MODIFIKASI BOLA VOLI MINI PADA SISWA KELAS V SD N SINDANGSARI KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) padajurusanpendidikanjasmanikesehatandanrekreasi

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

Skripsi. Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

WIDODO Sekolah Dasar Negeri 1 Grabagan Uptd Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 06 BATANG GASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

PEMBELAJARAN DRIBBLE MENGGUNAKAN VARIASI BOLA TERHADAP HASIL DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 KOTA KEDIRI TAHUN 2016

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR. Iwan Saputra * Kata Kunci : Modifikasi, Media, Pendidikan Jasmani

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

Oleh: ANDIKA WIBOWO NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setyo Harmono, M.Pd. 2. Nur Ahmad Muharram, M.Or.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU

ZANUAR BUDIANTO K

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Agama Islam. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan. siswa, demi peningkatan hasil belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi

UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor

Dian Pujianto, Bayu Insanistyo dan Syafrial Universitas Bengkulu, Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun, Kota Bengkulu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

Transkripsi:

MODIFIKASI BOLA VOLI MINI PADA SISWA KELAS V SD N SINDANGSARI KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh; Oman, S.Pd SD N Sindangsari, Kec. Sindangagung, Kab Kuningan ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas V SD materi pokok Pembelajaran Bola Voli melalui Modifikasi Bola Voli Mini. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan dengan 37 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan perolehan nilai akhir pengamatan pemahaman siswa (kognitif) 93,24% termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Hasil akhir pengamatan perilaku siswa (afektif) 80,41 % termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Hasil akhir pengamatan keterampilan siswa (psikomotor) sebesar 79,92% termasuk ke dalam kriteria baik. Hasil peningkatan yang besar disebabkan karena siswa menjadi sangat antusias ikut serta dalam pembelajaran. Hal ini membuat siswa menjadi lebih termotivasi dan terdorong untuk lebih berkompetensi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa pembelajaran bola voli yang diberikan dengan modifikasi bola voli mini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan. Kata Kunci: modifikasi bola voli mini, hasil belajar Pendahuluan Belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendalian sikap dan perilaku siswa, serta juga meliputi kemampuan sosial dalam bergaul terhadap sesama bagaimana nilai dan norma yang terdapat di dalamnya. Menurut Sugandi (2004: 11), pengaturan kegiatan dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga prinsip. Kegiatan kognitif yang efisien menggunakan sistematika alur pemikiran dan sistematika proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran afektif perlu memperhatikan 23

dan menerapkan tiga pengaturan kegiatan afektif, yaitu factor conditioning, behavior modification, dan human model. Pembelajaran psikomotorik mementingkan faktor latihan, penguasaan prosedur gerakgerak dan prosedur koordinasi anggota badan. Pengertian pendidikan jasmani sering disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik ( physical activities), dan pengembangan keterampilan ( skill development). Namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajar pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Penyelenggaraan program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu developmental appropriate (DAP). Hal tersebut berarti bahwa tugas belajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas belajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan yang lebih baik (Suherman, 2000: 1). Pada hakekatnya, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk permainan dan olahraga. Materi dan isi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap sehingga tujuan pokok pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk itu para guru seharusnya memiliki rencana pembelajaran yang didalamnya berisi bekal pengetahuan dan ketrampilan tentang strategi dan struktur mengajar untuk peningkatan belajar anak. Bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang dan permainan adalah bermain (Poewadarminta, 2003: 689) Telah diakui kebenarannya bahwa hidup manusia sejak dari kecil tumbuh dengan melewati beberapa macam bentuk pengalaman bermain. Oleh karena itu, manusia tumbuh tidak dapat mengelakkan alam permainan. Anak-anak berkembang melewati bermacam-macam permainan sebagai kodrat yang alami (Soemitro 1992: 3). Bigot, Konhstam, dan Palland yang dikutip oleh Sukintaka (1992: 28) menyatakan secara psikis, bermain mempunyai fungsi dalam usaha pendidikan. Adapun sasaran psikis meliputi kemampuan berbahasa dan seni bahasa, peningkatan kemampuan 24

