PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 02 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 03 TAHUN 2000

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 02 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 03 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PEMECAHAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pasal 111 Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka perlu menetapkan Pembentukan, Penghapusan, Pemecahan dan Penggabungan Desa; b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto. Mengingat : 1. Undang undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah daerah tingkat II di sulawesi (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822 ) ;

2 2. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3839); 3. Undang undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3848 ); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai pelaksanaan Undang- undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintah Desa; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Kelurahan; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA.

3 BAB KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto. b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Jeneponto. c. Kepala Daerah adalah Bupati Jeneponto. d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legeslatif Daerah Kabupaten Jeneponto. e. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto. f. Desa adalah kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten Jeneponto. g. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas Pemuka pemuka, masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa.

4 h. Pembentukan Desa adalah tindakan yang mengadakan desa baru di luar dari wilayah desa yang sudah ada. i. Pemecahan desa adalah tindakan memekarkan desa dari wilayah desa yang sudah ada. j. Pengabungan Desa adalah tindakan menyatukan desa dari 2 (dua) wilayah desa atau lebih menjadi 1 (satu) desa. k. Penghapusan Desa adalah tindakan meniadakan desa dari wilayah desa yang sudah ada. BAB II PERSYARATAN TERBENTUKNYA SUATU DESA Pasal 2 Desa dapat di bentuk dengan memperhatikan syarat syarat sebagai berikut : (1). Jumlah penduduk minimal 1500 jiwa atau 300 Kepala Keluarga. (2). Luas wilayah yang dapat di jangkau secara berdaya guna dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. (3). Sosial Budaya yang dapat memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat.

5 (4). Potensi desa yaitu tersedianya Sumber Daya Manusia dan sumber Daya Alam yang memungkinkan terlaksananya penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan. (5). Tersedianya Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa, Sosial, Perhubungan, Produksi dan Pemasaran. BAB III PENENTUAN BATAS WILAYAH DESA Pasal 3 Dalam Surat Keputusan tentang Pembentukan, Penghapusan, Pemecahan dan Penggabungan Desa harus di cantumkan batas wilayah Desa melalui Peta Wilayah Desa. BAB IV MEKANISME PELAKSANA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PEMECAHAN DAN PENGGABUNGAN DESA. Pasal 4 (1). Desa yang karena Pertimbangan Teknis Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kehidupan bermasyarakat dimungkinkan untuk dipecah, atau di gabungkan. (2). Suatu Wilayah Pemukiman baru yang karena Pertimbangan teknis Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan kehidupan bermasyarakat dapat dibentuk menjadi suatu desa.

6 (3). Pemecahan, Penggabungan, dan Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatas, harus memperhatikan syarat syarat terbentuknya suatu ddesa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. Pasal 5 (1). Pemecahan dan Penggabungan Desa diusulkan oleh Kepala Desa setelah di musyawarahkan melalui BPD. (2). Usul Kepala Desa sebagaimana di maksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan Surat Keputusan Bupati. (3). Pembentukan, Pemecahan, Penggabungan dan atau Penghapusan Desa ditetapkan dengan surat Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan dari DPRD atas usul prakarsa masyarakat melalui Camat. (4). Khusus pemecahan Desa dilakukan melalui Desa persiapan dan untuk dapat ditingkatkan menjadi Desa definitif oleh Bupati setelah memenuhi persyaratan sebagaimana di maksud dalam pasal 3.

7 BAB V PEMBAGIAN WILAYAH DESA Pasal 6 (1). Dalam Surat Keputusan Bupati tentang Pembentukan. Pemecahan dan Penggabungan Desa harus dicantumkan nama, luas wilayah jumlah Penduduk, jumlah KK, jumlah Dusun yang dibentuk. (2). Jumlah Dusun sebagaimana dalam ayat (1) harus di sertakan RK dan RT. BAB VI KEWENANGAN DESA Pasal 7 Kewanangan Dasa mencakup : (1). Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Desa berupa : a. Menyelenggarakan Rumah tangganya sendiri. b. Menyelenggarakan Musyawarah Desa untuk membicarakan masalah-masalah penting yang menyangkut Pemerintahan Desa dan kehidupan masyarakat Desanya. c. Menggerakkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan Pembangunan.

8 d. Melakukan pungutan dari penduduk Desa berupa Iuran atau sumbangan untuk keperluan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan memperhatikan kemanpuan Ekonomi masyarakat yang bersangkutan. (2). Kewenangan yang oleh Peraturan Perundangan Undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten. (3). Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 (1). Segala Peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. (2). Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai aturan pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 9 (1). Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

9 (2). Agar setiap Orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan di dalam lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor : 02 Tanggal September 2000 Seri : Nomor : 02 SEKRETARIS DAERAH ttd Drs.H. SYAHRIR WAHAB Pangkat : Pembina Utama Muda N i p : Ditetapkan di : Jeneponto Pada tanggal : 5 September 2000 BUPATI JENEPONTO ttd Dr.Ir.H.BAHARUDDIN BASO TIKA, MS Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Perundang - Undangan IQBAL MAHMUD