PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA BON BON SANTAN SONJAY DI KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN AKUNTANSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI KEUANGAN PADA PELAKU USAHA MIKRO,KECIL dan MENENGAH (UMKM) DI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembinaan Kelompok UPPKS Ibu Berkarya di Kabupaten Serdang Bedagai. Izwar lubis (Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu Negara sangat ditunjang oleh berkembangnya usaha

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar jumlah penduduk Indonesia yang rata-rata berpendidikan rendah

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, salah satunya bidang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah usaha yang ada di negara tersebut, mencerminkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IBM HOME INDUSTRI BERBAHAN DASAR THERMO PLASTICS RUBBER (TPR)

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di berbagai banyak Negara di dunia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kunci bangsa indonesia keluar dari krisis. UKM banyak yang tidak

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pembuatan Tas Erwin di Desa Jitengan Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

Transkripsi:

Jurnal Pembangunan Perkotaan Volume 6, Nomor 1, Januari Juni 2018 p-issn 2338-6754 e-issn 2581-1304 http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/jpp PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA BON BON SANTAN SONJAY DI KOTA MEDAN Deo Demonta Panggabean 1*, Adek Cerah Kurnia Azis 2, Dedy Husrizal Syah 3 1*) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, 2) Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 3) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar pasar V Kotak Pos No. 1589 Medan 20221 Penulis Korespodensi : deo.panggabean@unimed.ac.id Abstrak Usaha rumah tangga Bon-Bon Santan Sonjay (permen) milik Ibu Sujarwati telah berdiri sekitar 7 tahun. Namun usaha tersebut kurang berkembang. Berdasarkan observasi yang dilakukan tim penulis sebelum melaksanakan pendampingan ditemukan bahwa faktor yang menjadi penghambat berkembangnya usaha ini antara lain,kemasan produk yang tidak menarik, produk tidak memiliki sertifikat halal, pemasaran dilakukan secara tradisional dan pencatatan transaksi keuangan yang tidak baik. Produk bonbon santan yang dihasilkan tidak mampu bersaing dengan produk sejenis yang dipasarkan secara modern di supermarket dan melalui online, sehingga hanya dipasarkan di warungwarung sekitar desa dan pasar tradisional dikarenakan produk yang belum standar. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi mitra, maka pada program pengabdian kepada masyarakat ini telah dilakukan standarisasi dan pendampingan sertifikasi halal produk ke LPPOM MUI SUMUT, pembuatan desain kemasan yang menarik, pelatihan pembukuan dan pemasaran secara online. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan kegiatan pengabdian ini adalah metode pendidikan, sosialisasi, pendampingan sertifikasi halal produk, pelatihan pembukuan dan manajemen usaha, pelatihan pemasaran secara online. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain : 1) Desain Kemasan yang standar, 2) Sertifikat Halal dari LPPOM MUI Sumut, 3) Laporan Keuangan, 4) Akun Toko Online. Kata Kunci : Pendampingan, Desain Kemasan, Sertifikasi Halal, Laporan Keuangan, Pemasaran online, Pendahuluan Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi di pedesaan, pemerataan tenaga kerja, dan lain-lain. Hal ini karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. UKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Sementara Usaha besar satu per satu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Dengan bukti ini, jelas bahwa Peran UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dapat diperhitungkan. (Departemen Koperasi, 2008). Selain itu di tahun 2008 juga tercatat bahwa UKM menunjukkan peningkatan besaran Produk Domestik Bruto pada tahun 2008 mencapai nilai Rp.1.013,5 Triliun (56,7%dari PDB), dengan jumlah UKM mencapai 42,4 juta (Setyawan, 2009). Dari hasil penelitian kemenkeu menunjukkan bahwa potensi Usaha Kecil Menengah cukup besar dan ini dapat terindikasi dari kontribusi sektor UKM terhadap PDB nasional. Pada tahun 2009, PDB nasional atas harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp.2.088,29 trilyun, UKM menyumbang kontribusi sekitar Rp.532,26 trilyun atau 37,83% (tidak termasuk PDB Usaha Mikro), sedangkan PDB Usaha Besar tercatat sebesar Rp.873,57 trilyun 40

