BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)
|
|
- Hartanti Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU) mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib (PP RI No. 23 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 1). Menurut PP RI No. 23 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 2, akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Menurut PP RI No. 23 Tahun 2005 Pasal 27 ayat 6 dan 7, laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan kementerian negara dan penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan keuangan kementerian negara dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). SAK dan SAP adalah beberapa Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia selain SAK Syariah dan SAK Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). BLU 1
2 adalah sebuah entitas yang berada di bawah pemerintah namun juga menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat dalam bentuk kegiatan usaha sebagaimana halnya perusahaan swasta. Hal ini menyebabkan selain menyusun laporan keuangan berdasarkan SAP, BLU juga harus menyusun laporan keuangan berdasarkan standar yang sama dengan perusahaan swasta yaitu SAK sebagai konsekuensi dari penerapan praktik-praktik bisnis yang sehat tersebut. Menurut PP RI No. 23 Tahun 2005 pasal 1 ayat 2, BLU menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU (PPK-BLU) yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Praktik-praktik bisnis yang diterapkan oleh BLU adalah sama seperti praktik-praktik bisnis yang diterapkan oleh perusahaan swasta. Namun, perbedaan BLU dan perusahaan swasta adalah BLU tidak mencari keuntungan, sedangkan perusahaan swasta mencari keuntungan. Meskipun demikian, sebagaimana perusahaan swasta, BLU juga memperoleh pendapatan yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. PTN BLU X adalah salah satu BLU yang bergerak di bidang pendidikan yang harus melakukan konsolidasi laporan keuangan dengan kementerian teknis yang membawahinya yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dengan demikian, dalam menyusun laporan keuangannya, PTN BLU X didukung oleh peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Kemendikbud yaitu Permendikbud Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi PTN BLU X. Dikarenakan 2
3 telah terjadi resktrukrisasi kementerian, saat ini kementerian teknis yang membawahi PTN BLU X bukan lagi Kemendikbud, melainkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Walaupun terjadi perubahan kementerian teknis, penyusunan laporan keuangan PTN BLU X tetap mengacu pada Permendikbud Tahun Selain melakukan konsolidasi laporan keuangan dengan Kemenristekdikti, PTN BLU X juga melakukan konsolidasi laporan keuangan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dengan demikian, selain mengacu pada Permendikbud Tahun 2013, penyusunan laporan keuangan PTN BLU X juga mengacu pada peraturan perundang-undangan yang disusun oleh Kemenkeu yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Kedua peraturan perundang-undangan yang berlaku tersebut mendukung adanya penerapan standar akuntansi yang terdiri dari SAK dan SAP pada PTN BLU X selaku BLU yang bergerak di bidang pendidikan. Menurut Sigit dan Sujana (2006) dalam Kamus Akuntansi, standar akuntansi adalah model-model perlakuan akuntansi yang ditetapkan secara resmi atas para akuntan melalui kebiasaan, hukum, atau badan profesional. Standar akuntansi yang digunakan oleh entitas pemerintah seperti halnya BLU adalah SAK dan SAP. Menurut Ghozali dan Anis (2014), standar akuntansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu, yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku 3
4 dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya berisi tentang definisi, pengukuran/penilaian, pengakuan, dan pengungkapan (Ghozali dan Anis 2014). BLU yang bergerak di bidang pendidikan seperti Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya tidak untuk mencari keuntungan atau laba, sehingga PTN dapat dikatakan sebagai entitas nirlaba. Oleh karena itu, PTN harus menggunakan PSAK yang khusus pada entitas nirlaba pada penyusunan laporan keuangannya berdasarkan SAK yaitu PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Jadi, suatu BLU yang menerapkan SAK juga harus berpedoman pada PSAK 45 dalam menyusun akun-akun tertentu dalam laporan keuangan. Selain itu, dalam menyusun lapoan keuangan berdasarkan SAP, BLU juga harus berpedoman pada PSAP No. 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP). Penerapan SAK dan SAP pada laporan keuangan BLU tidak serta mudah dilakukan dikarenakan penerapan kedua standar tersebut secara bersama-sama dapat menimbulkan masalah bagi BLU. Menurut Sulanjari (2016), adanya dua laporan keuangan yang berbeda tersebut dapat menimbulkan bias dalam pemahaman dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Kemudian, adanya kewajiban penyusunan laporan keuangan dengan standar yang berbeda merupakan pemborosan sumber daya (inefisiensi) bagi BLU. Selain itu, dalam menyusun dua laporan keuangan tersebut juga akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan sumber daya manusia yang lebih banyak dan berkompeten menguasai kedua standar tersebut. 4
