Model Guided Teaching dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VI

Model Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

STRATEGI TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR PKN

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI METODE BERMAIN JAWABAN DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 10 KOTO JUA KECAMATAN BAYANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Media Gambar Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pkn

ISSN Cetak: ISSN Online: DOI : / Volume 3 Nomor 2, 2017, hlm 44-56

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DI SD NEGERI 01 SICINCIN

Konseling dan Pendidikan

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SDN 04 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI METODE PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 16 PASAMAN

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENINGKATAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE STRATEGI PEER TUTORING DI KELAS V SD KARTIKA 1-11 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS XII SMK NURUL HUDA SUKARAJA Mursilah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PKn

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PLANTED QUESTIONS DI SDN 01 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN 03 BANDAR BUAT PADANG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI KELAS V SDN 08 ULAK KARANG SELATAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KARTU ARISAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 08 LIMAU-LIMAU PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PADA TEMA PAHLAWANKU SISWA KELAS IV DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Melalui Strategi Card Sort Pada Pembelajaran IPA Di SDN 24 Batang Anai

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN

METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INTERAKTIF DI SD NEGERI 14 LUBUK ALUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Abstrak. questions is 77.5 %, the percentage of the average response to the question was

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

Konseling dan Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN STRATEGI TRUE OR FALSE DI SD NEGERI 13 SURAU GADANG PADANG

Transkripsi:

JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103 http://jurnal.iicet.org DOI : https://doi.org/10.29210/02017111 Volume 1 Nomor 3, 2017, hlm 68-76 Info Artikel: Diterima: 02/04/2017 Direvisi: 17/05/2017 Dipublikasikan: 30/06/2017 Dipublikasikan oleh: Model Guided Teaching dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa Daranis SDN 18 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Abstrak Background of this study is the low learning participation of 6th grade students in social subject learning. This study aimed to improve students participation in social subject learning through implementation of guided teaching model. This is a classroom action research which was conducted at SDN 18 Batang Anai. Data were collected through observation of teacher s activity, observation of students participation, and test of students achievement. There are three observed indicators of participation: proposing idea, answering question, and asking question. For cycle I, percentage of students participation in proposing idea is 34.37% and 78.12% for cycle II. Percentage of students participation in answering question is 37.49% for cycle I and 81.25% for cycle II. Furthermore, percentage of students participation in asking question is 26.16% for cycle I and 75.00% for cycle II. There is also improvement of students learning achievement. It is 46.87% in cycle I and 87.50% in cycle II. Hence, implementation of guided teaching model in social subject learning can improve students participation. Kata Kunci: learning participation, guided teaching, social subject This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. 2017 by author and. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara, seperti merevisi kurikulum, meningkatkan kualitas guru, perbaikan proses pembelajaran, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk melahirkan manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas dapat terwujud salah satunya dengan mengikuti pendidikan, termasuk pendidikan sekolah dasar. Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan langkah awal perolehan pengetahuan bagi siswa. Salah satu mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di SD adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan kajian manusia dengan lingkungannya yang bertujuan untuk memahami masalah-masalah sosial. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS di SD, dapat meningkatkan kesadaran dan kepekaan siswa terhadap kehidupan sosial. Dalam hal ini guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan observasi peneliti pada pembelajaran IPS ditemukan proses pembelajarannya masih terpusat pada guru, sedangkan siswa hanya menulis apa yang disampaikan oleh guru, sehingga tidak tampak partisipasi dari siswa. Selama proses pembelajaran IPS, peneliti juga melihat 68

kurangnya keinginan siswa untuk bertanya sedangkan mereka belum memahami materi yang diajarkan guru, kurangnya siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, maupun mengemukakan pendapat pada guru. Siswa yang mengemukakan pendapat hanya 8 orang (25%) dari 32 orang siswa dan siswa yang mau bertanya hanya 7 orang (22%) dan siswa yang menjawab pertanyaan hanya 7 (22%), berarti siswa masih rendah partisipasinya dalam pembelajaran IPS, khususnya partisipasi dalam mengemukakan pendapat, partisipasi bertanya dan partisipasi menjawab pertanyaan. Pendekatan yang dilakukan guru cenderung menggunakan pendekataan yang konvensional. Pada pendekataan konvensional ini, guru menjelaskan materi pelajaran terlebih dahulu, setelah itu siswa disuruh untuk mencatat. Akibatnya, siswa menjadi bosan karena tidak menemukan sesuatu yang baru dalam pembelajaran. Selain itu, guru kurang merespon siswa yang akan berusaha memberikan tanggapan tentang pelajaran yang diberikan guru, sehingga menimbulkan semangat bertanya atau partisipasi siswa menurun atau belum memuaskan. Kondisi ini berakibat buruk pada hasil ujian semester I mata pelajaran IPS Tahun Ajaran 2013/2014. Rata-rata nilai ujian semester I siswa adalah 65, dimana siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM, yaitu nilai 70 ke atas, sebanyak 41% dan yang berada di bawah KKM sebanyak 59%. Menurut peneliti, hal ini terjadi karena ketidaktahuan siswa dengan tujuan pembelajaran dan kurang tertariknya siswa dengan apa yang disampaikan oleh guru di kelas. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena rendahnya partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat, menjawab soal, maupun untuk bertanya serta seringnya siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Partisipasi belajar merupakan alat ukur keterlibatan anggota dalam melakukan berbagai aktivitas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Tannenbaun dan Hahn (dalam Taniredja, 2010), partisipasi merupakan suatu tingkat sejauh mana peran anggota melibatkan diri dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikiranya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Selanjutnya Dusseldor masih dalam Taniredja, mengatakan bahwa partisipasi diartikan sebagai kegiatan atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai kemanfaatan optimal. Jadi, partisipasi belajar adalah keterlibatan dalam melakukan berbagai aktivitas melalui kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal. Rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran tidak dapat dibiarkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk menumbuhkan partisipasi belajar siswa. Untuk menumbuhkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, maka diperlukan penerapan model pembelajaran yang relevan. Penggunaan model pembelajaran dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Model pembelajaran membantu siswa untuk memahami pembelajaran dengan mudah. Mengingat pentingnya model pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang baik. Hal ini berguna untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran IPS SD. Peneliti menetapkan solusi terhadap masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran guided teaching. Guided teaching merupakan rangkaian penyampaian materi ajar yang diawali dari suatu pertanyaan yang dijadikan dasar untuk menyampaikan materi berikutnya (Istarani, 2012). Dengan menggunakan model pembelajaran guided teaching dalam proses pembelajaran, rasa jenuh siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas dapat diminimalisir. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai 69

pendidik sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 18 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Terdapat beberapa alasan peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian. Pertama, proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan guru mengajar dengan teknik pembelajaran yang menoton sehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kedua, siswa menganggap pelajaran IPS sebagai pelajaran yang membosankan. Ketiga, sekolah bersedia untuk menerima pembaharuan pendidikan dalam proses pembelajaran. Keempat, sekolah ini berada di tengah-tengah lingkungan orang yang mau memperbaharui dunia pendidikan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 18 Batang Anai dengan jumlah 32 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada disain PTK yang dirumuskan oleh Arikunto (2010), yaitu terdiri dari empat komponen: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terdiri dari partisipasi belajar siswa di saat mengemukakan pendapat kepada guru, menjawab pertanyaan dari guru, dan bertanya kepada guru di saat pembelajaran IPS. Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah peneliti adalah 70. Indikator keberhasilan pada partisipasi siswa meliputi: partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat dari 25% menjadi 75%; partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat dari 22% menjadi 72%; dan partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan meningkat dari 22% menjadi 72%. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu lembaran observasi aktivitas guru, lembaran observasi partisipasi belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa. HASIL Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari beberapa instrumen, yaitu terdiri dari lembar observasi partisipasi belajar siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar. Observasi dilaksanakan untuk melihat peningkatan partisipasi siswa yang sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan pada materi mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia. Peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh kepala sekolah sebagai observer. 1. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Sebelum menerapkan tindakan pada siklus I, guru terlebih dahulu mengamati kondisi pembelajaran IPS di lokasi penelitian. Tindakan ini digunakan untuk melihat kondisi awal sehingga dapat dijadikan patokan terhadap adanya peningkatan partisipasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya sebelum memulai tindakan, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pelajaran (RPP), lembar observasi belajar siswa, lembar aktifitas guru, soal latihan, dan lembar jawaban yang sesuai dengan model yang dipakai oleh peneliti. b. Pelaksanaan Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Tindakan diawali dengan guru masuk ke dalam kelas, kemudian mengkondisikan kelas dan meminta siswa untuk berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya guru menanyakan kabar siswa. Lalu guru melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru masuk ke dalam kegiatan inti. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan pembelajaran. Tes dilaksanakan setelah pertemuan ke-2 pada siklus I dituntaskan. 70

c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk setiap kali pertemuan, yaitu observer mengisi lembar observasi partisipasi belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran guided teaching. Pada akhir siklus diberikan tes hasil belajar berupa soal tes. Hasil pengamatan observer terhadap partisipasi belajar siswa dan aktivitas guru menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik, namun belum semua indikator keberhasilan yang tercapai dalam pembelajaran. Tabel 1. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa pada Siklus I Indikator Pertemuan ke- Rata-rata 1 2 persentase Jumlah % Jumlah siswa % siswa Mengemukakan 8 25,00% 14 43,75% 34,37% pendapat Menjawab 9 28,12% 15 46,87% 37,49% pertanyaan Mengajukan pertanyaan 7 21,87% 10 31,25% 26,56% Jumlah siswa 32 32 Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan ke- Jumlah Skor Persentase Keterangan 1 28 62,22% Cukup 2 32 71,11% Baik Rata-rata 66,66% Baik Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Uraian Nilai Target Jumlah siswa yang mengikuti tes 32 - Jumlah siswa yang tuntas tes 15 - Jumlah siswa yang tidak tuntas tes 17 - Persentase ketuntasan tes 46,87% 70% Rata-rata nilai tes 59,68 d. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan antara peneliti dan guru kelas yang dilakukan pada setiap siklus berakhir. Refleksi siklus I ini mencakup refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hasil yang diperoleh oleh siswa. Dari tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan RPP, lembar observasi partisipasi belajar siswa, aktivitas guru, tes hasil belajar. Dalam tahap ini, peneliti belum mempersiapkan perencanaan dengan maksimal. Dari pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I ini, tampak bahwa rata-rata persentase partisipasi belajar siswa masi sedikit. Pada indikator partisipasi siswa mengemukakan pendapat masih sedikit, yaitu 34,37%. Sedangkan pada indikator partisipasi siswa menjawab pertanyaan dari guru, yaitu 37,49%. Indikator partisipasi siswa dalam bertanya kepada guru, 71

yaitu 26,56%. Jadi, rata-rata persentase partisipasi belajar siswa siklus I dikatakan masih rendah, belum mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan temuan di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa penyebab terjadinya masalah tersebut sebagai berikut: guru kurang memahami model Guided Teaching; guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran; Siswa belum terbiasa dengan model Guided Teaching; siswa masih malu-malu untuk menjawab pertanyaan dari guru; siswa masih banyak bermain pada saat temannya membacakan jawaban sehingga tidak dapat mengemukakan pendapat dan bertanya. Permasalahan di atas berdampak pada kurang maksimalnya hasil belajar dan peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II. Adapun yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada siklus II adalah: guru harus lebih memahami model Guided Teaching; guru harus memotivasi siswa, agar siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran; guru meminta kepada siswa untuk belajar dirumah, supaya tidak malu-malu untuk memjawab pertanyaan; guru lebih memperhatikan siswa yang mengemukakan pendapat dan bertanya, dan menyakini siswa agar tidak takut salah. 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Dari hasil refleksi siklus I diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran belum berjalan dengan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model Guided Teaching. Permasalahan terjadi karena siswa belum terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran Guided Teaching sehingga terdapat beberapa siswa yang belum melakukan indikator keberhasilan yang ingin dicapai pada saat pembelajaran. Peneliti dalam menyajikan pembelajaran belum efektif sehingga membuat partisipasi belajar siswa dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dari guru dan partisipasi bertanya kepada guru masih dikategorikan sedikit. Berdasarkan hasil ini direncanakan perbaikan terhadap tindakan yang akan diterapkan pada siklus II, yaitu: 1) peneliti meminta siswa untuk membaca pelajaran di rumah sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa mau untuk mengemukakan kepada guru; 2) peneliti melakukan tindakan dengan meminta siswa untuk membaca pelajaran di rumah sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa mampu menjawab pertanyaan pada soal latihan; dan 3) peneliti melakukan tindakan dengan lebih memperhatikan siswa yang akan bertanya dan meyakinkan siswa agar tidak takut salah. Selanjutnya, untuk memulai pembelajaran terlebih dahulu peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, lembar observasi partisipasi belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar jawaban siswa. Pada siklus II ini peneliti melaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan ketiga diadakan tes akhir siklus II. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dibagi dalam tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir, semua kegiatan pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah penggunaan model guided teaching yang langkah pembelajarannya sama dengan langkah pembelajaran pada sikus I. Siklus II ini dilakukan dalam dua kali pertemuan pula. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk setiap kali pertemuan, yaitu observer mengisi lembar observasi partisipasi belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembaran tes hasil belajar. Dalam pembelajaran IPS melalui model Pembelajaran Guided Teaching, pada akhir siklus diberikan tes hasil belajar berupa soal tes. Hasil pengamatan observer penelitian terhadap aktivitas pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran yang peneliti laksanakan 72

sudah berlangsung dengan sangat baik dan dirasa pelaksanaan pembelajaran sudah maksimal, yaitu terlihat pada partisipasi belajar siswa, aktivitas guru, dan tes hasil belajar berupa soal tes. Tabel 4. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa pada Siklus II Indikator Pertemuan ke- Rata-rata 1 2 Persentase Jumlah % Jumlah % siswa siswa Mengemukakan pendapat 23 71,87 % 27 84,37% 78,12% Menjawab pertanyaan 24 75,00% 28 87,50% 81,25% Mengajukan pertanyaan 22 68,75 % 26 81,25% 75,00% Jumlah Siswa 32 32 Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan ke- Jumlah Skor Persentase Keterangan 1 36 80,00% Sangat Baik 2 38 84,44% Sangat Baik Rata-rata 82,22% Sangat Baik Tabel 6. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Uraian Nilai Target Jumlah siswa yang mengikuti tes 32 - Jumlah siswa yang tuntas tes 28 - Jumlah siswa yang tidak tuntas tes 4 - Persentase ketuntasan tes 87,5% 70% Rata-rata nilai tes 59,68 Dapat dilihat bahwa hasil tes belajar siswa pada siklus II sudah mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70, sementara nilai ratarata yang diperoleh siswa adalah 87,5%. Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 28 siswa dan yang mendapat nilai di bawah 70 adalah 4 siswa dari 32 siswa. d. Refleksi Hasil diskusi peneliti dengan kedua observer bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II. Berdasarkan gambaran yang diperoleh, tampak bahwa rata-rata persentase partisipasi belajar siswa untuk masing-masing indikator sudah mencapai target yaitu >70%. Dari tahap perencanaan, peneliti telah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya RPP, lembar observasi partisipasi belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru. Peneliti telah merencanakan pelaksanaan tindakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Guided Teaching dan peneliti telah mempersiapkan tes hasil belajar siswa siklus II. Dari pelaksanaan tindakan, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah model pembelajaran Guided Teaching. Berdasarkan observasi observer terhadap 73

partisipasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II, rata-rata persentase partisipasi belajar siswa sudah mencapai target sehingga dapat dikatakan meningkat. Untuk data observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya, dan juga sudah dikatakan baik. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dicukupkan sampai siklus II. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali tes hasil belajar pada akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model pembelajaran Guided Teaching. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi partisipasi belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru serta tes hasil belajar. melalui model pembelajaran Guided Teaching merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga dalam pelaksanaannya peneliti menemui berbagai kendala. Berdasarkan gambaran serta penjelasan tentang model pembelajaran Guided Teaching di atas, peneliti memulai penelitian dengan merancang beberapa tahapan, dimulai dengan perencanaan, yaitu mengkaji silabus mata pelajaran IPS kelas VI semester ganjil, kemudian peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP) dan memilih buku pegangan. Peneliti lalu menyiapkan media pembelajaran, menyusun lembar observasi partisipasi belajar siswa, menyusun lembar observasi aktivitas guru dan menyusun tes hasil belajar siswa. Selanjutnya, pada proses pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal berisi berdo a, apersepsi dan motivasi, kegiatan inti berisi menyampaikan materi pelajaran, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Guided Teaching, dan cara guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kemudian, pada kegiatan akhir pembelajaran, berisi evaluasi dan untuk memperkuat data kejelasan peningkatan tersebut maka diadakan tes hasil belajar yang di sini peneliti gunakan adalah berupa soal tes. 1. Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Keberhasilan siswa dalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Guided Teaching dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 7. Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II Aspek yang Dinilai Perbandingan Aktivitas Guru Peningkatan Siklus I Siklus II Aktivitas guru 66,66% 82,22% 15,56% Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru, terlihat adanya peningkatan sebesar 15,56%, dari 66,66% pada siklus I menjadi 82,22% pada siklus II. Tantangan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran salah satunya adalah guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Guided Teaching dan juga guru belum mengenal karakter masing-masing siswa sehingga guru kadang-kadang salah dalam menyikapi reaksi siswa. 2. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Partisipasi dari seseorang siswa dalam belajar adalah hal yang paling utama dalam pembelajaran. Partisipasi juga memiliki peranan sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, karena dengan adanya partisipasi belajar, siswa dapat melakukan sesuatu hal secara tekun dan disiplin untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dengan meningkatnya partisipasi belajar dalam pembelajaran IPS dari seorang siswa, diharapkan juga dapat 74

meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini, indikator partisipasi belajar yang diukur dengan menggunakan model pembelajaran guided teaching adalah partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat, partisipasi siswa menjawab pertanyaan serta partisipasi siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Tabel 8. Partisipasi Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Indikator Partisipasi Belajar Siswa Rata-rata Persentase Siklus I Siklus II Siswa mengemukakan pendapat 34,37% 78,12% Siswa menjawab pertanyaan 37,49% 81,25% Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 26,56% 75% Partisipasi belajar siswa untuk indikator siswa mengemukakan pendapat pada siklus I adalah 34,37%. Hal ini belum mencapai target yaitu 75%, sehingga pada siklus II guru melakukan tidakan dengan meminta siswa untuk membaca pelajaran di rumah dan menyemangati siswa yang malu mengemukakan pendapat, sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa mau untuk bertanya kepada guru yang belum dipahaminya. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam mengemukakan pendapat pada siklus II yaitu 78,12% dan telah melebihi dari target yang ditentukan yaitu 75%. Pada indikator menjawab pertanyaan, terlihat rata-rata persentase yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 37,49%. Hal ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 72%. Oleh karena itu, pada siklus II, guru berusaha meningkatkannya dengan cara meminta siswa untuk membaca pelajaran di rumah, sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa mampu menjawab pertanyaan pada soal latihan. Hal ini mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus II yaitu 81,25%. Pada indikator siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, rata-rata persentase partisipasi belajar siswa pada siklus I adalah 26,56%. Hal ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 72%. Oleh karena itu pada siklus II, guru berusaha meningkatkannya dengan cara lebih memperhatikan siswa yang akan bertanya dan memotivasi agar tidak takut salah dalam bertanya. Hal ini mampu meningkatkan rata-rata persentase partisipasi belajar siswa berdiskusi pada siklus II yaitu 75% dan sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 72%. 3. Hasil Belajar Berdasarkan hasil ulangan siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Peningkatan ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat pada setiap siklusnya. Tabel 9. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Hasil Belajar Siswa Peningkatan Siklus I Siklus II 40,63 46,87 87,5 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan sebesar 40,63% pada persentase ketuntasan tes hasil belajar siswa, yakni dari 46,87% pada siklus I meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. 75

KESIMPULAN Terdapat dua macam partisipasi, yaitu partisipasi kontributif dan partisipasi inisiatif. Partisipasi kontributif adalah partisipasi yang mendorong aktivitas untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan mengerjakan tugas terstruktur, baik di kelas maupun di rumah. Sedangkan partisipasi inisiatif lebih mengarah pada aktivitas mandiri dalam melaksanakan tugas yang tidak terstruktur. Untuk mendorong partisipasi peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan yang dengan menanggapi respon peserta didik secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur, menggunakan beberapa instrumen, dan menggunakan metode yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik (Mulyasa, 2006). Pada siklus I, rata-rata persentase partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat kepada guru pada pembelajaran IPS adalah 34,37% dan sebesar 78,12% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 43,75%. Pada siklus I, rata-rata persentase partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru pada pembelajaran IPS adalah 37,49% dan sebesar 81,25% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 43,76%. Pada siklus I, rata-rata persentase partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru pada pembelajaran IPS adalah 26,16% dan sebesar 75,00% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 48,84%. Jadi, penerapan model guided teaching pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa, baik dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, maupun mengajukan pertanyaan. Hal ini disinyalir sebagai efek dari penerapan model guided teaching dalam pembelajaran IPS. Guided teaching merupakan salah satu model pembelajaran aktif (Silberman, 2009). Pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajaran diawali dengan pertanyaan sehingga melatih siswa berfikir untuk menjawab pertanyaan secara benar. SARAN Terdapat beberapa hal yang disarankan oleh peneliti terkait pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran guided teaching. Pertama, guru hendaknya memberikan ingatan yang kuat kepada siswa agar bisa meningkatkan pemahaman mereka tentang sistem administrasi wilayah Indonesia sehingga siswa tidak malu-malu untuk berpartisipasi mengemukakan pendapat di saat proses pembelajaran IPS. Kedua, guru hendaknya memberikan rewards kepada siswa yang berpartisipasi sehingga siswa bersemangat untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru di saat proses pembelajaran IPS. Ketiga, guru hendaknya memotivasi dan memberikan semangat kepada siswa sehingga siswa tidak takut untuk bertanya kepada guru di saat proses pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. Taniredja, Tukiran. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pembangunan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta. 76