh tanggung jawab dan memiliki pengawasan dari atasanmenjadikan karyawan banyak menghadapi risiko ketidakpastian yang berhubungan dengan tanggung jawab pekerjaannya. Pada umumnya tantangan yang ada berupa pemasaran produk yang kurang maksimal, perubahan teknologi, penyusutan tenaga kerja, kelelahan fisik dan emosi karena stress. Oleh karena itu resiliensi menjadi faktor yang sangat diperlukan yang dapat mengubah ancaman-ancaman tersebut menjadi kesempatan untuk tumbuh, berkembang dan meningkatkan 4

kemampuan untuk beradaptasi demi perubahan yang lebih baik dan demi keberlangsungan pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya (Larson and Luthans, 2006). Kemampuan untuk melanjutkan pekerjaan setelah gagal dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaan harus dilakukan dan di lanjutkan oleh setiap karyawan agar mampu bersaing kembali hal tersebut menggambarkan adanya kemampuan tertentu pada individu yang dikenal dengan istilah resiliensi (Tugade & Fredrikson, 2004). Reivich & Shatte (dalam Widuri 2012) menambahkan bahwa resiliensi merupakan proses merespon sesuatu dengan cara yang sehat dan produktif ketika berhadapan dengan masalah atau kesulitan, terutama untuk mengendalikan tekanan hidup sehari-hari. Resiliensi memiliki 7 aspek yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, optimis, kontrol terhadap masalah, empati, efikasi diri dan pencapaian. Regulasi emosi menggambarkan kemampuan individu untuk mengatur emosi sehingga tetap tenang meskipun berada dalam situasi di bawah tekanan. Kontrol impuls menggambarkan kemampuan individu untuk mengendalikan impuls atau dorongan-dorongan dalam dirinya, kemampuan mengontrol impuls akan membawa kepada kemampuan berpikir yang jernih dan akurat. Optimis menggambarkan kepercayaan bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik. Kontrol terhadap impuls menggambarkan Kemampuan menganalisis masalah pada diri individu dapat dilihat dari bagaimana individu 5

dapat mengidentifikasikan secara akurat sebab-sebab dari permasalahan yang menimpanya. Empati menggambarkan kemampuan individu untuk bisa membaca dan merasakan bagaimana perasaan dan emosi orang lain. Efikasi diri menggambarkan kepercayaan individu bahwa individu mampu untuk mengatasi segala permasalahan disertai keyakinan akan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Serta pencapaian menggambarkan kemampuan individu untuk meningkatkan aspek-aspek yang positif dalam kehidupannya yang mencakup pula keberanian seseorang untuk mengatasi segala ketakutan-ketakutan yang mengancam dalam kehidupannya Reivich & Shatte (dalam Widuri 2012). Menurut London & Mone (dalam Apriawal 2012), individu-individu yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap situasi yang terus berubah, bahkan pada saat lingkungannya sangat kacau atau terganggu, disebut sebagai individu yang memiliki resiliensi dalam dalam pekerjaan mereka. Mampu menumbuhkan pemikiran-pemikiran baru dalam memasarkan produk agar semakin di minati konsumen demi keberlangsungan dan kemajuan dari perusahaan/organisasi sehingga dapat bersaing kembali dalam pasar. Rickwood (dalam Apriawal 2012) selanjutnya mengemukakan bahwa resiliensi secara mendasar merupakan sistem keyakinan (belief system) yang dimiliki oleh seseorang. Meningkatkan resiliensi individu dapat dilakukan 6

