BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa anak-anak dikenal sebagai masa bermain. Hampir sebagian waktunya mereka gunakan untuk bermain. Dengan bermain itulah anak tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek sosial emosional, fisik, kognitif, bahasa, seni moral dan nilai-nilai agama (Mutiah,2010:91). Agar dapat merangsang seluruh aspek tersebut maka perlu kejelian seorang guru dalam memilih jenis-jenis permainan yang akan diberikan. Fredrik Frobel (1782-1852), seorang ahli pendidikan anak di Jerman menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan landasan terpenting bagi perkembangan anak selanjutnya, dan menurut Frobel aktivitas bermain merupakan alat pendidikan yang menjadikan pusat dari seluruh kegiatan anak (Sumantri,2005:1). Permainan merupakan alat pendidikan bagi anak karena memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Dengan permainan memberikan kesempatan pelatihan untuk mengenal aturan-aturan (sebelum ke masyarakat), mematuhi norma-norma dan larangan-larangan, berlaku jujur, setia, dan lain sebagainya. Anak prasekolah berada pada masa lima tahun pertama yang disebut the golden age merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usiatersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segalaaspek perkembangannya, termasuk perkembangan motoriknya. Artinyaperkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Sumantri, 2005:3). Setiap anak ingin bergerak dan menggunakan fisiknya secara bebas dengan menggunakan anggota tubuhnya. Kegiatan merupakan kebutuhan setiap orang termasuk anak-anak, kegiatan dalam bentuk bermain bebas seperti, berjalan, berlari, melompat, merangkak, melempar, mendorong,

2 berayun, meluncur, meniti dan sebagainya sangat besar nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak (Montolalu, 2005:1.15). Dalam kegiatan ini seluruh tubuh anak aktif. Melalui latihan-latihan motorik kasar anak memperoleh keterampilan, penguasaan dan keseimbangan badan yang sangat diperlukan dalam tumbuh kembang selanjutnya (Sumantri, 2005:4). Dasar-dasar keahlian ini dianggap sebagai fondasi pengembangan motorik kasar masa kanak-kanak, bila keterampilan, penguasaan gerakan serta keseimbangan badan meningkat, maka keseimbangan serta koordinasi tubuh juga akan meningkat. Pola-pola kombinasi ini diantaranya mengangkat satu kaki dengan seimbang, berlari sambil melompat serta aktivitas motorik yan membutuhkan keterampilan tertentu. Tujuan ini akan berhasil jika ditunjang oleh kemampuan guru dalam memilih alat atau metode pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, tujuan pengembangan fisik motorik di Taman Kanak-kanak menurut kurikulum Taman Kanak-Kanak (Depdiknas, 2004:6) : Tujuan pengembangan Fisik motorik di Taman kanak-kanak adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan, mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan fisik motorik tersebut, maka anak usia Taman Kanak-kanak harus diberi latihan gerakan-gerakan dasar yang membantu perkembangan fisiknya.aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Keterampilan motorik kasar meliputi pola lokomotor (gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang, naik-turun tangga, melompat, meloncat, dan sebagainya (Rahyubi, 2012). Taman Kanak-Kanak (TK) Persis Tarogong Garut merupakan Taman Kanak-Kanak yang menjadi tujuan penelitian penulis. Model pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak-KanakPersis Tarogong dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar, berdasarkan pengamatan yang

