Scanned by CamScanner

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan (Arens dan Lobbecke: 2000). Kemudian prosedur audit adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, Prinsip, dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA TOKO ADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PADA PT BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. : Latifah Amanatillah NPM : Dosen Pembimbing :Lies Handrijaningsih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi. dikenal saat ini sebagai sistem informasi akuntansi. Informasi akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN DAN PIUTANG

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan saat ini sudah maju dalam pengelolaannya, sehingga mendorong banyak perusahaan dengan semakin memperluas uasahanya demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan berbagai macam strategi untuk menarik perhatian para pelanggan, dengan menjual barang secara kredit dan dibayar sesuai jatuh tempo pembayarannya. Karena suatu perusahaan tidak akan berjalan lancar tanpa adanya sistem penjualan kredit terhadap para pelanggan. Sistem akuntansi merupakan metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis. Sistem akuntansi penjualan kredit merupakan metode pencatatan yang dimuat dalam transaksi piutang yang pada suatu saat akan dibayar sesuai jatuh tempo faktur. Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Sistem akuntansi penjualan kredit yang dilakukan oleh suatu perusahaan haruslah meliputi prosedur-prosedur pemesanan barang, persetujuan kredit, pengiriman barang, penagihan, pencatatan akuntansi dengan melibatkan akuntansi atau fungsi yang terkait dan dokumen-dokumen yang digunakan. 1

UD. Jordan termasuk jenis perusahaan dagang yang melakukan pembelian barang dagangan dari pemasok/supplier dan menjualnya kembali kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini UD. Jordan mampu melakukan penjualan barangnya secara kredit kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapat profit/laba yang besar. Tetapi selama UD. Jordan memberlakukan kegiatan penjualan secara kredit tidak memikirkan kedepannya tentang apakah konsumen yang sering belanja suatu saat akan melakukan kecurangan dalam hal membayar hutangnya. Ini sering sekali terjadi pada saat pembayaran hutang mula-mula pelanggan sangat rajin, maka setelah kesekian kalinya pasti akan melakukan kecurangan, ini terjadi karena kurangnya perjanjian yang akurat, tidak diterapkannya sistem akuntansi penjualan kredit yang baik dan benar serta syarat-syarat penjualan kredit yang baik dan benar di dalam kegiatan usahanya sehingga menimbulkan adanya piutang tak tertagih. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada UD. Jordan Telukdalam. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut dapat diketahui permasalahan yang terjadi di UD. Jordan Telukdalam yaitu: Kurangnya perjanjian yang akurat, tidak diterapkannya sistem akuntansi dan syarat-syarat penjualan kredit yang baik dan benar di dalam kegiatan usahanya. 2

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah sistem akuntansi penjualan kredit yang diterapkan di UD. Jordan Telukdalam? 1.4 Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian ini tidak terlepas dari masalah yang telah dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi penjualan kredit pada UD. Jordan Telukdalam. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, sebagai sarana dalam pengembangan dan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan pada bidang ekonomi, guna menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan kemampuan penulis dalam menerapkan teori yang telah didapat di bangku kuliah dan praktek nyata di lapangan. b. Bagi UD. Jordan Kecamatan Telukdalam, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan didalam perencanaan maupun sebagai koreksi dalam menerapkan sistem akuntansi penjualan kredit. c. Bagi STIE Nias Selatan, hasil penelitian ini akan menambah referensi bagi penelitian lanjutan, serta bagi peneliti lain yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dapat digunakan sebagai referensi dan relevansi sesuai dengan topik penelitian ini. 3

1.6 Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi Skripsi Minor ini, pada bagian di bawah ini dicantumkan sistematika penulisan antara lain sebagai berikut: Bab satu membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab dua membahas mengenai tinjauan literatur dan metode analisis yang berisikan tentang tinjauan literatur, penelitian terdahulu dan metode analisis yang digunakan penulis selama penelitian. Bab tiga membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, deskripsi penelitian serta pembahasan. Bab empat membahas mengenai kesimpulan dan saran. 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS 2.1. Tinjauan Literatur 2.1.1. Pengertian Sistem Setiap perusahaan mempunyai tujuan salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama dari hasil penjualan, baik itu penjualan tunai maupun penjualan secara kredit. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan harus memiliki bsistem akuntansi penjualan yang baik dan diharapkan dapat meminimalkan berbagai kemungkinan masalah yang dapat terjadi di dalam perusahaan. Sistem merupakan hal yang mutlak dan sangat diperlukan demi menunjang kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya. Menurut Mulyadi (2001:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dimuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Menurut Baridwan (2000:68) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi mendefinisikan Sistem sebagai berikut: Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Jadi sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan tetapi dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan. Kumorotomo dan Subando (2009:9) memberi kesimpulan sebagai berikut: Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping itu, suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan-balik (feed-back) dari output bisa juga berasal dari lingkungan 5

