Penanganan Faktor Preanalitik untuk Hasil Laboratorium yang Akurat. Leni Lismayanti, dr. SpPK(K) PIT IDI JABAR 2018

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.

Bab 2 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

PEMERIKSAAN BIOMEDIS DAN STATUS IODIUM. Website:

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 592 juta orang (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

5. Rancangan perlakuan hewan uji.. 6. Metode Analisa Kadar HDL dan LDL C. Analisis Hasil...

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

I. PENDAHULUAN. cukup tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

repository.unimus.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. Dari 2 artikel tentang syok traumatik diatas membahas tentang syok traumatik yaitu syok

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka. Glukosa darah berfungsi sebagi penyedia energi tubuh dan jaringanjaringan

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Fasilit

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

Transkripsi:

Penanganan Faktor Preanalitik untuk Hasil Laboratorium yang Akurat Leni Lismayanti, dr. SpPK(K) PIT IDI JABAR 2018

Pendahuluan Rerata 70% keputusan diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium Persepsi klinisi terhadap hasil laboratorium: Vanker (2017) Hickner (2008) Tuijn (2014) Curiga hasil lab salah 28% 25% Hasil lab tidak sesuai gejala dan riwayat penyakit pasien Kualitas pelayanan laboratorium di bawah standar Tidak sepenuhnya percaya hasil laboratorium 27% 24% 22% 33%

Dampak persepsi klinisi terhadap hasil laboratorium: 33% klinisi menggunakan hasil laboratorium untuk membuat keputusan klinis 5% klinisi tidak pernah menggunakan hasil laboratorium untuk menentukan terapi Tuijn CJ, Msoka E, Mushi DL, Boer MS-d, Chilongola J, vanden Broek A. African Journal of Laboratory Medicine 2014;3(1):126

Tahap apa yang menyebabkan Lab error? Tahap preanalitik (sebelum diperiksa di laboratorium) Tahap analitik (saat pemeriksaan di laboratorium) Tahap pasca analitik (saat pelaporan hasil laboratorium)

Tahap preanalitik (sebelum diperiksa di laboratorium): 62% Tahap analitik (saat pemeriksaan di laboratorium): 23% Tahap pasca analitik (saat pelaporan hasil laboratorium): 15% Otomatisasi, sensitivitas metode pemeriksaan, QC, Pemantapan Mutu Eksternal Carraro P & Plebani M. Clinical Chemistry. 2007 Jul;53(7):1338-42

Apa yang harus diperhatikan klinisi dan tenaga kesehatan pada tahap preanalitik? Persiapan pasien Pengiriman spesimen Penyimpanan spesimen

Kesalahan pada tahap preanalitik yang tidak terdeteksi dapat berlanjut ke tahapan selanjutnya Tahap preanalitik: Order pemeriksaan laboratorium : minimum 2 identitas, dll Persiapan pasien: aktivitas fisik, gaya hidup (alkohol, rokok, kopi, teh), puasa, diet, stres, menstruasi Pengambilan spesimen Pengiriman spesimen Penanganan spesimen Penyimpanan spesimen

Pengaruh Aktivitas Fisik, Stress, Sakit Peningkatan hasil laboratorium akibat aktivitas fisik >>>: AST (hilang setelah beberapa hari) Bilirubin Creatin kinase (menetap beberapa hari-1 minggu) Kolesterol HDL Hormon Laktat Ureum, kreatinin, LDH Neutrofil Asam urat Pengaruh pada pemeriksaan hemostasis: Peningkatan acute phase reactant (Fibrinogen, vwf, F VIII): Peningkatan kadar fibrinogen, Pemendekan aptt Peningkatan D-dimer Efek menetap selama beberapa jam-beberapa hari

Apakah nama obat-obatan harus diinformasikan ke pihak laboratorium? Tidak perlu Perlu

Pengaruh Obat-Obatan Unfractionated Heparin: Pemendekan aptt karena efek netralisasi heparin oleh trombosit Kotrimoksazol, eritromisin, amiodaron, ppropanolol, piroksikam, omeprazole: meningkatkan INR Diuretik: Loop diuretic: Sebabkan hipernatrema Thiazid: sebabkan hiponatremia

Berapa lama pengaruh kopi terhadap hasil laboratorium? 1-3 jam pasca minum kopi 3-5 jam pasca minum kopi 3-7 jam pasca minum kopi

Pengaruh Asupan Kopi, Alkohol, dan Rokok Kopi> 3 cangkir/hari : kadar protein total, Albumin, AST Jang (2012) Cai (2012) Whitehead (1013) Kopi 2, 4, s.d 8 cangkir/hari Kafein 200-500 mg/hari (pasien DM Tipe 2) Alkohol setiap hari Rokok : GGT : protein total & albumin : GGT : Kholesterol total, LDL, trigliserida : HDL : glukosa darah

