BAB III METODE PENELITIAN. produk baru melalui proses pengembangan (Mulyatiningsih,2014:161). Adapun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN

Diana Ayu Putri: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk. Produk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan (Mulyatiningsih,2014:161). Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D yaitu model pengembangan perangkat yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Semmel & Semmel pada tahun 1974. Model ini terdiridari 4 tahap pengembangan yaitu, define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan dissemination (penyebarluasan). Tahap-tahap model pengembangan 4D pada penelitian ini dijelaskan pada gambar 3.1 berikut. Define (Pendefinisian) Design (Perancangan) Develop (Pengembangan) Disseminate (Pendistribusian) Gambar 3.1 Model 4-D (Thiagarajan, Semmel & Semmel,1974: 5) 39

40 3.2 Prosedur Pengembangan Pada penelitian ini model 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan di modifikasi berupa penyederhanaan model dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop), serta penyederhanaan tahap pengembangan dengan peniadaan tahap simulasi. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti. Modifikasi pengembangan bahan ajar model 4-D (menjadi model 3-D) dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini Analisis awal-akhir Analisis Siswa Analisis Konsep Merumuskan Tujuan Pembelajaran Analisis Tugas D E F I N E Penyusunan Tes Acuan Patokan Draft A Perancangan Awal Pemilihan Media Pemilihan Format D E S I G N Penilaian Ahli Revisi Draft A Draft B Ya Efektif? Tidak Analisis hasil uji coba Uji Coba Pengembangan D E V E L O P Draft Final Revisi Draft B Draft C Gambar 3.2 Modifikasi Model Pengembangan 4-D Tahap-tahap pengembangan bahan ajar tersebut dijelaskan seperti berikut ini:

41 3.2.1 Tahap pendefinisian (define) Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Pada tahap awal ini dilakukan analisis untuk menentukan tujuan pembelajaran dan batasan materi yang akan dikembangkan (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Tahap pendefinisian terdiri dari lima langkah yaitu : 1. Analisis awal akhir Analisis awal akhir dilakukan untuk mengetahui masalah dasar yang dihadapi guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, kemudian mencari alternatif pemecahan yang lebih baik. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari perangkat pembelajaran terkait yang telah beredar. Jika perangkat tersebut atau alternatifnya tidak ada, perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang diinginkan (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Jambi mengenai masalah mendasar yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Setelah itu, masalah tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan alternatif penyelesaian. Selanjutnya mencari perangkat pembelajaran yang terkait baik itu RPP, silabus, atau yang lainnya sebagai acuan untuk melakukan alternatif permasalahan yang telah ditetapkan. 2. Analisis siswa Analisis siswa dilakukan untuk menelaah karakteristik siswa sesuai dengan rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik siswa meliputi kompetensi, pengalaman-pengalaman sebelumnya, sikap terhadap materi

42 pembelajaran, media, format, dan bahasa. Hasil telaah dipakai sebagai pertimbangan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMP kelas VIII dengan kisaran usia 13-14 tahun. Sebelum mengembangkan modul, terlebih dahulu harus mengenali karakteristik peserta didik yang akan menggunakan modul berbasis pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Hal ini penting karena semua proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dalam kaitannya dengan pengembangan modul, karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk menyusun modul yang sesuai dengan kemampuan akademiknya, Untuk mengetahui karakteristik siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Jambi melalui diskusi dengan guru mata pelajaran. Karakteristik ini meliputi latar belakang pengetahuan, kemampuan akademik, dan perkembangan kognitif siswa. 3. Analisis Konsep Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama yang harus diajarkan. Konsep tersebut disusun secara hirarkis dan ditempatkan sesuai peranannya dalam materi yang harus diajarkan (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Pada tahap ini peneliti menganalisis konsep konsep yang akan diajarkan pada materi faktorisasi suku aljabar melalui kompetensi dasar. Kemudian, konsep-konsep yang akan diajarkan disusun secara sistematis berdasarkan analisis awal-akhir. Analisis ini merupakan dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran.