sistem yang dimaksud, organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan memiliki unsur-unsur ini. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan kumpulan suatu jaringan atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan suatu kegiatan pokok perusahaan. 2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan disusunlah sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi disusun untuk suatu perusahaan yang dapat diproses secara manual (tanpa mesin-mesin pembantu) atau diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari pembukuan yang sederhana sampai dengan komputerisasi. Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis. Menurut Mulyadi (2001:3) dalam bukunya Sistem Akuntansi bahwa sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Menurut Narko (1994 : 3) bahwa: Sistem akuntansi pada umumnya diartikan sebagai jaringan yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi 6

untuk keperluan pengawasan, operasi maupun untuk pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Warren,dkk (2006:226) bahwa Sistem akuntansi merupakan metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis. 2.1.3 Pengertian Penjualan Kredit Dalam rangka untuk memperbesar volume penjualannya banyak perusahaan besar terkadang memberikan kebijaksanaan pemilikan barang secara kredit, misalnya tenggang waktu pembayaran beberapa minggu atau dengan cara cicilan. Penjualan angsuran pada dasarnya termasuk kategori penjualan kredit, dimana sebagian pembayarannya akan diterima secara bertahap sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Menurut Kieso dan Weygandt (2002:386) bahwa penjualan kredit adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar jasa yang dijual, biasanya dapat ditagih 30-60 hari dan merupakan piutang terbuka yang berasal dari pelunasan utang jangka pendek. Menurut Haryono (2003:38) bahwa: Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment), dan kemudian sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. 7

Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) penjualan kredit adalah transaksi antara perusahaan dan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa berakibat timbulnya piutang, kas aktiva. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan kredit adalah kegiatan penjualan yang dilakukan antar perusahaan dan pembeli, dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva. 2.1.4 Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Sistem akuntansi penjualan kredit merupakan metode dan prosedur pencatatan yang dimuat dalam transaksi piutang yang pada suatu saat akan dibayar sesuai jatuh tempo faktur. Menurut Mulyadi (2001 : 210) dalam bukunya Sistem Akuntansi penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Menurut Mulyadi (2001 : 211) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah: 1. Fungsi penjualan Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan ruter pengiriman), meminta otoritasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. 8

Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk membuat back order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan. 2. Fungsi kredit Fungsi ini bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otoritasi pemberian kredit kepada pelanggan. 3. Fungsi gudang Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi pengiriman Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otoritasi dari yang berwenang. Otoritasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi. 5. Fungsi penagihan Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. 9

6. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu juga, fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Menurut Narko (2000:80-84) ada beberapa prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit, yaitu: 1. Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambah informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kredit dan mengirimkan kepada berbagai fungsi untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi untuk melayani order dari pembeli. 2. Prosedur persetujuan kredit Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit. 3. Prosedur pengiriman Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman. 4. Prosedur penagihan 10

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kembali kepada pembeli. 5. Prosedur pencatatan piutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang. 6. Prosedur distribusi penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan dan penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen. 7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit merupakan metode atau prosedur penjualan kredit yang diberlakukan oleh suatu perusahaan dengan menjalankan prosedur-prosedur akuntansi dalam kegiatan usahanya untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan tertentu baik seperti pencatatan piutang, penagihan, prosedur order penjualan serta prosedur pengiriman order. 2.1.5 Unsur Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja dan mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pimpinan. Sistem pengendalian intern meliputi rencana organisasi serta semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk 11

melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data accounting dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan. Sistem akuntansi dan pengendalian intern yang dilakukan mempunyai hubungan yang erat, sehingga sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan yang baik kemungkinan akan mengandung unsur-unsur pengawasan yang baik pula. Menurut Hermawan (2013:1) bahwa unsur pengendalian intern yaitu suatu kebijaksanaan yang bertujuan untuk menjaga harta kekayaan, memberikan informasi yang akurat serta dipenuhinya kebijakan tersebut. Menurut Mulyadi (2001:221) unsur pengendalian intern dalam penjualan kredit meliputi organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat. 1. Organisasi Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit, unsur pokok sistem pengendalian intern dijelaskan sebagai berikut: a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit untuk mengurangi berbagai resiko yang sering terabaikan seperti piutang tak tertagih. b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit untuk dapat dijamin ketelitian dan keandalannya serta kekayaan perusahaan (piutang) dapat dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih). c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas untuk mencegah terjadinya manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan julukan Lapping. Lapping merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi 12

jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang berada di tangan satu karyawan. d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman). c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman. d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. f. Pencatatan ke dalam Kartu Piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan 13

cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit). g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. 3. Praktik yang sehat a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya di pertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya di pertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dirancang untuk memudahkan manajemen dalam mengawasi perusahaan, dengan menempatkan karyawan yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya agar tercipta keandalan data akuntansi yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.1.6 Bagan Alir Bagan alir (flowchart) merupakan kumpulan dari notasi diagram simbolik yang menunjukkan aliran data dan urutan operasi dalam sistem. Bagan alir (flowchart) sangat penting dipahami karena penggunaan flowchart ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang ilmu. 14

Menurut Mulyadi (2001:57) dalam bukunya Sistem Akuntansi bahwa bagan alir adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Menurut Romney dan Steinbart (2006:191) Bagan alir (flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan. Simbol yang dipergunakan untuk membuat bagan alir diperlihatkan di dalam Tabel 2.1. Setiap simbol memiliki arti khusus yang dengan mudah dapat dilihat dari bentuknya. Bentuk simbol-simbol tersebut menunjukkan dan mendeskripsikan proses yang dilaksanakan dan di input, output, pemrosesan, serta media penyimpanan yang dipergunakan. Tabel 2.1 Simbol dan fungsinya dalam membuat bagan alir sistem Simbol Nama Keterangan 1. Simbol Input/Output Dokumen Dokumen atau laporan dokumen tersebut dapat dipersiapkan dengan tulisan tangan, atau dicetak dengan komputer. 1 2 3 Beberapa tembusan dari satu dokumen Digambarkan dengan cara menumpuk simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen di bagian depan sudut kanan atas 15

Input/Output; Jurnal/Buku Besar Fungsi input atau output apapun di dalam bagan alir program. Juga dipergunakan untuk mewakili jurnal dan buku besar dalam bagan alir dokumen. Tampilan Pengetikan on-line (on-line keying) Informasi yang ditampilkan oleh peralatan output on-line, seperti terminal, monitor atau layar. Memasukkan (entry) data melalui peralatan on-line seperti terminal atau personal computer. Terminal personal computer atau Simbol tampilan dan pengetikan on-line dipergunakan bersama untuk mewakili terminal dan personal computer. Pita transmisi (transmittal tape) Secara manual mempersiapkan nilai total untuk pengendalian; dipergunakan untuk tujuan pengendalian dalam memperbandingkan dengan nilai total yang dihasilkan oleh komputer. 2. Simbol Pemrosesan Pemrosesan dengan komputer Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan dengan komputer; biasanya menghasilkan perubahan atas data atau informasi. Proses manual Proses pendukung (auxiliary operation) Pelaksanaan pemrosesan yang dilaksanakan secara manual Fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh peralatan selain komputer off- Proses pengetikan line Proses yang menggunakan peralatan pengetikan off-line (contoh: key to disk, cash register) 16

3. simbol penyimpanan Disk magnetis Pita magnetis Disket Data disimpan secara permanen di dalam disk magnetis; dipergunakan untuk file utama (master file) dan database. Data disimpan di dalam pita magnetis Data disimpan di dalam disket. Penyimpanan on-line Data disimpan di dalam file on-line temporer melalui media yang dapat diakses secara langsung, seperti disk. N File File fokumen secara manualdisimpan dan ditarik kembali; huruf yang ditulis di dalam simbol menunjukkan urutan pengaturan file secara N=Numeris, A=Alfabetis, D atau T=berdasarkan tanggal. 4. Simbol arus dan lain-lain Arus dokumen atau proses Arus data/informasi Arah pemrosesan atau arus dokumen; arus yang normal berada di bawah dan mengarah ke kanan. Arah arus data/informasi; sering dipergunakan untuk memperlihatkan data yang dikopi dari satu dokumen ke dokumen yang lainnya. Communication link On-page connector Off-page connector Pengiriman data dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui jalur komunikasi. menghubungkan arus pemrosesan di satu halaman yang sama; penggunaan konektor ini akan menghindari garis-garis yang saling silang di satu halaman. Suatu penanda masuk dari, atau keluar ke halaman lain. 17