5 Masalah lainnya adalah terletak pada peraturan-peraturan tentang sistem akuntansi BLU yang masih sangat umum mengatur semua jenis BLU padahal karakteristik masing-masing BLU berbeda-beda. Misalkan karakteristik akuntansi untuk rumah sakit sangat jauh berbeda dengan karakteristik akuntansi universitas. Hal ini menyebabkan terjadi banyak kesulitan dalam pelaksanaan pengelolaan BLU khususnya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan (Rahmawati 2013). Saat PTN BLU X sudah menjadi BLU penuh, maka PTN BLU X dituntut untuk bisa mandiri seperti perusahaan swasta dalam hal memperoleh pendapatan. Walaupun PTN BLU X masih menerima dana dari APBN untuk sebagian dananya, PTN BLU X juga harus mencari sendiri pendapatannya melalui usaha-usaha yang dilakukan untuk mencukupi kekurangan dana. BLU tidak boleh memberatkan APBN dan BLU justru harus produktif, sehingga dapat menghasilkan pendapatan untuk dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. BLU tidak boleh menjadi beban negara, melainkan harus memberikan manfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam rangka menciptakan kepemerintahan yang baik (good governance), sebuah instansi pemerintah seperti BLU paling tidak harus memenuhi tiga karakteristik pelaksanaan kepemerintahan yang baik. Menurut Mardiasmo (2009) dalam buku Akuntansi Sektor Publik, ketiga karakteristik tersebut adalah penciptaan transparansi, akuntabilitas publik, dan value for money (economy, efficiency, dan effectiviness). Begitu pula menurut PMK No. 76 Tahun 2008, sistem akuntansi keuangan BLU adalah sistem akuntansi yang menghasilkan 5
6 laporan keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose) yang terdiri dari akuntabilitas, manajemen, dan transparansi. BLU harus memenuhi Akuntabilitas publik artinya BLU harus mampu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. BLU harus memenuhi transparansi artinya BLU harus memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan (PMK No. 76 Tahun 2008). Namun, dalam aplikasinya PTN BLU X belum memenuhi transparansi dikarenakan belum melakukan publikasi pada website PTN BLU X. Padahal, PTN BLU X merupakan BLU yang bergerak di bidang pendidikan yang pertanggungjawabannya harus transparan karena berkaitan langsung dengan pelayanan publik. Stakeholder PTN BLU X adalah masyarakat sendiri yaitu para mahasiswa dan mahasiswi PTN BLU X. PTN BLU X telah resmi menjadi BLU sejak tahun 2009 sampai saat ini. PTN BLU X kini telah menyandang status BLU penuh, walaupun masih ada yang harus dibenahi. Selain transparansi dan akuntabilitas, unsur-unsur lainnya yang harus diperhatikan PTN BLU X dalam menyajikan laporan keuangan adalah unsur prinsip dasar akuntansi dan karakteristik kualitatif. 6
7 Menurut Permendikbud Tahun 2013, prinsip dasar akuntansi yang harus diterapkan dalam laporan keuangan PTN BLU X adalah prinsip nilai historis, prinsip realisasi, prinsip substansi mengungguli bentuk, prinsip periodisitas, prinsip konsistensi, dan prinsip pengungkapan lengkap. Menurut PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan dapat dikatakan berguna bagi pengguna apabila memenuhi empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan. PTN BLU X merupakan BLU yang bergerak di bidang pendidikan yang pertanggungjawabannya harus transparan sehingga perlu dilakukan analisis terhadap penerapan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada laporan keuangan PTN BLU X agar dapat diketahui sejauh mana penerapan/pelaksanaan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tersebut sudah dilakukan terhadap laporan keuangan PTN BLU X baik laporan keuangan berdasarkan SAK maupun laporan keuangan berdasarkan SAP. Standar akuntansi yang diterapkan oleh PTN BLU X terdiri dari SAK dan SAP, sedangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdiri dari Permendikbud Tahun 2013 dan PMK No. 76 Tahun Hal ini sejalan dengan salah satu teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori keagenan. Dalam hal ini, PTN BLU X sebagai agen dari pembuat kebijakan yaitu kementerian terkait harus mematuhi standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disusun oleh para pembuat kebijakan sebagai wujud dari kepatuhan terhadap prinsipal yang telah berkontribusi secara pendanaan pada PTN BLU X. 7
