Pengusaha Kena Pajak sering disebut PKP merupakan Pengusaha Bisnis atau. Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SE - 69/PJ/2015 PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi dalam membenahi administrasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sudah saatnya diletakkan suatu landasan yang dapat menjamin tersedianya dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERPAJAKAN II. PENGISIAN e-spt PPN Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus

PENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) (STUDI PADA PENGUSAHA KENA PAJAK DI KABUPATEN BULELENG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. (Yusdianto 2004). Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. pendapatan negara dari sektor minyak dan gas saja, sebab sebagaimana kita

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-52/PJ/2012 TENTANG

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

SEMINAR PERPAJAKAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

PERBANDINGAN TATA CARA PEMBERIAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK PADA KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN TUGAS AKHIR

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul : Tata Cara Pengukuhan Wajib Pajak menjadi Pengusaha Kena Pajak ABSTRAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi.pada perekonomian secara keseluruhah pada saat ini teknologi

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

Lembar ke 1 : untuk Pembeli BKP/Penerima JKP sebagai bukti Pajak Masukan FAKTUR PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut Indonesia dalam menyelenggarakan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182/PMK.03/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PELAKSANAAN VERIFIKASI DALAM RANGKA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya. Masyarakat harus. pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang telah memenuhi kriterial sebagai wajib pajak menurut

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : )

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengusaha Kena Pajak sering disebut PKP merupakan Pengusaha Bisnis atau perusahaan yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN 1984 )dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pengusaha sendiri merupakan orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Dengan demikian Pengusaha Kena Pajak bisa terdiri dari Orang Pribadi atau Badan. Dengan kata lain PKP adalah Pengusaha yang usahanya adalah memperdagangkan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak. Apabila Pengusaha tersebut memperdagangkan atau melakukan penyerahan barang yang tidak kena pajak atau jasa yang tidak kena pajak, maka Pengusaha tersebut adalah bukan Pengusaha Kena Pajak. Namun demikian, pengertian PKP ini juga dipersempit lagi. Walaupun Pengusaha tersebut menyerahkan barang atau jasa yang kena pajak, tetapi kalau omzetnya dalam satu tahun masuk dalam katagori Pengusaha Kecil, maka dia bukanlah PKP kecuali dia menghendaki sebaliknya. 1

2 Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan pihak yang wajib menyetor dan melaporkan PPN. Setiap tanggal di akhir bulan adalah batas akhir waktu penyetoran dan pelaporan PPN oleh PKP. Sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013, suatu perusahaan atau seorang pengusaha ditetapkan sebagai PKP bila transaksi penjualannya melampaui jumlah Rp 4,8 miliar dalam setahun. Jika pengusaha tidak dapat mencapai transaksi dengan jumlah Rp 4,8 miliar tersebut, maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan pengukuhan sebagai PKP. Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yang disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. Sedangkan, pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun membuat produknya. Pajak yang di kenakan kepada PKP merupakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung yang artinya pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dialihkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Yang mempunyai kewajiban memungut, meyetor, dan melaporkan. Pajak pertambahan nilai yaitu pajak yang dikenakan atas barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak, pengusaha kena pajak dalam melakukan penyerahan BKP dan atau JKP wajib membuat faktur pajak, faktur pajak sebagi bukti pungutan yang

3 dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP, atau bukti pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Jendral Bea dan Cukai. Menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 1 Nomor 23, yang dimaksud jenis faktur pajak yaitu: faktur pajak keluaran, faktur pajak masukan, faktur pajak pengganti, faktur pajak gabungan, faktur pajak digunggung, faktur pajak cacat, faktur pajak batal. E-Faktur atau faktur pajak yang berbentuk elektronik merupakan faktur pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh DJP. Sesuai surat edaran nomor SE-20/PE/2014 Tanggal 20 juni 2014 yang dikeluarkan oleh Direkorat Jendral Pajak tentang tata cara permohonan kode aktivasi dan password, dan permintaan aktivasi akun pengusaha kena pajak dan sertifikat elektonik serta permintaan, pengambilan dan pengawasan nomor seri faktur pajak (E-Faktur). Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggaraan sertifikat elektronik. Surat permintaan sertifikat elektronik dan surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik ditandatangani dan disampaikan oleh pengurus PKP yang dikukuhkan dan tidak diperkenakan untuk dikuasakan ke pihak lain. DJP akan memberikan sertifikat elektronik kepada PKP yang akan digunakan untuk memperoleh layanan perpajakan secara elektronik yang disediakan oleh DJP.

