1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2)3) Dosen Program Studi PGSD UNS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI Anton Sugiyarto 1), Retno Winarni. 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta email: a_sugiyarto@ymail.com Abstract: The objectives of this research are (1) to improve qualities of learning process on writing story retell. (2) to improve writing skill on story retell by using cooperative learning model type concept sentence on students of elementary school of grade IV of SDN Gumpang 3 Sukoharjo in Academic Year of 2015/2016. This research was Classroom Action Research (CAR) which had been done in two cycles, each cycle consisted of four stages, they were planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this research were 23 students, they were 9 female students and 14 male students. This research was using interactive analysis technique as data analysis technique, this technique consist of three components, they were data reduction, presentation, and conclusion. From this research it can be concluded that (1) the qualities of learning process on writing story retell could be improved and (2) the implementation of cooperative learning model type concept sentence could improve writing skill on story retell on students of elementary school of grade IV of SDN Gumpang 3 Sukoharjo in Academic Year of 2015/2016. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerita kembali. (2) Meningkatkan keterampilan menulis cerita kembali dengan menggunakan model pembelajaran kooperatid tipe concept sentence pada peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo yang berjumlah 23 peserta didik, yang terdiri dari 9 peserta didik perempuan dan 14 peserta didik laki-laki. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) kualitas proses pembelajaran menulis cerita kembali meningkat melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence; dan (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita kembali pada peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Kata Kunci: keterampilan menulis, menceritakan, model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Bahasa merupakan sarana berpikir, bernalar, Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan berkomunikasi. Antara manusia yang digunakan oleh Negara Republik Indo- satu dengan yang lain menggunakan bahasa nesia ini dijadikan bahasa formal yang berjalan untuk saling berkomunikasi. Oleh karena itu seiringan dengan bahasa daerah yang bahasa diperlukan setiap orang agar dapat beraneka ragam. Dalam dunia pendidikan menyampaikan maksud, perasaan, pengalaman sendiri, penggunaan Bahasa Indonesia adalah dan menjalin kerjasama dengan orang sebagai bahasa pengantar pembelajaran un- lain. Selain itu, bahasa merupakan salah satu tuk setiap mata pelajaran di sekolah-sekolah hasil kebudayaan manusia. Perbedaan kebudayaan formal, sehingga sangat penting untuk memngembangan setiap daerah akan mempengaruhi pepelajari Bahasa Indonesia guna memperlan- bahasa pada daerah tersebut. car penerimaan ilmu pengetahuan dalam proses Oleh karena itu, setiap daerah akan memiliki pendidikan. ciri khas pada bahasanya masing-masing. Pada pembelajaran di SD, untuk mencapai Bahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang kemudian peserta didik harus menguasai keterampilan menjadi bahasa nasional. Slamet sebagai berikut: keterampilan menyimak, be- (2009: 5) mengungkapkan bahwa Bahasa rbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan Indonesia mempunyai kedudukan sebagai tersebut saling berkaitan dalam me- bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai commit to ngembangkan user kemampuan berbahasa peserta bahasa nasional, Bahasa Indonesia juga merupakan sarana pemersatu Bangsa Indonesia. didik. Jadi setiap keterampilan tersebut harus dikuasai oleh peserta didik tanpa terkecuali.
