Pertemuan 2. Dany Juhandi, S.P, M.Sc

dokumen-dokumen yang mirip
UNSUR-UNSUR POKOK USAHATANI (FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI)

PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN*

HUKUM AGRARIA. Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Sumber Alam. mengatur Hak Penguasaan atas Tanah. Hak Penguasaan Atas Tanah

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT *

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMANDANGAN UMUM. UUPA mulai berlaku pada tanggal 24 September Undang-undang ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pemerintah serta ditetapkan melalui undang-undang. Berdasarkan undang-undang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERPU 56/1960, PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

BAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB V PENUTUP. penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PENUTUP. dengan membuat Permohonan penetapan kepada Pengadilan Negeri. Surabaya yang isinya menyatakan bahwa benar telah didaftarkannya

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan oleh karena itu sudah semestinya pemanfaatan fungsi bumi,

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

III KERANGKA PEMIKIRAN

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

Road Map Pembaruan Agraria di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain sebagai tempat tinggal, tempat untuk melakukan berbagai aktifitas

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KUESIONER. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Usahatani untuk Petani Mitra. Untuk Mengetahui Keragaan Usahatani Ubi Jalar Varietas AC dan Varietas Bogor

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era sekarang ini tanah merupakan kekayaan dan modal dasar dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

LAPORAN AKHIR STUDI PROSPEK DAN KENDALA PENERAPAN REFORMA AGRARIA DI SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

30% Pertanian 0% TAHUN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III SEWA MENYEWA TANAH PERTANIAN DALAM KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA DAN PERATURAN LAINNYA YANG BERLAKU DI INDONESIA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi

a. Ada kebutuhan tanah (pengadaan tanah) pihak lain yang belum memiliki tanah b. Pemilik Tanah tidak mau mengalihkan (menjual) hak atas tanahnya c.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tanah merupakan suatu

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Transkripsi:

Pertemuan 2 Dany Juhandi, S.P, M.Sc

LAHAN Tanah merupakan faktor produksi yang bersifat: 1 2 Relatif langka dibanding dengan faktor produksi lainnya Distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata

Dibeli Pemberi an negara Disewa Disakap Sumber kepemilikan lahan Warisan Membu ka lahan sendiri Wakaf

a. Dibeli Tanah yang dibeli merupakan tanah milik, yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Dibuktikan dengan bukti pemilikan yaitu sertifikat yang dikeluarkan oleh negara melalui Dirjen Agraria Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yang berlaku secara administratif dan proseduriil Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yang ditetapkan pemerintah, yaitu notaris dan camat sebagai PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria kabupaten untuk disertifikatkan.

b. Pemberian oleh negara Tanah pemberian oleh negara dapat diperoleh melalui : Pelaksanaan UUPA (Undang-undang Pokok Agraria) Transmigrasi PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat) TIR (Program Tambak Inti Rakyat) e. Warisan : tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya. f. Wakaf : tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain (misalnya untuk kegiatan sosial). g. Membuka lahan sendiri Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan lahan. Hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum kongkret antara masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya.

B. Status Tanah Status Tanah hubungan tanah usahatani dengan pengolahannya. Terdapat beberapa macam status tanah, antara lain: a. Tanah Milik Tanah milik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Bebas diolah oleh petani Bebas untuk direncanakan dan menentukan cabang usaha di atas tanah tersebut Bebas menggunakan teknis dan cara budidaya yang paling dikuasai dan disenangi oleh petani Bebas diperjualbelikan Dapat menumbuhkan menurut tanggungjawab atas tanah tersebut Dapat menjamin sebagai agunan b. Tanah Sewa Tanah Sewa adalah tanah yang disewa oleh petani kepada pihak lain, karena itu petani mempunyai kewenangan seperti tanah milik di luar jangka waktu sewa yang disepakati, tetapi penyewa tidak boleh menjual dan menjadikan sebagai agunan.

c. Tanah Sakap Tanah sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan pemiliknya, digarap atau dikelola oleh pihak lain. Dalam pengelolaan usahatani, seperti penentuan cabang usaha dan pilihan teknologi harus dikonsultasikan dengan pemiliknya. d. Tanah Gadai Tanah gadai adalah pengalihan penguasaan hak garap tanah dari pemilik tanah kepada pemilik uang. Ada 2 motif yang melandasi terjadinya hal ini, yaitu motif ekonomi (rumah tangga, kecil atau sedang) dan motif sosial (misal, kalau menyewakan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang besar seperti pernikahan atau khitan anaknya). Dalam hal ini, status petani masih tetap sebagai petani pemilik. e. Tanah Pinjaman

C. Tanah Sebagai Ukuran Usahatani Total tanah usahatani : jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (ha). Misalnya : petani A memiliki tanah di 3 tempat untuk usahataninya. Setiap tanah di suatu tempat disebut persil. Persil 1 = 3 ha, Persil 2 = 0,5 ha, Persil 3 = 0,8 ha, sehingga totalnya adalah 4,34 ha. Total luas pertanian adalah jumlah luas per tanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu satu tahun. D. Landreform Landreform bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut: Mengadakan pembagian yang adil atas semua sumber penghidupan rakyat tani yang berupa tanah Menghindari spekulasi tanah dan pemerasan Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap WNI Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan penguasaan tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas Mempertinggi produk nasional dan mendoronh terselenggaranya pertanian

TENAGA KERJA Merupakan energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia (laki-laki, perempuan dan anak-anak) bisa berasal dari dalam maupun luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan dan sambatan (tolong-menolong, misalnya arisan dimana setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya).

Peran dan Fungsi Petani Pribadi Kepala Keluarga Guru Warga negara Pengelola usahatani Warga sosial/kel ompok

Contoh kebutuhan tenaga kerja beberapa komoditi pertanian adalah sebagai berikut : Ubi Jalar 178 HK Lombok 204 HK Kentang 317 HK Bawang merah 178 HK Kubis : 525 HK

Ukuran Satuan Kerja Satuan kerja diperlukan untuk mengukur efisiensi yaitu jumlah pekerjaan produktif yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja. Efisiensi diukur dengan produktivitas, yaitu perbandingan antara berapa yang dihasilkan dengan berapa HK yang digunakan. Contoh : Cabang Usaha HK Hasil Produktivitas (Rp/HK) Ubi Jalar 178 Rp 19.400 108,99 Kubis 525 Rp 10.500 20 Masing-masing cabang usaha mempunyai produktivitas yang berbeda. Dengan perhitungan satuan kerja tersebut, dapat dilihat oleh petani manakah cabang usaha yang dapat memberikan keuntungan bagi petani.

Kegiatan usahatani yang memerlukan tenaga kerja meliputi: Penjualan Persiapan tanaman Pengadaan saprodi Penanaman dan persemaian Pemelihara an Panen dan pengangkut an hasil

MODAL Bangunan Alsintan Uang, dll Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman warisan, dari usaha lain dan kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah, rumah dll) menjadi dan dikuasai pemilik modal

TUGAS Cari informasi dari referensi buku atau kerya tulis tentang: Berapa tenaga kerja dan HK yang dibutuhkan untuk budidaya komoditi per hektar. Berapa penghasilan yang diperoleh dari budidaya komoditi Hitung produkvitas tenaga kerjanya Berapa biaya/modal yang dibutuhkan untuk usaha komoditi.

TERIMA KASIH