4 Karena itu untuk pengajuan permintaan sertifikat elektronik dapat dilakukan oleh PKP mulai 1 Januari 2015 melalui KPP tempat PKP dikukuhkan dan tidak diperkenakan untuk dikuasakan kepihak lain pengusaha adalah orang yang nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan atau mengambil keputusan dala menjalankan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang KUP yang jangka waktu penyampiannya telah jatuh tempo pada saat pengajuan surat permintaan sertifikat elektronik. PKP dapat meminta pencabutan sertifikat elektronik ke Direktorat Jendral Pajak melalui KPP tempat PKP dikukuhkan. Dan permintaan pencabutan sertifikat elektronik dapat dilakukan pengurus PKP melalui surat permintaan pencabutan sertifikat elektronik. Syarat dan ketentuan pencabutan sertifikat elektronik dan surat pencabutan sertifikat elektronik ditandatangani oleh pengurus Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan secara langsung ke KPP tempat PKP dikukuhkan dan tidak diperkenakana untuk dikuasakana ke pihak lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menyususn tugasakhir dengan judul Tata Cara Pembuatan Sertifikat Elektronik Bagi Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi. 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas dan dengan menguji permasalahanya, maka penulis dapat menggidentifkasi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

5 1. Syarat dan ketentuan apa saja untuk pembuatan Seritifikat Elektronik bagi Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi? 2. Bagaimana pencabutan Sertifikat Elektronik terhadap pengusaha kena pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi? 3. Kendala apa saja yang dihadapi saat pembuatan Sertifikat Elektronik? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin penulis capai adalah : 1. Untuk mengetahui persyaratan pembuatan Sertifikat Elektronik bagi Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. 2. Untuk mengetahui pencabutan Sertifikat Elektronik yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. 3. Untuk mengetahui kendala pembuatan Sertifikat Elektronik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. 1.3 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Diharapkan dengan disusunya laporan tugas akhir ini penulis bisa mengembangkan keilmuan dan wawasan untuk menerapakan teori-teori yang telah diperoleh untuk mengetahui bagaimana penerapan dilapangan sesuai dengan masalah yang dibahas pada penelitian yang berhubungan mengenai pembuatan Sertifikat Elektronik bagi Pengusaha Kena Pajak. 2. Bagi Instansi

6 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan referensi bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. 3. Pihak lain Menjadi bahan acuan serta referensi bagi penelitian selanjutnya sebagai tambahan pengetahuan dalam pelaksanaan pembuatan Sertifikat Elektronik 1.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam laporan tugas akhir ini adalah metode penelitian deskriftif. Sugiyono (2018:238) mengemukakan metode deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mengdeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 1.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan penyusunan laporan tugas akhir ini adalah : 1. Wawancara Wawancara yaitu percakapan yang dilakukan seseorang atau suatu pihak untuk mendapatkan keterangan atau sesuatu hal yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Upaya tersebut dilakukan oleh seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawab. Wawancara ini dilakukan oleh penulis kepada beberapa pengawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi bagian ekstensifikasi dan waskon.

7 2. Observasi Observasi adalah salah satu metode dalam pengumpulan data-data dengan cara melakukan pemungutan secara langsung terhadap objek yang di teliti di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. 3. Studi Pustaka Dalam teknik pengumpulan data lapotan tugas akhir, penulis melakukann peninjauan ke perpustakaan untuk membandingkan kenyataan dilapangan dengan teori-teori dan mencari referensi serta mempelajari buku-buku, karya ilmiah, peraturan-peraturan melalui situs web dan media lainnya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi, beralamat di jalan R.E Martadinata Nomor 1 Sukabumi. 2. Waktu penelitian Waktu yang diperlukan untuk mengandakan penelitian ini yaitu selama 2 bulan dimulai dari tanggal 05 Februari 2018 sampai dengan 04 April 2018. Jadwal ini telah ditetapkan oleh Universitas dan disesuaikan dengan hari kerja dan jam kerja di instansi yang bersangkutan tersebut dan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku pada instansi tersebut serta mengikuti juga tata cata yang disesuaikan dari pihak Program Studi Diploma III Perpajakan Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

8 Tabel 1.1 Jadwal Agenda Penelitian No Uraian Februari Maret April Mei Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Praktek Kerja Lapangan 2 Pengajuan Judul 3 Pengumpulan Data 4 Analisis Data 5 Penulisan Tugas Akhir 6 Revisi Tugas Akhir Menyiapkan Draft Tugas 7 Akhir 8 Sidang Tugas Akhir