FAQ PERATURAN BANK INDONESIA NO 20/13/PBI/2018 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH

dokumen-dokumen yang mirip
2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nanang Hendarsah. Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO. 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA

No Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Asing. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan ko

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/ 2 /PBI/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.11/ 18 /DPNP Jakarta, 16 Juli Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/19/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

Pokok-Pokok Materi Pengaturan PBI NO.15/8/PBI/2013 tentang TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK BANK INDONESIA OKTOBER 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

No dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum sehingga dapat menjadi pedoman dan memberikan kepastian hukum bagi Pelaku Pasar dalam bertrans

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 9 /PBI/2014 TENTANG

-2- Bank, telah diatur bahwa pemindahtanganan Sertifikat Deposito dalam bentuk tanpa warkat yang dilakukan melalui Pasar Uang, tunduk pada ketentuan y

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

tetap yang disetujui selama jangka waktu yang disepakati dalam jangka waktu maksimum 1 tahun.

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK)

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

FAQ PBI Offshore Product

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

I. UMUM II. PASAL...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/2/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah

BELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

No.16/5/DPM Jakarta, 8 April Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 11 /PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 18/35/DPPK PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/11/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA PENJAMINAN SIMPANAN PIHAK KETIGA DAN PASAR UANG ANTAR BANK GUBERNUR BANK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transkripsi:

FAQ PERATURAN BANK INDONESIA NO 20/13/PBI/2018 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 1. Q : Apa tujuan diterbitkannya PBI ini? A : Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi domestik, berbagai alternatif sumber pembiayaan maupun sarana investasi sangat dibutuhkan khususnya yang dapat memberikan rasa aman terhadap gejolak yang terjadi di pasar keuangan yang semakin dinamis saat ini. Sejalan dengan telah diterbitkannya suku bunga acuan secara harian yaitu IndONIA dan adanya penguatan atas pricing guideline terhadap kuotasi JIBOR yang berbasis transaksi (transactable), maka penetapan pricing atas seluruh instrumen maupun pinjaman di pasar keuangan diharapkan dapat semakin transparan dan kredibel dalam mendukung transmisi moneter untuk peningkatan ekonomi ke depan. Melalui penerbitan PBI ini, diharapkan terdapat kejelasan bagi pelaku pasar atas mekanisme transaksi derivatif suku bunga rupiah baik sebagai konsekuensi adanya regulasi oleh pihak otoritas maupun yang didasari oleh kesepakatan bersama antar pelaku pasar (market convention) dalam melakukan lindung nilai maupun positioning untuk menghadapi perubahan suku bunga di masa depan. Beragamnya pilihan instrumen yang dapat mengalihkan risiko suku bunga di pasar keuangan dan didukung oleh kejelasan aturan main diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi pelaku ekonomi dalam melakukan pilihan-pilihan yang dinilai efisien baik terkait pembiayaan maupun investasi. Beberapa manfaat lain melalui penerbitan ketentuan ini adalah meliputi : Mendukung pembentukan yield curve untuk mendukung terjadinya price discovery yang lebih efisien di pasar uang dan pasar obligasi. Memperkuat transmisi kebijakan moneter ke sektor keuangan tenor lebih panjang, dimana transaksi OIS dan IRS dapat digunakan sebagai tools untuk melihat ekspektasi pasar terhadap pergerakan suku bunga ke depan serta memperjelas gambaran tentang premi risiko suku bunga. Mendorong berkembangnya pasar surat utang, baik surat utang yang diterbitkan pemerintah dan korporasi dengan pola pengelolaan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pelaku ekonomi ke arah yang lebih efisien dan bersifat jangka panjang termasuk didalamnya adalah untuk pembiayaan infrastruktur.

2. Q : Apa perbedaan antara ketentuan PBI derivatif sebelumnya dengan pengaturan derivatif dalam PBI Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar pada PBI ini dibanding PBI sebelumnya antara lain : Fokus pada pengaturan transaksi derivatif standar (plain vanilla) yang terkait dengan suku bunga khususnya untuk transaksi berdenominasi rupiah. Mengatur secara jelas pelaku transaksi yaitu berupa bank dan nasabah yang memenuhi klasifikasi tertentu serta pihak asing, melalui suatu mekanisme pengaturan transaksi tertentu. Mengakomodasi konvensi pasar yang dapat mendorong keseragaman operasionalisasi transaksi. Mendorong penggunaan IndONIA dan JIBOR, nominal, tenor serta berbagai kewajiban bank dalam bertransaksi derivatif antara lain penerapan prinsip-prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, perlindungan konsumen, diseminasi edukasi kepada nasabah dan kewajiban sertifikasi tresuri oleh pelaku bank serta pelaporan bank yang mengacu kepada aturan otoritas terkait. Seluruh transaksi derivatif suku bunga yang diatur lebih diutamakan diselesaikan secara netting. Memperkenalkan klausul close-out netting sepanjang diperjanjikan dalam kontrak dan sebelum adanya pernyataan putusan pailit oleh pengadilan. Mengatur kewajiban bank untuk menyampaikan informasi terkait produk baru untuk transaksi structured product. CAKUPAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 3. Q : Apa yang dimaksud dengan transaksi overnight index swap? A : Transaksi overnight index swap adalah kontrak/perjanjian antara 2 (dua) pihak untuk mempertukarkan aliran suku bunga dalam rupiah secara periodik selama masa kontrak atau di akhir masa kontrak berdasarkan suatu jumlah nosional (principal) tertentu yang perhitungannya menggunakan basis bunga harian (daily compounding). Transaksi overnight index swap merupakan transaksi interest rate swap yang perhitungannya menggunakan basis bunga harian. 4. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah seperti interest rate swap, overnight index swap, forward rate agreement, interest rate option merupakan transaksi derivatif yang bersifat standar (plain vanilla)? A : Ya, Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang meliputi transaksi interest rate swap (termasuk transaksi overnight index swap), transaksi forward rate agreement, transaksi interest rate option,

transaksi interest rate futures, dan transaksi derivatif lainnya merupakan transaksi derivatif yang bersifat standar (plain vanilla). Dalam hal, Bank akan mengeluarkan produk baru berupa structured product terkait dengan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah, Bank wajib menyampaikan informasi kepada Bank Indonesia setelah mendapat pernyataan efektif dari otoritas perbankan. PELAKU TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 5. Q : Siapakah yang dapat melakukan transaksi derivatif suku bunga Rupiah? A : Yang dapat melakukan transaksi derivatif suku bunga rupiah adalah : Saat ini, Bank menurut kriteria otoritas perbankan adalah Bank Buku 2, 3 dan 4 untuk transaksi derivatif standar (plain vanilla). Nasabah yang memenuhi klasifikasi tertentu dimana : a) untuk badan hukum selain Bank, memiliki modal paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan telah melakukan kegiatan usaha paling sedikit 12 (dua belas) bulan berturut-turut; dan b) untuk Nasabah perorangan, memiliki portofolio aset berupa kas, giro, tabungan, dan/atau deposito paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pihak Asing. KONTRAK TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 6. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib didasarkan atas suatu kontrak? A : Ya, Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan Nasabah, Pihak Asing, dan/atau Bank lainnya wajib didasarkan atas suatu kontrak, kecuali transaksi: a. antara Bank dengan kantor cabangnya; b. antar kantor cabang Bank; c. antara kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri dengan kantor pusatnya atau kantor cabang lainnya di luar negeri. KONVENSI PASAR 7. Q : Apa yang dimaksud dengan konvensi pasar? A : Konvensi pasar adalah hal-hal teknis terkait dengan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang disusun dan telah disepakati pelaku pasar melalui asosiasi pelaku pasar, antara lain Indonesia Foreign Exchange Market Committee. 8. Q : Apa saja yang diatur dalam konvensi pasar? A : Yang diatur dalam konvensi pasar antara lain jumlah hari dalam setahun untuk menjadi dasar perhitungan, jumlah bilangan