Terminal Keputusan Anotasi Titik awal, akhir, atau pemberhentian dalam suatu proses suatu program; juga dipergunakan untuk menunjukkan adanya pihak eksternal. Langkah pengambilan keputusan; dipergunakan dalam sebuah program komputer bagan alir untuk memperlihatkan pembuatan cabang ke jalan alternatif. Komentar deskriptif tambahan atau catatan penjelasan untuk klarifikasi. Sumber: Sistem Informasi Akuntansi; Romney dan Steinbart (2006). Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagan alir suatu sistem merupakan alat analisis, desain, dan evaluasi sistem yang penting yang secara universal dipergunakan di dalam proyek sistem dan memberikan bentuk komunikasi yang cepat bagi para pekerja. 18

2.1.7 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit Berikut ini adalah bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan kredit: Gambar 2.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit Bagian Order Penjualan Mulai 4 6 Menerima order dari langganan Surat order 7 pengiriman Surat order 1 pengiriman 2 Surat Order Membuat surat order pengiriman dan faktur Mencatat tgl pengiriman pd. Surat order pengiriman lembar 9 2 8 9 Surat order 1 pengiriman 7 6 5 4 3 Surat order 1 pengiriman 2 Ke pelanggan 1 2 3 A T 7 Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 19

Gambar 2.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagian Kredit Bagian Gudang Bagian Pengiriman 3 1 5 Bersamaan dengan barang 2 Surat Order 7 Pengiriman (Credit Copy) Surat Order 1 Pengiriman Surat Order 1 Pengiriman Surat Order 2 Pengiriman 3 4 5 Memeriksa status kredit Menyiapkan barang Menempel surat order pengiriman pada pembungkus Memberi otorisasi kredit Menyerahkan barang Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan Surat Order 7 Pengiriman (Credit Copy) Surat Order 1 Pengiriman Surat Order 1 Pengiriman 2 3 4 5 Ditempel pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus N Diserahkan kepada perusahaan angkutan umum 4 Kartu Gudang 5 6 Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 20

Gambar 2.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagian Penagihan Bagian Piutang 7 8 Surat Order 1 Pengiriman 2 Surat muat 2 SOP 1 Faktur Membuat faktur 5 4 3 2 Faktur 1 9 Dikirim ke wiraniaga Dikirim ke pelanggan 10 8 Kartu Piutang N Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 21

Gambar 2.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal 9 10 11 Faktur 3 Faktur 4 Kartu Persediaan N Rekap HPP Bukti Memorial Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan Secara periodik N Rekapitulasi harga pokok penjualan Membuat bukti memorial Rekap HPP Bukti Memorial 11 Jurnal Penjual an Selesai Jurnal Umum N Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 22

Uraian bagan alir dokumen dari sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1. Bagian Order Penjualan a. Menerima order dari pelanggan. b. Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan, maka dibuat Surat Order Pengiriman dan faktur. c. Mendistribusikan Surat Order Pengiriman, lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian Pengiriman, lembar 6 ke Pelanggan, lembar ke 7 ke Bagian Kredit, lembar 8, 9 diarsipkan sementara menurut tanggal. d. Menerima Surat Order Pengiriman lembar 7 bagian kredit sesuai surat order pesanan dari pelanggan untuk diarsipkan permanen menurut abjad. e. Menerima surat order pengiriman lembar 1, 2, dan mencatat tanggal pengiriman sesuai yang tercantum pada surat order pengiriman lembar 9. f. Surat order pengiriman lembar 1,2 dikirim ke bagian penagihan. 2. Bagian Kredit a. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 7 dari bagian order penjualan dilakukan pemeriksaan status kredit. b. Memberikan otorisasi kredit. c. Surat order pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order penjualan. 3. Bagian Gudang a. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 1, dilakukan penyiapan barang. 23

b. Barang yang telah disiapkan kemudian diserahkan ke bagian pengiriman. c. Berdasarkan surat order pengiriman lembar 1, maka direkap ke kartu gudang. 4. Bagian Pengiriman a. Surat order pengiriman lembar pertama bersamaan dengan barang yang diterima dari gudang, dan surat order pengiriman lembar 2, 3, 4, 5 dikumpulkan kemudian ditempelkan pada pembungkus. b. Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan. c. Mengembalikan surat order pengiriman lembar 1, 2 ke bagian order pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan. d. Surat order pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen menurut nomor urut. 5. Bagian Penagihan a. Membuat faktur berdasarkan surat order pengiriman lembar 1 dan 2 yang diterima dari bagian order penjualan. b. Mengirim faktur lembar 1 ke pelanggan. c. Mengirim faktur 2 bersama surat order pengiriman lembar 1 dan 2 ke bagian piutang. d. Mengirimkan faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan. e. Mengirimkan faktur lembar 4 ke bagian jurnal. f. Mengirimkan faktur lembar 5 ke wiraniaga. 6. Bagian Piutang 24

a. Faktur yang diterima dari bagian penagihan kemudian direkap ke dalam kartu piutang. b. Faktur, surat order pengiriman lembar 1 dan surat muat lembar 2 diarsipkan permanen menurut nomor urut. 7. Bagian Kartu Persediaan a. Faktur lembar 3 yang diterima dari bagian penagihan direkap ke kartu persediaan dan faktur tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut. b. Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik. c. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan dibuat bukti memorial. d. Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal. 8. Bagian jurnal a. Rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti memorial direkap ke dalam jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut. b. Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian diarsipkan. 2.1.8 Piutang Tak Tertagih Pada umumnya, setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu memenuhi persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaksi kredit tersebut disetujui. Akan tetapi, pada kenyataannya beberapa piutang dagang justru menjadi tidak dapat ditagih sebagai akibat dari kondisi pelanggan (debitur) yang ada setelah periode kredit berjalan (berlangsung). Kondisi ini misalkan saja, adanya pelanggan yang tidak bisa membayar oleh karena menurunnya omset penjualan sebagai akibat dari lesunya perekonomian. 25

Menurut Warren,Dkk (2006:358) bahwa Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting disini berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan. Menurut Hery (2011:43) dalam bukunya yang berjudul akuntansi: aktiva, utang dan modal bahwa: ada 2 (dua) metode yang digunakan untuk menilai, mencatat, atau menghapus piutang dagang yang tidak dapat ditagih, yaitu metode hapus langsung (direct write-off method) dan metode pencadangan (Allowance method). 1. Metode penghapusan langsung Ketika metode hapus langsung digunakan, beban kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benarbenar telah terjadi pelanggan tertentu yang menyatakan tidak bisa membayar (actual loss), bukan berdasarkan pada kerugian estimasi. Jadi, pada saat perusahaan mendapati bahwa pelanggan tertentunya tidak bisa membayar maka pada saat itulah perusahaan akan menghapus langsung piutang usahanya atas pelanggan tertentu di sebelah kredit (tanpa melakukan pencadangan terlebih dahulu) dan membebankannya disebelah debet sebagai beban kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat ditagih. Jadi, dalam hal ini ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya actual loss adalah sebagai berikut: 26

(D) Biaya piutang tak tertagih XXX (K) Piutang dagang-tn. X XXX 2. Metode pencadangan Secara teoritis, jika besarnya estimasi atas piutang tak tertagih adalah akurat, maka akun cadangan ini seharusnya mendekati nol, akan tetapi estimasi tidak pernah nol karena perusahaan akan terus melakukan menjualan kredit dan membuat estimasi yang baru. Akun cadangan memiliki saldo normal disebelah kredit, berlawanan dengan saldo normal piutang sehingga akun cadangan dianggap sebagai akun pengurang (contra account) dari akun piutang usaha. Akun cadangan ini akan mengurangi jumlah bruto piutang kenilai bersihnya yang dapat direalisasi. Untuk tujuan pembukuan, metode pencadangan diharuskan menurut prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena metode ini memenuhi atau sesuai: a. Prinsip penandingan (the matching principle), dimana besarnya estimasi atau beban piutang tak tertagih dicatat dalam periode yang sama sebagaiman pendapatan penjualan dicatat. b. Prinsip konservatisme (the conservatism principle), dimana piutang usaha dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah yang lebih realistis. Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya estimasi atas beban piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: (D) Beban piutang yang tidak dapat tertagih XXX (K) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih XXX 27

Nantinya begitu perusahaan mendapati bahwa ada pelanggan tertentunya yang tidak bisa membayar, maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat penghapusan piutang atas pelanggan aktual tersebut adalah sebagai berikut: (D) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih YYY (K) Piutang usaha Tn. Y YYY Dalam hal ini, untuk mencatat perolehan kembali atas sebagian dari piutangnya yang telah dihapus, perusahaan pertama kali harus membalik jurnal penghapusan piutang yang telah dibuat di atas (tetapi hanya sebesar jumlah yang perusahaannya dapat menagih kembali) dan lalu mencatat hasil penagihan kembali tersebut. (D) Piutang usaha Tn. Y YY (sebagian) (K) Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih YY (sebagian) 2.1.9 Dokumen yang Digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit Pencatatan transaksi penjualan barang dagangan tidak lepas dari dokumendokumen. Dokumen yang digunakan dalam kegiatan transaksi penjualan pada umumnya terdiri atas dua, yaitu surat order pengiriman dan faktur penjualan. Menurut Mulyadi (2001:214), Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah: 1. Surat order pengiriman dan tembusannya. c. Surat order pengiriman. b. Tembusan kredit (credit Copy). c. Surat pengakuan (Acknowledgement Copy). d. Surat muat (Bill of Lading). 28

e. Slip pembungkus (Packing Slip). f. Tembusan Gudang (Warehouse Slip). g. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy). h. Arsip Index Silang (Cross-index File Copy). 2. Faktur dan tembusannya. Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang, atau dengan kata lain sebagai suatu perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli atau konsumen. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari: b. Faktur Penjualan (Costumer s Copies). b. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy). c. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Receivable Copy). d. Tembusan Analisis (Analysis Copy). e. Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy). 3. Rekapitulasi harga pokok penjualan. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akutansi tertentu. 29

4. Bukti memorial. Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu. Contoh bukti memorial disajikan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Bukti Memorial Tgl. BUKTI MEMORIAL Nomor Keterangan Debit Kredit Disetujui Dicatat Diverifikasi Dibuat Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 2.1.10 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Penjualan barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan. Catatan akuntansi sangat berguna bagi setiap usaha, karena dengan hasil atau laporan keuangan tersebut akan menjadi sebuah catatan keuangan bisnis yang pada akhirnya dapat digunakan dalam berbagai cara dan memberi gambaran kepada seorang manager tentang kondisi dan kesejahteraan finansial perusahaan pada waktu tertentu. 30

Menurut Mulyadi (2001 : 218), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah: 1. Jurnal Penjualan Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal persediaan dapat disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut. Lihat contoh kartu penjualan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Jurnal Penjualan JURNAL PENJUALAN Halaman: Tanggal Keterangan Nomor Bukti Piutang Dagang Penjualan Tunai Debit Lain-lain Debit No. Rek. Jumlah Hasil Penjualan Kredit Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 2. Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. Lihat contoh kartu piutang pada Gambar 2.4. 31

Gambar 2.4 Kartu Piutang Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 3. Kartu persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. Lihat contoh kartu persediaan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Kartu Persediaan Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 32

4. Kartu Gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang. Lihat contoh kartu gudang pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Kartu Gudang KARTU GUDANG Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 5. Jurnal Umum Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Lihat contoh Jurnal Umum pada Gambar 2.7. 33

Gambar 2.7 Jurnal Umum Sumber: Sistem Akuntansi; Mulyadi (2001). 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan sistem akuntansi penjualan kredit yakni: 1. Wayan Adhitya Dharma (2010) Penelitian ini berjudul tentang Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. MADA Dalam Usaha Meningkatkan Laba. Hasil penelitiannya yaitu bahwa sistem akuntansi penjualan kredit PT Mada masih belum memadai masih terdapat penumpukan tugas dari bagian ke bagian yang lainnya otorisasi penjualan kredit telah dilakukan oleh manager tetapi transaksi dan aktivitas penjualan kredit belum terotorisasi dengan baik antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, dokumen yang digunakan masih terdapat kekurangan dalam sistem penjualan kredit. Sehingga disarankan agar 34

PT. Mada menerapkan perancangan sistem aplikasi penjualan kredit yang memadai atas siklus penjualan kreditnya, agar pengendalian prosedur penjualan kredit PT. Mada dapat optimal dalam usahanya meningkatkan laba sehingga sistem penjualan kredit dapat terus dikembangan seiring dengan perkembangan bisnis PT. Mada. 2. Tuti Veronika Halawa (2014) Tuti Veronika Halawa melakukan penelitian yang berjudul tentang Penerapan PSAK No.20 tentang sistem akuntansi penjualan pada UD. Dachi Mart Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Tuti menyimpulkan bahwa dilihat dari prosedur penjualan dan fungsi-fungsi yang terkait di UD. Dachi Mart Telukdalam masih kurang memadai atau belum sepenuhnya sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku umum karena masih terjadi perangkapan kerja untuk setiap fungsi, serta pengelolaan dokumen-dokumen yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan dalam proses penjualan di UD. Dachi Mart Telukdalam belum sepenuhnya diterapkan. 3. Sutrisno (2005) Sutrisno melakukan penelitian yang berjudul tentang Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Sampurna Kuningan Juwana dan dari hasil penelitiannya, Sutrisno menyimpulkan bahwa Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT. Sampurna Kuningan Juwana sudah berjalan dengan baik. Dalam penggunaan dokumen sistem penjualan kredit pada PT. Sampurna Kuningan Juwana sudah cukup baik, karena setiap kegiatan dalam penjualan kredit sudah menggunakan dokumen. Dalam 35