akademik, dan budi pekerti. Kemampuan bahasa seorang anak dikembangkan dalam bermain. Anak akan masuk dalam situasi yang mengharuskan anak berkomunikasi dengan anak lain, atau teman bermainnya. Gerak dan bermain merupakan wahana untuk memacu dan memotivasi untuk mendorong dan merangsang masalah belajar secara luas. Belajar lewat gerakan mengakibatkan anak untuk berfikir dan mengetahui terhadap mengapa dan bagaimana. Bermain banyak memberikan iurannya dalam pembentukan pribadi dan rasa sosial anak. Berdasarkan data di lapangan, bukti nilai kegagalan pada pembelajaran tanpa menggunakan permainan modifikasi. Pada aspek afektif siswa tergolong dari kategori tuntas adalah sebanyak 8 siswa atau 26% dengan jumlah 37 siswa. Sedangkan pada aspek kognitif adalah sebanyak 17 siswa masuk dalam kriteria tuntas atau 55%. Untuk aspek psikomotor sendiri mencapai 14 siswa dengan kriteria tuntas atau 45%. Proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri Sindangsari kondisinya kurang sesuai karakteristik anak sekolah dasar. Permainan-permainan kecil yang mengundang tawa dan perasaan senang yang menjadi karakteristik anak sekolah dasar masih belum digali secara maksimal, sehingga anak kurang aktif, cenderung membosankan, strategi pembelajaran yang dilakukan juga masih senantiasa menggunakan pendekatan drill atau perlakuan terus menurus layaknya pelatihan yang digunakan untuk mencetak seorang atlet. Hal itu kurang tepat untuk dilakukan pada pembelajaran penjasorkes untuk siswa sekolah dasar karena tidak mengedepankan proses pada pembelajaran penjasorkes. Oleh sebab itu, pembelajaran permainan bola voli perlu dilakukan modifikasi dan juga perubahan dalam strategi pembelajaran. Permainan bola voli adalah memasukan bola kedaerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan atau memantulkan bola sebelum jatuh atau sebelum menyentuh lantai. ( Yunus, 1992 : 1) menyatakan bahwa dalam hal ini permainan bola voli mini menggunakan tinggi net 2,00 meter dan besar lapangan 12,00 x 6,00 meter. Permainan bola voli mini merupakan salah satu permainan atau cabang olah raga yang ada dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Inti dari modifikasi adalah menganalisa dan mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar potensial yang dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Suherman, 2000: 1). Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial yang dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi, yang tadinya kurang terampil menjadi terampil (Yoyo Bahagia, dkk, 2000: 1). 25

Kriteria modifikasi permainan menurut Suherman (2000: 9) meliputi: ( 1) mendorong partisipasi maksimal, (2) memperhatikan keselamatan, (3) mengajar efektifitas dan efisien gerak, (4) memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan anak, (5) sesuai dengan pertumbuhan perkembangan anak, (6) memperkuat ketrampilan yang sudah dipelajari sebelumnya, (7) mengajar menjadi anak yang cerdas, dan ( 8) meningkatkan perkembangan emosional dan sosial. Modifikasi tersebut dilakukan dengan cara membuat permainan bola voli dengan menggunakan ukuran net 180 cm dan juga menggunakan bola plastik yang dilapisi spon sehingga mempermudah pembelajaran dan menjadi solusi pembelajaran yang lebih bergairah pada siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar bola voli melalui modifikasi bola voli mini pada siswa kelas V SD Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan. Metode Penelitian Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara professional. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di SD Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan. Waktu untuk penelitian ini selama 3 bulan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2014, pada semester I tahun pelajaran 2014-2015. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 37 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Prosedur Penelitian PTK terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan reflektif (Sukardi, 2008: 212). Pada penelitian ini, tindakan ang dimaksud dilaksanakan sebanyak dua siklus. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah obervasi, tes, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bola voli menggunakan modifikasi bola voli mini pada siswa SD Negeri Sindangsari Kecamatan Sindangagung Kabupaten yang berbentuk lembar observasi. Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran bola voli menggunakan modifikasi bola voli mini. Data dokumentasi yang diperoleh berupa foto dan gambar-gambar pada saat pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist. Checklist tersebut berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang diteliti. Penggunaan checklist dimaksudkan agar catatan observasi menjadi sistematis. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi menentukan nilai rata-rata kelas, menentukan nilai hasil checklist yang meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta menentukan nilai ketuntasan belajar. 26

Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini apabila siswa memperoleh nilai > 75. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dengan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang pendidik dipandang tuntas belajar jika mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal skor 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut, (Mulyasa, 2005: 99). Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada dasarnya dalam penelitian tindakan kelas perlu dilakukan serangkaian tahapan yang akan dapat memenuhi hasil yang diharapkan berdasarkan sikap, pemahaman, serta kompetensi bermain. Kegiatan penelitian ini diawali dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut disajikan hasil penelitian dari pembelajaran siklus I dan II. Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Kognitif Bola Voli Mini pada Siklus I Tuntas 13 35,14% Belum Tuntas 24 64,86% siklus I aspek kognitif dengan pemberian modifikasi diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas sebanyak 13 siswa atau sebanyak 35,14%. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 24 siswa atau sebanyak 64,86%. Jadi berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I aspek kognitif siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli mini lebih banyak yang belum tuntas. Namun demikian secara klasikal tingkat ketuntasan belum memenuhi kriteria ketuntasan, karena belum mencapai tingkat ketuntasan sebesar 75% dari keseluruhan siswa yang tuntas. Oleh karena itu, dilakukan pembenahan pada siklus II. Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Afektif Bola Voli Mini pada Siklus I Tuntas 15 40,54% Belum Tuntas 22 59,46% siklus I aspek afektif dengan kriteria tuntas sebanyak 15 siswa atau sebanyak 40,54 %. Sedangkan yang belum tuntas 22 siswa atau sebanyak 59,46%. Jadi berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I aspek afektif siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli mini lebih banyak yang belum tuntas. Namun demikian dari kedua kelompok tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan klasikal sebanyak 75% maka perlu dilakukan pembenahanpembenahan yang dilakukan pada siklus II. 27

Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Psikomotorik Bola Voli Mini pada Siklus I Tuntas 21 56,76% Belum Tuntas 16 43,24% siklus I aspek psikomotorik dengan kriteria tuntas sebanyak 21 siswa atau sebanyak 56,76%. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 16 siswa atau sebanyak 43,24%. Jadi berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I aspek psikomotorik siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli mini lebih banyak yang tuntas. Namun demikian secara klasikal tingkat ketuntasan belum memenuhi kriteria ketuntasan, karena belum mencapai tingkat ketuntasan sebesar 75% dari keseluruhan siswa yang tuntas, maka dilakukan pembenahan pada siklus II. Pada siklus II, perencanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sama seperti kegiatan sebelumnya yaitu pada penetapan materi pembelajaran yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran sebelumnya. Akan tetapi, instruksi diberikan secara lebih singkat oleh guru dan pemberian contoh gerakan yang lebih jelas kepada siswa. Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Kognitif Bola Voli Mini pada Siklus II Tuntas 32 86,49% Belum Tuntas 5 13,51% siklus II aspek kognitif dengan pemberian modifikasi diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas sebanyak 32 siswa atau sebanyak 86,49%. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau sebanyak 13,51%. Jadi berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus II aspek kognitif siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli dengan modifikasi lebih banyak yang tuntas, terjadi peningkatan ketuntasan baik secara klasikal pada kelas modifikasi telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75%. Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Afektif Bola Voli Mini pada Siklus II Tuntas 35 94,59% Belum Tuntas 2 5,41% siklus II aspek afektif dengan pemberian modifikasi diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas sebanyak 35 siswa atau sebanyak 94,59%. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau sebanyak 5,41%. Jadi berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus II, aspek afektif siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli mini lebih banyak yang tuntas. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan baik dengan secara klasikal pada kelas modifikasi telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75%. Tabel Hasil Pembelajaran Aspek Psikomotorik Bola Voli Mini pada Siklus II Tuntas 33 89,19% Belum Tuntas 4 10,81% 28