43 4. Analisis tugas Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang harus diperoleh siswa dalam pembelajaran, kemudian menganalisisnya ke dalam sub-sub keterampilan. Analisis ini menjamin ketercakupan secara menyeluruh tugas-tugas yang termuat dalam pembelajaran (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Dalam analisis tugas, kegiatan yang dilakukan adalah menetukan tugas-tugas peserta didik sebagai pengalaman belajar yang sesuai dengan materi faktorisasi suku aljabar. Analisis tugas ini disusun berdasarkan hasil ketiga analisis yang telah dilakukan sebelumnya, juga berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar siswa yang telah ditetapkan. 5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Langkah ini digunakan untuk mengkonversikan hasil yang telah diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-tujuan khusus. Perincian tujuan pembelajaran khusus menjadi dasar dalam penyusunan tes dan rancangan perangkat pembelajaran (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:6). Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar serta indikator yang ada. Kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang digunakan dalam modul dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 SK dan KD Faktorisasi suku aljabar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus 1.1. Melakukan operasi aljabar 1.2. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya

44 3.2.2 Tahap perancangan (design) Pada tahap ini dilakukan perancangan bentuk awal materi pembelajaran. Tahap ini dapat dimulai setelah sejumlah tujuan pembelajaran ditetapkan. Pemilihan media dan format perangkat dan pembuatan bentuk awal merupakan aspek utama pada tahap design ini (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:7). Tahap ini terdiri atas empat langkah yaitu: 1. Penyusunan Tes awal Pada kegiatan ini dilakukan penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes acuan patokan disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:7). Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tes awal yang akan diberikan siswa, bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi serta untuk mengetahui materi apa saja yang lebih difokuskan. 2. Pemilihan Media Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:7). Pada penelitian ini penulis menggunakan media berupa modul pembelajaran berbasis pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).

45 3. Pemilihan Format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:7). Format yang dipilih dalam penelitian ini adalah format modul dari buku Daryanto yang disusun menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Format tersebut yaitu halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium, standar kompetensi, deskripsi, waktu, prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, cek penguasaan kompetensi, tujuan pembelajaran, uraian materi, rangkuman, tugas, tes, dan tes formatif. 4. Perancangan Awal Kegiatan ini mencakup penyajian pembelajaran yang esensial dengan media yang tepat dan urutan pembelajaran yang sesuai. Hal ini juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan praktek kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:7). Kegiatan pada tahap ini adalah penulisan rancangan awal modul yang meliputi modul materi Faktorisasi suku aljabar Kelas VIII. Selanjutnya modul yang dihasilkan pada tahap ini disebut sebagai Draft. Berikut disajikan Storyboard yang dibuat dalam perancangan bahan ajar modul berbasis pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi faktorisasi suku aljabar di kelas VIII SMP.

46 1. Halaman Sampul Gambar 4.2 Halaman Sampul Modul Pada halaman sampul ini penulis akan merancang halaman dengan tema biru menggunakan Microsoft Word. Pada pojok kanan atas halaman sampul, penulis akan membuat nama penulis modul. Lalu dibawahnya, akan dibuat judul modul dengan font sedikit besar agar mudah dibaca. Dibawah judul, penulis berencana memasukkan dua buah gambar berkaitan dengan faktorisasi suku aljabar dalam kehidupan seharihari seperti operasi bentuk aljabar serta pemfaktoran bentuk aljabar dilengkapi bentuk matematika dari setiap gambar tersebut. Lalu di pojok kiri bawah, penulis berencana akan memasukkan logo universitas dan kemendikbud. Terakhir, di pojok kanan bawah, penulis akan menuliskan kelas serta semester modul ini digunakan.

47 2. Kata Pengantar Gambar 4.3 Kata Pengantar Modul Peneliti akan merancang kata pengantar menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul kata pengantar akan dibuat di atas yang dihiasi dengan shapes berbentuk pita. Dibawahnya akan dibuat isi kata pengantar dimana penulis berencana membuat 3 paragraf yang memuat pengantar, apa saja yang akan terdapat dalam modul serta permintaan maaf atas kekurangan modul. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

48 3. Daftar Isi Gambar 4.4 Daftar Isi Modul Penulis akan merancang Daftar Isi menggunakan Microsoft Word. Halaman daftar isi memuat sub bab pada modul serta halamannya. Dipojok kanan atas merupakan nomor halaman sama seperti halaman lainnya. Lalu judul daftar isi dibuat diatas dan dihiasi dengan shapes pita. Subbab pada daftar isi akan dibuat diiringi dengan gambar agar lebih menarik. Halaman nya dibuat disebelah kanan masingmasing subbab. Gambar akan dibuat untuk setiap pembuka, pendahuluan, kegiatan belajar dan penutup. Gambar pun akan disesuaikan dengan masing-masing subbab. Dibagian bawah halaman akan dibuat judul modul sama seperti halaman-halaman sebelumnya menggunakan shapes dan diberi warna biru. Rencananya daftar isi akan dibuat 2 halaman.

49 4. Peta Kedudukan Modul Gambar 4.5 Peta Kedudukan Modul Penulis akan merancang Peta Kedudukan Modul menggunakan Microsoft Word. Peta kedudukan modul ini menjelaskan tentang peta konsep materi faktorisasi suku aljabar. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul peta kedudukan modul akan dibuat di atas yang dihiasi dengan shapes berbentuk pita. Dibawahnya akan dibuat peta kedudukan modul. Peta tersebut akan dibuat menggunakan smartart. Isi peta tersebut akan menggambarkan tiap-tiap kegiatan belajar pada modul berserta subbab pada setiap kegiatan belajar. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

50 5. Pendahuluan Gambar 4.6 Pendahuluan Modul Penulis akan merancang Pendahuluan menggunakan Microsoft Word. Pada halaman pendahuluan akan berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, deskripsi, waktu, prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, dan cek penguasaan kompetensi. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul pendahuluan akan dibuat di atas yang dihiasi dengan shapes berbentuk pita. Sub judul yang dibuat pada pendahuluan dibuat berdasarkan format modul yang digunakan yaitu format modul dari buku Daryanto. Setiap sub judul akan dibuat disertai dengan gambar agar lebih menarik. Penempatannya akan diatur sedemikian rupa agar lebih menarik. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

51 6. Pembelajaran a. Tujuan pembelajaran Gambar 4.7 Tujuan Pembelajaran pada Modul Penulis akan merancang halaman tujuan pembelajaran menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul pembelajaran akan dibuat di atas yang dihiasi dengan shapes berbentuk pita. Dibawahnya akan dibuat judul kegiatan belajar disertai dengan gambar yang mendukung. Judul dibuat ditengahtengah dengan ukuran huruf sedikit besar. Lalu dilanjutkan dengan tujuan pembelajaran untuk kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran akan dihiasi dengan shapes berbentuk kotak. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

52 b. Uraian Materi Gambar 4.8 Uraian Materi pada Modul Penulis akan merancang halaman uraian materi menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul uraian materi dibuat dalam bentuk animasi agar lebih menarik. Uraian materi akan berisi karakteristik pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan kontruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan. Setiap karakteristik pendekatan RME akan dihiasi dengan shapes berbentuk flowchart: off page connector dan diberi warna yang sama. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

53 c. Rangkuman Gambar 4.9 Rangkuman pada Modul Penulis akan merancang halaman rangkuman menggunakan Microsoft Word,Rangkuman berisi gabungan materi yang dibuat dengan singkat dan jelas. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul rangkuman akan dibuat menggunakan WordArt dan dilengkapi dengan gambar. Isi rangkuman akan dibuat dengan dihiasi dengan shapes berbentuk lembaran kertas dan diberi outline warna hijau. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

