USAHATANI SELADA KERITING (Lactuva Sativa L) SECARA ORGANIK DI YAYASAN BINA SARANA BAKTI

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

TATA CARA PENELITIAN

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 Januari 2014 di Dusun

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

3. METODE DAN PELAKSANAAN

Transkripsi:

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 1 USAHATANI SELADA KERITING (Lactuva Sativa L) SECARA ORGANIK DI YAYASAN BINA SARANA BAKTI Ivan Setiawan 1 Ivan Setiawan, 2 Bina Unteawati, 2 Dayang Berliana. 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Lampung Jl. Soekarno Hatta No. 10 Rajabasa Bandar Lampung Telp (0721) 703995, Fax : (90721) 787309 email¹: Ivanstwn181@gmail.com Abstrak Salah satu sistem pengembangan pertanian organik di Indonesia yaitu Yayasan Bina Sarana Bakti. Perusahaan ini bergerak dibidang agribisnis hortikuktura. Upaya dalam pengembangan usaha selada keriting terletak pada kegiatan usahatani, yaitu perencanaan usaha tani dan pelaksanaan usahatani. Tujuan analisis dilakukan untuk: (1) menjelaskan perencanaan usahatani di Yayasan Bina Sarana Bakti, (2) menjelaskan pelaksanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti, dan (3) mengevaluasi pelaksanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yang dihasilkan adalah: (a) Perencanaan usahatani selada keriting (b) Pelaksanaan usahatani selada keriting (c) Evaluasi pelaksanaan usahatani selada keriting. Kata Kunci: Selada keriting, kegiatan usahatani PENDAHULUAN Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran populer karena memiliki warna, tekstur serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan dan salah satu sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, kandungan gizi yang banyak membuat tanaman ini berpotensi untuk terus dibudidayakan. Selada memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin antara lain : Kalsium, Fosfor, Besi, Vitamin A, B dan C (Sastradihardja, 2006). Hasil produksi sayuran selada di Indonesia tahun 2015-2017. dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi sayuran selada di Indonesia tahun 2015-2017. Tahun Produksi (ton) 2015 600.200 2016 601.204 2017 627.611 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017 Tabel 1 menyajikan data tentang produksi sayuran selada di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2017. Produksi sayuran selada di Indonesia tahun 2015 dan 2016 meningkat sebesar 1.004 ton. Berbeda dengan halnya tahun 2016 dan 2017 pertumbuhan produksi sayuran selada meningkat jauh yaitu sebesar 26.407. Sayuran organik semakin dicari dan diminati seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan hidup sehat dan munculnya berbagai jenis penyakit baru yang telah memicu berbagai produksi bahan makanan kembali menggunakan proses alami. Tujuan utama sayuran organik adalah menyediakan produk pertanian bahan pangan yang aman bagi kesehatan (Herawati, 2012). Hasil produksi dan permintaan sayuran di Yayasan Bina Sarana Bakti pada bulan