Salah satu keterampilan tersebut ialah pratindakan yang dilakukan oleh peneliti keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Slamet, 2009: 96). Sesuai dengan pernyataan tersebut, dengan menguasai keterampilan menulis, peserta didik akan memiliki media pengungkapan diri mereka melalui tulisannya. Selain itu, dengan menguasai keterampilan menulis, ia dapat mengungkapkan pemikiran, ide, perasaan, ilmu, maupun pengalaman-pengalaman yang telah ia dapatkan ke dalam tulisannya. Pembelajaran menulis di SD dibagi menjadi dua tahap, yaitu pembelajaran menulis tingkat permulaan dan tingkat lanjut. Pada pembelajaran menulis tingkat permulaan, peserta didik diajarkan tehnik-tehnik dan tata cara menulis dengan benar, sedangkan pada pembelajaran menulis tingkat lanjut peserta didik diajarkan untuk menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan mereka. Di dalam menuangkan idenya, menulis cerita merupakan salah satu pilihan yang dapat di ambil karena menulis cerita juga merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Cerita anak merupakan hasil pengalaman yang dikreasikan dengan imajinasi dan disampaikan dengan media bahasa yang sesuai dengan dunia anak-anak (Kurniawan, 2013: 6). Peserta didik di SD adalah anakanak sehingga mereka membutuhkan sarana menuangkan imajinasi. Oleh karena itu, menulis cerita anak adalah salah satu pilihan yang tepat. Menurut paparan yang telah disampaikan di atas, peneliti melakukan penelitian pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis cerita kembali. Dalam hal ini, peneliti akan melaksanakan penelitian di SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo kelas IV dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah diadakan penelitian serupa sebelumnya, dan memiliki hubungan yang baik antara peneliti dan pihak sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dengan kepada peserta didik kelas IV tersebut diperoleh fakta sebanyak 87% atau 20 peserta didik dari 23 peserta didik mendapatkan nilai di bawah KKM dan 13% atau 3 peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Rendahnya ketercapaian KKM disebabkan karena hasil pekerjaan peserta didik dalam pretes menunjukan bahwa rendahnya informasi isi gagasan dalam cerita yang disajikan peserta didik, ketidak runtutan alur cerita, struktur tata bahasa yang tidak sesuai dengan EYD, pilihan kata yang kurang tepat, serta ejaan dan tanda baca yang kurang tepat. Dari data yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerita kembali di SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan peserta didik kelas IV, rendahnya nilai keterampilan menulis cerita kembali tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain rendahnya antusias peserta didik saat pembelajaran sehingga mereka kurang paham dengan isi cerita yang mereka baca sebelumnya. Mereka juga mengalami kesulitan dalam pemilihan kata dan pengembangan bahasa. Selain itu, pada pembelajaran tersebut juga tidak menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Untuk memancing kreativitas peserta didik, sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang tepat, khususnya pada pembelajaran keterampilan menulis cerita kembali ini. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita kembali. Penggunaan model pembelajaran yang tepat mampu membuat peserta didik menjadi lebih tertarik terhadap pembelajaran yang berimplikasi pada peserta didik mampu memahami isi cerita kemudian menuliskannya kembali dengan bahasa mereka sendiri. Salah satu model pembelajaran yang dapat di gunakan sesuai dengan masalah di atas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Concept sentence merupakan model guru kelas, yaitu Heru Cipto, S. Pd., diper- pembelajaran yang mengajarkan peserta oleh informasi bahwa keterampilan menulis cerita kembali belum sepenuhnya dipelajari oleh peserta didik dengan baik. Dari hasil uji didik untuk membuat kalimat dengan beberapa kata kunci yang bermakna agar dapat menangkap konsep yang terkandung dalam
kalimat tersebut dan membedakannya dengan kalimat yang lain (Huda, 2013: 315). Melalui model concept sentence, peserta didik dapat memahami isi cerita dengan lebih baik karena model ini menyajikan kata-kata kunci yang bermakna sehingga peserta didik akan lebih mudah mengingat isi cerita yang telah mereka baca. Selain itu, dengan adanya kata kunci yang bermakna, peserta didik juga akan lebih mudah untuk membuat dan mengembangkan kata kunci tersebut menjadi paragraf-paragraf. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran concept sentence dapat digunakan untuk mening-katkan keterampilan menulis cerita kembali. Atas dasar fakta yang dikemukakan oleh peneliti di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengambil judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Kembali pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Kartasura, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo yang terletak di desa Gumpang, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo. Menurut Sanjaya (2013: 26) Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah suatu tindakan terencana untuk memecahkan masalah di dalam kelas agar kualitas belajar dan hasil belajar peserta didik meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo dan peserta didik kelas IV yang berjumlah 23 peserta didik, terdiri dari 9 peserta didik perempuan dan 14 peserta didik laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (drawing /verification). HASIL Berdarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis cerita kembali menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang antusias dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Peserta didik menjadi pasif dan kurang memahami materi pembelajaran tersebut. Hal tersebut mengakibatkan keterampilan menulis cerita kembali peserta didik rendah. Tabel 1. Frekuensi Data Tes Awal Peserta 3 Sukoharjo 1 20-31 7 30% 2 32-43 4 17% 3 44-55 1 4% 4 56-67 5 22% 5 68-79 5 22% 6 80-91 1 4% Jumlah 23 100 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan tindakan peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo dengan jumlah peserta didik sebanyak 23 peserta didik, hanya ada 3 peserta didik atau 13% peserta didik yang tuntas dengan KKM 70. Dengan demikian masih ada 20 peserta didik atau 87% peserta didik yang belum tuntas. Analisa dari data nilai keterampilan menulis cerita kembali peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo pada kondisi awal diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 13%. Berdasarkan data di atas banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis cerita kembali peserta didik rendah.