(62,17%). Angka ini cenderung tetap dari tahun 2006 sampai dengan 2009. Jika memasukkan kategori Usaha Mikro, maka kontribusi keseluruhan UMKM dapat mencapai Rp.1.214.73 trilyun atau mencapai 58,17% total PDB nasional (Kemenkeu, 2011). UKM perlu mendapat perhatian khususnya dari Pemerintah dikarenakan UKM tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian angkatan kerja namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan. Selain itu, usaha kecil juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga, juga berfungsi sebagai strategi dalam mempertahankan hidup (survival strategy) di tengah krisis ekonomi masyarakat. UKM ini tidak akan terlepas dari peranan para pengusaha (entrepreneur) yang bergerak di dalamnya. Para pengusaha ini yang akan memunculkan, mempertahankan dan juga mengembangkannya. Dengan banyaknya entrepreneur, dua indikator penting di dalam suatu negara maju dan makmur akan terpenuhi, yaitu rendahnya angka pengangguran dan tingginya devisa yang terutama dari hasil barang-barang ekspor yang dihasilkan. (Astamoen, 2008). Kenyataannya Pemerintah belum terlihat memprioritaskan sektor ini, Pemerintah lebih cendrung menaruh perhatian pada sektor dengan skala besar, seperti perkebunan,pertambangan, perbankan. Sehingga para pelaku UMKM cenderung lebih dinomorduakan, dan dampaknya cukup jelas dirasakan bahwa para pelaku UMKM cukup banyak menghadapi kendala dalam kegiatannya. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan), aspek keuangan, aspek produksi, dan aspek pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM (Munizu, 2010). Mitra pada kegiatan ini adalah usaha rumah tangga yang dikelola Ibu Sujarwati yang menghasilkan produk berupa bon bon (permen) santan. Usaha ini didirikan tahun 2011 dengan jumlah anggota yang bekerja saat ini sebanyak 10 orang dan penghasilan dari produksi bon bon santan berkisar Rp.8.000.000/bulan. Fasilitas Produksi mitra yakni dapur tempat memasak adonan bonbon santan, ruang pencetakan dan pengemasan bonbon, gudang dan kantor pemasaran bon-bon santan masing-masing berada pada satu bangunan rumah. Dari hasil pengamatan di lokasi produksi mitra, menunjukkan proses produksi yang dilakukan secara manual dengan 3 jenis pembagian tugas untuk karyawannya yaitu memasak, mencetak dan membungkus (pengemasan). Produk permen yang dihasilkan belum standar untuk label kemasan yakni menggunakan desain label yang masih sangat sederhana pada kemasan permen yang sudah siap untuk dipasarkan. Belum terdapat komposisi bahan pembuat permen, masa berlaku, nama usaha dan alamat sehingga belum menunjukkan identitas usaha serta belum memiliki sertifikat halal produk. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengetahuan mitra tentang pentingnya membuat desain label kemasan yang standar untuk menunjukkan komposisi bahan dan identitas produsen yang memproduksi produk. Selain itu pemahaman mitra terkait dengan prosedur untuk mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI rendah. Untuk pemasaran dilakukan terbatas hanya di pasar tradisional pada warung-warung sekitarnya dan menggunakan sistem order oleh distributor dalam kemasan ball. Minimnya pengetahuan mitra tentang alternatif pemasaran secara online menggunakan IT menjadikan usaha mereka bergantung pada distributor yang menampung produk permen yang dihasilkan. Oleh distributor permen di kemas ulang menggunakan label distributor lengkap dengan komposisi dan alamat distributor kemudian dipasarkan pada pasar modern sehingga distributorlah yang dikenal oleh konsumen di pasar-pasar modern dengan keuntungan yang sudah pasti lebih besar dari yang didapatkan mitra. Hal inilah yang menjadi hambatan internal usaha milik Ibu Sujarwati. Selain itu kondisi manajemen laporan keuangan pada usaha mitra ini masih menggunakan manajemen laporan keuangan yang tidak teratur, artinya laporan pembukuan belum tertata dengan rapi dan akurat. Kondisi ini sering terjadi pada UKM karena masih rendahnya pengetahuan tentang praktik akuntansi keuangan (Suhairi, 2004). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wirjono dan Raharjono (2012) yang menyatakan bahwa salah satu masalah yang cukup dominan muncul dalam pengembangan UKM adalah terkait dengan pemahaman mengenai informasi akuntansi. Sebagian besar UKM tidak melakukan pencatatan dengan baik, bahkan tidak ada pencatatan sehingga menimbulkan masalah keuangan yang imbasnya perkembangan UKM menjadi terhambat. Di sisi lain dalam manajemen tugas/pekerjaan sudah terlihat baik yaitu masingmasing karyawan sudah punya tugas/pekerjaan masing-masing. Bila dilihat dari kemampuan produksi dapat disimpulkan bahwa usaha permen santan mitra cukup pontensial untuk dikembangkan. Metode Solusi yang diterapkan kepada mitra untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi mitra antara lain : 1. Solusi untuk desain kemasan yang kurang menarik yaitu diberi pelatihan pembuatan desain kemasan oleh tim pengabdi. 41 Jurnal Pembangunan Perkotaan 6 (1) (2018): 40-45