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 2 Februari-April 2018 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil produksi dan permintaan sayuran di Yayasan Bina Sarana Bakti bulan Februari-April 2018 Sayuran Hasil produksi Hasil permintaan (Kg) (Kg) Caysim 73 60 Jagung manis 61 55 Kangkung 79 75 Selada keriting 55 66 Wortel 643 600 Tabel 2 dapat dilihat hasil produksi dan permintaan untuk lima jenis sayuran yang ada di Yayasan Bina Sarana Bakti. Sayuran dengan hasil produksi yang baik dengan melebihi hasil permintaan yang sudah ditentukan yaitu sayuran caisim, jagung manis, kangkung dan wortel, sedangkan sayuran yang tidak dapat mencapai hasil permintaan yaitu selada keriting. Kegiatan usahatani sangat diperlukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Hal ini harus dipersiapkan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen tepat pada waktunya agar perusahaan mampu memperoleh keuntungan bagi pengembangan dan kemajuan perusahaan dalam memiliki daya saing yang tinggi, dilakukannya usahatani selada keriting untuk dapat berproduksi pada tingkat efesien dan efektivitas yang tinggi, mengetahui perencanaan yang dibutuhkan sebelum melakukan proses produksi, bagaimana cara pelaksanaan dengan baik dan mengevaluasi pelaksanaan usahatani yang berguna faktorfaktor perbedaan pelaksanaan yang terjadi, sehingga dapat menjual produk dalam jumlah yang banyak terutama dalam hal jumlah produksi dan kualitas sayuran. Tujuan Tugas akhir ini bertujuan untuk menjelaskan perencanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti, menjelaskan pelaksanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dan mengevaluasi pelaksanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti. Metode Pelaksanaan Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 19 Februari 2018 sampai dengan tanggal l9 April 2018 di Yayasan Bina Sarana Bakti. Data yang dianalisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada kepala produksi. Data sekunder yang digunakan berupa data produksi dan data mengenai pelaksanaan usahatani yang tidak terjual di Yayasan Bina Sarana Bakti. Metode Analisis Data Data primer dan sekunder dianalisis secara deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu melakukan wawancara langsung kepada bagian produksi kebun A Yayasan Bina Sarana Bakti (Kasiram, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Usahatani Perencanaan merupakan penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok tenaga kerja untuk mencapai tujuan. Perencanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dapat dilihat pada Gambar 1.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 3 \ Persediaan benih Gambar 1 menjelaskan perencanaan usahatani selada keriting yang dilakukan di Yayasan Bina Sarana Bakti mulai dari kebutuhan lahan, tenaga kerja, persediaan benih, persediaan pupuk kompos dan urine kelinci, persediaan alat produksi. 1. Kebutuhan lahan Lahan pertanian adalah Lahan pertanian merupakan salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Luas lahan yang yang dipakai untuk produksi selada keriting yaitu 60 m 2 dengan jumlah total 6 bedengan. 2. Tenaga kerja Tenaga kerja ialah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa. Kebutuhan tenaga kerja yang untuk produksi selada keriting dengan luas lahan 60 m 2 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kebutuhan tenaga kerja sayuran selada keriting per bulan No Kebutuhan Lahan Jenis kegiatan Tenaga kerja Persediaan pupuk kompos dan 1 Pembibitan dan pengolahan lahan 2 Penanaman, perawatan dan pemeliharaan Jumlah TK (Orang) Pria Wanita 1 1 3 Pemanenan 1 2 Persediaan alat produksi 3. Persediaan benih Benih merupakan biji tanaman yang sudah mengalami perlakuan untuk dijadikan perkembangbiakan. Benih yang terdapat di Yayasan Bina Sarana Bakti untuk tanaman selada keriting merupakan benih varietas lokal. Benih selada keriting yang dibutuhkan dalam 6 kali proses produksi sebanyak 2 gr dengan jumlah 1.250 tanaman. 4. Persediaan pupuk kompos Pupuk adalah bahan yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Bahan pupuk untuk tanaman dapat berupa bahan organik ataupun non organik. Yayasan Bina Sarana Bakti menggunakan pupuk kompos organik pada tanaman yang proses pembuatannya tidak mengandung bahan kimia. Persediaan pupuk kompos untuk 1 bedengan 50 kg, sehingga dalam 6 bedengan membutuhkan pupuk kompos 300 kg. 5. Alat Produksi Alat produksi merupakan benda yang digunakan untuk mempermudah melakukan proses produksi. Persiapan alat sangat penting yang harus dilakukan dalam melakukan produksi agar tidak terjadinya kekurangan alat yang dapat memperhambat pelaksanaan produksi. Alat produksi sayuran selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dapat dilihat pada Tabel 4.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 4 Tabel 4. Alat produksi sayuran selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti. No Alat produksi Jumlah 1 Container 3 2 Garpu 2 3 Gembor 2 4 Lori 2 5 Pisau 4 6 Polybag 800 7 Tebasan 2 8 Timbangan 1 9 Tugal 1 Tabel 4 menjelaskan alat yang akan digunakan dalam proses produksi sayuran selada keriting dari pembibitan hingga proses pemanenan. Alat yang digunakan, misalnya container yang digunakan untuk proses pengangkutan saat panen, garpu sebagai media pengolahan lahan, gembor yang berfungsi untuk melakukan penyiraman air dan pemberian pupuk cair pada tanaman, lori sebagai alat pengangkutan pupuk, pisau digunakan untuk pemotongan batang saat proses pemanenan, polybag sebagai tempat media tanam saat melakukan proses pembibitan, tebasan berfungsi untuk melakukan pemeliharaan tanaman, timbangan berguna untuk mengukur berat sayuran dan tugal berfungsi sebagai media pembuatan lubang tanam pada bedengan. Pelaksanaan usahatani Pelaksanaan usahatani merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun dan ditetapkan. Pelaksanaan usahatani selada keriting di kebun A dapat dilihat pada Gambar 2. Berbentuk lorong (alley cropping) Penyiraman Panen tunda Gambar 2 menjelaskan pelaksanaan usahatani selada keriting di kebun A Yayasan Bina Sarana Bakti mulai dari proses pembibitan hingga pemanenan. 1. Pembibitan Pembibitan Pengolahan lahan Penanaman Perawatan dan pemeliharaan tanaman Pemberian pupuk susul Pemanenan Pembasmi serangga (repellent) Penyiangan Panen susul Pembibitan merupakan suatu proses penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga menjadi tanaman kecil dengan munculnya tunas akar dan beberapa daun kecil menjadi kecambah. Pembibitan selada keriting dilakukan menggunakan media polybag. Benih yang disemai menggunakan media polybag terlebih dahulu, lalu disemai alur pada keranjang semai berbahan gabus, setelah 7-10 hari dipindahkan ke dalam polybag. Pembibitan dilakukan sesuai dengan rencana tanam yang telah ditetapkan PT. Agatho

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 5 Organis Agro sebagai media pemasaran tanaman sayuran dari Yayasan Bina Sarana Bakti. 2. Pengolahan lahan Pengolahan lahan merupakan proses dimana suatu tanah digemburkan dengan menggunakan alat pertanian yaitu garpu. Kegiatan pengolahan lahan selada keriting yang dilakukan di Yayasan Bina Sarana Bakti menggunakan garpu dengan tujuan memperkecil kemungkinan cacing yang berada didalam tanah tidak mati, dikarenakan cacing menghasilkan kompos berlendir yang dapat mengsuburkan tanah. 3. Penanaman Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan. Kegiatan penanaman selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dilakukan dengan tugal. Cara tanam dengan tugal dilakukan dengan membuat lubang tanam menggunakan tugal pada bedengan yang telah diolah dengan jarak tanam 20-25 cm x 20-25 cm, setelah ditugal bibit yang telah disiapkan dimasukan dan ditutup dengan tanah. Penanaman selada keriting yang dilakukan di a Yayasan Bina Sarana Bakti dengan cara kombinasi tanaman. Macammacam kombinasi tanaman selada keriting sebagai berikut (Sudaryanto, 2014) : a) Berbentuk lorong (alley cropping). Berbentuk lorong (alley cropping) yaitu kombinasi yang dilakukan dengan membentuk lorong dan tanah yang berkontur tandus (berpotensi erosi). b) Pembasmi serangga (repellent). Pembasmi serangga (repellent) yaitu kombinasi tanaman penolak serangga pengganggu dengan menggunakan tanaman bawang daun, dikarenakan dapat mencegah datangnya organisme pengganggu tanaman dari aroma bawang daun. 4. Perawatan dan pemeliharaan tanaman. Perawatan dan pemeliharaan tanaman sangat penting untuk menjaga pertumbuhan produksi tanaman. Kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman selada keriting yang dilakukan di Yayasan Bina Sarana Bakti terdiri dari penyiraman, pemberian pupuk susul, penyiangan dan pembuatan atap bedengan. a) Penyiraman Penyiraman selada keriting dilakukan sejak tanaman ditanam, dengan 1 kali penyiraman setiap minggu pada musim hujan untuk tanaman selada keriting yang berada di dalam naungan dan setiap pagi hari dan sore hari untuk semua tanaman selada keriting yang ada pada saat musim kemarau. Proses penyiraman setiap bedengan memerlukan 30 liter 40 liter. b) Pemberian pupuk susul Pemberiaan pupuk susul dapat diberikan pada saat tanaman selada keriting berumur 1 minggu setelah tanam. Pupuk susul diberikan agar kebutuhan tanaman akan unsur hara terpenuhi. Pupuk susul yang digunakan di Yayasan Bina Sarana Bakti yaitu pupuk cair urine kelinci. Pemberian pupuk susul dilakukan pada tanaman dedaunan, pemberian pupuk susul tergantung dengan setiap umur tanaman, adapun dosis atau takaran dalam pemberian pupuk susul di Yayasan Bina Sarana Bakti pada tanaman antara lain :

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 6 1. Umur tanaman 1 minggu Dosis untuk tanaman yang berumur 1 minggu setelah tanam dengan konsentrasi 11. Perbandingan 1 liter urine kelinci dan 9 liter air biasa 2. Umur tanaman 2 minggu Dosis untuk tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam dengan konsentrasi 60. Perbandingan 3 liter urine kelinci dan 7 liter air biasa. 3. Umur tanaman 3 minggu Dosis untuk tanaman yang berumur 3 minggu setelah tanam dengan konsentrasi 100. Perbandingan 5 liter urine kelinci dan 5 liter air biasa. Kegiatan pemberian pupuk susul dilakukan dengan umur tanaman 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu setelah tanam. c) Penyiangan Penyiangan adalah perawatan tanaman yang dilakukan dengan membersihkan tanaman gulma yang terdapat dalam bedengan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi persaingan untuk memperoleh unsur hara antara gulma dan tanaman yang dibudidayakan, tetapi penyiangan kurang optimal dilakukan oleh pekerja kebun. d) Pemberian atap bedengan Pemberian atap bedengan sangat penting dalam melakukan budidaya sayuran. Kegiatan pemberian atap bedengan untuk tanaman selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dengan tujuan sebagai berikut : 1.Membuat pertumbuhan tanaman agar optimal, hal ini dikarenakan kadar kelembapan tanah lebih awet. 2. Menghalangi organisme pengganggu dalam budidaya sayuran. 3. Menjaga tanaman sayuran yang umur 1-7 hari setelah tanam dari kondisi cuaca hujan. 5. Pemanenan Pemanenan selada keriting yang dilakukan di Yayasan Bina Bakti dilakukan dengan mencabut seluruh bagian sayuran bersama akarakarnya atau dengan memotong pangkal batang tanaman di atas tanah. Evaluasi pelaksaan usahatani Evaluasi merupakan suatu upaya penilaian secara obyektif terhadap peraihan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi ditujukan sebagai pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil analisa penulis dapat dievaluasi yang didasari oleh evaluasi pelaksanaan usahatani selada keriting menurut Sastradiharja (2006) dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil evaluasi pelaksanaaan produksi No 1 2 di Yayasan Bina Sarana Bakti. Pelaksanaan produksi selada keriting Sastradiharja (2006). Pengolahan lahan menggunakan alat pertanian garpu. Penanaman mengguna kan kombinasi tanaman polikultur dengan bawang daun. Pelaksanaan produksi selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti. Pengolahan lahan menggunakan alat pertanian cangkul. Penanaman menggun akan kombinasi tanaman dengan berbentuk lorong (alley cropping) dan pembasmi serangga (repellent) dengan bawang daun.

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 7 3 Perawatan dan pemeliharaan tanaman dalam penyiraman dilakukan setiap hari apabila tanah kering, penyiangan dilakukan jika banyak gulma di sekitar tanaman dan tanaman diberikan pupuk cair dengan air limbah ternak. Perawatan dan pemeliharaan dalam pennyiraman dilakukan setiap hari apabila tanah kering, penyiangan dilakukan jika banyak gulma di sekitar tanaman dan tanaman diberikan pupuk cair urine kelinci yang dicampur dengan air biasa digunakan untuk umur tanaman 1 minggu dengan konsentrasi 11, umur tanaman 2 minggu dengan konsentrasi 60 dan umur tanaman 3 minggu dengan konsentrasi 100. Tabel 5 menjelaskan tentang pelaksanaan usahatani selada keriting di Yayasan Bina Sarana Bakti dengan pelaksanaan usahatani selada keriting menurut Sastradihardja (2006). Pelaksanaan produksi yang dilakukan di Yayasan Bina Sarana Bakti dengan pelaksanaan produksi menurut Sastradihardja memiliki perbedaan pada proses pengolahan lahan, perawatan dan pemeliharaan tanaman. Pengolahan lahan yang dilakukan di Yayasan Bina Sarana Bakti menggunakan alat pertanian garpu, sedangkan pengolahan lahan yang digunakan menurut Sastradihardja menggunakan alat pertanian cangkul. Penanaman yang dilakukakan di Yayasan Bina Sarana bakti dengan cara polikultur dengan tanaman jagung dan bawang daun, sedangkan menurut Sastradihardja polikultur hanya dengan tanaman bawang daun dan pemberian pupuk cair di Yayasan Bina Sarana Bakti menggunakan urine kelinci, sedangkan menurut Sastradihardja mengunakan air limbah ternak. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan usahatani di Yayasan Bina Sarana Bakti sebagai berikut: 1. Perencanaan usahatani selada keriting secara organik yang dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti meliputi kebutuhan lahan, tenaga kerja, persediaan benih, persediaan pupuk kompos dan urine kelinci, persediaan alat produksi. Tahapan perencanaan produksi tersebut memberikan kemudahan untuk pengelola bagian produksi dan tenaga kerja produksi. 2. Pelaksanaan usahatani selada keriting secara organik yang dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti meliputi pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan dan pemeliharaan tanaman, serta pemanenan. Tahapan pelaksanaan produksi tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan pelaksanaan usahatani pada masa yang akan datang. 3. Evaluasi pelaksanaan usahatani selada keriting secara organik yang dilakukan memiliki perbedaan pelaksanaan usahatani yang meliputi proses pengolahan lahan, penanaman, perawatan dan pemeliharaan. Hasil evaluasi pelaksanaan usahatani dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pelaksanaan usahatani di Yayasan Bina Sarana Bakti. Saran Yayasan Bina Sarana Bakti disarankan untuk menyiapkan persediaan benih selada keriting, agar tidak terjadinya kekurangan benih

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 8 yang dapat mengakibatkan keterlambatan produksi. Referensi Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Tanaman Tanaman Selada Di Indonesia Tahun 2014-2017. Herawati, W. D. 2012. Budidaya Sayuran. Javalitera. Jogjakarta. (Buku) Kasiram, Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. UIN Malang Pers. Malang. (Buku) Sastradihardja, Singgih. 2006. Sukses Bertanam Sayuran Secara Organik. Angkasa. Bandung. (Buku)

KARYA ILMIAH MAHASISWA [AGRIBISNIS] 9