Tabel 2. Daftar Frekuensi Nilai Peserta 3 Sukoharjo pada Siklus 1 pertemuan 1 1 20-31 5 22% 2 32-43 4 17% 3 44-55 1 4% 4 56-67 3 13% 5 68-79 8 35% 6 80-91 2 9% Berdasarkan tabel 2 atas diperoleh kesimpulan bahwa Jumlah peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 11 peserta didik atau 48% dan 12 peserta didik atau 52% belum mencapai KKM. Dengan demikian, target dalam indikator kinerja belum tercapai, sehingga perlu direfleksikan dan dilanjutkan pada siklus I pertemuan 2. Tabel 3. Daftar Frekuensi Nilai Peserta 3 Sukoharjo pada Siklus 1 pertemuan 2 1 21-32 1 4% 2 33-44 2 9% 3 45-56 3 13% 4 57-68 2 9% 5 69-80 13 57% 6 81-92 2 9% Berdasarkan tabel 3 atas diperoleh kesimpulan bahwa Jumlah peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 15 peserta didik atau 65% dan 8 peserta didik atau 35% belum mencapai KKM. Dengan demikian, target dalam indikator kinerja belum tercapai, sehingga perlu direfleksikan dan dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan 1. Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Peserta 3 Sukoharjo pada Siklus 2 pertemuan 1 1 60-65 3 13% 2 66-71 2 9% 3 72-77 10 43% peserta didik pada pratindakan, siklus 1, dan 4 78-83 4 17% 5 84-89 4 17% Berdasarkan tabel 4 atas diperoleh kesimpulan bahwa jumlah peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 18 peserta didik atau 78% dan 5 peserta didik atau 22% belum mencapai KKM. Dengan demikian, target dalam indikator kinerja belum tercapai, sehingga perlu direfleksikan dan dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan 2. Tabel 5. Daftar Frekuensi Nilai Peserta 3 Sukoharjo pada Siklus 2 pertemuan 2 1 64-69 3 13% 2 70-75 7 30% 3 76-81 7 30% 4 82-87 4 17% 5 88-93 2 9% Berdasarkan tabel 5 atas diperoleh kesimpulan bahwa Jumlah peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 20 peserta didik atau 87% dan 3 peserta didik atau 13% belum mencapai KKM. Dengan demikian, target dalam indikator kinerja telah tercapai. Keterampilan menulis cerita kembali peserta didik meningkat. Hal tersebut terlihat dari hasil tes keterampilan menulis cerita kembali mulai dari prasiklus, siklus 1, hingga siklus 2 seperti yang telah dipaparkan di atas. Kualitas proses pembelajaran menulis cerita kembali juga meningkat. Hal ini dibuktikan berdasarkan meningkatnya hasil observasi aktivitas peserta didik serta hasil observasi kinerja guru pada setiap siklus. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data setelah diadakan tindakan, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita kembali pada peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan nilai keterampilan menulis cerita kembali siklus 2. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Cerita Kembali Keterangan Pratin- Siklus Siklus dakan 1 2 Nilai Terendah 84 90 90 Nilai Tertinggi 20 26 62 Nilai Rata-Rata 47,3 58,65 75,95 Presentase Ketuntasan 13% 57% 83% Dari data di atas dapat disimpulkan, bahwa pada pratindakan nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 84, sedangkan nilai terendah adalah 20, sehingga rata-rata nilai kelas menjadi 47,3, dan ketuntasan klasikal sebesar 13%, yaitu 3 dari 23 peserta didik yang tuntas atau nilainya lebih atau sama dengan nilai KKM yaitu 70. Pada siklus 1 yang telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence nilai tertinggi adalah 90. Nilai terendah adalah 26, sehingga rata-rata nilai kelas menjadi 58,65, dan ketuntasan klasikal sebesar 57%, yaitu 13 dari 23 peserta