BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Financing to Deposit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat transmisi kebijakan moneter. Landasan hukum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. Dimana uji tersebut menggunakan uji-t yang dilakukan untuk membuktikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Hasil pengujian antara variabel Non Performing Financing terhadap Financing to Deposit Ratio menunjukkan koefisien negatif dan berpengaruh signifikan. Koefisien yang negatif menunjukkan bahwa ketika nilai Non Performing Financing mengalami kenaikan diikuti dengan menurunnya nilai Financing to Deposit Ratio. Pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa variabel Non Performing Financing signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang negatif. Dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis satu (H1) teruji. Non Performing Financing (NPF) menunjukkan kolektibitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPF merupakan persentase jumlah pembiayaan bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total pembiayaan yang dikeluarkan bank. 219 Semakin besar tingkat NPF ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas 219 Siamat, Manajemen Lembaga..., hal. 358. 135

136 pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPF yang dihadapi bank. 220 Koefisien yang negatif disebabkan rendahnya nilai NPF sebagai dampak kebijakan OJK yang efektif dalam menurunkan nilai NPF. Demi mendukung kebijakan dan tercapainya target OJK dalam menurunkan pembiayaan bermasalah, maka pada tiga tahun terakhir ini bank syariah mulai lebih ketat menilai riwayat pembiayaan nasabah melalui BI Checking sehingga hanya nasabah dengan kol 1 saja yang mudah untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan sedangkan untuk nasabah kol 2 dan seterusnya akan sulit untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambaroita menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank Umum di Indonesia. 221 Penelitian yang dilakukan oleh Utari dan Haryanto menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 222 Penelitian yang dilakukan oleh Amriani menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank BUMN Persero di Indonesia. 223 Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Prayudi menunjukkan bahwa Non Performing Loan tidak 220 Kasmir, Analisis Laporan..., hal. 227. 221 Ambaroita, Faktor-Faktor... 222 Utari dan Haryanto, Analisis Pengaruh... 223 Amriani, Analisis Pengaruh...

137 mempengaruhi Loan to Deposit Ratio. 224 Suhartatik dan Kusumaningtias menunjukkan bahwa Non Performing Financing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 225 Mustafidan menunjukkan bahwa Non Performing Financing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 226 Pratama menunjukkan bahwa Non Performing Financing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 227 Tingginya Non Performing Financing suatu bank menunjukkan bahwa kinerja bank tersebut tidak profesional dalam mengelola dana yang disalurkannya. Selain itu, Non Performing Financing yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat risiko atas pembiayaan yang diberikan cukup tinggi sehingga mengharuskan bank membentuk cadangan penghapusan yang lebih besar dan pada akhirnya akan menurunkan keuntungan bank. Non Performing Financing yang tinggi merupakan salah satu penyebab sulitnya bank dalam menyalurkan pembiayaan. Peningkatan Non Performing Financing akan menurunkan besarnya pembiayaan yang disalurkan sehingga mempengaruhi Financing to Deposit Ratio. 224 Prayudi, Pengaruh Capital... 225 Suhartatik dan Kusumaningtias, Determinan Financing... 226 Mustafidan, Faktor-Faktor... 227 Pratama, Faktor-Faktor...

138 B. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Hasil pengujian antara variabel Capital Adequacy Ratio terhadap Financing to Deposit Ratio menunjukkan koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan. Koefisien yang positif menunjukkan bahwa ketika nilai Capital Adequacy Ratio mengalami kenaikan diikuti dengan meningkatnya nilai Financing to Deposit Ratio. Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio tidak signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang positif. Dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis dua (H2) tidak teruji. Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dan sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. 228 Semakin besar rasio tersebut maka semakin baik posisi modal sebuah bank. 229 Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. 230 228 Dendawijaya, Manajemen Perbankan..., hal. 121. 229 Rivai dan Arifin, Islamic Banking.., hal. 785. 230 Wibowo, Manajemen Kinerja..., hal. 181.

139 Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berkontribusi dalam meningkatkan nilai Financing to Deposit Ratio. Capital Adequacy Ratio digunakan sebagai dana cadangan dalam menutup kerugian yang dialami bank. Hal ini dapat dilihat dari tujuan Capital Adequacy Ratio yaitu untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada bank dan melindungi dana pihak ketiga pada bank yang bersangkutan. Sehingga modal bank digunakan untuk melindungi dana nasabahnya sebagai proteksi terakhir apabila bank dilikuidasi atau dibekukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambaroita menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 231 Penelitian yang dilakukan oleh Utari dan Haryanto menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 232 Penelitian yang dilakukan oleh Solekhah menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 233 Penelitian yang dilakukan oleh Prayudi menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 234 Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Suhartatik dan Kusumaningtias menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Financing 231 Ambaroita, Faktor-Faktor... 232 Utari dan Haryanto, Analisis Pengaruh... 233 Solekhah, Pengaruh Non... 234 Prayudi, Pengaruh Capital...