2. Solusi untuk produk yang belum memiliki serifikat halal yaitu dilakukan sosialisasi dan pendampingan dalam proses produksi dengan memperhatikan bahan-bahan baku yang dipakai, penataan ruang produksi, standar kerja dan melengkapi dokumen persyaratan pengajuan sertifikasi produk hingga memperoleh sertifikat halal dari LPPOM MUI 3. Solusi untuk masalah pengelolaan keuangan dan manajemen usaha yaitu diberikan pendidikan dan pelatihan keuangan berupa penyusunan laporan keuangan dan manajemen usaha. 4. Solusi untuk pemasaran yang tidak efektif yaitu diberikan pelatihan sistem pemasaran menggunakan IT melalui akun toko online Langkah langkah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan Metode Hasil Partisipasi Mitra 1. Melakukan survey untuk mengetahui kondisi usaha mitra 2. Merancang desain kemasan produk 3. Memberikan pelatihan mendesain kemasan 4 Melakukan pendampingan pengajuan sertifikat halal produk 5 Memberikan Pendidikan dan pelatihan penyusunan keuangan manajemen usaha Obervasi langsung ke lokasi mitra dan Tanya jawab Praktik desain Praktik kemasan mendesain Pendampingan, penyuluhan prosedur dan proses pendaftaran halal produk Pendidikan dan pelatihan penyusunan keuangan dan manajemen usaha Profil mitra dan identifikasi permasalahan mitra Alternatif desain label kemasan baru dengan 3 varian rasa permen santan Permen santan memiliki desain yang menarik dan layak untuk di pasarkan di supermarket Diproleh Sertifikat Halal Bon Bon Santan yang dikeluarkan oleh MUI Mampu menyusun keuangan dan memanajemen usaha Menyiapkan data yang diminta tim. Memberikan komentar terhadap desain kemasan Menyediakan foto produk, ikut praktik mendesain kemasan. Mengikuti arahan dari tim dan membentuk tim manajemen halal Aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan penyusunan keuangan manajemen usaha serta bertanya untuk hal yang belum dimengerti 6 Memberikan pendidikan dan pelatihan sistem pemasaran dengan menggunakan IT Pendidikan dan pelatihan Sistem pemasaran dengan menggunakan IT melalui toko online Mitra memiliki akun toko online untuk memasarkan produk di situs BukaLapak.com dan website di Blogger.com Ikut pendidikan dan pelatihan sistem pemasaran online serta bertanya untuk hal yang belum dimengerti. Setelah program pengabdian selesai dilaksanakan, maka komponen yang menjadi hal yang dievaluasi antara lain : 1 Aspek Produksi - Standar pelaksanaan produksi sesuai standar LPPOM MUI - Bahan-bahan yang digunakan - Sikap pekerja dalam proses produksi 2 Aspek Manajemen - Pelaporan Sistem Jaminan Halal (SJ H) setiap 6 bulan - Desain kemasan yang digunakan - Peningkatan pendapatan mitra - Area pemasaran Hasil dan Pembahasan 1. Standarisasi Dalam hal ini bidang standarisasi dimaksudkan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan/pembenahan terhadap kegiatan produksi mulai dari penyedian dan pemilihan bahan-bahan Peningkatan Daya Saing Produk Industri Rumah Tangga Bon Bon Santan Sonjay Di Kota Medan Deo Demonta Panggabean, Adek Cerah Kurnia Azis, Dedy Husrizal Syah 42