catatan akuntansi masih sangat sederhana. Dalam bagian yang terkait pada PT. Sampurna Kuningan Juwana perlu adanya bagian gudang agar penjualan bisa berjalan dengan lancar. Unsur Pengendalian intern yang terdapat pada PT. Sampurna Kuningan Juwana yaitu Organisasi, Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan, serta Praktik yang Sehat. 2.3 Metode Analisis 2.3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui suatu keadaan atau persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu: 1. Penelitian keperpustakaan (library research) yaitu melakukan studi terhadap beberapa buku dan referensi lainnya yang relevan yang ada hubungannya dengan topik penelitian. 2. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilaksanakan secara langsung dilokasi penelitian melalui observasi dan wawancara. 2.3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Wawancara (interview) yaitu: penelitian yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak UD. Jordan Kecamatan Telukdalam baik pimpinan maupun karyawan yang ditunjuk. 36

2. Observasi, yaitu: melakukan pengamatan secara langsung objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang sistematis. 2.3.3 Metode Analisis Metode analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara objektif. Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti. 37

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Dan Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. Jordan berdiri pada tahun 2000 yang dikelola oleh Mustafa Panjaitan sebagai pemilik usaha. UD. Jordan Telukdalam merupakan usaha dagang yang bergerak dibidang penjualan barang dagangan seperti barang kelontong, baik secara tunai maupun secara kredit dan telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan Nomor 472/350/TD/2000. Pada awalnya usaha ini merupakan usaha rumah tangga yang hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Namun berkat kegigihan dan keuletan pemilik dalam menjalankan usahanya maka usaha tersebut mengalami perkembangan dan kemajuan. Salah satu yang membuat usaha tersebut semakin lancar dan berkembang yaitu lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh pelanggan. Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, maka UD. Jordan membuka usahanya lagi dan dikelola oleh istrinya yang bernama Ferlina Sihura pada tahun 2009 dan telah memiliki Surat Izin Usaha perdagangan (SIUP) dengan Nomor 503/869/TD/2009. Sejak saat itu UD. Jordan menjual barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit dengan tujuan untuk memperoleh laba yang tinggi demi kelangsungan hidup usahanya. 38

3.1.2 Letak Geografis Objek Penelitian Letak geografis objek penelitian ini berada diperkotaan tepatnya di jalan Saonigeho Km. 1 Kelurahan Pasar Telukdalam. Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha ini antara lain, yaitu: 1. Lokasi perusahaan berada didekat jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan. 2. Daerahnya sangat strategis karena berada diantara perkotaan dan pedesaan Kelurahan Pasar Telukdalam dan dekat dengan pembeli. 3. Daerahnya aman dan nyaman baik bagi kesejahteraan penjual dan pembeli maupun bagi kelancaran usaha. 3.1.3 Visi dan Misi Visi yang dimiliki oleh UD. Jordan adalah: Menjadi perusahaan terdepan dalam bidang perdagangan yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan segala harapan konsumen. Sedangkan misi UD. Jordan adalah: 1. Memberikan kepuasan kepada konsumen dengan cara melayani dengan ramah. 2. Selalu menyediakan barang dagangan yang dibutuhkan dan sesuai dengan selera konsumen. 3. Memberikan harga yang terbaik demi kepuasan konsumen dan kelancaran usahanya. 4. Menjalin hubungan yang baik antar pemilik, karyawan dan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan keakraban dan kenyamanan saat melayani konsumen. 39

3.1.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Jika struktur organisasi tersusun dengan baik, maka semua pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada setiap karyawan dapat terkoordinir dengan baik secara menyeluruh dan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan organisasi itu sendiri. Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan maksud dan tugas perusahaan, karena yang terpenting dalam suatu organisasi adalah pembentukan suatu organisasi dalam pendelegasian tugas dan tanggungjawabnya. Untuk mencapai tujuan organisasi dan terlaksananya tugas-tugas secara efesien, maka disusunlah bagan struktur organisasi sehingga setiap anggota dapat melihat dan dapat mengetahui dengan jelas penyusunan kepemimpinan dalam organisasi dan juga tercapainya fungsi pengamatan dan pengawasan. Adapun struktur organisasi UD. Jordan Telukdalam dapat disajikan sebagai berikut: 40

