PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN PADA SHUTTLE CAR UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

KUALITAS LAYANAN BEBERAPA PERUSAHAAN ASURANSI DI SURABAYA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Menggunakan Metoda Service Quality (Servqual) *

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN SERVICE KENDARAAN BERMOBIL MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DI PT SILOAM KIA BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB V HASIL DAN ANALISA

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT.

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ASURANSI KENDARAAN DI PT.X DENGAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

Kusmara Jiwantara, Agung Sutrisno, Johan S. C. Neyland Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa dengan Menggunakan Metode Service Quality di Baraya Travel Bandung *

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) *

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Service Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Service Quality Di Dealer Yamaha Cicadas*

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya

#13 KEPUASAN PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN #12

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Nora Tristiana Abstrak

#14 KEPUASAN PELANGGAN

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG ATAU PAKET MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang

ANALISIS PELAYANAN JASA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

TOTAL QUALITY MANAGEMENT dan KEPUASAN PELANGGAN DALAM JASA PARIWISATA Oleh Iis prasetyo, MM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SEMINAR NASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus

BAB III PERUMUSAN MASALAH

Transkripsi:

PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN PADA SHUTTLE CAR UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Benedictus Rahardjo 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya Email: beni@petra.ac.id Abstrak Shuttle car merupakan salah satu pelayanan yang diberikan Universitas Kristen Petra kepada mahasiswanya untuk menjangkau tempat parkir yang jauh. Pelayanan shuttle car masih dirasa kurang memuaskan oleh sebagian mahasiswa. Service quality merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan pada shuttle car. Pengukuran dilakukan dengan cara membuat pertanyaan yang sesuai dengan dimensi-dimensi yang terdapat pada service quality. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan dari layanan shuttle car masih berada cukup jauh di bawah harapan dari pengguna layanan tersebut. Kata kunci: Shuttle Car, Service Quality, Servqual, Kualitas, Gap. Abstract Shuttle car is one of services from Universitas Kristen Petra for its students to help reach the parking area. The some of students are not yet satisfied by shuttle car services. In this research, service quality is used as method to measure service quality of shuttle car with using questions of service quality dimensions. The result of this research is average of satisfaction degree below from expectation of customers. Kata kunci: Shuttle Car, Service Quality, Servqual, Kualitas, Gap. PENDAHULUAN Parkiran merupakan suatu fasilitas yang disediakan oleh Universitas Kristen Petra. Jumlah tempat parkir dan jumlah mahasiswa yang ada tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Total mahasiswa yang ada tiap tahunnya berjumlah kurang lebih 10.000 mahasiswa. Mahasiswa yang membawa kendaran berupa mobil di Petra sangat banyak sehingga membutuhkan lahan parkir lebih karena lahan parkir di dalam gedung tidak dapat mencukupi kebutuhan. Lahan parkir yang disediakan oleh Universitas Kristen Petra selain tempat parkir yang ada didalam gedung adalah lahan parkir di Lapangan Parkir Utara atau yang sering disebut Lapangan Anta. Lapangan Anta menuju Universitas Kristen Petra berjarak sekitar 400 meter. Kondisi cuaca yang sangat panas, hujan dan lalu lintas membuat mahasiswa membutuhkan alat transportasi antara kampus dan Lapangan Anta. Pemberian layanan Shuttle Car, digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di atas. Shuttle car yang digunakan adalah mobil kijang innova dengan jumlah 4 mobil. Mobil yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa sehingga sebagian mahasiswa memilih untuk berjalan kaki menuju kampus. Pelayanan shuttle car dirasa kurang oleh beberapa mahasiswa karena tidak dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa menuju kampus, shuttle car yang datang tak menentu, tempat menunggu yang kurang nyaman, dan sebagainya. 224

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunna shuttlecar di Universitas Kristen Petra. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang harus dikembangkan sehingga pengguna shuttle car merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Universitas Kristen Petra. Penelitian ini juga hanya membahas Gap lima dan responden dari penelitian ini adalah pengguna shuttle car di Universitas Kristen Petra. TINJAUAN PUSTAKA Service Quality ServiceQuality atau kualitas pelayanan merupakan sebuah metode pengukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Artinya kualitas pelayanan ditentukan oleh kemampuan perusahaan atau lembaga tertentu untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Perusahaan jasa agar dapat memenuhi kepuasan konsumennya, maka memerlukan pengukuran dengan metode service quality. Kualitas pelayanan yang diukur dalam hal ini adalah kualitas dari jasa yang diberikan oleh perusahaan, seperti fasilitas, ketanggapan, kesopanan, tanggung jawab. Pengukuran dengan metode service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan antara persepsi konsumen, manajemen, pelayanan dan sebagainya. Perbedaan persepsi tersebut disebut juga sebagai Gap atau kesenjangan. Konsumen dapat dikatakan semakin merasa puas apabila dari hasil pengolahan data Gap yang didapat semakin kecil. Sebaliknya, apabila dari hasil pengolahan data Gap yang didapat semakin besar maka konsumen semakin tidak puas. Perusahaan perlu mencari penyebab semakin besarnya hasil Gap agar dapat melakukan perbaikan. Dimensi Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2006:182) memiliki 5 dimensi, yaitu sebagai berikut: 1. Tangibles Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. 2. Reliability Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. 3. Responsiveness Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. 4. Assurance Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Dimensi assurance terdiri dari empat sub dimensi, yaitu: a. Competence (Kompetensi) Keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki penyedia jasa dalam memberikan jasanya kepada pelanggan. b. Credibility (Kredibilitas) Kejujuran dan tanggung jawab pihak penyedia jasa sehingga pelanggan dapat mempercayai pihak penyedia jasa. 225

c. Courtesy (Kesopanan) Etika kesopanan, rasa hormat, dan keramahan pihak penyedia jasa kepada pelanggannya pada saat memberikan jasa pelayanan. d. Security (Keamanan/Keselamatan) Rasa aman, perasaan bebas dari rasa takut serta bebas dari keragu-raguan akan jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa kepada pelanggannya. 5. Empathy yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Dimensi empathy terdiri dari tiga sub dimensi, yaitu: a. Access (Akses) Tingkat kemudahan untuk dihubungi dan ditemuinya pihak penyedia jasa kepada pelanggannya. b. Communication (Komunikasi) Kemampuan pihak penyedia jasa untuk selalu menginformasikan sesuatu dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pelanggan dan pihak penyedia jasa selalu mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh pelanggan. c. UnderstandingCustomer (Mengerti Pelanggan) Tingkat usaha pihak penyedia jasa untuk mengetahui dan mengenal pelanggan beserta kebutuhan-kebutuhannya. Gap dalam Metode Kualitas Layanan Word of Mouth Communication Personal Needs Past Experiences GAP 5 Expected Service Perceived Service PROVIDER GAP 3 Services Delivery GAP 4 External Communication to Customer GAP 1 GAP 2 Service Quality Spesification Management Perceptions of customer expectation Gambar 2. Model Konseptual Kualitas Layanan. (Sumber: Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990)) 226

Gap dapat diartikan sebagai sebuah kesenjangan. Kesenjangan dari Gap dapat berkaitan dengan berbagai hal seperti konsumen, manajemen, pelayanan dan sebagainya. Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990) mengatakan bahwa ada lima kesenjangan yang ada yaitu Gap 1, Gap 2, Gap 3, Gap 4 dan Gap 5. Kesenjangan atau Gap tersebut adalah sebagai berikut: Gap 1 Kesenjangan yang terjadi pada Gap 1 ini adalah kesenjangan yang terjadi karena adanya persepsi manajemen tentang harapan konsumen dengan harapan konsumen dimana manajemen tidak mengetahui atau kurang memahami apa yang sebenarnya diharapkan oleh konsumen. Gap 2 Merupakan kesenjangan yang terjadi antara kualitas layanan yang ditetapkan oleh manajemen dengan kualitas layanan yang diharapkan oleh konsumen. Gap 3 Gap 3 adalah kesenjangan yang terjadi antara pelaksanaan layanan dengan standar kualitas layanan yang ditetapkan dimana seringkali pelaksanaan layanan belum dapat memenuhi spesifikasi atau standar kualitas layanan yang ditetapkan. Gap 4 Kesenjangan yang terjadi pada Gap 4 adalah terjadinya kesenjangan antara pelaksanaan layanan dengan komunikasi eksternal dimana penyebab dari kesenjangan ini adalah pelayanan yang tidak sesuai dengan janji yang dikomunikasikan. Gap 5 Gap 5 menunjukkan kesenjangan yang terjadi dengan persepsi yang dialami oleh konsumen dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen. Nilai dari Gap menunjukkan nilai kualitas layanan atau servqual yang diberikan. Nilai servicequality (servqual) didapatkan dari pemberian penilaian pada masing-masing bagian, baik bagian harapan dan bagian kepuasan yang didapatkan oleh konsumen melalui pembagian kuesioner. Pengolahan data dilakukan setelah penyebaran kuesioner untuk mengetahui nilai kesenjangannya. Nilai yang didapatkan berasal dari nilai harapan dikurangi dengan nilai kepuasan. Penghitungan nilai memiliki tiga buah kemungkinan yaitu: Apabila hasil penghitungan positif, maka harapan konsumen telah terpenuhi. Semaikin besar angka positifnya maka semakin baik kualitas pelayanannya. Apabila hasil dari penghitungan adalah nol, maka kepuasan konsumen sudah terpenuhi. Apabila hasil dari penghitungan negatif, maka pemberi jasa layanan masih belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan Gap-Gap di atas, dapat dilihat bahwa Gap 1, Gap 2, Gap 3 dan Gap 4 merupakan Gap yang dilihat dari sudut pandang penyedia jasa. Gap 5 merupakan sudut pandang yang dilihat berdasarkan pelanggan. Penelitian ini hanya membahas Gap 5 saja dalam penelitian ini karena hanya ingin mengetahui harapan dan kepuasan dari pelanggan saja. Analisa Kuadran Diagram kartesius digunakan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan dan harapan baik dari segi pemberi jasa maupun pelanggan. Diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut: 227