140 to Deposit Ratio. 235 Prihatiningsih menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 236 Amriani menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 237 Mustafidan menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 238 Pratama menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 239 Tingginya Capital Adequacy Ratio menunjukkan bahwa posisi modal bank semakin baik sehingga kemampuan modal bank dalam menunjang aktiva yang mengandung risiko semakin baik pula. Jumlah modal yang memadai memgang peranan penting dalam memberikan rasa aman kepada deposan. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya namun belum tentu secara nyata berpengaruh terhadap peningkatan pembiayaan. Apabila Capital Adequacy Ratio tinggi maka dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya seperti pembiayaan karena semakin besar cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian. 235 Suhartatik dan Kusumaningtias, Determinan Financing... 236 Prihatiningsih, Pengaruh DPK... 237 Amriani, Analisis Pengaruh... 238 Mustafidan, Faktor-Faktor... 239 Pratama, Faktor-Faktor...

141 C. Pengaruh Return On Asset terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Hasil pengujian antara variabel Return On Asset terhadap Financing to Deposit Ratio menunjukkan koefisien negatif dan berpengaruh signifikan. Koefisien yang negatif menunjukkan bahwa ketika nilai Return On Asset mengalami kenaikan diikuti dengan menurunnya nilai Financing to Deposit Ratio. Pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa variabel Return On Asset signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang negatif. Dapat disimpulkan bahwa Return On Asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis tiga (H3) teruji. Return On Asset adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. 240 Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. 241 Jika ROA suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi pengamatan aset. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh kesempatan menyalurkan dana dengan lebih luas. 242 Koefisien yang negatif menunjukkan rendahnya laba yang dihasilkan bank dari aktiva yang dimiliki bank tersebut. Kurang tepatnya bank dalam 240 Kasmir, Analisis Laporan..., hal. 202. 241 Fahmi, Analisis Laporan..., hal. 137. 242 Simorangkir, Pengantar Lembaga..., hal. 145.

142 menempatkan aktivanya merupakan salah satu penyebab turunnya laba yang dihasilkan oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rendahnya laba yang dihasilkan bank mengindikasikan bahwa manajemen bank tersebut kurang efektif dalam menjalankan operasionalnya sehingga pendapatan yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan itu sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Solekhah menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Pembiayaan Rakyat di Indonesia. 243 Penilitian yang dilakukan oleh Prayudi menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank Umum di Indonesia. Semakin besar Return On Asset maka akan menurunkan likuiditas bank. Kecenderungan penurunan Return On Asset membuat likuiditas juga menurun karena adanya pengaruh krisis. 244 Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Mustafidan menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 245 Utari dan Haryanto menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. Kondisi Return On Asset menurun karena modal dan laba sebagian besar disalurkan untuk kredit. Penurunan dari sektor kredit akan menurunkan pendapatan. 246 243 Solekhah, Pengaruh Non... 244 Prayudi, Pengaruh Capital... 245 Mustafidan, Faktor-Faktor... 246 Utari dan Haryanto, Analisis Pengaruh...

143 Tingginya Return On Asset akan menurunkan likuiditas bank. Hal ini dikarenakan pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah tidak memberikan kontribusi terhadap laba sehingga terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank syariah yang beroperasi pada periode tersebut dalam menyalurkan pembiayaan. Hal ini mengindikasikan bahwa laba sebelum pajak meningkat dibandingkan dengan total aset yang akan mempengaruhi penyaluran pembiayaan karena dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah tidak dapat tersalurkan secara optimal sehingga mengakibatkan menurunnya likuiditas bank. D. Pengaruh Net Interest Margin terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Hasil pengujian antara variabel Net Interest Margin terhadap Financing to Deposit Ratio menunjukkan koefisien positif dan berpengaruh signifikan. Koefisien yang positif menunjukkan bahwa ketika nilai Net Interest Margin mengalami kenaikan diikuti dengan meningkatnya nilai Financing to Deposit Ratio. Pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa variabel Net Interest Margin signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang positif. Dapat disimpulkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis empat (H4) teruji. Net Interest Margin adalah selisih antara semua penerimaan bunga atas aset bank dan semua biaya bunga atas dana bank yang diperoleh. Sebagian