8 Penelitian ini berupaya menganalisis penerapan standar akuntansi yang terdiri dari SAK dan SAP beserta peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti Permendikbud Tahun 2013 dan PMK No. 76 Tahun 2008 dengan menggunakan dua dasar penilaian yaitu dasar penilaian umum dan dasar penilaian khusus sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2013) yang menggunakan 3 (tiga) proksi umum dan 6 (enam) proksi khusus sebagai dasar penilaiannya. Proksi umum dalam penelitian Rahmawati (2013) terdiri dari prinsip dasar akuntansi dan basis akuntansi, sedangkan proksi khusus terdiri dari definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Dasar penilaian Rahmawati (2013) berjumlah 9 (sembilan), sedangkan dasar penilaian pada penelitian ini berjumlah 10 (sepuluh). Selain perbedaan jumlah dasar penilaian, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya juga terletak pada peraturan yang digunakan. Penelitian ini menganalisis tentang penerapan SAK, SAP, Permendikbud Tahun 2013 dan PMK No. 76 Tahun 2008 pada laporan keuangan BLU, sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) menganalisis kesesuaian antara Permendikbud Tahun 2013 dengan PMK No. 76 Tahun 2008 dan Permendikbud Tahun 2013 dengan laporan keuangan BLU. Selain itu, perbedaan juga terletak pada periode pelaporan keuangan dan dasar penilaian umum. Rahmawati (2013) menggunakan laporan keuangan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 yang masih menggunakan basis kas, sedangkan penelitian ini menggunakan laporan keuangan periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang sudah menggunakan basis kas menuju akrual untuk laporan keuangan tahun 2014 dan 8
9 sudah menerapkan basis akrual untuk laporan keuangan tahun 2015 sampai dengan tahun Dasar penilaian umum dalam penelitian ini terdiri dari prinsip akuntansi, karakteristik kualitatif, basis akuntansi, dan format pelaporan, sedangkan proksi umum yang digunakan oleh Rahmawati (2013) adalah prinsip dasar, basis, dan komponen laporan keuangan. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulanjari (2016) yang meneliti implementasi SAK dan SAP pada laporan keuangan BLU dengan menggunakan 6 (enam) dasar penilaian yang terdiri dari basis akuntansi, komponen laporan keuangan, klasifikasi, periode pelaporan, dan pemeriksa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sulanjari (2016) adalah penelitian ini menggunakan 10 (sepuluh) dasar penilaian yang terdiri dari prinsip dasar akuntansi, karakteristik kualitatif, basis akuntansi, format pelaporan, definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryati, Margani, dan Negina (2016) yang meneliti tentang penerapan SAK dan SAP pada sistem akuntansi BLU universitas namun masih secara umum dengan menggunakan dasar penilaian yang terdiri dari kebijakan umum, laporan keuangan, dan Bagan Akun Standar (BAS). Selain itu, Hendrawan (2011) juga meneliti tentang penerapan SAK pada BLU rumah sakit yang menggunakan indikator yang ada pada PSAK 45 seperti format pelaporan yang digunakan, klasifikasi aktiva dan kewajiban, klasifikasi aktiva bersih terikat dan tidak terikat, perubahan kelompok aktiva bersih, klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian, informasi 9
10 pendapatan dan beban, informasi pemberian jasa, dan klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas. Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat terlihat bahwa penelitian terdahulu selain Rahmawati (2013) hanya meneliti tentang penerapan standar akuntansi secara umum, sehingga dibutuhkan suatu penelitian untuk menganalisis penerapan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada laporan keuangan BLU secara lebih rinci/khusus demi terwujudnya pertanggungjawaban laporan keuangan BLU yang baik yaitu laporan keuangan yang memenuhi prinsip dasar akuntansi, karakteristik kualitatif (dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan), transparansi dan akuntabilitas publik. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian terdahulu banyak yang membahas tentang penerapan SAK dan SAP pada laporan keuangan BLU dalam bidang pendidikan dan kesehatan dengan dasar penilaian secara umum. Penelitian yang berkaitan langsung dengan penerapan SAK dan SAP pada laporan keuangan secara khusus dengan dasar definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan masih sangat terbatas, sehingga masih terdapat gap di antara penelitian-penelitian terdahulu tersebut. Sebagaimana yang diisyaratkan PP RI No. 23 Tahun 2005, PTN BLU X sebagai salah satu BLU yang memberikan jasa pelayanan dalam bentuk jasa pendidikan dalam pelaporan keuangannya memiliki kewajiban untuk 10
11 menyampaikan laporan keuangannya berdasarkan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Walaupun, di satu sisi penerapan standar akuntansi yang terdiri dari SAK dan SAP secara bersama-sama dalam laporan keuangan dapat menimbulkan bias informasi dan inefisiensi dalam penyusunan laporan keungan (Sulanjari, 2016), Tapi, di sisi lain PTN BLU X juga dituntut untuk memenuhi tuntutan publik mengenai laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik yaitu laporan yang andal, mudah dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan sehingga transparansi dan akuntabilitas dapat dipenuhi/dipertanggungjawabkan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada masalah tersebut, maka diajukan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana penerapan standar akuntansi pada laporan keuangan PTN BLU X? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan standar akuntansi pada laporan keuangan PTN BLU X. 1.5 Motivasi Penelitian Penelitian ini penting dilakukan agar dapat dijadikan alat analisis penerapan dua standar akuntansi yaitu SAK dan SAP didukung oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku pada laporan keuangan PTN BLU X. 11