baku, penataan ruang produksi, standar kerja karyawan/pekerja, dan prosedur pengajuan serifikasi produk sesuai standar yang ditentukan oleh LPPOM MUI. Hal tersebut merupakan komponen yang menjadi aspek yang dinilai oleh tim auditor LPPOM MUI dalam proses pengurusan sertifikat halal. Tidak hanya bahan baku yang wajib halal tetapi tata ruang produksi mulai dari kebersihannya dan penempatan peralatan dan bahan yang digunakan serta sikap kerja karyawan dalam proses pembuatan produk juga harus baik (terhindar dari hal-hal yang bersifat najis/kotor). Sertifikat halal diperlukan sebagai jaminan kehalalan sebuah produk sehingga baik untuk dikonsumsi oleh semua orang. Tentunya hal ini merupakan kriteria yang menjadi pertimbangan para konsumen. Sehingga produk yang bersertifikat halal akan lebih laku dan diterima di semua pasar sampai ke luar negeri. 2. Desain Kemasan Desain kemasan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah produk karena merupakan hal yang memberikan daya saing bagi produk sejenis di pasar dan memberikan daya tarik terhadap konsumen. Selain itu dengan adanya desain kemasan akan meningkatkan nilai jual sebuah produk. Kemasan bon-bon santan yang digunakan mitra pada produknya masih sangat sederhana. Sehingga perlu dibuat desain menarik yang berisikan nama produk, gambar produk, masa berlaku produk dan logo halal LPPOM MUI. Dengan begitu maka produk dapat di pasarkan di pasar modern seperti alfamart dan indomaret yang wajib menjual 40 % produk lokal. 3. Manajemen dan Pemasaran Manajemen merupakan kemampuan yang harus dimiliki pemilik usaha dalam menjalankan sebuah usaha agar dapat berjalan dengan baik. Seorang manajer juga harus mengerti sistem pemasaran yang efektif agar produk yang dihasilkan dari usahanya tersebut dapat terjual secara maksimal. Sehingga dapat meningkatkan omzet dari usaha. Dalam menjalankan usaha perlu diperhatikan manajemen karyawan dan keuangan. Agar perusahaan mendapat keuntungan diperlukan pengetahuan perhitungan biaya produksi yang secara rinci dapat dimuat dalam pembukuan berupa laporan keuangan. Kesalahan dalam menuliskan pembukuan dapat menyebabkan perusahaan rugi dan tidak berkembang. Hal ini terlihat pada pembukuan mitra yang belum tertata rapi dan akurat. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain berupa desain label kemasan permen santan, sertifikat halal produk dari LPPOM MUI SUMUT, buku kas yang diberikan kepada mitra sebagai tempat pencatatan transaksi (pembukuan), dan akun pada situs jual beli online di situs BukaLapak.com serta web blog. Pada aspek produksi bila dibandingkan dengan desain label kemasan sebelumnya dengan desain label kemasan saat ini dapat dilihat banyak perbedaan. Desain label kemasan sebelumnya hanya mencantumkan nama permen saja, sedangkan desain label kemasan yang baru telah mencantumkan beberapa keterangan produk seperti nama permen, identitas pemilik usaha, komposisi bahan pembuatan permen, jenis varian rasa, dan masa berlaku produk (layak konsumsi). semua informasi ini berguna sebagai informasi verbal tentang produk atau penjualnya (Angipora, 2000). Selain itu dengan desain label kemasan yang baru produk permen santan yang diproduksi mitra dapat bersaing dengan produk sejenis karena tampilannya nyang lebih menarik. Adapun perbedaan desain label kemasan permen santan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Desain lama Desain baru dengan 3 varian rasa Gambar 1. Perbandingan desain label kemasan permen santan Pada aspek manajemen keuangan mitra telah mampu membuat pembukuan yang rapi dan teratur pada buku kas yang telah diberikan kepada mitra dengan format yang mudah dipahami mitra dan dilengkapi petunjuk penggunaan yang khusus dirancang tim pengabdi. Sebelumnya pembukuan yang dilakukan mitra pada 43 Jurnal Pembangunan Perkotaan 6 (1) (2018): 40-45

