BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tegal adalah kota strategis karena letaknya di pesisir utara Jawa bagian tengah. Kota Tegal termasuk salah satu tempat tujuan wisata yang khas karena icon kotanya berupa teh. Selain itu Tegal juga dikenal dengan batiknya yang sedikit berbeda dengan batik dari wilayah pesisir lain yang umumnya cerah. Kegiatan membatik di Tegal bermula akhir abad ke-19. Ketika itu Raja Amangkurat I yang berpihak pada Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) datang untuk menguasai wilayah Tegal. Kedatangannya juga membawa para pembatik dari Keraton Surakarta. Hal ini berdampak khususnya pada warna dan motif batik Tegal yang relatif gelap seperti halnya didaerah pedalaman (Surakarta dan Yogyakarta). Secara visual karakteristik batik Tegal berbeda dengan batik keraton. Hadirnya para pedagang yang singgah dan turis yang belajar membatik mempengaruhi perkembangan desain batik antara lain Cina dan Belanda, motif batik Tegal juga mirip dengan batik Jepang. Corak batik Tegal terlihat besar, seperti fauna dan flora dan juga lar atau sayap garuda. Corak Tegal antara lain Batik Gribigan, Batik Beras Mawur, Batik Batu Pecah, Batik Ukel dan corak yang disebut Kuku Macan dan Batik Tapak Kebo. Perbedaan batik Tegal dan batik mancanegara yaitu divariasi warna seperti warna merah yang identik dengan China dan warna lainnya. 1
2 Corak Batik Tegal menarik untuk diamati karena beberapa ragam hias batiknya merupakan batik Pesisiran non klasik atau batik moderen. Motif batik Tegal diambil dari flora dan fauna serta pengembangan motifnya di dapatkan hasil kreasi diluar pakem motif batik adat (Kusrianto, 2013:209). Secara geografis, wilayah kota Tegal terbagi atas 4 kecamatan yaitu kecamatan Margadana, Tegal Timur, Tegal Barat, dan Tegal Selatan. Dari 4 kecamatan lainnya, kecamatan Tegal Selatan yang merupakan tempat sentra batik kota Tegal. Wilayah kecamatan Tegal Selatan terbagi atas delapan kelurahan, empat diantaranya merupakan lokasi pembatik kota Tegal, yaitu kelurahan Kalinyamat Wetan, kelurahan Tunon, kelurahan Keturen dan kelurahan Bandung. Kecamatan Tegal Selatan memiliki ciri khas dibandingkan dengan daerah lain, warna lebih bervariasi dan produk batik di pasarkan ke sekolah-sekolah negeri dan swasta, selain itu dipasarkan lokal yaitu Jakarta, Semarang, dan Pekalongan. Penelitian dengan bertema Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan diharapkan mampu berperan sebagai salah satu tindakan pelestarian budaya batik Tegal sebagai warisan budaya Indonesia, selain hal tersebut, juga untuk memperkenalkan batik Tegal kepada masyarakat di luar Tegal mengingat batik Tegal kurang dikenal jika dibandingkan dengan daerah batik pesisir lainnya, seperti Pekalongan, Cirebon, Lasem dan kota lainnya.
3 B. PERUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana latar belakang corak batik Tegal? 2. Bagaimana corak batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan dilihat dari sudut estetika? C. TUJUAN PENELITIAN Pengkajian yang berjudul Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kecamatan Tegal Selatan memiliki tujuan, yakni. 1. Untuk mengetahui latar belakang corak batik Tegal 2. Untuk mengkaji corak batik Tegal di kelurahan Bandung, kecamatan Tegal Selatan dilihat dari sudut estetikanya. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil Penelitian yang berupa kajian yang cukup mendalam mengenai corak batik Tegal diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi Lembaga Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan berkaitan dengan program studi Kriya Tekstil, dan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan stimulasi untuk mengkritisi hal-hal baru dalam lingkup batik Tegal yang menarik untuk diperdalam. 2. Bagi Instansi terkait Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi instansi terkait seperti Dinas Pariwisata, memperkenalkan batik Tegal kepada wisatawan serta sentra industri agar melestarikan batik tulis maupun batik cap Tegal.
4 3. Bagi Masyarakat Penelitian berjudul Kajian Estetika Corak Batik Tegal di kelurahan Bandung, kecamatan Tegal Selatan diharapkan menambah wawasan masyarakat tentang batik Tegal meliputi ciri khas yang ada dalam batik Tegal, wacana baru bagi mereka yang kurang mengetahui tentang batik pesisir utara pulau Jawa. 4. Bagi Peneliti Wawasan terhadap Kajian Etetika Corak Batik Tegal di kelurahan Bandung, kecamatan Tegal Selatan akan terus berkembang, sehingga meningkatkan kemampuan penulis serta pengembangan wawasan penulis. E. SISTEMATIKA PENULISAN Tulisan ini terdiri atas lima bab, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, pengumpulan data dan analisis data, serta penutup. Bab I, pendahuluan secara garis besar berisi (1) latar belakang masalah yang menjadi pijakan awal memasuki wilayah penelitian, (2) rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan penelitian, (3) tujuan penelitian sebagai target keberhasilan penelitian penulis, (4) manfaat penelitian bagi berbagai pihak, dan (5) sistematika penulisan sebagai penjelasan yang memuat uraian ringkas tentang pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil analisis dan pembahasan, simpulan dan saran. Bab II, kajian pustaka berisi tinjauan pustaka mengenai (1) penelitian terdahulu, (2) batik, (3) batik pesisir, (4) batik Tegal dan (5) estetika Dharsono Sony Kartika.
5 Bab III, metode penelitian merupakan penjelasan yang meliputi (1) jenis penelitian, (2) lokasi dan waktu penelitian, (3) sumber data dan teknik pengumpulan data, (4) validitas data, dan (5) teknik analisis data. Bab IV, kumpulan data berupa hasil observasi, wawancara, kuisioner, gambar dan foto di analisis merupakan uraian temuan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan rumusan masalah. Item dari pengumpulan data dan analisis data berupa; (1) gambaran umum, (2) mengetahui latar belakang pembuatan batik Tegal, (3) visual data, (4) untuk mengkaji corak batik Tegal produk di kelurahan Bandung, kecamatan Tegal Selatan berdasarkan estetika. Bab V, penutup merupakan bab terakhir yang berisi (1) kesimpulan berisi hasil ringkasan dari keseluruhan ini pengkajian mulai dari bagian latar belakang hingga pengumpulan data dan analisis temuan penelitian serta (2) saran berisi kritisi untuk kemudian diungkapkan dalam satu bentuk solusi yang berupa saran berperan penting dalam proses pengkajian yang lebih mendalam lagi.