Pengaruh Alkohol pada Hasil Laboratorium Dalam 2-4 jam: kadar glukosa dan laktat plasma Konsumsi kronis alkohol: GGT, MCV AST dan rasio AST/ALT kadar trigliserida kadar asam urat dan feritin kadar CK Anemia Trombositopenia

Pengaruh Rokok pada Hasil Laboratorium Dalam 1 jam, 1-5 batang rokok: kortisol Perokok kronis: jumlah leukosit kadar Hematokrit lipoprotein

Pengaruh Puasa Lama Asam amino Bilirubin Asam lemak Glukagon Hormon pertumbuhan Keton Laktat Trigliserida Glukosa Kolesterol LDL Insulin LDH T3

Pengaruh Makanan Kaya Lemak Pemendekan PT : karena peningkatan F VIIa Hipoagregasi trombosit

Tabung warna apakah yang harus diisi lebih dulu untuk pemeriksaan hematologi rutin dan hemostasis? Tabung tutup hijau Tabung tutup merah Tabung tutup biru

Jenis Tabung & Urutan Pengisian Spesimen

Apakah Terdapat Pengaruh Volume Spesimen Terhadap Hasil Laboratorium? Tidak ada pengaruh Sedikit berpengaruh Sangat berpengaruh

Pengaruh Ketidakcukupan Volume Sampel Pada Parameter Hematologi

Pengaruh Hemolisis dan Pengambilan Spesimen dari Jalur Infus Penyebab Hemolisis Ukuran jarum ( > 23 gauge) Pengambilan darah yang sulit Pengambilan darah dari central venous line Homogenisasi terlalu kuat pada tabung koagulasi Dampak Pengambilan Darah dari Jalur Infus Pembekuan tidak lengkap (Spesimen terkontaminasi heparin dari jarum yang mengandung heparin) Hemolisis Spesimen terencerkan larutan NaCl fisiologis

Sampai berapa lama spesimen dapat tertunda dikirim ke laboratorium? 1 jam Tergantung jenis pemeriksaan 2 jam

Pengaruh Penundaan Transportasi Spesimen Peningkatan: Kadar Hb: 0,0-0,6 g/dl Jumlah eritrosit: 10.000-120.000 sel/µl Jumlah leukosit: 10-190 sel/µl Jumlah trombosit: 500-15.000 sel/µl

Pengaruh Penundaan Transportasi Spesimen Peningkatan: Kadar Hb: 0,2-0,3 g/dl Jumlah eritrosit: 10.000-100.000 sel/µl Jumlah leukosit: 90-330 sel/µl Jumlah trombosit: 1.500-17.000 sel/µl

Pengaruh Ketidaktepatan Penanganan Spesimen Hemolisis akibat homogenisasi terlalu kuat pada spesimen untuk pemeriksaan hemostasis: Pemendekan palsu PT dan aptt Penurunan palsu kadar fibrinogen Peningkatan palsu D-dimer Homogenisasi kurang: pemeriksaan hemostasis tidak bisa dilakukan (bekuan darah)

Penanganan Tahap Praanalitik

Pencegahan Kesalahan Tahap Preanalitik Order pemeriksaan laboratorium Cara pengumpulan spesimen Minimal dua identitas pasien Keterangan klinis/diagnosis Jenis obat yang sedang dikonsumsi Jam pengambilan spesimen (stabilitas spesimen) Puasa (beberapa parameter pemeriksaan) Tidak minum teh ataupun kopi Pengambilan spesimen tidak dari jalur infus dan tidak dari spuit yang mengandung heparin Jenis tabung yang tepat, urutan penggunaan tabung, volume spesimen adekuat Pelabelan tabung pengumpul Lama tourniquet Cara penuangan spesimen pada tabung pengumpul Homogenisasi spesimen hemostasis: 3-6 kali segera pasca pengambilan darah

Pencegahan Kesalahan Tahap Preanalitik Transportasi Spesimen Penanganan Spesimen Prioritaskan spesimen dengan jenis pemeriksaan yang harus segera dikirim ke laboratorium (PT, aptt, glukosa, bilirubin, AGD) Pengiriman spesimen dalam posisi tegak (cegah hemolisis) Suhu pengiriman ideal (tergantung jenis parameter lab) Spesimen hemostasis: Tabung berisi darah harus tertutup Suhu penyimpanan: 15-22 C Dalam waktu 1 jam dari pengambilan darah, spesimen sudah diproses di laboratorium

Sekian