Y Sangat Penting Y II I III IV Sangat Puas X Gambar 3. Diagram Kartesius Sumber: Hadiati (1999) Keterangan Diagram : X : Tingkat kepuasan Y : Tingkat kepentingan / harapan X : Rata-rata tingkat kepuasan. Y : Rata-rata tingkat kepentingan. X : Rata-rata yang diperoleh dari rata-rata tingkat kepuasan dibagi jumlah pertanyaan kepuasan Y : Rata-rata yang diperoleh dari rata-rata tingkat harapan dibagi jumlah pertanyaan harapan Gambar 3. menunjukkan hubungan antara harapan dan kepuasan responden. Kuadran pertama yang terletak pada bagian kanan atas menunjukan bahwa tingkat harapan responden atas pertanyaan tersebut tinggidan tingkat kepuasannya juga tinggi.atribut ini meruapakan atribut yang sangat penting bagi konsumen sehingga perusahaan harus dapat mempertahankan tingkat pelayanannya. Kuadran kedua menunjukan bahwa tingkat harapan responden tinggi tetapi tingkat kepuasannya cukup rendah. Selanjutnya yaitu kuadran ketiga menunjukan bahwa tingkat harapan responden rendah dan tingkat kepuasannya juga rendah. Kuadran yang terakhir adalah kuadran keempat yang menunjukan bahwa tingkat harapan responden rendah tetapi tingkat kepuasannya tinggi. Atribut pada kuadran III dan kuadran IV dianggap kurang penting oleh pelanggan dan perusahaan dapat mengabaikan untuk memberikan perbaikan. 228

METODE PENELITIAN Mulai Menentukan Topik Identifikasi Masalah Studi Literatur Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan Selesai Gambar1. Tahap-tahap metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar melalui Google form. Responden yang diminta untuk mengisi kuesioner ini, merupakan responden yang pernah menggunakan fasilitas Shuttle Car. Kuesioner dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian background responden dan bagian pertanyaan mengenai harapan dan kepuasan pengguna Shuttle Car Pertanyaan untuk background responden berjumlah 4 pertanyaan yang ditunjukkan pada Gambar 4. Pertanyaan yang diajukan untuk kepuasan dan kepentingan pengguna Shuttle Car terhadap layanan yang diberikan berjumlah 12 pertanyaan. Pertanyaan tersebut dikembangkan dari dimensi-dimensi yang telah ditentukan. Pengambilan data dilakukan selama satu minggu dari tanggal 18 November hingga 25 November 2017. Penyebaran tersebut diperoleh 99 orang responden yang berasal dari berbagai jurusan dan angkatan di Universitas Kristen Petra. 229

Gambar 4. Background Responden Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa kuesioner telah tersebar di 15 jurusan yang ada di Universitas Kristen Petra. Sebanyak 55% responden mengaku menggunakan Shuttle Car lebih dari sekali dalam seminggu. Responden sebagian besar berasal dari angkatan 2014 dan 2015 dimana antara perempuan dan laki-laki tersebar secara merata. Langkah berikutnya yang dilakukan adalah menganalisa hasil dari kuesioner yang telah disebar melalui Google Form. Responden diberikan kirteria penilaian dari skala 1 hingga 4 dengan kriteria penilaian ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Skala Penilaian Skala Kepentingan Skala Kepuasan Sangat tidak Sangat tidak 1 penting 1 puas 2 Tidak penting 2 Tidak puas 3 Penting 3 Puas 4 Sangat penting 4 Sangat puas Seluruh pertanyaan yang diajukan memuat kriteria penilaian yang telah dimuat pada Tabel 1. Pertanyaan-pertanyaan kemudian diajukan kepada responden dalam dua bagian yaitu bagian kepentingan dan bagian kepuasan. Masing-masing bagian memiliki 12 buah pertanyaan dimana pertanyaan-pertanyaan antara kepentingan dengan kepuasan memiliki hubungan. Tabel 2. Daftar Pertanyaan Bagian No Pertanyaan 1 Kapasitas Mobil Shuttledapat memenuhi kebutuhan yang ada 2 Mobil Shuttleyang digunakan nyaman 3 Kebersihan mobil shuttle 4 Lokasi menunggu Shuttledi Entrance Hall sudah memadai 5 Lokasi menunggu Shuttledi Anta sudah memadai 6 Jarak saat berjalan kaki menuju tempat Shuttledi Anta Kepentingan 230

Tabel 2. Daftar Pertanyaan (Lanjutan) Bagian No Pertanyaan 7 Jarak saat berjalan kaki menuju tempat Shuttledi Entrance Hall 8 Antrian pengguna Shuttleteratur sesuai dengan urutan tunggu 9 Shuttlememiliki jadwal kedatangan yang tetap 10 Sopir Shuttlememberikan pelayanan yang baik dan cepat 11 Sopir Shuttlememberikan pelayanan dengan sopan dan ramah 12 Mobil Shuttleyang digunakan layak untuk penumpang 1 Kapasitas Mobil Shuttledapat memenuhi kebutuhan yang ada 2 Mobil Shuttleyang digunakan nyaman 3 Kebersihan mobil shuttle 4 Lokasi menunggu Shuttledi Entrance Hall sudah memadai 5 Lokasi menunggu Shuttledi Anta sudah memadai 6 Jarak saat berjalan kaki menuju tempat Shuttledi Anta 7 Jarak saat berjalan kaki menuju tempat Shuttledi Entrance Hall 8 Antrian pengguna Shuttleteratur sesuai dengan urutan tunggu 9 Shuttlememiliki jadwal kedatangan yang tetap 10 Sopir Shuttlememberikan pelayanan yang baik dan cepat 11 Sopir Shuttlememberikan pelayanan dengan sopan dan ramah 12 Mobil Shuttleyang digunakan layak untuk penumpang Kepentingan Kepuasan Setelah kuesioner disebar, maka akan didapatkan data kuesioner berupa nilai kepentingan dan kepuasan dari pengguna shuttle car di Universitas Kristen Petra. Nilai tersebut kemudian diolah dan ditentukan nilai rata-ratanya untuk membuat diagram kartesius. Rata-rata dari rara-rata kemudian dihitung untuk menentukan garis pembatas antara kuadran I, kuadran II, kuadran III hingga kuadran IV. Hasil dari pembagian kuadran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menentukan bagian mana yang harus diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Pengujian data kemudian dilakukan setelah mendapatkan hasil kuesioner. Tabel 3. Rata-Rata Nilai Kepentingan dan Kepuasan Pertanyaan Kepentingan Kepuasan 1 3.53535 2,72727 2 3,41414 3,05051 3 3,42424 3,0404 231

Tabel 3. Rata-Rata Nilai Kepentingan dan Kepuasan (Lanjutan) Pertanyaan Kepentingan Kepuasan 3,24242 2,87879 5 3,11111 2,42424 6 3,14141 2,51515 7 3,27273 2,82828 8 3,38384 2,10101 9 3,36364 2,06061 10 3,31313 2,83838 11 3,30303 3 12 3,53535 3,15152 RATA- RATA 3,3367 2,71801 Berdasarkan hasil penghitungan dari tabel, maka diperoleh garis pembatas untuk kepentingan ( Sumbu Y) adalah 3,3367 dan garis pembatas kepuasan (sumbu X) adalah 2,71901. Dilihat dari rata-rata kepuasaan, pengguna shuttlecar masih memiliki tingkat kepuasan yang berada di range angka 2. Langkah pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS dimana melalui software ini akan dibuat diagram kartesius perbandingan antara kepentingan dan kepuasan konsumen. Hasil dari pengolahan data diagram kartesius ditunjukkan pada Gambar 5. 3.60 1 12 3.50 3 3.40 8 2 Kepentingan 3.30 9 7 10 11 4 3.20 6 5 3.10 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 Kepuasan Gambar 5. Diagram Kartesius Kepentingan dan Kepuasan Gambar 5 menunjukkan hubungan antara kepentingan dengan kepuasan dari pengguna Shuttle Car. Melalui gambar tersebut dapat dilihat bahwa bagian pelayanan Shuttle Car yang harus segera diperbaiki adalah bagian di kuadran II yaitu pernyataan nomor 8 dan 9. Pernyataan nomor 8 membahas tentang urutan tunggu dari antrian pengguna shuttle. Nilai kepentingan dari pengguna layanan Shuttle Car apabila dilihat dari Tabel 3. menunjukkan angka sebesar 3.38384 sedangkan angka nilai kepuasannya hanya 2.10101. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna layanan Shuttle Car masih belum puas terhadap layanan Shuttle Car. Pernyataan kedua yang harus segera diberikan perbaikan adalah pertanyaan nomor 9 yang berisi tentang ketetapan jadwal kedatangan shuttle. Pengguna layanan Shuttlememberikan nilai harapan untuk jadwal kedatangan Shuttle sebesar 3.36364 232

sedangkan nilai kenyataan yang dimiliki hanyalah 2.06061. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai harapan jauh lebih tinggi dibandingkan nilai kenyataan yang diterima oleh pengguna layanan Shuttle Car. Pengguna layanan Shuttle Car dapat disimpulkan masih belum puas terhadap layanan Shuttle dalam lingkup waktu antar kedatangan shuttle. Usulan Perbaikan Permasalahan permasalahan yang ada pada layanan ShuttleCar Universitas Kristen Petra perlu segera diberikan solusi perbaikan agar segera terselesaikan dan dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi terhadap pengguna layanan tersebut. Perbaikan yang dapat diberikan kepada layanan ShuttleCar dibedakan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sudah ada. Permasalahan tersebut adalah urutan antrian dalam menunggu ShuttleCar dan waktu antar kedatangan ShuttleCar. Perbaikan yang pertama dilakukan pada urutan dalam menunggu antrian ShuttleCar. Perbaikan tersebut adalah dengan memberikan tempat dan tanda antrian untuk ShuttleCar. Tempat antrian tersebut dapat ditandai dengan adanya tali atau tiang kecil sehingga pengguna ShuttleCar dapat berbaris dengan urut dan teratur untuk menunggu ShuttleCar. Gambar 6. Contoh Tali Antrian Permasalahan yang kedua yaitu waktu antar kedatangan dari ShuttleCar, dapat diberikan perbaikan dengan menjadwal waktu kedatangan ShuttleCar sesuai dengan jam-jam sibuk yang ada. Kedatangan shuttle dapat diatur per 15 menit untuk saat sibuk atau per 30 menit disaat malam atau jam santai. Adanya jam kedatangan tersebut tentunya akan memperjelas pengguna ShuttleCar dalam menunggu mobil datang. PENUTUP Kesimpulan dan Saran Secara keseluruhan, rata-rata tingkat kepuasan dari layanan shuttle car masih berada cukup jauh di bawah harapan dari pengguna layanan tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pelayanan dari ShuttleCar Universitas Kristen Petra memiliki beberapa hal yang harus segera diperbaiki. Hal tersebut meliputi urutan antrian shuttlecar dan waktu antar kedatangan shuttlecar. Pihak shuttlecar dapat segera memberikan perbaikan terhadap kedua faktor pelayanan shuttlecar tersebut. Pelayanan dari urutan antrian dapat diatasi dengan pemberian tali sebagai batas dan penanda dari tempat antrian tersebut. faktor kedua yaitu waktu antar kedatangan dapat diatasi dengan pemberian jadwal kedatangan shuttle sehingga pengguna dapat lebih jelas dalam mengetahui jadwal antar kedatangan. 233

DAFTAR PUSTAKA Ziethaml, V. A., Leonard L. Berry and A. Parasuraman. 1990. Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and Expectations. New York: The free Press. Hadiati, S. 1999. Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.1, 56-64. 234