BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Sejarah Lempar Lembing

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peta Konsep GERAK RITMIK

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

: LANTAI PERINGKAT 1

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

ARTIKEL ILMIAH OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

HEADSTAND / KOPSTAND

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PUSAT PERBUKUAN Kementerian Pendidikan Nasional

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Kekuatan Otot Lengan a. Pengertian Latihan Menurut Pate, dkk yang diterjemahkan Dwijowinoto (1993 : 317) latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Menurut Harsono (1988 : 101) latihan atau training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau pekerjaan, yang dimaksud dengan sistematis latihan adalah berencana menurut jadwal yang telah ditentukan, menurut poladan, sistem tertentu metodis dari mudah kesusah, teratur dari sederhana ke kompleks. Berulang-ulang maksudnya agar gerakangerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah karena terbiasa. Selanjutnya dalam Harsono (2004:7) latihan adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan variabel-variabel internal dan eksternal, antara lain motivasi dan ambisi atlet, kuantitas dan kualitas latihan, volume dan intensitas latihan, pengalaman bertanding. Suatu latihan papun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu bperubahan pada sistem tubuh, baik itu

sistem aerobik, hormon maupun sistem otot. Menurut Nossek dalam Suharjana (2004:13) latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan. Menurut Bompa dalam Suharjana (2004:13) latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. b. Pengertian Kekuatan Kekuatan adalah hasil otot untuk membangkitkan tegangan atau force terhadap suatu tahanan. Kekuatan secara umum adalah kekuatan sistem otot secara keseluruhan. Kekuatan ini mendasari bagi latihan kekuatan siswa secara menyeluruh, oleh karena itu harus dikembangkan semaksimal mungkin. Kekuatan otot khusus merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan suatu cabang olahraga. Berikut penjabaran otot-otot khusus : kekuatan otot maksimum adalah daya tahan yang ditampilkan oleh syaraf otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal, ini ditunjukkan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali usaha (Harsono, 2001 : 24). Dari kutipan di atas, diantara faktor yang terkait dalam cabang olahraga yang ditekuni, yang terpenting untuk tolak peluru adalah kekuatan dan kecepatan, karena jika lengan tidak kuat, dia tidak mampu menolak peluru dengan cepat. Untuk itu perlu diberikan latihan kekuatan. Kekuatan adalah

hasil otot untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Adapun bentuk latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana seseorang harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban tersebut bisa beban anggota tubuh ataupun beban atau bobot dari luar, agar hasilnya efektif, latihan-latihan tahanan haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa harus mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menajan beban tersebut. Latihan yang dapat dilakukan adalah jenis latihan kontraksi isometrik, kontraksi isotonik, dan kontraksi isokenitik (Harsono, 2001:125). c. Pengertian Otot Lengan Otot lengan yang dimaksud adalah jaringan otot yang berada pada daerah lengan. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini. Gambar 1 : Otot Lengan (Prawirohartono, 2000 : 94)

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keselurhan, hal ini didasarkan atas tiga alasan, yaitu : a) karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, b) karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi siswa dari kemungkinan cidera, c) karena dengan kekuatan, siswa akan dapat berlari, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, dengan demikian dapat membantu stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988 : 177). d. Macam-Macam Kekuatan Jenis atau macam dari kekuatan dalam olahraga dapat dilihat dari beberapa sudut pandang antara lain : 1. Dari aspek tujuan atau sasaran latihan 2. Dari bentuk kontraksi otot 3. Macam-macam kekuatan dilihat dari kombinasi dengan elemen kondisi fisik lainnya (Syafruddin, 2011 : 100) e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Tangan Unjuk kerja yang berhubungan dengan kekuatan dipengaruhi oleh antara lain : 1. Koordinasti Intermuskuler, Yakni beberapa kelompok otot sewaktu melakukan aktifitas. Otot-otot yang bekerja secara koordinasi akan menghasilkan kekuatan maksimal, akan tetapi sering terjadi kerja tidak maksimal.