didik yang tuntas atau nilainya lebih atau sama dengan nilai KKM yaitu 70. SIMPULAN Pada siklus 2 yang telah menerapkan Berdasarkan hasil penelitian tindakan model pembelajaran kooperatif tipe concept kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan penggunaan model pembelajaran sentence nilai tertinggi adalah 90. Nilai terendah adalah 62, sehingga rata-rata nilai kelas kooperatif tipe concept sentence dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi me- menjadi 75,95, dan ketuntasan klasikal sebesar 83%, yaitu 20 dari 23 peserta didik yang nulis cerita kembali dapat diambil kesimpulan bahwa: tuntas atau nilainya lebih atau sama dengan nilai KKM yaitu 70. Peneliti menyerahkan Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dapat mening- peserta didik yang tidak tuntas tersebut kepada wali kelas untuk diberikan bimbingan lebih lanjut. cerita kembali pada peserta didik kelas IV katkan kualitas proses pembelajaran menulis Model Pembelajaran kooperatif tipe SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun concept sentence ini digunakan supaya peserta didik terampil menulis cerita kembali de- meningkatnya hasil observasi aktivitas peser- Ajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan ngan baik. Hal ini didukung dengan pendapat ta peserta didik serta diperkuat dengan meningkatnya hasil observasi kinerja guru pada Soemardji, dkk. (2001: 2) yang menyatakan bahwa keterampilan memiliki arti yang sama setiap siklus. dengan kecekatan. Terampil atau kecekatan Pembelajaran menulis cerita kembali adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Jadi, apabila operatif tipe concept sentence dapat mening- yang menerapkan model pembelajaran ko- peserta didik menyelesaikan kegiatan menulis cerita kembali dengan cepat dan benar pada peserta didik kelas IV SD Negeri Gumkatkan keterampilan menulis cerita kembali maka peserta didik tersebut disebut telah cekatan atau terampil dalam menulis cerita gkatan keterampilan menulis cerita kembali pang 3 Tahun Ajaran 2015/2016. Penin- kembali. Shoimin (2014: 38) mengemukakan bahwa model pembelajaran concept sentence merupakan model pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan kom-petensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, membuat kata kunci sesuai bahan ajar, dan setiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence membantu peserta didik untuk menyusun kata-kata kunci yang mempermudah untuk mengembangkan paragraf. Selain itu, dengan adanya diskusi juga akan memperluas kosa kata dan pengembangan bahasa peserta didik. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah untuk menerima materi pembeljaran yang biasanya dianggap susah dan tidak menarik. Berdasarkan data dan pembahasan di atas membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita kembali pada peserta didik kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo tahun ajaran 2015 / 2016. ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata peserta didik secara klasikal dan persentase ketuntasan secara klasikal.
DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar. Kurniawan, H. (2013). Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta Barat: Indeks Permata. Sanjaya, W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Slamet, St, Y. (2009). Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Solo: LPP UNS dan UNS Press. Soemarjadi, dkk. (2001). Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang