FAQ PERATURAN BANK INDONESIA NO 20/13/PBI/2018 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 1. Q : Apa tujuan diterbitkannya PBI ini? A : Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi domestik, berbagai alternatif sumber pembiayaan maupun sarana investasi sangat dibutuhkan khususnya yang dapat memberikan rasa aman terhadap gejolak yang terjadi di pasar keuangan yang semakin dinamis saat ini. Sejalan dengan telah diterbitkannya suku bunga acuan secara harian yaitu IndONIA dan adanya penguatan atas pricing guideline terhadap kuotasi JIBOR yang berbasis transaksi (transactable), maka penetapan pricing atas seluruh instrumen maupun pinjaman di pasar keuangan diharapkan dapat semakin transparan dan kredibel dalam mendukung transmisi moneter untuk peningkatan ekonomi ke depan. Melalui penerbitan PBI ini, diharapkan terdapat kejelasan bagi pelaku pasar atas mekanisme transaksi derivatif suku bunga rupiah baik sebagai konsekuensi adanya regulasi oleh pihak otoritas maupun yang didasari oleh kesepakatan bersama antar pelaku pasar (market convention) dalam melakukan lindung nilai maupun positioning untuk menghadapi perubahan suku bunga di masa depan. Beragamnya pilihan instrumen yang dapat mengalihkan risiko suku bunga di pasar keuangan dan didukung oleh kejelasan aturan main diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi pelaku ekonomi dalam melakukan pilihan-pilihan yang dinilai efisien baik terkait pembiayaan maupun investasi. Beberapa manfaat lain melalui penerbitan ketentuan ini adalah meliputi : Mendukung pembentukan yield curve untuk mendukung terjadinya price discovery yang lebih efisien di pasar uang dan pasar obligasi. Memperkuat transmisi kebijakan moneter ke sektor keuangan tenor lebih panjang, dimana transaksi OIS dan IRS dapat digunakan sebagai tools untuk melihat ekspektasi pasar terhadap pergerakan suku bunga ke depan serta memperjelas gambaran tentang premi risiko suku bunga. Mendorong berkembangnya pasar surat utang, baik surat utang yang diterbitkan pemerintah dan korporasi dengan pola pengelolaan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pelaku ekonomi ke arah yang lebih efisien dan bersifat jangka panjang termasuk didalamnya adalah untuk pembiayaan infrastruktur.
2. Q : Apa perbedaan antara ketentuan PBI derivatif sebelumnya dengan pengaturan derivatif dalam PBI Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar pada PBI ini dibanding PBI sebelumnya antara lain : Fokus pada pengaturan transaksi derivatif standar (plain vanilla) yang terkait dengan suku bunga khususnya untuk transaksi berdenominasi rupiah. Mengatur secara jelas pelaku transaksi yaitu berupa bank dan nasabah yang memenuhi klasifikasi tertentu serta pihak asing, melalui suatu mekanisme pengaturan transaksi tertentu. Mengakomodasi konvensi pasar yang dapat mendorong keseragaman operasionalisasi transaksi. Mendorong penggunaan IndONIA dan JIBOR, nominal, tenor serta berbagai kewajiban bank dalam bertransaksi derivatif antara lain penerapan prinsip-prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, perlindungan konsumen, diseminasi edukasi kepada nasabah dan kewajiban sertifikasi tresuri oleh pelaku bank serta pelaporan bank yang mengacu kepada aturan otoritas terkait. Seluruh transaksi derivatif suku bunga yang diatur lebih diutamakan diselesaikan secara netting. Memperkenalkan klausul close-out netting sepanjang diperjanjikan dalam kontrak dan sebelum adanya pernyataan putusan pailit oleh pengadilan. Mengatur kewajiban bank untuk menyampaikan informasi terkait produk baru untuk transaksi structured product. CAKUPAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 3. Q : Apa yang dimaksud dengan transaksi overnight index swap? A : Transaksi overnight index swap adalah kontrak/perjanjian antara 2 (dua) pihak untuk mempertukarkan aliran suku bunga dalam rupiah secara periodik selama masa kontrak atau di akhir masa kontrak berdasarkan suatu jumlah nosional (principal) tertentu yang perhitungannya menggunakan basis bunga harian (daily compounding). Transaksi overnight index swap merupakan transaksi interest rate swap yang perhitungannya menggunakan basis bunga harian. 4. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah seperti interest rate swap, overnight index swap, forward rate agreement, interest rate option merupakan transaksi derivatif yang bersifat standar (plain vanilla)? A : Ya, Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang meliputi transaksi interest rate swap (termasuk transaksi overnight index swap), transaksi forward rate agreement, transaksi interest rate option,
transaksi interest rate futures, dan transaksi derivatif lainnya merupakan transaksi derivatif yang bersifat standar (plain vanilla). Dalam hal, Bank akan mengeluarkan produk baru berupa structured product terkait dengan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah, Bank wajib menyampaikan informasi kepada Bank Indonesia setelah mendapat pernyataan efektif dari otoritas perbankan. PELAKU TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 5. Q : Siapakah yang dapat melakukan transaksi derivatif suku bunga Rupiah? A : Yang dapat melakukan transaksi derivatif suku bunga rupiah adalah : Saat ini, Bank menurut kriteria otoritas perbankan adalah Bank Buku 2, 3 dan 4 untuk transaksi derivatif standar (plain vanilla). Nasabah yang memenuhi klasifikasi tertentu dimana : a) untuk badan hukum selain Bank, memiliki modal paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan telah melakukan kegiatan usaha paling sedikit 12 (dua belas) bulan berturut-turut; dan b) untuk Nasabah perorangan, memiliki portofolio aset berupa kas, giro, tabungan, dan/atau deposito paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pihak Asing. KONTRAK TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 6. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib didasarkan atas suatu kontrak? A : Ya, Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan Nasabah, Pihak Asing, dan/atau Bank lainnya wajib didasarkan atas suatu kontrak, kecuali transaksi: a. antara Bank dengan kantor cabangnya; b. antar kantor cabang Bank; c. antara kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri dengan kantor pusatnya atau kantor cabang lainnya di luar negeri. KONVENSI PASAR 7. Q : Apa yang dimaksud dengan konvensi pasar? A : Konvensi pasar adalah hal-hal teknis terkait dengan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang disusun dan telah disepakati pelaku pasar melalui asosiasi pelaku pasar, antara lain Indonesia Foreign Exchange Market Committee. 8. Q : Apa saja yang diatur dalam konvensi pasar? A : Yang diatur dalam konvensi pasar antara lain jumlah hari dalam setahun untuk menjadi dasar perhitungan, jumlah bilangan
desimal, tanggal penyelesaian transaksi (settlement date), dan pembayaran bunga pada saat jatuh tempo. NILAI NOMINAL DAN TENOR 9. Q : Apakah terdapat pengaturan minimum dan maksimum nominal pada kontrak Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Minimum Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah adalah sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sementara batasan maksimum nominal mengacu kepada keputusan bank berdasarkan analisis kebutuhan transaksi derivatif yang telah dilakukan. 10. Q : Apakah terdapat pengaturan minimum dan maksimum nominal maupun tenor pada kontrak transaksi derivatif suku bunga Rupiah? A : Tenor Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah adalah 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, 12 (dua belas) bulan, atau tenor lainnya. ANALISIS KEBUTUHAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 11. Q : Apakah terdapat kewajiban penggunaan underlying dalam melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Berbeda dengan pengaturan transaksi derivatif nilai tukar, pengenaan underlying tidak diatur dalam PBI ini dengan mempertimbangkan bahwa perkembangan pasar derivatif suku bunga rupiah masih berada pada tahap awal (early stage) saat ini serta fluktuasi pergerakan suku bunga yang relatif lebih terbatas dibandingkan dengan nilai tukar sehingga berpengaruh pula terhadap besaran risiko yang dihadapi. Namun demikian, selain tunduk kepada ketentuan otoritas terkait mengenai aktivitas transaksi derivatif, bank pelaku transaksi derivatif suku bunga rupiah juga diwajibkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: Bank dengan Nasabah untuk kepentingan Nasabah: wajib melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah; Bank dengan Pihak Asing untuk kepentingan Pihak Asing: wajib melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah. Bank dengan Bank lain: dikecualikan dari kewajiban melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah. Kewajiban ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian bahwa transaksi derivatif suku bunga rupiah yang dibutuhkan untuk dilakukan oleh berbagai pihak bukan dilakukan untuk spekulasi, namun sebagai sarana lindung nilai dan positioning terhadap dinamika perubahan suku bunga ke depan dari suatu aktivitas ekonomi yang riil. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk dapat membuat, menatausahakan dan menyimpan bukti atas analisis
kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang dilandaskan oleh suatu kegiatan ekonomi dari pihak-pihak yang bertransaksi yang terekspos oleh risiko suku bunga rupiah. 12. Q : Apakah analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga wajib dilakukan oleh Bank terhadap setiap pelaku transaksi? A : Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang dilakukan antar-bank tidak wajib didukung oleh analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah. Sementara analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib dilakukan oleh Bank dengan Nasabah maupun Pihak Asing selama inisiatif untuk melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dimaksud bukan berasal/merupakan kebutuhan Bank. 13. Q : Kegiatan ekonomi apa saja yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan Bank dalam melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah? A : Kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan pertimbangan Bank antara lain meliputi kegiatan ekonomi : a) investasi berupa deposito, sertifikat deposito (negotiable certificate of deposit), surat berharga komersial, obligasi, dan investasi lainnya dalam rupiah di dalam negeri; b) pinjaman berupa kredit dalam rupiah dan/atau surat berharga yang diterbitkan dalam rupiah; c) posisi aset dan/atau kewajiban ; dan/atau d) kegiatan ekonomi lainnya. PENYELESAIAN TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA RUPIAH 14. Q : Bagaimana mekanisme penyelesaian Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Penyelesaian Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan dengan memperhitungkan selisih kewajiban pembayaran (netting) oleh masing-masing pihak yang melakukan transaksi untuk setiap periode pembayaran dan wajib menggunakan rupiah. 15. Q : Apakah Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan close-out netting? A : Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan close-out netting apabila salah satu pihak mengalami wanprestasi dan sepanjang dipersyaratkan atau diperjanjikan dalam kontrak serta dilakukan sebelum adanya putusan pailit oleh pengadilan. PELAPORAN 16. Q : Bagaimana mekanisme pelaporan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah? A : Bank yang memenuhi kriteria untuk melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib menyampaikan laporan Transaksi
Derivatif Suku Bunga Rupiah melalui sistem pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun ketentuan mengenai mekanisme pelaporan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem pelaporan Bank Indonesia. LAIN-LAIN 17. Q : Apakah Bank tetap diperbolehkan melakukan transaksi derivatif structured product suku bunga rupiah? A : Bank dapat melakukan transaksi derivatif berbentuk structured product suku bunga rupiah dengan tetap mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku.