BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional saat ini telah berkembang dengan sangat pesat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

: hedging, risiko, leverage, profitabilitas, likuiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB I PENDAHULUAN. bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari berbagai negara. Terjadinya

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk

LAPORAN AKHIR UNGGULAN FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN nilai tukar rupiah jatuh sekitar 15 persen (Hussein: 2014). Nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu subsektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dunia usaha dituntut agar mampu bersaing ditengah kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

BAB I PENDAHULUAN. zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah. membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

Manajemen Keuangan Internasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan tersebut diketahui dari semakin banyaknya transaksi bisnis yang dilakukan antara pihak-pihak yang berasal dari negara yang berbeda, misalnya melakukan transaksi pembelian barang dari satu negara dan mengirimkannya ke negara lain. Transaksi dalam perdagangan internasional tentunya tidak lepas dari risiko, salah satu risiko yang dihadapi yaitu perbedaan mata uang yang digunakan dari setiap negara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang. Resiko menurut Hanafi (2006:1) adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Usaha yang dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari risiko-risiko tersebut yaitu dengan melakukan manajemen risiko. Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (Warburg, dalam Hanafi, 2012). Melalui manajemen risiko, perusahaan dapat mengelola risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.

Aktivitas bisnis internasional menggunakan mata uang asing. Sistem nilai tukar yang tidak menentu mengakibatkan nilai tukar mata uang dapat berfluktuasi dengan bebas. Menurut Guniarti (2014) fluktuasi kurs valuta asing merupakan risiko terbesar dari transaksi multinasional. Fluktuasi tersebut berdampak langsung pada penjualan, penetapan produk, serta laba eksportir dan importir. Fluktuasi kurs valuta asing juga menyebabkan ketidakpastian nilai aset dan kewajiban, serta dapat mengancam kelangsungan hidup suatu perusahaan sehingga dapat berujung pada kebangkrutan. Perusahaan dapat mengantisipasi dampak negatif dari risiko fluktuasi kurs valuta asing serta melindungi kepentingan pemegang saham dengan melakukan pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/8/PBI/2013, pengertian lindung nilai (hedging) adalah cara atau teknik untuk mengurangi risiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar keuangan. PBI ini dikeluarkan untuk dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman oleh pelaku ekonomi dalam rangka memitigasi risiko ketidakpastian pergerakan nilai tukar. Terdapat dua pertimbangan perusahaan dalam melakukan hedging yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dikaitkan dengan fluktuasi tingkat bank sentral rate dan nilai tukar mata uang. Sedangkan faktor internal sendiri diakibatkan oleh kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dalam mengambil keputusan melakukan hedging atau tidak melakukan hedging, perusahaan harus berhati-hati karena selain menguntungkan, hedging juga dapat

merugikan apabila dilakukan di saat yang tidak tepat karena hedging juga membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, sehingga dalam melakukan hedging harus dengan acuan dan pertimbangan yang tepat. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti permintaan dan penawaran pasar. Gambar 1.1 di bawah ini menunjukan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama periode 2011-2015. Gambar 1.1 Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Periode 2011-2015 Sumber : www.bi.go.id (data diolah) Gambar 1.1 di atas menunjukan kurs rupiah terhadap dolar AS yang mengalami depresiasi dari tahun ke tahun khususnya tahun 2011-2015. Melemahnya nilai tukar ini merupakan sebuah resiko bagi perusahaan yang memiliki arus kas keluar dalam valuta asing. Perusahaan harus membayar dalam

jumlah yang lebih banyak akibatnya melemahnya nilai tukar rupiah. Apabila perusahaan menaruh perhatian pada risiko nilai tukar ini dan melakukan hedging, maka perusahaan dapat meminimalkan kerugian yang akan timbul. Berdasarkan Gambar 1.1, ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mendorong beberapa korporasi atau perusahaan melakukan hedging. PT PLN (Persero) mencatat kerugian bersih pada Semester I 2015 sebesar Rp 10,5 triliun. Nilai kerugian tersebut turun Rp 25 triliun dibanding dengan Semester I 2014 yang tercatat Rp 35,5 triliun. Laba usaha Perseroan pada semester I 2015 tercatat Rp 24,7 triliun, turun sebesar Rp 4,1 triliun atau 14,2 persen dibanding periode lalu yang tercatat Rp 28,8 triliun. Penurunan laba bersih ini terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp 4,4 trilliun pada Semester I 2014 menjadi rugi kurs Rp 16,9 trilliun pada Semester I 2015. Kondisi ini berdampak pada liabilitas hutang valuta asing PLN yang meningkat signifikan dan laba rugi PLN sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. Untuk mengurangi beban akibat mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing, perusahaan pada April 2015 telah melakukan transaksi lindung nilai (hedging) atas sebagian kewajiban dan utang usaha valas (Bisnisliputan6:2015). Fluktuasi mata uang rupiah juga mempengaruhi kegiatan perusahaan lain di Indonesia. Contohnya, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk., maskapai plat merah ini ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu maskapai yang melayani penerbangan haji, Perseroan membuat perjanjian lindung nilai (hedging) harga avtur senilai US$ 43,24 juta setara Rp 500 juta dengan PT Bank Negara Indonesia, Tbk. (BBNI). Perjanjian hedging tersebut dilakukan untuk pembelian avtur dari BP

Singapore PTE, Ltd. Dan Goldman Sachs International terutama untuk melayani penerbangan haji sepanjang September-Oktober 2014. Perjanjian hedging ini dilakukan karena biaya avtur yang notabene dibeli dengan menggunakan dolar, berkontribusi 30%-40% terhadap beban operasional perusahaan. Pada Maret 2014, Kementerian Agama dan Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat telah menyepakati biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) 2014 rata-rata US$ 3.219 atau sekitar Rp 33,79 juta per orang. Perhitungan tersebut dengan asumsi nilai tukar Rp 9.600 per dolar Amerika Serikat. Sementara, pada tahun 2014, rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar. Pada kuartal-iii 2014, rupiah menembus angka Rp 12.180 per dolar, jauh diatas asumsi nilai tukar yang digunakan untuk penetapan BPIH tersebut (Cnnindonesia:2014). Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, diketahui bahwa ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat berpengaruh pada kondisi kegiatan dan keuangan perusahaan. Untuk meminimalisir kondisi ketidakstabilan nilai tukar tersebut, perusahaan harus melakukan pertimbangan agar tidak terjadinya kerugian seperti melakukan hedging. Selain itu, perusahaan sektor pertambangan yang aktif melakukan kegiatan lindung nilai atau hedging sebagai bagian dari mitigasi risiko terkait valuta asing (valas) masih relatif minim. Banyak perusahaan lokal yang belum aware. Kurang pahamnya perusahaan dan masih kurang mementingkan asas kehati-hatian dalam bertransaksi menjadi kendala kenapa hedging masih minim digunakan. Sebagai pelaku ekonomi sebaiknya memiliki pemahaman tentang yurisdiksi risiko. Kegiatan ekspor impor biasanya dilakukan transaksi menggunakan valas. Maka

dari itu perusahaan dianjurkan untuk mengambil keputusan hedging. (Kaltimprokal:2017) Aktivitas hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif. Derivatif dapat didefinisikan sebagai kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas maupun sekuritas) pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini. Sebagai contoh instrumen derivatif adalah opsi, kontrak forward, kontrak futures, dan swap (Sunaryo, 2009:25). Keputusan hedging didorong oleh beberapa faktor, salah satunya market to book value, likuiditas, dan financial distress. Market to book value (MTBV) menunjukan nilai sebuah perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-mv) dengan nilai bukunya (book value-bv). Market to book value terus mengalami penurunan. Dunia pasar modal menemui cobaan berat pada 2015. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot sekitar 12,39 persen sejak 2 Januari 2015. Anjloknya IHSG ini disebabkan oleh melemahnya perekonomian global dan nasional. Sektor pertambangan merupakan sektor yang paling terbenam pada 2015. Sektor ini turun sekitar 41,10 persen sejak awal tahun sampai 21 Desember 2015. (Bareksa:2015) Menurut penelitian Inge, Asri, dan Farina (2017) growth opportunity diproksikan dengan market to book atau kesempatan bertumbuh suatu perusahaan yang mana hasil penelitiannya menunjukan bahwa market to book value tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Dalam penelitian Fernando dan Sugeng

(2016) growth opportunity diproksikan sebagai market to book value dengan hasil penelitian bahwa growth opportunity berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap probabilitas kebijakan hedging. Begitu pula Indra dan Siti (2017) menyatakan bahwa market to book value tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap keputusan hedging. Faktor lain yang mempengaruhi keputusan hedging adalah likuiditas. Likuiditas menurut Fred Weston dalam Kasmir (2012:129) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Likuiditas dapat menurun apabila current asset rendah maupun current liabilities meningkat. Berdasarkan data Bank Indonesia, utang Indonesia pada sektor pertambangan khususnya utang luar negeri (ULN) meningkat. Meningkatnya jumlah utang diduga akibat membayar utang yang sebelumnya atau adanya investasi baru yang dibiayai dengan utang. (Tribunnews:2014) Dalam penelitian Inge, Asri, dan Farina (2017) likuiditas diproksikan sebagai current ratio dengan hasil penelitian bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Namun dalam penelitian Putro (2012) likuiditas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan hedging. Sedangkan menurut penelitian Indra dan Siti (2017) likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap keputusan hedging. Dalam penelitian Guniarti (2014) likuiditas berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap aktivitas hedging dengan instrumen derivatif valuta asing. Begitu pula dalam penelitian Fernando dan Sugeng

(2016) likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap probabilitas kebijakan hedging. Selain itu, hedging juga dipengaruhi oleh financial distress. Financial distress menunjukan kesulitan dalam pengembalian hutang kepada kreditur, atau dapat disebut sebagai pengukur kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang berpotensial kebangkrutan salah satunya adalah perusahaan sektor pertambangan. Laba perusahaan tambang sepanjang tahun 2012 anjlok 30%. Salah satu penyebabnya adalah merosotnya harga jual batubara dibandingkan tahun sebelumnya. Selain melemahnya harga batubara, biaya produksi juga meningkat yang menyebabkan pendapatan menurun (Detikfinance:2013). Menurut Hafiz dan Maya (2015) financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging. Penelitian Indra dan Siti (2017) menyatakan bahwa financial distress berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan hedging. Begitu juga dalam penelitian Putro (2012) financial distress berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan hedging. Sedangkan dalam penelitian Guniarti (2014) financial distress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aktivitas hedging. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: PENGARUH MARKET TO BOOK VALUE, LIKUIDITAS, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP KEPUTUSAN HEDGING

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah dari penelitian ini yaitu, timbulnya kerugian akibat adanya penurunan nilai tukar mata uang yang berpengaruh pada hutang dalam satuan mata uang asing. Selain itu, penurunan nilai tukar mata uang juga akan berakibat terhambatnya kegiatan perusahaan. Dari permasalahan tersebut maka timbul beberapa penurunan seperti nilai perusahaan, kemampuan perusahaan, dan kondisi perusahaan yang mengharuskan perusahaan mengambil suatu keputusan. 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Market to Book Value pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 2. Bagaimana Likuiditas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 3. Bagaimana Financial Distress pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 4. Bagaimana Keputusan Hedging pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

5. Seberapa besar pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 6. Seberapa besar pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 7. Seberapa besar pengaruh Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 8. Seberapa besar pengaruh Market to Book Value, Likuiditas, dan Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis dan mengetahui Market to Book Value pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui Likuiditas pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui Financial Distress pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 4. Untuk menganalisis dan mengetahui Keputusan Hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 5. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 6. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 7. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 8. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh Market to Book Value, Likuiditas, dan Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak, antara lain:

1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan ilmu ekonomi, khususnya dalam bidang kajian akuntansi keuangan tentang Market to Book Value, Likuiditas, Financial Distress, dan Keputusan Hedging. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai metode penelitian yang menyangkut akuntansi keuangan pada umumnya, serta memperluas informasi mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan hedging khususnya mengenai market to book value, likuiditas, dan financial distress. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang selama ini peneliti dapatkan dari mengikuti perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam penentu kebijakan dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang khususnya pada aspek keputusan hedging.

3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah sejenis, serta untuk penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menyusun skripsi ini peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari website www.idx.co.id.