dengan mengubah sistem keyakinannya. Keyakinan yang dimaksud adalah ide baru, bahwa akan ada pemikiran yang baru yang harus mereka gunakan. Sistem keyakinan baru yang perlu ditanamkan adalah melakukan perubahan yang bersifat konstan, mengikuti kata hati, memfokuskan diri pada perjalanan atau pertualangan hidup, selalu ingin untuk belajar, dan membangun relasi yang baik dengan konsumen (Rickwood, 2012). Resiliensi merupakan mindset yang mampu untuk meningkatkan seseorang dalam mencari pengalaman baru dan memandang kehidupan sebagai proses yang meningkat. Resiliensi dapat menimbulkan dan memelihara sikap yang positif untuk mengeksplorasi, sehingga seseorang menjadi percaya diri ketika berhubungan dengan orang lain, serta lebih berani mengambil resiko atas tindakannya dan mampu bersaing dalam proses pemasaran produk dan jasa yang di lakukan oleh karyawan. Banyak hal yang bisa dilakukan termasuk didalamnya men gubah sistem pemasaran yang sebelumnya sudah mereka gunakan kepada sistem yang baru (National Association of School Psychologists, 2010). Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa adalah perusahaan X, yang merupakan perusahaan yang menganut prinsip sebagai perusahaan yang senantiasa menyediakan produk berkualitas kepada para konsumen mereka. X memiliki tim bertaraf internasional yang tak terkalahkan dalam bidang riset, invovasi serta profesionalitas, yang meliputi 7

lebih dari 8000 orang karyawan, dimana 35%, diantaranya menyandang gelar master/paska-sarjana atau lebih tinggi.. Pada kenyataannya konsumen dihadapkan pada besarnya (mahalnya) harga produk yang ditawarkan oleh Multi Level Marketing X. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hampir 80% inovatif muncul dari individu (SDM). Oleh karena itu para pemasar diharapkan dapat merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan tuntutan hal tersebut. Banyak organisasi yang akhirnya mempertimbangkan kembali untuk menempatkan inovasi sebagai salah satu visi dan misi yang ingin dan harus dicapai atau kompetensi yang harus di dipenuhi oleh para karyawannya terkhusus kepada karyawan yang berada pada tingkatan multi level marketing yang lebih dekat terhadap konsumen seperti yang terjadi pada organisasi MLM X. Dengan itu, adanya resiliensi bagi individu diharapkan akan menjadi modal yang postif agar dapat menampilkan perilaku inovatif tersebut. Ketika individu tau bahwa mereka gagal dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaannya maka kegagalan yang mereka alami akan berubah menjadi daya lentur (resiliensi), sehingga diharapkan para karyawan mengetahui apa yang diinginkan pasar maupun organisasi mereka, sehingga ketika imdividu diharapkan dapat menampilkan perilaku inovatif mereka, hal tersebut dapat terlaksana dengan baik. 8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah resiliensi memiliki hubungan terhadap perilaku inovatif karyawan multi level marketing X? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan resiliensi terhadapperilaku inovatif karyawan multi level marketing X. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam hal yang terkait dengan resiliensi dan perilaku inovatif. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi danbuktiempiristerkaitdengan hubungan resiliensi terhadap perilaku inovatif sehinggahasilpenelitiandapatmenjadireferensidanpertimbanganbagiorganis asiatauperusahaanuntukmenerapkanhasilpenelitiansecarapraktisbagikepent inganorganisasi. 9

E. Sistematika Penulisan Bab I :Pendahuluan Bab ini berisikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah khususnya mengenai perilaku inovatif dan resiliensi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II :Landasan Teori Bab ini berisikan landasan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Landasan teori ini mencakup teori mengenai perilaku inovatif, seperti definisi, dimensi, faktor yang mempengaruhi perilaku inovatif. Dan juga teori mengenai resiliensi, seperti definisi, dimensi dan faktor yang mempengaruhi resiliesni. Disertai juga dengan dinamika antar kedua variabel penelitian, yaitu resiliensi dengan perilaku inovatif dan hipotesa penelitian. Bab III :Metode Penelitian 10

Bab ini berisikan identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan sampling, alat ukur, metode pengambilan data, dan metode analisis data. Bab IV :Analisa dan Pembahasan Data Bab ini berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil penelitian, hasil analisa tambahan, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V :Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. 11