LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 21 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 21 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi Daerah berdasarkan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pelayanan terhadap masyarakat, dipandang perlu adanya pengaturan tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan di Kota Palu; b. bahwa untuk maksud pada huruf a tersebut diatas perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan Kota Palu. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3555); 2. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor3839); 3. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 1
5. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan Peraturan Perundang Undangan dan bentuk Rancangan Undang Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALU TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN KOTA PALU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Palu; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 3. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Otonomi oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Asas Desentralisasi; 4. Kepala Daerah adalah Walikota Kota Palu; 5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kota; 6. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Kecamatan; 7. Pembentukan Kelurahan adalah Pembentukan Kelurahan baru akibat Pemecahan, Penggabungan Kelurahan. BAB II PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN Pasal 2 (1) Kelurahan dibentuk dengan memperhatikan persyaratan luas wilayah, jumlah penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya masyarakat; (2) Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung setelah dimusyawarahkan dengan tokoh tokoh masyarakat. 2
Ketentuan / Persyaratan Pembentukan : Pasal 3 a. Luas Wilayah minimal 56 ha serta dengan memperhatikan Struktur Tata Ruang, Mobilisasi Penduduk; b. Jumlah penduduk minimal 2.500 orang atau 500 Kepala Keluarga; c. Memperhatikan potensi kelurahan berupa, sumber daya alam, industri, sektor jasa dan lain lain; d. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat; e. Sarana prasarana pemerintahan dan fasilitas umum lainnya. BAB III MEKANISME PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN Pasal 4 (1) Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan diusulkan oleh Lurah melalui Camat Kepada Kepala Daerah; (2) Usul Lurah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh Kepala Daerah dimintakan persetujuan DPRD; (3) Atas persetujuan DPRD Kepala Daerah menerbitkan Peraturan Daerah mengenai Pembentukan, Penghapusan atau Penggabungan Kelurahan. BAB IV BATAS WILAYAH KELURAHAN Pasal 5 Guna menjamin kepastian hukum dan menghindarkan kemungkinan terjadinya konflik didalam pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan perlu memperhatikan: a. Penegasan mengenai batas wilayah kelurahan; b. Dilengkapi dengan peta wilayah yang menunjukkan dengan tepat letak geografis kelurahan; c. Pada setiap garis batas dibuat tanda tanda berupa patok. 3
BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala Ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 7 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 8 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Palu. Disahkan di Palu pada tanggal 22 Nopember 2000 WALIKOTA PALU, Ttd H. BASO LAMAKARATE, BA Diundangkan di Palu pada tanggal 5 Desember 2000 SEKRETARIS DAERAH KOTA PALU Ttd Drs. H.A. WAHAB PATUNRANGI PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 570 004 658 LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 21 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 8 4
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN KOTA PALU I. PENJELASAN UMUM Untuk melaksanakan ketentuan pasal 67 ayat (6) Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Pembentukan Kelurahan agar lebih meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota masyarakat semakin baik dibutuhkan kelurahan yang kuat, karena Kelurahan merupakan ujung tombak Pemerintah Daerah sehingga Kelurahan perlu ditata baik dari segi kelembagaannya maupun strukturnya untuk lebih mempertajam kinerja dalam peningkatan pelayanan tersebut. Pembentukan, penghapusan dan penggabungan suatu Kelurahan diatur dalam suatu mekanisme pelaksanaan dalam rangka penataan kelembagaan yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas lembaga lembaga kelurahan yang harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Bahwa karena kondisi masyarakat dan wilayah tidak lagi memenuhi persyaratan karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kemajuan suatu wilayah, maka Kelurahan tersebut perlu digabung kedalam Kelurahan lain setelah mendapat persetujuan dari Tokoh Tokoh Masyarakat melalui suatu musyawarah untuk mencapai mufakat yang dihadiri oleh Kepala Kelurahan, Camat serta oleh unsur Pemerintah Daerah Kota Palu. Pasal 3 s/d pasal 8 Cukup jelas 5