desimal, tanggal penyelesaian transaksi (settlement date), dan pembayaran bunga pada saat jatuh tempo. NILAI NOMINAL DAN TENOR 9. Q : Apakah terdapat pengaturan minimum dan maksimum nominal pada kontrak Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Minimum Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah adalah sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sementara batasan maksimum nominal mengacu kepada keputusan bank berdasarkan analisis kebutuhan transaksi derivatif yang telah dilakukan. 10. Q : Apakah terdapat pengaturan minimum dan maksimum nominal maupun tenor pada kontrak transaksi derivatif suku bunga Rupiah? A : Tenor Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah adalah 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, 12 (dua belas) bulan, atau tenor lainnya. ANALISIS KEBUTUHAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 11. Q : Apakah terdapat kewajiban penggunaan underlying dalam melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Berbeda dengan pengaturan transaksi derivatif nilai tukar, pengenaan underlying tidak diatur dalam PBI ini dengan mempertimbangkan bahwa perkembangan pasar derivatif suku bunga rupiah masih berada pada tahap awal (early stage) saat ini serta fluktuasi pergerakan suku bunga yang relatif lebih terbatas dibandingkan dengan nilai tukar sehingga berpengaruh pula terhadap besaran risiko yang dihadapi. Namun demikian, selain tunduk kepada ketentuan otoritas terkait mengenai aktivitas transaksi derivatif, bank pelaku transaksi derivatif suku bunga rupiah juga diwajibkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: Bank dengan Nasabah untuk kepentingan Nasabah: wajib melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah; Bank dengan Pihak Asing untuk kepentingan Pihak Asing: wajib melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah. Bank dengan Bank lain: dikecualikan dari kewajiban melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah. Kewajiban ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian bahwa transaksi derivatif suku bunga rupiah yang dibutuhkan untuk dilakukan oleh berbagai pihak bukan dilakukan untuk spekulasi, namun sebagai sarana lindung nilai dan positioning terhadap dinamika perubahan suku bunga ke depan dari suatu aktivitas ekonomi yang riil. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk dapat membuat, menatausahakan dan menyimpan bukti atas analisis

kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang dilandaskan oleh suatu kegiatan ekonomi dari pihak-pihak yang bertransaksi yang terekspos oleh risiko suku bunga rupiah. 12. Q : Apakah analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga wajib dilakukan oleh Bank terhadap setiap pelaku transaksi? A : Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang dilakukan antar-bank tidak wajib didukung oleh analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah. Sementara analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib dilakukan oleh Bank dengan Nasabah maupun Pihak Asing selama inisiatif untuk melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dimaksud bukan berasal/merupakan kebutuhan Bank. 13. Q : Kegiatan ekonomi apa saja yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan Bank dalam melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah? A : Kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan pertimbangan Bank antara lain meliputi kegiatan ekonomi : a) investasi berupa deposito, sertifikat deposito (negotiable certificate of deposit), surat berharga komersial, obligasi, dan investasi lainnya dalam rupiah di dalam negeri; b) pinjaman berupa kredit dalam rupiah dan/atau surat berharga yang diterbitkan dalam rupiah; c) posisi aset dan/atau kewajiban ; dan/atau d) kegiatan ekonomi lainnya. PENYELESAIAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 14. Q : Bagaimana mekanisme penyelesaian Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Penyelesaian Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan dengan memperhitungkan selisih kewajiban pembayaran (netting) oleh masing-masing pihak yang melakukan transaksi untuk setiap periode pembayaran dan wajib menggunakan rupiah. 15. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan close-out netting? A : Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan close-out netting apabila salah satu pihak mengalami wanprestasi dan sepanjang dipersyaratkan atau diperjanjikan dalam kontrak serta dilakukan sebelum adanya putusan pailit oleh pengadilan. PELAPORAN 16. Q : Bagaimana mekanisme pelaporan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Bank yang memenuhi kriteria untuk melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib menyampaikan laporan Transaksi

Derivatif Suku Bunga Rupiah melalui sistem pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun ketentuan mengenai mekanisme pelaporan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem pelaporan Bank Indonesia. LAIN-LAIN 17. Q : Apakah Bank tetap diperbolehkan melakukan transaksi derivatif structured product suku bunga rupiah? A : Bank dapat melakukan transaksi derivatif berbentuk structured product suku bunga rupiah dengan tetap mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku.