BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Kekuatan Otot Lengan a. Pengertian Latihan Menurut Pate, dkk yang diterjemahkan Dwijowinoto (1993 : 317) latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Menurut Harsono (1988 : 101) latihan atau training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau pekerjaan, yang dimaksud dengan sistematis latihan adalah berencana menurut jadwal yang telah ditentukan, menurut poladan, sistem tertentu metodis dari mudah kesusah, teratur dari sederhana ke kompleks. Berulang-ulang maksudnya agar gerakangerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah karena terbiasa. Selanjutnya dalam Harsono (2004:7) latihan adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan variabel-variabel internal dan eksternal, antara lain motivasi dan ambisi atlet, kuantitas dan kualitas latihan, volume dan intensitas latihan, pengalaman bertanding. Suatu latihan papun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu bperubahan pada sistem tubuh, baik itu
sistem aerobik, hormon maupun sistem otot. Menurut Nossek dalam Suharjana (2004:13) latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan. Menurut Bompa dalam Suharjana (2004:13) latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. b. Pengertian Kekuatan Kekuatan adalah hasil otot untuk membangkitkan tegangan atau force terhadap suatu tahanan. Kekuatan secara umum adalah kekuatan sistem otot secara keseluruhan. Kekuatan ini mendasari bagi latihan kekuatan siswa secara menyeluruh, oleh karena itu harus dikembangkan semaksimal mungkin. Kekuatan otot khusus merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan suatu cabang olahraga. Berikut penjabaran otot-otot khusus : kekuatan otot maksimum adalah daya tahan yang ditampilkan oleh syaraf otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal, ini ditunjukkan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali usaha (Harsono, 2001 : 24). Dari kutipan di atas, diantara faktor yang terkait dalam cabang olahraga yang ditekuni, yang terpenting untuk tolak peluru adalah kekuatan dan kecepatan, karena jika lengan tidak kuat, dia tidak mampu menolak peluru dengan cepat. Untuk itu perlu diberikan latihan kekuatan. Kekuatan adalah
hasil otot untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Adapun bentuk latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana seseorang harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban tersebut bisa beban anggota tubuh ataupun beban atau bobot dari luar, agar hasilnya efektif, latihan-latihan tahanan haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa harus mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menajan beban tersebut. Latihan yang dapat dilakukan adalah jenis latihan kontraksi isometrik, kontraksi isotonik, dan kontraksi isokenitik (Harsono, 2001:125). c. Pengertian Otot Lengan Otot lengan yang dimaksud adalah jaringan otot yang berada pada daerah lengan. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini. Gambar 1 : Otot Lengan (Prawirohartono, 2000 : 94)
Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keselurhan, hal ini didasarkan atas tiga alasan, yaitu : a) karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, b) karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi siswa dari kemungkinan cidera, c) karena dengan kekuatan, siswa akan dapat berlari, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, dengan demikian dapat membantu stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988 : 177). d. Macam-Macam Kekuatan Jenis atau macam dari kekuatan dalam olahraga dapat dilihat dari beberapa sudut pandang antara lain : 1. Dari aspek tujuan atau sasaran latihan 2. Dari bentuk kontraksi otot 3. Macam-macam kekuatan dilihat dari kombinasi dengan elemen kondisi fisik lainnya (Syafruddin, 2011 : 100) e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Tangan Unjuk kerja yang berhubungan dengan kekuatan dipengaruhi oleh antara lain : 1. Koordinasti Intermuskuler, Yakni beberapa kelompok otot sewaktu melakukan aktifitas. Otot-otot yang bekerja secara koordinasi akan menghasilkan kekuatan maksimal, akan tetapi sering terjadi kerja tidak maksimal.
2. Koordinasi Intramuskuler, Koordinasi Intramuskuler adalah kekuatan juga tergantung pada fungsi saraf otot yang terlibat dalam pelaksanaan tugas aktifitas fisik tersebut. 3. Reaksi Otot Terhadap Rangsangan Syaraf, Reaksi Otot Terhadap Rangsangan Syaraf, otot akan memberikan reaksi terhadap rangsangan latihan sebesar 30% dari potensi yang dimiliki otot yang bersangkutan. 4. Sudut Sendi Sudut, Sudut sendi, beberapa penemuan mengatakan bahwa kekuatan maksimum akan dicapai apabila sendi yang terlibat saat aktivitas berada pada keadaan yang benar-benar lurus atau mendekati keadaan itu (Irawadi, 2011 : 51) f. Bentuk-Bentuk Latihan Kekuatan Otot Lengan Bentuk bentuk latihan kekuatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan kondisi masing-masing sekolahnya, antara lain : 1. Latihan push-up. Badan menelungkup menghadap ke tanah, buka tangan selebar bahu. Turun ke bawah dengan posisi siku tetap stabil disamping, lakukan beberapa kali ulangan. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini. Gambar 2 : Push-Up (Muhajir, 2004 : 4)
2. Latihan kekuatan otot tagnan dengan mengangkat kaki teman, kemudian teman berjalan dengan kedua tangannya. Pada saat mengangkat teman, biarkan teman menarik sendiri badannya. Pada saat mengangkat teman, biarkan teman menarik sendiri badannya, jangan didorong ke depan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali. Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini : Gambar 3 : Berjalan dengan kedua tangan (Muhajir, 2004 : 6) 3. Latihan menggantung atau mengangkat tubuh pada palang tunggal, yang dilakukan dengan cara berpasangan yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan tingkat dan kemampuan siswa. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini.
Gambar 4 : Pull-Up (Muhajir, 2004 : 13) 4. Mengangkat badan dengan bertahan diantara kedua tangan. Buka tangan selebar bahu, kemudian posisikan kedua tangan diantara tengah sela paha. Angkat perlahan-lahan badan dengan berat badan bertumpu pada kedua tangan tersebut. Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini. Gambar 5: Bertahan dengan 2 tangan (Muhajir, 2004 : 4) 2. Hakikat Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai
dengan namanya, peluru bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu. Tolak peluru awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan atau gaya Pat O brien karena awalan tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Fery O Brien dan gaya inilah yang menghasilkan tolakan paling jauh dibandingkan awalan lainnya (Chandra, dkk, 2009 : 71). b. Teknik Dasar Tolak Peluru Adapun teknik dalam tolak peluru terdapat 3 macam cara memegang peluru, yaitu : 1. Teknik Memegang a. Jari-jari direnggangkan, jari kelingking ditekuk dan berada di samping peluru untuk membantu menahan peluru supaya tidak mudah tergeser dari tempatnya. Digunakan untuk atlet yang mempunyai jari-jari kuat dan panjang. b. Jari-jari merapat di belakang peluru, ibu jari di buka ke samping sedangkan jari kelingking berada di samping peluru untuk menahan peluru dan untuk menekan pada waktu peluru ditolakkan. c. Seperti cara kedua, tetapi jari-jari agak direnggangkan, kelingking diletakkan di belakang peluru, sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari menahan geseran ke samping. Digunakan untuk atlet yang berjarijari pendek (Sutrisno, dkk, 2010 : 116). Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini.
