SNI 7420:2009. Standar Nasional Indonesia. Semangka

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

Susu segar-bagian 1: Sapi

Sosis ikan SNI 7755:2013

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bakso ikan SNI 7266:2014

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Mutu karkas dan daging ayam

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Pupuk kalium klorida

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Air demineral SNI 6241:2015

Terasi udang SNI 2716:2016

Siomay ikan SNI 7756:2013

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Pupuk urea amonium fosfat

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Semen beku Bagian 1: Sapi

Air mineral SNI 3553:2015

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Air mineral alami SNI 6242:2015

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk SP-36 SNI

SNI 6128:2008. Standar Nasional Indonesia. Beras. Badan Standardisasi Nasional

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kulit masohi SNI 7941:2013

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Jahe untuk bahan baku obat

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk amonium sulfat

Bambu lamina penggunaan umum

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Buah belimbing manis segar Dewan Standardisasi Nasional - DSN

Semen portland komposit

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pupuk amonium klorida

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk dolomit SNI

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Biji mete kupas (cashew kernels)

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Kayu lapis Istilah dan definisi

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Semangka ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Ketentuan mengenai mutu...3 5 Ketentuan mengenai ukuran...4 6 Ketentuan mengenai toleransi...4 7 Ketentuan mengenai penampilan...5 8 Penandaan dan pelabelan...5 9 Kontaminan...6 10 Higienis...6 11 Metode pengambilan contoh...6 12 Metode pengujian...6 Lampiran A (normatif) Batas maksimum logam berat pada buah...7 Bibliografi...8 Tabel 1 - Kode ukuran berdasarkan bobot... 4 Tabel A.1 - Batas maksimum logam berat pada buah... 7 i

Prakata Semangka (Citrulus lanatus thunb) merupakan buah yang mempunyai nilai komersial di Indonesia, dan memiliki pangsa pasar yang luas mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas semangka sudah dikonsumsi masyarakat secara luas dan memiliki daya saing. Dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut maka buah semangka yang dihasilkan harus dapat memenuhi standar pasar dalam negeri maupun pasar internasional dan diterima secara luas oleh konsumen. Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 11 Desember 2007 yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis. Standar Nasional Indonesia (SNI) ini disusun dengan harapan buah semangka Indonesia memiliki standar yang dapat diterima pasar internasional. Standar ini juga telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 7 April 2008 sampai dengan 7 Juni 2008, namun untuk mencapai kuorum diperpanjang sampai dengan tanggal 7 Juli 2008 dan langsung disetujui menjadi RASNI. ii

Semangka 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah semangka (Citrulus lanatus thunb.). Standar ini berlaku untuk varietas komersial semangka dari famili Cucurbitaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Semangka untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. 2 Acuan normatif SNI 7313:2008, Batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian. CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 and 2008, Codex general standard for the labelling of prepackaged food. CODEX STAN 228-2001, General methods of analysis for contaminants. CAC/GL 21-1997, Principles for the establishment and application of microbiological criteria for food. CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling. CAC/RCP 1-1969, Rev.4-2003, Recommended international code of practice general principles of food hygiene. CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international code of practice for packaging and transport of tropical fresh fruit and vegetables. CAC/RCP 53-2003, Code of hygienic practice for fresh friuts and vegetables. OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality of fruits and vegetables and dry and dried produce. Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, 2006. 3 Istilah dan definisi 3.1 utuh buah sempurna tidak cacat dan tidak retak yang mempengaruhi penampilan umum 3.2 cacat kerusakan fisik pada buah 3.3 cacat sangat kecil kerusakan fisik pada buah yang sangat sedikit sehingga tidak mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 1 dari 8

3.4 cacat kecil sedikit kerusakan fisik pada buah yang sedikit mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 3.5 tampilan segar keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air 3.6 padat atau firm buah tidak memar akibat benturan 3.7 layak konsumsi buah tidak busuk atau rusak 3.8 bersih buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya 3.9 bebas dari hama dan penyakit buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 3.10 bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang ekstrim buah bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang mencolok dalam penyimpanan 3.11 bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal buah bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah 3.12 bebas dari aroma dan rasa asing buah bebas dari aroma dan rasa asing selain khas semangka 3.13 pengkelasan penggolongan buah berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan 3.14 kode ukuran penggolongan buah berdasarkan bobot buah 3.15 tingkat kematangan kondisi perkembangan fisiologis buah 2 dari 8

