BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Dayu merupakan salah satu contoh gereja yang saat ini belum menerapkan laporan keuangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45. Selama ini GKJ Dayu masih melakukan proses pencatatan keuangan dengan cara yang sederhana. GKJ Dayu memiliki beberapa staff atau bendahara yang mengelola keuangan dan laporan gereja tetapi mereka belum membuat pelaporan akuntansi sesuai dengan standar akuntansi saat ini atau laporan organisasi nirlaba. PSAK nomor 45 membuat laporan keuangan GKJ Dayu menjadi lebih detail dan tanggung jawab pengelola laporan keuangan kepada pihak-pihak yang membutuhkan menjadi lebih mudah karena menerapkan standar ini. GKJ Dayu diharapkan menjadi gereja yang mampu mengimbangi gereja-gereja lainnya yang sudah menerapkan laporan keuangan dengan standar nomor 45 sehingga dapat meningkat kinerjanya seperti gereja-gereja lain tersebut. Dari sisi internal, laporan keuangan ini digunakan sebagai bentuk evaluasi serta transparansi pihak gereja, pertanggungjawaban gereja kepada pihak yang membutuhkan yaitu sinode GKJ dan jemaat GKJ Dayu sendiri. Sedangkan dari sisi ekternalnya sebagai alat ukur penilaian laporan keuangan dari pihak eksternal, alat pengambilan keputusan dan sebagai alat penyampaian informasi dari gereja mengenai aktivitas kas masuk dank as keluar selama satu periode tertentu. Pada saat ini, peranan laporan keuangan dalam suatu organisasi khususnya gereja tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat gereja memiliki 1
keunggulan bersaing dan transparan kepada jemaatnya. Selain itu dengan perkembangan teknologi informasi saat ini telah banyak membawa perubahan dalam segala aspek. Kegiatan operasional menjadi semakin mudah, cepat dan dapat mengurangi tingkat kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Proses yang terjadi dalam gereja adalah proses penerimaan kas dan pengeluaran kas yang membutuhkan ketelitian dan kejelian yang tinggi dari tenaga kerja (staff gereja/bendahara gereja). Maka dari itu, proses tersebut membutuhkan penyampaian yang jelas supaya semua pihak terkait dapat melakukan proses pembuatan laporan keuangan tersebut dengan baik dan lebih terstruktur. Dengan adanya laporan keuangan yang lengkap dan rapi, gereja mampu menghasilkan laporan keuangan yaitu laporan arus kas, laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai standar akuntansi yang ada. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Dwi Martani, 2012). Dalam pengelolaan keuangan gereja yang baik ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana gereja mengelola keuangannya dan mengupayakan informasi keuangan gereja. Laporan keuangan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan keuangan dengan kebutuhan yang berbeda sehingga diperlukan standar akuntansi. Gereja merupakan entitas nirlaba yang memperoleh dana dari warga gereja yang digunakan untuk warga gereja pula. Laporan keuangan yang andal dan relevan 2
dapat dihasilkan jika ada standar akuntansi, auditor yang berkualitas dan praktik manajemen entitas nirlaba yang baik dalam entitas tersebut. Oleh karena itu entitas nirlaba mempunyai standar akuntansi sendiri yang mengatur bagaimana cara membuat laporan keuangan serta peraturan-peraturan yang bisa digunakan sebagai dasar pembuatan laporan oleh entitas nirlaba dalam hal ini yaitu gereja. Peraturan tersebut adalah PSAK nomor 45 yang mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba supaya lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan persembahan. Oleh karena itu penulis bermaksud menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK nomor 45 di GKJ Dayu supaya laporan keuangan di gereja ini menjadi lebih baik sesuai standarnya. Laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi akan membantu pihak yang membuat dan membutuhkan mengetahui berapa dana yang ada atau dana yang masuk maupun dana keluar juga kemana saja dana tersebut keluar dan dana tersebut masuk, karena selama ini laporan keuangan GKJ Dayu hanya menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran saja tanpa menjelaskan asal dan keluarnya dana tersebut. Dengan 3
penelitian ini diharapkan laporan keuangan yang baru akan memberi kontribusi yang baik bagi gereja, dapat digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan serta memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan untuk mengevaluasi serta dapat sebagai alat untuk pelaporan kondisi financial gereja kepada sinode dan jemaat. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menyusun laporan keuangan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Dayu agar sesuai dengan PSAK nomor 45? 1.3 Tujuan Penelitian a. Menyusun laporan keuangan GKJ Dayu yang sesuai dengan PSAK nomor 45. b. Mendesain format pelaporan keuangan di GKJ Dayu kepada sinode dan jemaat GKJ Dayu. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini hanya akan memberikan informasi mengenai laporan arus kas metode langsung, laporan posisi keuangan, laporan aktivitas bentuk A dan tidak mencantumkan catatan laporan keuangan. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Entitas Nirlaba yaitu GKJ Dayu Penulis berharap GKJ Dayu dapat mengetahui laporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dan dapat menerapkan dengan benar sesuai standar akuntansi sehingga berguna bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 4
1.5.2 Bagi Peneliti Selanjutnya Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang sama kepada organisasi khususnya gereja bahkan dapat menemukan kelemahan dan dapat memperbaiki dengan lebih baik. 1.5.3 Bagi Pembaca Penulis berharap pembaca dapat mengetahui laporan keuangan organisasi nirlaba yaitu gereja khususnya GKJ Dayu yang sesuai dengan standar akuntansi organisasi nirlaba nomer 45. 5