54 d. Tugas Gambar 4.10 Tugas pada Modul Peneliti akan merancang halaman tugas dengan menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul tugas akan dibuat menggunakan animasi yang disertai tulisan tugas. Isi tugas akan dibuat dengan dihiasi dengan shapes berbentuk kotak dan diberi outline warna biru. Soal-soal pada tugas akan dibuat berupa masalah realistik. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

55 e. Tes Gambar 4.11 Tes pada Modul Peneliti akan merancang halaman tutes dengan menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul tes akan dibuat menggunakan animasi yang disertai tulisan tes. Isi tes akan dibuat dengan dihiasi dengan shapes berbentuk kotak dan diberi outline warna pink. Soal-soal pada tes akan dibuat berupa soal bentuk formal matematika. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

56 7. Evaluasi Gambar 4.12 Evaluasi pada Modul Penulis akan merancang halaman Evaluasi menggunakan Microsoft Word. Dipojok kanan atas akan dibuat nomor halaman. Nomor halaman akan ada pada setiap halaman dengan posisi dipojok kanan atas dan dihiasi dengan shapes berbentuk explosion dan diberi warna biru. Judul evaluasi akan dibuat dengan dihiasi shapes berbentuk pita. Isi soal evaluasi akan dibuat dengan dihiasi dengan shapes berbentuk kotak dan diberi outline warna hitam. Soal-soal pada evaluasi akan dibuat berupa soal bentuk formal matematika dan juga masalah realistik. Di pojok bawah akan dibuat judul modul yang mana judul modul ini akan ada pada setiap halaman pada modul. Judul modul di bagian bawah ini dihiasi dengan shapes berbentuk double wave dan diberi warna biru.

57 3.2.3 Tahap pengembangan (develop) Pada tahap ini dilakukan modifikasi bentuk awal materi pembelajaran yang telah disusun pada tahap define. Walaupun telah dirancang pada tahap design, hasil rancangan tersebut masih dianggap sebagai bentuk awal dari perangkat pembelajaran yang harus dimodifikasi sebelum menjadi bentuk final yang efektif (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:8). Setelah dilakukan perancangan, modul selanjutnya melalui beberapa tahap, tahap ini terdiri atas dua langkah yaitu: 1. Penilaian Ahli Validasi ahli adalah suatu cara mendapatkan koreksi untuk perbaikan perangkat. Beberapa ahli diminta untuk menilai perangkat pembelajaran secara instruksional dan teknis. Berdasarkan umpan balik yang diperoleh, perangkat pembelajaran direvisi agar lebih sesuai, efektif, dapat dipakai, dan lebih berkualitas (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:8). Pada penelitian ini modul akan dinilai oleh 2 orang tim pakar pendidikan. Dalam hal ini penilaian yang dilakukan adalah penilaian desain media pembelajaran dan penilaian materi pembelajaran matematika. Ahli desain media pembelajaran adalah seorang ahli yang minimal memiliki pendidikan S2 dan berpengalaman dalam perancangan dan pengembangan media pembelajaran yang berasal baik dari dosen, guru ataupun ahli media lainnya. Sedangkan ahli materi adalah seorang ahli materi pembelajaran matematika minimal memiliki pendidikan S2 bidang pendidikan matematika yang berasal dari dosen ataupun guru yang memiliki pengalaman tinggi dalam mengajar matematika.