12 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penyempurna penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan juga dapat menjadi bahan acuan penelitian selanjutnya, sehingga apabila penelitian ini tidak dilakukan akan dapat merugikan peneliti selanjutnya. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena penelitian mengenai penerapan standar akuntansi pada BLU, khususnya PTN belum banyak dilakukan. Sebagian besar penelitian yang sudah dilakukan adalah penerapan standar akuntansi pada BLU rumah sakit. Sistem Akuntansi Rumah sakit dan Universitas juga memiliki perbedaan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai BLU PTN. 1.6 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi keilmuan, praktis, dan penyusunan kebijakan sebagai berikut. 1. Kontribusi keilmuan Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik dalam bidang kajian Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 2. Kontribusi praktis Sebagai sumbangan pemikiran bagi PTN BLU X yang menerapkan PPK-BLU mengenai penerapan standar akuntansi yang diterapkan PTN BLU X. 12
13 3. Kontribusi kebijakan Sebagai masukan bagi Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) agar membuat peraturan yang sesuai dengan karakteristik BLU PTN/universitas. 1.7 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah fokus kepada penerapan standar akuntansi pada laporan keuangan PTN BLU X. Penelitian ini membatasi pada tiga tahun periode laporan keuangan yaitu tahun 2014, 2015, dan Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam lima bab sebagai berikut. BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teoritis sebagai kerangka berfikir untuk melaksanakan investigasi, yaitu berisi mengenai teori badan layanan umum, standar akuntansi, prinsip dasar, karakteristik kualitatif, basis akuntansi, laporan keuangan, dan penelitian terdahulu. 13
14 BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian secara selektif, aplikasi teori, dan konsep untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dengan perspektif teori dan konsep yang digunakan pada bab sebelumnya, yaitu berisi mengenai gambaran umum PTN BLU X, perincian tugas PTN BLU X, Struktur organisasi PTN BLU X, dan karakteristik PTN BLU X. Bab ini juga berisi hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan data dan analisis data penelitian yang meliputi rasionalitas penelitian, pemilihan objek penelitian, jenis sumber, dan teknik pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat dua bagian besar, yaitu bagian pertama yang berisi uraian tentang deskripsi/karakteristik data dan bagian kedua yang memuat uraian tentang hasil pembahasan dan pemaparan temuan. Bab ini berisi temuan-temuan dalam investigasi yang menggambarkan fakta-fakta untuk dapat menjawab tujuan penelitian. BAB 5: SIMPULAN Bab ini berisi simpulan yang merupakan hasil refleksi dari hasil kegiatan penelitian yang dimulai dari bab 1 hingga ke bab 4. Bab ini juga memaparkan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Selain itu, bab ini juga memaparkan implikasi dari temuan penelitian. 14
LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun 2008... 114 Lampiran 2: Perhitungan tingkat kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat di berbagai bidang, sangat membantu manusia dalam segala aspek kehidupan salah satunya adalah aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah disajikan sesuai dengan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. PSAK. Politeknik. Ilmu Pelayaran. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh: Putri Mareta Hertika 122310101014 Amanda Putri Anugrah 122310101065 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan negara dikelola dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik agar menghasilkan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks pemerintahan daerah, Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa keuangan daerah agar dikelola secara tertib,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo
No.847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. PSAK. Poltekpel. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN POLITEKNIK PELAYARAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis dan pembahasan adalah : 1. Instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (selanjutnya
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA
1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai perguruan tinggi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk masyarakat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, Indonesia memasuki era baru sehubungan bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 81 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kinerja pemerintah menjadi suatu tuntutan yang umum.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik organisasi nirlaba atau organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance diartikan sebagai kepemerintahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak hanya oleh pihak manajemen suatu entitas