masing-masing usahanya tidak teratur. Bahkan terkadang tidak dilakukan pencatatan transaksi akibat rendahnya pemahaman mitra tentang cara menyusun laporan keuangan usaha. Mitra merasa sangat terbantu dengan adanya buku kas sederhana yang diberikan kepada mereka karena mudah untuk digunakan. Adapun kegiatan pendampingan dan praktik pembukuan buku kas yang telah dilakukan pada kegiatan ini seperti pada gambar di bawah ini. (a) (b) Gambar 2. (a) Praktik Pembukuan Pada Buku Kas, (b) Buku Kas Untuk sistem pemasaran produk permen santan (bon -bon) mitra telah memiliki alternatif pemasaran secara online dari hasil praktik pembuatan akun toko online di situs BukaLapak (https://www.bukalapak.com/u/mitra_acc_food) dan web blog usaha di situs Blogger.com (http://bonbonsantansonjay.blogspot.co.id) serta praktik pemasaran produk secara online. Mitra pada kegiatan ini merasa sangat senang karena sudah sejak lama berkeinginan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi dengan berjualan secara online. Akan tetapi tidak terwujud karena pemahaman mereka yang terbatas. Dari hasil pembuatan web blog dan akun toko online, mitra telah mendapatkan beberapa pesanan konsumen dari medan, pekanbaru dan lampung. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap pendapatan usaha mitra untuk kedepannya yang memungkinkan usaha mitra akan semakin berkembang. Selanjutnya kegiatan pendampingan halalisasi produk bonbon santan yang berlangsung sekitar 3 bulan telah sampai pada tahap akhir yaitu diperolehnya sertifikat halal produk dari LPPOM MUI Sumut. Proses ini diawali dengan pendaftaran usaha mitra dan produk secara online melalui aplikasi Cerol LPPOM MUI. Kemudian mitra didampingi untuk menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) pada usaha mitra dengan membentuk Tim Manajemen Halal dan melengkapi isian pada borang Manual SJH. Pada tahap ini dilakukan beberapa revisi borang Manual SJH berdasarkan masukan dan catatan dari tim auditor LPPOM MUI Sumut. Setelah revisi dilakukan dan dinyatakan layak oleh auditor, selanjutnya keputusan halal produk bonbon santan ditetapkan oleh rapat komisi fatwa LPPOM MUI Sumut. Setelah itu dilakukan serah terima sertifikat halal produk di kantor LPPOM MUI Sumut yang diterima langsung oleh Ibu Sujarwati. Dengan adanya sertifikat halal produk permen santan diharapkan produk permen ini mampu bersaing dengan produk sejenis dan diterima oleh semua kelompok konsumen serta dapat dipasarkan diberbagai pasar modern dalam Negeri maupun luar Negeri. Peningkatan Daya Saing Produk Industri Rumah Tangga Bon Bon Santan Sonjay Di Kota Medan Deo Demonta Panggabean, Adek Cerah Kurnia Azis, Dedy Husrizal Syah 44

Daftar Pustaka Angipora, Marinus. (2002). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Astamoen, Moko P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung : Alfabeta Departemen Koperasi.(2008). PDB, Investasi, Tenaga Kerja, nilai Ekspor UKM di Indonesia. Jakarta : Depkop Hidayati, Tuti. 2016. Kecamatan Deli Tua Dalam Angka 2016. Lubuk Pakam : BPS Kab. Deli Serdang Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2011. Potensi Perusahaan UKM untuk Go Public. Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Depkeu RI. Jakarta Gambar 3. Sertifikat Halal Produk Permen Santan Milik Ibu Sujarwati Kesimpulan Upaya Peningkatan daya saing produk industri rumah tangga bon bon santan pemberdayaan industri rumah tangga melalui kegiatan standarisasi kemasan, pemasaran secara online, dan pendampingan proses halal produk permen santan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana target capaian pelaksanaan kegiatan. Hal ini dapat dilihat antara lain : 1) desain label kemasan baru hasil kegiatan yang telah menampilkan informasi verbal tentang produk dan produsen, 2) Sertifikat halal produk permen santan dari LPPOM MUI Sumut, 3) pencatatan transaksi keuangan telah rapi dan teratur pada buku kas yang diberikan kepada mitra, 4) pemasaran secara online telah dapat dilakukan oleh mitra melalui situs jual beli online BukaLapak dan web blog usaha mitra sehingga dapat memperluas pasar produk permen santan dan meningkatkan pendapatan mitra. Munizu, Musran. (2010). Pengaruh Faktor -Faktor Eksternal dan Internal Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12, 33-41. Sembiring, Febriangga. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Deli Tua. Lubuk Pakam : BPS Kab. Deli Serdang Setyawan, Purnomo. 2009. Menumbuhkan Kebiasaan Menyusun Laporan Keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Bisnis dan Usahawan, II Suhairi dan Wahdini. (2006). Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Bagi Usaha Kecil dan Menengah.Makalah yang disampaikan pada SNAIX-Padang, 23-26 Agustus 2006 Wirjono, Endang Raino & Raharjono, Agus Budi. (2012). Survei Pemahaman dan Pemanfaatan Informasi Akuntansi Dalam Usaha Kecil Menengah di DaerahIstimewa Yogyakarta. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.7. No.2. 45 Jurnal Pembangunan Perkotaan 6 (1) (2018): 40-45