144 manajer bank memasukkan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) untuk kerugian kredit sebagai biaya bunga. 247 Rasio ini menggambarkan pendapatan operasional bersih sehingga diketahui kemampuan rata-rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba. 248 Semakin tinggi nilai NIM maka semakin besar pula pendapatan bersih yang diterima oleh bank. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai NIM maka pendapatan bersih dari bunga kredit akan semakin kecil. 249 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amriani menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank BUMN Persero di Indonesia. 250 Penelitian yang dilakukan oleh Prayudi menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank Umum di Indonesia. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 251 Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Mustafidan menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. 252 Tidak adanya pengaruh Net Interest Margin terhadap penyaluran pembiayaan dikarenakan Net Interest Margin merupakan 247 Darmawi, Manajemen Perbankan..., hal. 224. 248 Rivai dan Arifin, Islamic Banking..., hal. 866. 249 Prayudi, Pengaruh Capital... 250 Amriani, Analisis Pengaruh... 251 Prayudi, Pengaruh Capital... 252 Mustafidan, Faktor-Faktor...

145 penghasilan bunga bersih yang ditahan dan dijadikan sebagai sumber pendanaan bank dalam komponen permodalan. Semakin tingginya Net Interest Margin menunjukkan bahwa bank semakin efektif dalam menempatkan aktiva produktifnya dalam bentuk pembiayaan. Selain itu, Net Interest Margin juga mengindikasikan keberhasilan bank sebagai lembaga intermediasi karena baik buruknya intermediasi yang dilakukan oleh bank akan berdampak pada pendapatan operasional yang diperoleh oleh bank. Net Interest Margin yang tinggi diperlukan untuk menutup risiko inflasi seperti potensi kerugian pada valuta asing dan kegiatan usaha bank. E. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Hasil pengujian antara variabel BOPO terhadap Financing to Deposit Ratio menunjukkan koefisien negatif dan berpengaruh tidak signifikan. Koefisien yang negatif menunjukkan bahwa ketika nilai BOPO mengalami kenaikan diikuti dengan menurunnya nilai Financing to Deposit Ratio. Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa variabel BOPO tidak signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang negatif. Dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis lima (H5) tidak teruji.

146 Biaya Operasional Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. 253 Semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. 254 Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga pendapatan yang diperoleh bank semkain besar dan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Koefisien yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan menunjukkan rendahnya pendapatan operasional yang dihasilkan oleh bank apabila dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan bank tersebut sehingga pendapatan operasional tidak berkontribusi dalam meningkatkan nilai FDR. Hal ini disebabkan oleh kurang efektifnya manajemen bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga pendapatan operasional yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya operasional yang dikeluarkan bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayudi menunjukkan bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indoensia. Penurunan rasio Biaya Operasonal Pendapatan Operasonal disebabkan oleh semakin efisiensinya operasional 253 Hariyani, Restrukturisasi dan Penghapusan..., hal. 54. 254 Rivai dan Arifin, Islamic Banking..., hal. 866.

147 bank yang membuat biaya-biaya operasional bank semakin menurun disertai dengan peningkatan pendapatan operasional. 255 Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Utari dan Haryanto menunjukkan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. 256 Amriani menunjukkan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank BUMN Persero di Indoensia. 257 Pratama menunjukkan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio. 258 Tingginya Biaya Operasional Pendapatan Operasional menunjukkan bahwa bank kurang efisien dalam menekan biaya-biaya operasionalnya sehingga menurunkan pendapatan yang diperoleh bank. Pendapatan operasi bank diperoleh dari pendapatan bagi hasil dari pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan operasi lainnya. Selain itu, tingginya rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional juga mengindikasikan bahwa bank tersebut kurang efektif dalam menempatkan aktiva produktifnya sehingga pendapatan yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Apabila hal ini terus berlanjut maka bank yang bersangkutan dapat mengalami kebangkrutan. 255 Prayudi, Pengaruh Capital... 256 Utari dan Haryanto, Analisis Pengaruh... 257 Amriani, Analisis Pengaruh... 258 Pratama, Faktor-Faktor...

148 F. Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Net Interest Margin dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Net Interest Margin dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Net Interest Margin dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis enam (H6) teruji. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayudi menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Return On Asset dan Net Interest Margin secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio Bank Umum di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kelima indikator tersebut secara bersamaan mempengaruhi likuiditas bank. Perubahan salah satu variabel tersebut, secara bersama-sama akan mempengaruhi likuiditas. 259 Berdasarkan uji koefisien determinasi, nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa sebesar 46,30 % variabel terikat Financing to Deposit 259 Prayudi, Pengaruh Capital...

149 Ratio (FDR) dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Net Interest Margin dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional dan sisanya 53,70% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Berdasarkan nilai Beta yang diperoleh dari output Coefficients, variabel Return On Asset memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Financing to Deposit Ratio dibandingkan dengan variabel lainnya. Hal ini dikarenakan ROA memiliki nilai Beta yang paling besar yaitu sebesar -12,359.