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang :
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga sekarang telah menghasilkan berbagai perubahan khususnya dalam hal tata kelola pemerintahan. Salah satu
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini reformasi pengelolaan keuangan negara masih terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar amanat yang tertuang dalam pasal
Lebih terperinciPROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG
WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG KESIJAKAN AKUNTANSI PADA PPK-SLUD PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berawal dari tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik agar maksimal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berawal dari tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik agar maksimal, diperlukan pengaturan yang kompleks mengenai unit pemerintahan untuk melakukan pelayanan kepada
Lebih terperinciPengelolaan Keuangan Satker BLU Kemenristekdikti dan Pengaruhnya Terhadap Opini Laporan Keuangan Kemenristekdikti
Pengelolaan Keuangan Satker BLU Kemenristekdikti dan Pengaruhnya Terhadap Opini Laporan Keuangan Kemenristekdikti Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA, CA. ANGGOTA III BPK RI JAKARTA, 2 MARET 2017 Perlu
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 82 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang perlunya akuntabilitas, profesionalitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Melalui otonomi
Lebih terperinciGambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD
Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD Dadang Kurnia, Ak., MBA., CA., CGAP., QIA Ketua IAI - KASP 1 Jakarta, 19 Oktober 2017 REGULASI BLU/BLUD Paket UU Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menyelengggarakan pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat maupun pada pemerintah daerah dengan ditetapkannya Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja dimana mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan. Magang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya akuntansi sektor publik di Indonesia, keberadaan tata kelola keuangan yang menjadi prinsip pokok suatu instansi pemerintahan harus diberlakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang baik, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan akuntabilitas
Lebih terperinciWALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA
WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. KUMPULAN PANE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan
BAB I PENDAHULUAN Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan yang dihasilkan hanya berupa Perhitungan Anggaran Negara (PAN) dengan menggunakan sistem pencatatan tunggal (single
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di tingkat pusat maupun daerah mendorong dilakukannya perbaikan kinerja. Pemerintah sebagai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan
BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi
Lebih terperinciUrgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU BLU untuk Indonesia yang Lebih Baik mendukung terwujudnya bangsa yang maju dan sejahtera
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 9 menyatakan bahwa dengan diberlakukannya peraturan ini
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 56 /MENHUT-II/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 56 /MENHUT-II/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG GUBERNUR
Lebih terperincidalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat terutama dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Hal ini ditandai dengan kurang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2012 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Unit Pelaksana Teknis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian
Lebih terperinciMENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1
MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1 A. Latar Belakang Diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
Lebih terperinciPP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2
Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan /memproduksi barang-barang publik. Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public Management bertujuan untuk menekankan pengelolaan pemerintahan berbasis kinerja, pengelolaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhirakhir ini, membawa
Lebih terperinci2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan
2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1
TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH http://www.ksap.org/ 1 I. PENDAHULUAN Berdasarkan undang-undang pemerintah daerah wajib menyusun Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya yang terpenting adalah keuangan (Kusuma, 2008). Dewasa ini tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu bentuk keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan berkembang sangat cepat dalam era globalisasi, terutama dalam penyajian informasi. Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