2. Koordinasi Intramuskuler, Koordinasi Intramuskuler adalah kekuatan juga tergantung pada fungsi saraf otot yang terlibat dalam pelaksanaan tugas aktifitas fisik tersebut. 3. Reaksi Otot Terhadap Rangsangan Syaraf, Reaksi Otot Terhadap Rangsangan Syaraf, otot akan memberikan reaksi terhadap rangsangan latihan sebesar 30% dari potensi yang dimiliki otot yang bersangkutan. 4. Sudut Sendi Sudut, Sudut sendi, beberapa penemuan mengatakan bahwa kekuatan maksimum akan dicapai apabila sendi yang terlibat saat aktivitas berada pada keadaan yang benar-benar lurus atau mendekati keadaan itu (Irawadi, 2011 : 51) f. Bentuk-Bentuk Latihan Kekuatan Otot Lengan Bentuk bentuk latihan kekuatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan kondisi masing-masing sekolahnya, antara lain : 1. Latihan push-up. Badan menelungkup menghadap ke tanah, buka tangan selebar bahu. Turun ke bawah dengan posisi siku tetap stabil disamping, lakukan beberapa kali ulangan. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini. Gambar 2 : Push-Up (Muhajir, 2004 : 4)

2. Latihan kekuatan otot tagnan dengan mengangkat kaki teman, kemudian teman berjalan dengan kedua tangannya. Pada saat mengangkat teman, biarkan teman menarik sendiri badannya. Pada saat mengangkat teman, biarkan teman menarik sendiri badannya, jangan didorong ke depan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali. Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini : Gambar 3 : Berjalan dengan kedua tangan (Muhajir, 2004 : 6) 3. Latihan menggantung atau mengangkat tubuh pada palang tunggal, yang dilakukan dengan cara berpasangan yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan tingkat dan kemampuan siswa. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini.

Gambar 4 : Pull-Up (Muhajir, 2004 : 13) 4. Mengangkat badan dengan bertahan diantara kedua tangan. Buka tangan selebar bahu, kemudian posisikan kedua tangan diantara tengah sela paha. Angkat perlahan-lahan badan dengan berat badan bertumpu pada kedua tangan tersebut. Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini. Gambar 5: Bertahan dengan 2 tangan (Muhajir, 2004 : 4) 2. Hakikat Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai

dengan namanya, peluru bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu. Tolak peluru awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan atau gaya Pat O brien karena awalan tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Fery O Brien dan gaya inilah yang menghasilkan tolakan paling jauh dibandingkan awalan lainnya (Chandra, dkk, 2009 : 71). b. Teknik Dasar Tolak Peluru Adapun teknik dalam tolak peluru terdapat 3 macam cara memegang peluru, yaitu : 1. Teknik Memegang a. Jari-jari direnggangkan, jari kelingking ditekuk dan berada di samping peluru untuk membantu menahan peluru supaya tidak mudah tergeser dari tempatnya. Digunakan untuk atlet yang mempunyai jari-jari kuat dan panjang. b. Jari-jari merapat di belakang peluru, ibu jari di buka ke samping sedangkan jari kelingking berada di samping peluru untuk menahan peluru dan untuk menekan pada waktu peluru ditolakkan. c. Seperti cara kedua, tetapi jari-jari agak direnggangkan, kelingking diletakkan di belakang peluru, sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari menahan geseran ke samping. Digunakan untuk atlet yang berjarijari pendek (Sutrisno, dkk, 2010 : 116). Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini.

Gambar 6 : Cara memegang peluru (Sutrisno, 2010 : 117) 2. Teknik Meletakkan Peluru Di Leher Cara meletakkan peluru di leher. Ambil peluru dan peganglah dengan memilih salah satu jenis pegangan diatas. Letakkan dileher bagian samping kanan depan dengan telapak tangan menghadap ke atas. Untuk lebih meyakinkan letakkan ibu jari diatas tulang selangka, angkat sikut sejajar dengan bahu, miringkan kepala kearah peluru. Sikap ini membantu mengokohkan posisi peluru di leher (Suherman, dkk, 1998 : 190). Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini. Gambar 7. Cara meletakkan peluru di leher (Suherman, dkk, 1998 : 190)