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UD. Jordan Telukdalam Pemilik Usaha Ferlina Sihura Kasir Ferlina Sihura Karyawan 1. Delianis 2. Yolanda 3. David Sumber dari: UD. Jordan Telukdalam Dari struktur organisasi di atas, maka UD.Jordan menguraikan tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing yaitu sebagai berikut: 1. Pemilik Usaha a. Berperan sebagai manejer, kasir sekaligus pemilik perusahaan juga merangkap kerja sebagai kasir langsung dan bertanggung jawab penuh dalam mengambil keputusan baik dalam maupun di luar yang menyangkut keberadaan dan pengembangan peerusahaan. b. Melakukan pembelian langsung barang dagang. c. Bertugas untuk mengatur dan mengelola perkembangan usaha perusahaan. d. Mengevaluasi kinerja karyawan. 41

e. Melakukan transaksi penjualan barang dagang kepada para konsumen. 2. Kasir a. Bertugas untuk melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang timbul karena adanya pembelian dan penjualan barang dagang kepada para konsumen baik itu penjualan secara tunai maupun kredit. b. Menerima dan menyimpan uang kas atas penjualan barang dagang, baik secara tunai maupun secara kredit. c. Melakukan pencatatan atas penjualan barang dagang dalam faktur/kuintansi sebagai bukti dari pembeli bagi setiap konsumen yang membutuhkan. d. Menerima dan memberi bukti atas transaksi jual beli yang dilakukan oleh konsumen (bagi pembeli yang sudah melakukan pembayaran atas pembelian barang tetapi barang belum diambil oleh konsumen). e. Melakukan anggaran atas pembelian barang dagang. f. Melakukan pengecekan dan menghitung setiap jenis barang yang di beli dari pemasok. g. Mengeluarkan sejumlah uang kas atas transaksi yang berhubungan dengan kas keluar. h. Membuat daftar pesanan barang dagang. 3. Karyawan a. Melayani dengan memberi pelayanan prima kepada konsumen. b. Melakukan penerimaan atas barang dagang yang dibeli sebagai persediaan barang. c. Melakukan perhitungan atas barang yang dijual kepada konsumen 42

d. Menjaga toko selama proses penjualan. 3.2 Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini data penelitian yang penulis ambil adalah data Primer dan data sekunder. Dimana data primer yaitu data peneliti yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah dan terdokumentasi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, surat order dari pembeli, surat bukti order penjualan, dan bukti daftar piutang UD. Jordan Telukdalam. 3.2.1 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit yang Diterapkan oleh UD. Jordan Kecamatan Telukdalam Secara teoritis, sistem akuntansi penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Berikut adalah bagan alir sistem akuntansi penjualan kredit yang terealisasi pada UD. Jordan Telukdalam adalah sebagai berikut: 43

Gambar 3.2 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit yang diterapkan di UD. Jordan Telukdalam Mulai Menyiapka n barang Dipembungkus diberi label nama toko pelanggan Pelanggan melakukan pelunasan dan menyerahkan SBOP Menerima order dari pelanggan Menyerahk an barang ke pemilik SBOP Surat Order Memberi keterangan LUNAS pada SBOP SBOP Memeriksa kelayakan kredit dan membuat perjanjian Surat Bukti Order Penjualan Mengembalika n SBOP ke pelanggan Surat Order SBOP Memastika n tersedianya barang Menyerahk an barang, SO dan SBOP ke pelanggan Selesai Sumber: UD. Jordan Telukdalam 44

Uraian dari bagan alir sistem akuntansi penjualan kredit yang diterapkan oleh UD. Jordan adalah sebagai berikut: a. Pemilik UD. Jordan menerima surat order dari pelanggan. b. Setelah itu pemilik UD. Jordan memeriksa kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan tersebut termasuk membuat perjanjian pembayaran dan berapa potongan harga dari total pesanan tersebut. c. Setelah dinyatakan layak, maka pemilik UD. Jordan memberikan surat pesanan tersebut kepada karyawan untuk mengecek atau memastikan data pesanan yang diajukan oleh pelanggan tersebut apakah memiliki persediaan barang atau tidak. d. Kemudian setelah dipastikan pesanan yang tersedia di Toko ada maka barang disiapkan dan dipembungkus diberi label nama pelanggan atau nama toko pelanggan. e. Barang yang telah disiapkan diserahkan kepada pemilik toko untuk membuatkan surat bukti order penjualan dengan diberi keterangan bon. f. Setelah pesanan selesai dicatat, maka barang, surat order dan surat bukti order penjualan tersebut diserahkan kepada pelanggan. Sedangkan pertinggal kepada penjual yaitu total atau jumlah piutang keseluruhan dimuat dibuku daftar piutang UD. Jordan Telukdalam. g. Setelah tiba jatuh tempo pembayaran, pelanggan melakukan pelunasan hutang dan menyerahkan SBOP ke Pemilik. h. Pemilik memberi keterangan Lunas pada SBOP. i. SBOP diserahkan kembali kepada pelanggan. Selesai. 45