LAMPIRAN I. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 0 TANGGAL OKTOBER 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lampiran I. PSAP (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN
Lebih terperinciREGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Ni Made Ampriyanti (1215351166) Ni Luh Gede Krisna Dewi (1215351169) Ni Ketut Werdhi Astuti (1215351179) Vazria Ulfa Liandini (1215351191) Ni Nyoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu dari dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu dari dua subsitem dalam sistem pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing organisasi tersebut, tidak terkecuali dengan Negara. Adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara merupakan suatu organisasi besar dengan berbagai perangkat dan sistem di dalamnya. Suatu organisasi harus dijalankan sesuai dengan visi dan misi masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah wajib menyampaikan laporan keuangan sebagai wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala pemerintahan sebagai pemegang kekuasaan atas pengelolaan keuangan pemerintah wajib menyampaikan laporan keuangan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan negara telah dimulai sejak tahun 2003 ditandai dengan lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang nomor 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan pemerintah daerah diwajibkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan pemerintah daerah diwajibkan untuk menerapkan standar akuntansi pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi di Indonesia, khususnya sektor publik berjalan sangat lambat. Sampai dengan tahun 2004 Indonesia masih menggunakan sistem pencatatan single-entry.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor swasta dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Pada sektor swasta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI KONSOLIDASIAN
- 30 - LAMPIRAN XXVIII PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA PASURUAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dari pelaksanaan hak-hak asasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dari pelaksanaan hak-hak asasi manusia, penyelenggaraan hak tersebut dilakukan setiap negara demi mencapai cita-cita
Lebih terperinciRANCANGAN AKUNTANSI BLUD
RANCANGAN AKUNTANSI BLUD 1 DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Lebih terperinciACCOUNTING STANDARD IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE AGENCY FROM LUDER CONTINGENCY THEORY
ACCOUNTING STANDARD IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE AGENCY FROM LUDER CONTINGENCY THEORY IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PADA BADAN LAYANAN UMUM PENDIDIKAN MENURUT TEORI KONTINJENSI LUDER Leny Sulanjari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan. Negara merupakan salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara merupakan salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka reformasi keuangan negara yang
Lebih terperinciRERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK
RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK 1 Audit Proses sistematik dan objektif dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi utuk memastikan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi amal, lembaga pendidikan dan lain-lain memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga publik, baik di pusat maupun daerah.
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Joko Supriyanto Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah lama dinantikan oleh berbagai pihak telah ditetapkan dengan Peraturan
Lebih terperinciKERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP) Latar Belakang Terbitnya SAP Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pengakuan, pengukuran dan Penyajian/pengungkapan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 /PRT/M/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 /PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BIDANG PENDANAAN SEKRETARIAT BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang
Lebih terperinciSATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23
Lebih terperinciRiyanto Utomo, Indah Nur Qomariah ABSTRAK
Volume 03, Nomor 02, Desember 2014 Hal 230-241 PENERAPAN PSAK NO 45 PADA LAPORAN KEUANGAN YAYASAN PENOLONG ANAK YATIM DAN MISKIN PERGURUAN DARUL ISLAM DI KOTA GRESIK UNTUK MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan good coorporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management (NPM), dengan tiga prinsip utamanya
Lebih terperinciPasal 68 UU no. 1 Tahun 2004
BADAN LAYANAN UMUM Dasar Hukum 1. UU no. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3. PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO
ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO Mahasiswa Jurusan : Abdul Mukhlis Akuba : Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Lebih terperinci