siklus II aspek psikomotorik dengan kriteria tuntas sebanyak 33 siswa atau sebanyak 89,19%. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau sebanyak 10,81%. Jadi berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus II aspek psikomotorik siswa yang memperoleh pembelajaran bola voli dengan modifikasi lebih banyak yang tuntas, dimana terjadi peningkatan ketuntasan baik secara klasikal pada kelas modifikasi telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75%. Pembahasan Aspek Kognitif Untuk aspek kognitif ini, yang diamati adalah pengetahuan siswa tentang permainan bola voli mini. Untuk mendapatkan data tentang pengetahuan siswa, peneliti memberikan lembar tes kepada setiap siswa yang berisi soal-soal tentang permainan bolavoli mini. Kegiatan ini dilaksanakan setelah pelaksanaan permainan bolavoli mini, dialokasikan waktu 15 menit pada saat sesi evaluasi pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa sudah mengetahui tentang pengetahuan dasar permainan bolavoli mini yang ada, misalnya berapa ukuran lapangan bolavoli mini, berapa jumlah pemain dalam sebuah tim, dan beberapa peraturan yang ada di dalam sebuah pertandingan bolavoli mini. Perbandingan hasil penilaian pemahaman siswa (kognitif) pada masing-masing siklus ditunjukkan pada gambar berikut. 100 80 60 40 20 0 45.65 Siklus I 93.24 Siklus II Grafik Perbandingan Nilai Kognitif Melihat dari hasil penilaian terhadap pemahaman siswa pada siklus I, pengetahuan siswa terhadap modifikasi permainan bolavoli mini, persentase ratarata siswa mencapai 46,65% yang dinyatakan dengan kriteria cukup. Hal ini menunjukkan pengetahuan siswa terhadap modifikasi permainan bola voli masih kurang. Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih giat lagi belajar supaya nilai yang sudah didapat bisa ditingkatkan. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melanjutkannya pada siklus II. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan materi yang sama yaitu Bola voli mini persentase rata-rata siswa terhadap pembelajaran bola voli mini mencapai 93,24% yang juga dinyatakan dengan kriteria sangat baik, ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham terhadap permainan bola voli mini. Aspek Afektif Pada aspek afektif ini, yang diamati adalah sikap dan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati tingkah laku yang dilakukan sati per satu siswa secara bergantian. 29

Sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku yang baik selama proses pembelajaran. Misalnya, siswa sudah datang tepat waktu saat pembelajaran, memperhatikan setiap instruksi dan perintah yang diberikan guru, menghargai sesama teman, dan sebagainya. Perbandingan hasil pengamatan afektif siswa pada masing-masing siklus ditunjukkan pada gambar berikut. 100 80 60 40 20 0 61.15 Sikuls I 80.41 Siklus II Grafik Perbandingan Nilai Afektif Siswa Melihat dari hasil pengamatan perilaku siswa pada siklus I, persentase rata-rata siswa mencapai 61,17% yang dinyatakan dengan kriteria baik, ini menunjukkan siswa sudah mengerti terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, pada siklus II perlu dipertahankan dari apa yang sudah diterapkan oleh siswa, akan tetapi guru harus tetap selalu memberikan motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi secara sportif. Hal ini yang mengharuskan peneliti untuk melanjutkannya pada siklus II. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan materi yang sama yaitu bola voli mini, persentase rata-rata siswa mencapai 80,41% yang juga dinyatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham terhadap tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Aspek Psikomotor Pada aspek psikomotor ini, yang diamati adalah unjuk kerja gerak siswa selama mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati setiap gerakan psikomotorik yang dilakukan oleh siswa. Sebagian besar siswa belum dapat melakukan teknik dasar permaina bola voli mini dengan baik selama proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa asing dengan teknik dasar bola voli mini yang sesungguhnya. Namun siswa tetap merasa antusias untuk melakukan permainan bola voli mini. Perbandingan hasil pengamatan keterampilan psikomotor siswa pada masing-masing siklus ditunjukkan pada gambar berikut. 100 80 60 40 20 0 65.25 Siklus I 79.92 Siklus II Grafik Perbandingan Nilai Psikomotor Melihat dari hasil pengamatan keterampilan psikomotor pada siklus I, teknik dasar siswa dalam bermain modifikasi permainan bolavoli mini persentase rata-rata siswa mencapai 65,25% yang dinyatakan dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan dan belum siap dalam memainkan modifikasi permainan Bola voli mini. Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melanjutkannya pada siklus II. 30

Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan materi yang sama yaitu bola voli mini, persentase rata-rata siswa terhadap pembelajaran bola voli mini mencapai 79,92% yang juga dinyatakan baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mendapatkan peningkatan dalam melaksanakan model pembelajaran modifikasi permainan Bolavoli mini walaupun dengan angka yang kecil. Dengan demikian terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II. Hasil peningkatan yang tidak terlalu besar ini disebabkan beberapa faktor yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut antara lain karena sebelumnya siswa belum pernah atau masih asing dengan permainan Bola voli mini, siswa kurang berlatih atau belajar secara mandiri, serta sebelumnya siswa belum mengetahui cara dan teknik yang benar dalam permainan Bola voli mini. Simpulan dan Saran Pembelajaran Penjasorkes dengan modifikasi permainan bola voli mini dapat diterima oleh siswa dan dapat diterapkan di SD N Sindangsari, Kec. Sindangagung, Kab Kuningan. Permainan ini dapat mencakup semua aspek baik afektif, kognitif, dan psikomotor. Hasil akhir pengamatan pemahaman siswa (kognitif) menunjukkan pencapaian sebesar 93,24 % yang masuk ke dalam kriteria sangat baik. Hasil akhir pengamatan perilaku siswa (afektif) menunjukkan pencapaian sebesar 80,41% yang masuk ke dalam kriteria sangat baik. Hasil akhir pengamatan keterampilan siswa (psikomotor) menunjukkan pencapaian sebesar 79,92% yang masuk ke dalam kriteria baik. Pembelajaran Penjasorkes dengan modifikasi permainan bola voli mini juga dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk mengatasi sarana dan prasarana yang kurang mendukung di sekolah sehingga dapat diterapkan sebagai variasi pembelajaran bola besar. Bagi sekolah, pengadaan sarana dan prasarana yang memadai untuk pembelajaran penjasorkes sangatlah penting. Selain itu, siswa harus menguasai keterampilan teknik dasar bola voli sebelum dapat memainkan permainan bola voli mini dengan baik. Daftar Pustaka Darsono. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Press. Mulyasa, E. 2010. Menjadi guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwadarminta. W.J.S. (2003). Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Soemitro. (1992). Permainan kecil. Jakarta: Depdikbud. Sugandi, A., dkk. (2004). Teori pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Suherman. ( 2000). Prinsip-prinsip pengembangan dan modifikasi cabang olahraga. Jakarta: Depdiknas. Sukardi. (2008). Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukintaka. (1992). Teori bermain. Jakarta : Depdikbud. Yunus, M. (1992). Olahraga pilihan bola voli. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. 31