58 Penilaian para ahli meliputi validasi isi yang mencakup bahan ajar yang telah dikembangkan pada tahap perancangan Draft sehingga menghasilkan Draft baru yang baik untuk digunakan. Secara umum validasi mencakup: isi (materi), penyajian, bahasa, dan kegrafikaan, bahan ajar memenuhi aspek-aspek dan karakteristik pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) serta kesesuaian bahan ajar dengan kurikulum yang berlaku. Dengan memperhatikan desain Draft, dua orang tim ahli tersebut diminta untuk menilainya. Setelah itu diberikan lembar validasi sebagai bentuk instrumen validasi untuk menilai produk tersebut. 2. Uji CobaPengembangan Kegiatan ini mencakup uji coba perangkat pembelajaran pada siswa sebenarnya untuk menentukan bagian-bagian yang akan direvisi. Berdasarkan respon, reaksi, dan komentar para siswa, perangkat pembelajaran dimodifikasi. Siklus uji coba, revisi, uji coba ulang terus berulang hingga perangkat pembelajaran konsisten dan efektif (Thiagarajan. Semmel & Semmel,1974:8). Modul akan diujicobakan untuk melihat kualitas modul yang telah dirancang melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) serta mengetahui penilaian siswa terhadap modul yang dikembangkan. Dalam tahap uji coba ini ada 2 tahap yang dilakukan sebelum uji coba lapangan, yaitu: a. Uji coba perorangan : Uji coba ini dilakukan kepada guru. Pada saat uji coba ini diberikan angket kepada guru tentang modul yang diujicobakan.

59 b. kelompok kecil: Uji coba ini dilakukan kepada 2-4 orang peserta didik. Pada saat uji coba ini, diberikan angket kepada siswa tentang modul yang diujicobakan. Dari hasil uji coba ini, bila masih banyak kekurangan maka akan di revisi kembali, apabila tidak akan dilanjutkan ke uji coba lapangan. c. Uji coba lapangan. Uji coba ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP N 17 Kota Jambi. Pada saat uji coba ini, dicari data tentang penilaian siswa terhadap modul melalui angket. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kualitas modul. 3.3 Subjek Penelitian Menurut Arikunto (2010:145) subjek penelitian adalah subjek yang dituju atau diteliti oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Jambi yang terdaftar pada semester I tahun ajaran 2016/2017. 3.4 Metode dan Instrumen Pengumpul Data Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam sebuah penelitian. Kesimpulan yang benar hanya bisa diperoleh dari pengumpulan data yang benar. Oleh karena itu, kesalahan dalam mengumpulkan data akan memberikan kesimpulan yang salah. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu: 3.4.1 Lembar Validasi Lembar validasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli (validator) terhadap modul sehingga dapat dijadikan acuan dalam merevisi modul yang dikembangkan.

60 Lembar validasi pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu lembar validasi untuk ahli materi dan lembar validasi untuk ahli desain. Poin-poin yang dibuat pada lembar validasi dibuat berdasarkan kajian pustaka pada penelitian ini. Sebelum membuat lembar validasi, penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi lembar validasi. Berikut ini disajikan kisi-kisi lembar validasi penilaian ahli materi dan lembar validasi penilaian ahli desain. Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penilaian ahli validasi materi No. Aspek Indikator Nomor Butir 1 Self Tujuan dirumuskan dengan jelas 1 Instructional Materi pembelajaran dikemas ke dalam unit-unit kecil 2 Menyediakan contoh dan ilustrasi 3 Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya 4 Kontekstual 5 Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif 6 Terdapat rangkuman materi pembelajaran 7 Terdapat instrumen penilaian 8 Terdapat instrumen untuk mengukur tingkat penguasaan materi 9 Terdapat umpan balik atas penilaian 10 Tersedia informasi tentang rujukan yang mendukung materi pembelajaran 11 2 Self Contained Modul memuat seluruh materi pembelajaran 12 3 Stand Alone Modul tidak tergantung pada media lain 13 4 Adaptive Modul menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan 14 5 User Friendly Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti 15 Menggunakan istilah yang umum digunakan 16 6 Karakteristik Penggunaan konteks sebagai titik awal pembelajaran 17 Pendekatan Penggunaan model untuk matematisasi progresif 18 Realistic Pemanfaatan hasil konstruksi siswa 19 Mathematic Adanya soal-soal yang dapat menimbulkan interaktivitas 20 Education Adanya keterkaitan materi faktorisasi suku aljabar dengan materi 21 (RME) matematika atau dengan materi pelajaran yang lain 7 Prinsip pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Terdapat soal-soal yang mengarahkan siswa untuk menemukan kembali secara terbimbing (Guided Re-invention) Modul membuat siswa bebas berfikir dan berani berpendapat (Didactical Phenomenology) Terdapat soal-soal yang merangsang siswa untuk mengembangkan model sendiri 22 23 24

61 Tabel 3.3 Kisi-kisi angket penilaian ahli validasi desain No Aspek Indikator Nomor butir 1 Format Format konsisten 1 Format kertas yang tepat 2 Penggunaan ikon yang mudah ditangkap 3 2 Organisasi Ada peta konsep 4 Urutan materi sistematis 5 Penempatan gambar dan ilustrasi tepat 6 Susunan antar bab, unit dan paragraf sesuai 7 Judul, sub judul dan uraian mudah diikuti peserta didik 8 3 Daya Tarik Cover menarik 9 Bagian isi menarik 10 4 Bentuk dan ukuran huruf Tugas dan latihan menarik 11 Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca 12 Tidak menggunaka terlalu banyak jenis huruf 13 Penggunaan huruf kapital yang tepat 14 5 Ruang (spasi kosong) Penempatan spasi kosong yang tepat 15 3.4.2 Tes Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes berupa soal-soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi tes dan mengacu pada tujuan pembelajaran. Tes hasil belajar diberikan pada akhir pembelajaran. Tes hasil belajar tersebut berbentuk tes uraian. Agar tes yang digunakan berkualitas, soal tes hasil belajar dalam bentuk soal uraian tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis item. Analisis ini digunakan untuk mengetahui validitas tes, tingkat kesukaran, daya pembeda dan realibilitas soal tes tersebut. 1. Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih

62 mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013: 211). Menurut Arikunto (2013: 85) untuk menentukan kevalidatan suatu tes dapat digunakan rumus product moment correlation yaitu: R XY = N XY ( X) ( Y) {N X 2 ( X) 2 {N Y 2 ( Y) 2 } Keterangan: R XY = koefisien korelasi tes yang disusun dengan kriteria X = skor masing-masing responden variabel X (tes yang disusun) Y = skor masig-masing responden variabel Y (tes kriteria) N= Jumlah resonden Kriteria validitas suatu instrument (Arikunto, 2013: 89) : 0,801 1,00 Sangat Tinggi 0,601 0,800 Tinggi 0,401 0,600 Cukup 0,201 0,400 Rendah 0,00 0,200 Sangat Rendah Soal yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah soal dengan validitas cukup, tinggi dan sangat tinggi. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan konsisten atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap indvidu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda

63 (Yusuf, 2014: 242).Menurut Arikunto (2013: 122) untuk menghitung reliabilitas soal berbentuk tes uraian menggunakan rumus Alpha: α = n n 1 1 σ 2 item σ 2 total Keterangan: α= reliabilitas yang dicari σ 2 item = jumlah varians skor tiap-tiap item σ 2 total = varians total Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan dibawah ini : 0,00 α 0,20 : Reliabilitas sangat rendah 0,20 α 0,40 : Reliabilitas rendah 0,40 α 0,60 : Reliabilitas cukup 0,60 α 0,80 : Reliabilitas tinggi 0,80 α 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi Dari analisis reliabilitas tersebut, untuk mendapatkan tes yang baik maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki reliabilitas sangat tinggi, tinggi dan cukup. 3. Daya Beda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