3. Cara Meluncurkan Peluru Dengan Gaya Menyamping (Orthodok) Meluncur dengan gerakan menggeser kaki kesamping atau dikenal dengan gaya menyamping (Orthodok) untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini. a. Fase Permulaan Siswa mengambil posisi dengan badan menyamping ke arah kanan daerah lemparan, kedua tungkai di buka selebar bahu, peluru dipegang dengan tangan kanan dan berada dibelakang arah lemparan, berat badan ada di atas tungkai kanan. Tekuklah tungkai kanan perlahan sehingga badan turun merendah, sambil tungkai kiri dilipat dan ditarik mendekat kearah kaki kanan. Kaki kiri berada menggantung di belakang tungkai kanan dengan ujung jari kaki menghadap kebawah. b. Meluncur Sekarang tungkai kanan mulai diluruskan melalui hentakan yang kuat pada telapak kaki, sambil tungkai kiri ditendangkan kearah balok stop. Kaki kanan meninggalkan lantai dan dengan cepat ditarik ke posisi bawah badan di titik pusat lingkaran sambil tungkai kiri hampir dengan serentak menjangkau lantai dekat ke balok stop dan sedikit kearah kiri garis lemparan. Kedua kaki mendarat dengan telapak kaki, badan membungkuk dan kedua bahu menghadap serong kanan belakang dan berat badan di tungkai kanan.

c. Fase Akhir Fase ini dimulai dengan pemutaran kaki kanan dan lutut ke depan dilanjutkan dengan pelurusan kedua tungkai. Pinggul digeser menyamping, berat badan berada diantara kedua kakii. Bahu kiri dibuka ke depan sedangkan bahu kanan diangkat dan diputar ke kanan. Badan dibawa keatas sedikit membusur. Gerakan ini di dahului oleh gerakan putaran bagian bawah badan. d. Tolakan Sementara itu bahu dan lengan kanan mendorong peluru ke depan dan bahu kiri meneruskan gerakannya ke depan sejauh mungkin. Tolakan diselesaikan ketika bertumpu di tungkai kiri yang dalam keadaan lurus sambil lengan memberhentikan lajunya badan ke depan melalui pergerakan kaki. Yakni tungkai kiri bergerak ke belakang dan tungkai kanan bergerak ke depan, sementara berat badan dipindahkan ke tungkai kanan dan badan diturunkan (Suherman, dkk, 1998 : 191). Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik dasar pelaksanaan tolak peluru dimulai dari sikap memegang peluru, sikap menempelkan peluru pada leher, sikap melakukan tolakan serta sikap akhir dalam mengambil keseimbangan setelah melakukan tolakan tersebut. B. Kerangka Pemikiran Untuk mendapatkan hasil tolak peluru yang lebih baik, maka perlu adanya latihan kekuatan otot lengan, semakin sering melakukan latihan kekuatan otot lengan maka semakin jauh pula jarak tolakan pada saat menolak peluru tersebut.

Latihan kekuatan otot lengan adalah suatu bentuk proses pengerjaan latihan hasil otot untuk membangkitkan tegangan atau force terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh otot tersebut, (Harsono, 2001 : 24). Dan setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan yang dapat ditingkatkan melalui latihan yang terprogram. Tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) adalah salah satu cabang atletik dimana cara pelaksanaannya dengan cara pelaksanaannya dengan cara peluru ditolak dengan ayunan lengan. Dengan prinsip menolak adalah siku seal berada dibelakang alat sewaktu menolak (Chandar, dkk, 2009 :71). Jadi untuk mendapatkan hasil tolakan yang baik, maka diperlukannya latihan kekuatan otot lengan dengan baik pula, sehingga dapat meningkatkan hasil tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan. Adanya latihan terhadap kekuatan otot lengan (Variabel X) mempengaruhi hasil tolak peluru (Variabel Y), untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini. Pre-test Tolak Peluru Y 1 Latihan Kekuatan Otot Lengan Post-Test Tolak Peluru Variabel Y 2 C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan

terhadap hasil tolak peluru gaya menyamping (Orthodok) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.