4 Ketentuan mengenai mutu 4.1 Ketentuan minimum 4.1.1 Untuk semua kelas buah, ketentuan minimum yang harus dipenuhi antara lain adalah - utuh; - padat (firm); - penampilan segar memiliki bentuk, warna dan rasa sesuai dengan karakteristik varietas; - layak dikonsumsi; - bersih; - bebas dari hama dan penyakit; - bebas dari kerusakan akibat temperatur rendah dan atau tinggi; - bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin; - bebas dari aroma dan rasa asing; - mencapai tingkat kematangan yang cukup; - apabila terdapat tangkai buah tidak boleh lebih dari 5 cm. 4.1.2 Buah semangka harus dipanen dengan hati-hati dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria ciri varietas dan atau jenis komersial dan lingkungan tumbuhnya. Perkembangan dan kondisi buah semangka pada saat panen harus dapat: - mendukung penanganan dan pengangkutan, - sampai tujuan dalam kondisi yang diinginkan. 4.1.3 Persyaratan kematangan Padatan terlarut total daging buah minimum 8 Brix. 4.2 Klasifikasi Semangka digolongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu sebagai berikut: - kelas super; - kelas A; - kelas B. 4.2.1 Kelas super Semangka berkualitas paling baik (super) yaitu bebas dari cacat kecuali cacat sangat kecil pada permukaan. 4.2.2 Kelas A Semangka berkualitas baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai berikut: - sedikit penyimpangan pada bentuk; - cacat sedikit pada kulit seperti lecet, tergores atau kerusakan mekanis lainnya; - cacat tersebut tidak mempengaruhi isi buah. total area yang cacat tidak lebih dari 10 % dari luas total seluruh permukaan buah. 3 dari 8

4.2.3 Kelas B Semangka berkualitas baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai berikut: - penyimpangan pada bentuk; - cacat sedikit pada kulit seperti lecet, tergores atau kerusakan mekanis lainnya; - cacat tersebut tidak mempengaruhi isi buah. total area yang cacat tidak lebih dari 15 % dari luas total seluruh permukaan buah; 5 Ketentuan mengenai ukuran Kode ukuran ditentukan berdasarkan bobot per buah, dengan bobot minimum 500 gram, seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1 - Kode ukuran berdasarkan bobot Bobot Kode ukuran (gram) 1 > 6000 2 4501-6000 3 3501-4500 4 2501-3500 5 1501-2500 6 500 1500 6 Ketentuan mengenai toleransi 6.1 Toleransi mutu 6.1.1 Kelas super Batas toleransi mutu kelas super yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 5 % dari jumlah atau bobot semangka tetapi masih termasuk dalam kelas A. 6.1.2 Kelas A Batas toleransi mutu kelas A yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau bobot semangka tetapi masih masuk kelas B. 6.1.3 Kelas B Batas toleransi mutu kelas B yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu maksimum 10 % dari jumlah atau bobot semangka tapi masih memenuhi ketentuan minimum. 6.2 Toleransi ukuran Untuk kelas super 5 % dan untuk kelas A dan kelas B adalah 10 %, berdasarkan jumlah atau bobot yang dicatumkan, tetapi tidak lebih dari 1 kg lebih tinggi atau lebih rendah dari kisaran yang ditentukan. 4 dari 8

7 Ketentuan mengenai penampilan 7.1 Keseragaman Isi setiap kemasan semangka harus seragam dan berasal dari kawasan, kelas mutu dan ukuran yang sama. Semangka yang tampak dari kemasan atau yang curah harus mencerminkan keseluruhan isi. 7.2 Pengemasan Semangka harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Semangka dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasi internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah dan sayuran segar (CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004). Kemasan harus memenuhi syarat mutu, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma asing. 8 Penandaan dan pelabelan 8.1 Kemasan konsumen Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 and 2008. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama buah dan ditulis sebagai nama varietas. 8.2 Kemasan bukan eceran Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman barang. Untuk buah yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai buah. Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan: - nama dan varietas buah; - nama dan alamat perusahaan eksportir, pengemas dan atau pengumpul; - asal buah; - kelas; - ukuran (kode ukuran atau kisaran bobot dalam gram); - jumlah buah. 5 dari 8

9 Kontaminan 9.1 Cemaran logam berat Semangka harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum cemaran logam berat sesuai dengan Lampiran A. 9.2 Residu pestisida Semangka harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum residu pestisida sesuai dengan SNI 7313:2008. 10 Higienis 10.1 Semangka dianjurkan untuk memenuhi syarat higienis sesuai dengan prinsip dasar higienis makanan (CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003, CAC/RCP 53-2003) atau ketentuan lainnya yang relevan. 10.2 Semangka harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai dengan ketentuan standar mikrobiologi untuk makanan (CAC/GL 21-1997) atau ketentuan lainnya yang relevan. 11 Metode pengambilan contoh 11.1 Uji organoleptik Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai CAC/GL 50-2004. 11.2 Uji residu pestisida Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. 11.3 Uji cemaran logam berat Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai CAC/GL 50-2004. 12 Metode pengujian 12.1 Uji organoleptik Pengujian organoleptik dalam ketentuan ini harus sesuai dengan pedoman pengujian organoleptik pada buah (OECD, 2005). 12.2 Uji residu pestisida Pengujian residu pestisida dalam ketentuan ini harus sesuai dengan pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. 12.3 Uji cemaran logam berat Pengujian cemaran logam berat dalam ketentuan ini harus sesuai dengan CODEX STAN 228-2001. 6 dari 8

Lampiran A (normatif) Batas maksimum logam berat pada buah Tabel A.1 - Batas maksimum logam berat pada buah No Jenis logam berat Batas maksimum (mg/kg) 1 Arsen (As) 0,25 2 Kadmium (Cd) 0,2 3 Merkuri (Hg) 0,03 4 Timbal (Pb) 0,5 5 Timah (Sn) 40 7 dari 8

Bibliografi Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/VII/1989 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan. RSNI4 7387:2008, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. 8 dari 8

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id