64 (berkemampuan rendah). Untuk perhitungan kelompok tes yaitu 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. rumus: Daya pembeda untuk soal esai, yang dalam penelitian ini menggunakan Keterangan: D = Daya pembeda butir soal tertentu S A S B D = 1 2 n maks S A = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah S B = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah n = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah maks = skor maksimal soal yang bersangkutan Kriteria daya pembeda (Hamzah,2014:243) adalah: D 0,00 Sangat Jelek 0,00 < D 0,20 Jelek 0,20 < D 0,40 Cukup 0,40 < D 0,70 Baik 0,70 < D 1,00 Sangat Baik Nilai D (negatif) berarti semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Soal yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah soal dengan kriteria D sangat baik, baik dan cukup

65 4. Indeks Kesukaran Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (2013: 223) maka dapat menggunakan rumus: Keterangan: P = Indeks kesukaran butir soal P = S A + S B n maks S A = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah S B = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah n = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah maks = skor maksimal soal yang bersangkutan Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah (Hamzah,2014:246): P = 0,00 Sangat Sukar 0,00 < P 0,30 Sukar 0,30 < P 0,70 Sedang 0,70 < P < 1,00 Mudah P = 1,00 Sangat Mudah Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar.

66 3.4.3 Angket Penilaian Guru dan Siswa Angket penilaian guru dan siswa digunakan untuk memperoleh data tentang pernyataan dan pendapat guru dan peserta didik. Angket penilaian guru dan siswa yang diberikan menggunakan skala Likert dengan 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Ragu-Ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun kisi-kisi angket tanggapan siswadapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Kisi-kisi angket Penilaian Guru dan Siswa No. Aspek Indikator Nomor Butir 1 Self Tujuan dirumuskan dengan jelas 1 Instructional Materi pembelajaran dikemas ke dalam unit-unit kecil 2 Menyediakan contoh dan ilustrasi 3 Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya 4 Kontekstual 5 Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif 6 Terdapat rangkuman materi pembelajaran 7 Terdapat instrumen penilaian 8 Terdapat instrumen untuk mengukur tingkat penguasaan materi 9 Terdapat umpan balik atas penilaian 10 Tersedia informasi tentang rujukan yang mendukung materi pembelajaran 11 2 Self Contained Modul memuat seluruh materi pembelajaran 12 3 Stand Alone Modul tidak tergantung pada media lain 13 4 Adaptive Modul menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 14 5 User Friendly Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti 15 Menggunakan istilah yang umum digunakan 16 6 Daya Tarik Cover menarik 17 Bagian isi menarik 18 Tugas dan latihan menarik 19 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan produk modul yang berkualitas yang memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Langkahlangkah dalam menganalisis kriteria kualitas produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

67 3.5.1 Analisis Kevalidan Lembar validasi digunakan untuk menganalisis kevalidan. Data lembar validasi terhadap modul tentang materi faktorisasi suku aljabar dianalisis dalam langkah-langkah berikut: a. Tabulasi data oleh validator yang diperoleh dari dosen ahli. Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian skor 1,2,3,4 dan 5. Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Lembar Validasi Ahli Materi dan Ahli Desain Kategori Skor Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup Baik 3 Kurang Baik 2 Tidak baik 1 b. Menghitung skor rata-rata untuk tiap aspek penilaian dari validator dengan menggunakan acuan berikut. x = x n Keterangan : x = skor rata-rata x = jumlah skor yang diperoleh n = banyaknya butir pernyataan c. Skor rata-rata yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima seperti ditunjukkan pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Konversi data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima Rentang Skor Nilai Kriteria x > M i + 1,8SB i A Sangat Valid M i + 0,6SB i < x M i + 1,8SB i B Valid M i 0,6SB i < x M i + 0,6SB i C Cukup Valid M i 1,8SB i < x M i 0,6SB i D Kurang Valid x M i 1,8SB i E Tidak Valid (Eko Putro Widyoko,2009:238)

68 Keterangan : x = skor rata-rata M i = 1 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 2 SB i = 1 (skor maksimal ideal skor minimal ideal 6 Skor maksimal ideal = skor tertinggi Skor minimal ideal = skor terendah d. Menganalisis kevalidan modul Setelah dikonversikan, selanjutnya dilakukan analisis kevalidan modul. Kriteria validitas modul yang dikembangkan dijelaskan pada tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Kriteria Validitas Modul yang Dikembangkan Rentang Skor Nilai Kategori x > 4,2 A Sangat Valid 3,4 < x 4,2 B Valid 2,6 < x 3,4 C Cukup Valid 1,8 < x 2,6 D Kurang Valid x 1,8 E Tidak Valid Modul yang dikembangkan dinyatakan memiliki derajat validitas yang baik jika minimal tingkat validitas yang dicapai adalah kategori Valid 3.5.2 Analisis Kepraktisan Analisis kepraktisan dihitung dengan menggunakan angket penilaian siswa dan guru. Data angket penilaian guru dan siswa terhadap modul faktorisasi suku aljabar berbasis pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Tabulasi data oleh guru dan siswa yang diperoleh dari subjek uji coba. Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan memberikan skor 1,2,3,4 dan 5.

69 Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Angket Penilaian Guru dan Siswa Kategori Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 b. Menghitung skor rata-rata untuk tiap aspek penilaian dari subjek dengan menggunakan acuan berikut. x = x n Keterangan : x = skor rata-rata x = jumlah skor yang diperoleh n = banyaknya butir pernyataan c. Skor rata-rata yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima seperti ditunjukkan pada tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Konversi data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima Rentang Skor Nilai Kriteria x > M i + 1,8SB i A Sangat Baik M i + 0,6SB i < x M i + 1,8SB i B Baik M i 0,6SB i < x M i + 0,6SB i C Cukup Baik M i 1,8SB i < x M i 0,6SB i D Kurang Baik x M i 1,8SB i E Tidak Baik (Eko Putro Widyoko,2009:238) Keterangan : x = skor rata-rata M i = 1 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 2 SB i = 1 (skor maksimal ideal skor minimal ideal 6 Skor maksimal ideal = skor tertinggi Skor minimal ideal = skor terendah

70 d. Menganalisis kepraktisan angket Setelah dikonversikan, selanjutnya dilakukan analisis kepraktisan angket Kriteria kepraktisan angket yang dikembangkan dijelaskan pada tabel 3.7 berikut. Tabel 3.10 Kriteria Hasil Angket Penilaian Guru dan Siswa Rentang Skor Nilai Kategori x > 4,2 A Sangat Baik 3,4 < x 4,2 B Baik 2,6 < x 3,4 C Cukup Baik 1,8 < x 2,6 D Kurang Baik x 1,8 E Tidak Baik Modul yang dikembangkan dinyatakan praktis apabila minimal kriteria penilaian guru dan siswa yang dicapai adalah kategori Baik. 3.5.3 Analisis Keefektifan Analisis keefektifan dilakukan menggunakan tes hasil belajar. Hasil tes belajar siswa dinilai berdasarkan pedoman penskoran. Nilai maksimal untuk tes ini adalah 100. Kriteria ketuntasan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan oleh SMP Negeri 17 Kota Jambi yaitu 75. Analisis dilakukan dengan tahap berikut: a. Tabulasi data tes hasil belajar b. Mengkonversikan data tes hasil belajar berdasarkan ketuntasan siswa Ketuntasan p = jumlah siswa yang tuntas jumlah siswa yang mengikuti tes 100% Presentase ketuntasan belajar lalu dikategorikan berdasarkan tabel 3.11 berikut.

71 Tabel 3.11 Kriteria Ketuntasan Tes Hasil Belajar Presentase (%) p > 80 Kategori Sangat Baik 60 < p 80 Baik 40 < p 60 Cukup Baik 20 < p 40 Kurang Baik p 20 Tidak Baik Modul yang dikembangkan dinyatakan efektif apabila minimal tingkat ketuntasan hasil belajar siswa adalah kategori Baik.