Gambar 6 : Cara memegang peluru (Sutrisno, 2010 : 117) 2. Teknik Meletakkan Peluru Di Leher Cara meletakkan peluru di leher. Ambil peluru dan peganglah dengan memilih salah satu jenis pegangan diatas. Letakkan dileher bagian samping kanan depan dengan telapak tangan menghadap ke atas. Untuk lebih meyakinkan letakkan ibu jari diatas tulang selangka, angkat sikut sejajar dengan bahu, miringkan kepala kearah peluru. Sikap ini membantu mengokohkan posisi peluru di leher (Suherman, dkk, 1998 : 190). Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini. Gambar 7. Cara meletakkan peluru di leher (Suherman, dkk, 1998 : 190)
3. Cara Meluncurkan Peluru Dengan Gaya Menyamping (Orthodok) Meluncur dengan gerakan menggeser kaki kesamping atau dikenal dengan gaya menyamping (Orthodok) untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini. a. Fase Permulaan Siswa mengambil posisi dengan badan menyamping ke arah kanan daerah lemparan, kedua tungkai di buka selebar bahu, peluru dipegang dengan tangan kanan dan berada dibelakang arah lemparan, berat badan ada di atas tungkai kanan. Tekuklah tungkai kanan perlahan sehingga badan turun merendah, sambil tungkai kiri dilipat dan ditarik mendekat kearah kaki kanan. Kaki kiri berada menggantung di belakang tungkai kanan dengan ujung jari kaki menghadap kebawah. b. Meluncur Sekarang tungkai kanan mulai diluruskan melalui hentakan yang kuat pada telapak kaki, sambil tungkai kiri ditendangkan kearah balok stop. Kaki kanan meninggalkan lantai dan dengan cepat ditarik ke posisi bawah badan di titik pusat lingkaran sambil tungkai kiri hampir dengan serentak menjangkau lantai dekat ke balok stop dan sedikit kearah kiri garis lemparan. Kedua kaki mendarat dengan telapak kaki, badan membungkuk dan kedua bahu menghadap serong kanan belakang dan berat badan di tungkai kanan.
c. Fase Akhir Fase ini dimulai dengan pemutaran kaki kanan dan lutut ke depan dilanjutkan dengan pelurusan kedua tungkai. Pinggul digeser menyamping, berat badan berada diantara kedua kakii. Bahu kiri dibuka ke depan sedangkan bahu kanan diangkat dan diputar ke kanan. Badan dibawa keatas sedikit membusur. Gerakan ini di dahului oleh gerakan putaran bagian bawah badan. d. Tolakan Sementara itu bahu dan lengan kanan mendorong peluru ke depan dan bahu kiri meneruskan gerakannya ke depan sejauh mungkin. Tolakan diselesaikan ketika bertumpu di tungkai kiri yang dalam keadaan lurus sambil lengan memberhentikan lajunya badan ke depan melalui pergerakan kaki. Yakni tungkai kiri bergerak ke belakang dan tungkai kanan bergerak ke depan, sementara berat badan dipindahkan ke tungkai kanan dan badan diturunkan (Suherman, dkk, 1998 : 191). Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik dasar pelaksanaan tolak peluru dimulai dari sikap memegang peluru, sikap menempelkan peluru pada leher, sikap melakukan tolakan serta sikap akhir dalam mengambil keseimbangan setelah melakukan tolakan tersebut. B. Kerangka Pemikiran Untuk mendapatkan hasil tolak peluru yang lebih baik, maka perlu adanya latihan kekuatan otot lengan, semakin sering melakukan latihan kekuatan otot lengan maka semakin jauh pula jarak tolakan pada saat menolak peluru tersebut.
Latihan kekuatan otot lengan adalah suatu bentuk proses pengerjaan latihan hasil otot untuk membangkitkan tegangan atau force terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh otot tersebut, (Harsono, 2001 : 24). Dan setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan yang dapat ditingkatkan melalui latihan yang terprogram. Tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) adalah salah satu cabang atletik dimana cara pelaksanaannya dengan cara pelaksanaannya dengan cara peluru ditolak dengan ayunan lengan. Dengan prinsip menolak adalah siku seal berada dibelakang alat sewaktu menolak (Chandar, dkk, 2009 :71). Jadi untuk mendapatkan hasil tolakan yang baik, maka diperlukannya latihan kekuatan otot lengan dengan baik pula, sehingga dapat meningkatkan hasil tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan. Adanya latihan terhadap kekuatan otot lengan (Variabel X) mempengaruhi hasil tolak peluru (Variabel Y), untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini. Pre-test Tolak Peluru Y 1 Latihan Kekuatan Otot Lengan Post-Test Tolak Peluru Variabel Y 2 C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan
terhadap hasil tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.