3 penulis lakukan lebih dikenalkan dengan kegiatan bermain. Akan tetapi, keterbatasan guru dalam mengemas permainan masih terlihat seadanya, sehingga aktivitas bermain dalam mengolah kemampuan gerak lokomotor anak masih belum optimal. Berdasarkan hasil observasi di TK Persis Tarogong Garut, pada waktu kegiatan pembelajaran dalam rangka melatih kemampuan gerak lokomotor anak masih rendah, terutama dalam melakukan kegiatan gerakan-gerakan kaki seperti melompat kedepan dan kebelakang. Sebagian besar anak terlihat kurang seimbang dalam melompat dengan satu kaki dan dua kaki, permainan lingkaran besar dan lingkarang kecil sambil berlari, serta pada waktu mengikuti permainan dan kegiatan olah raga dengan aturan, anak-anak terlihat kurang lincah dan kurang tertarik.hal ini dibuktikan ketika sebagian anak hanya memandangi teman sejawatnya bermain, ada juga anak yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa mau bergabung bersama teman dan ibu guru. Kinerja para guru waktu proses pembelajaran juga masih rendah, terbukti metode pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi, padahal banyak kegiatan dan permainan untuk mengembangkan keterampilan gerak lokomotor anak, dimana kegiatan tersebut menggunakan gerakangerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas. Permainan yang digunakan misalnya permainan tradisional. Dalam melakukan penelitian ini, penulis sengaja mengangkat penelitian melalui permainan tradisional yang akan disajikan. Sebagai bagian dari sejarah indonesia, permainan tradisional sangat membantu mengembangkan kemampuan fisik anak, karena permainan yang disajikan sarat dengan kegiatan fisik motorik anak. Lompat tali merupakan permainan tradisional yang pernah populer di kalangan anak-anak tahun 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi permainan favorit saat main di sekolah atau dirumah, biasanya tali yang digunakan untuk permainan lompat tali ini dibuat dari karet.dengan bermain lompat tali motorik kasar akan terstimulasi. Secara fisik hal itu akan

4 membuat anak menjadi lebih terampil karena mempelajari cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan tumbuh menjadi anak yang cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat, tangkas serta terlatih. Dalam pelaksanaan penelitian nanti, penulis akan menyajikan permainan tradisional lompat tali sesuai dengan kemampuan anak TK, yakni hanya melompat sampai pada lutut anak dengan berbagai variasi gerak melompat. Seperti: melompat dengan dua kaki secara bersamaan, melompat dengan satu kaki, melompat melewati tali atau karet yang digerakan seperti ular, serta gerakan melompat dengan posisi badan menyamping. Selain itu permainan juga akan disajikan melalui permainan kompetisi, sehingga anak akan merasa tertantang untuk menunjukan kemampuannya sampai ia bisa. Sehingga permainan yang disajikan akan lebih menarik dan akan menjadi salah satu alternatif permainan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak. Mengatasi masalah diatas, maka penulis mencoba mencari alternatif penyelesaian yaitu melalui kegiatan permainan tradisional lompat tali,anak dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotornya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menyusun skripsi dengan judul : Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Anak melalui Stimulasi Permainan. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian diatas menunjukan perlu adanya upaya dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Permainan dapat membantu Menstimulasi Kemampuan Gerak Lokomotor pada anak TK Kelompok B TK Persis Tarogong Garut? Rumusan masalah tersebut secara rinci dijabarkan sebagai berikut :

5 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut sebelum diberikan permainan tradisional lompat tali? 2. Bagaimana implementasi permainan tradisional lompat tali yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut setelah diberikan permainan tradisional lompat tali? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut. Tujuan dari penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut : 1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan gerak lokomotor yang dimiliki anak di TK Persis Tarogong Garut sebelum diberikan permainan tradisional lompat tali 2. Mengetahui implementasi permainan tradisional lompat tali yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut 3. Mengetahui peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut setelah diberikan permainan tradisional lompat tali D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam rangka pengembangan ilmu, peningkatan mutu pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang:

6 a. Kemampuan gerak lokomotor anak di Taman Kanak-kanak Persis Garut sebelum dan setelah diberikan permainan tradisional lompat tali. b. Implementasi permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di Taman Kanak-kanak Persis Garut. 2. Secara Praktis: a. Untuk anak Membantu menstimulasi perkembangan motoriknya dalam hal kemampuan gerak lokomotor anak serta mengenalkan anak terhadap permainan tradisional lompat tali. b. Untuk sekolah dan guru. Meningkatkan peran sekolah dan guru dalam meningkatkan kemampuan motorik anak dalam hal menstimulasi kemampuan gerak lokomotor anak dengan cara yang menyenangkan melalui bermain. c. Untuk orang tua Membantu orang tua agar lebih memahami perkembangan gerak lokomotor anak yang bisa distimulasi melalui permainan tradisional lompat tali. d. Untuk peneliti Mendapatkan pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh permainan tradisional lompat tali terhadap perkembangan gerak lokomotor anak usia dini serta mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara melakukan penelitian tindakan kelas. E. Sistematika Penulisan Secara lebih rinci apa yang dibahas dalam skripsi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

7 Pada Bab I, Pendahuluan. Diuraikan dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Pada Bab II, Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Berisi tentang kajian teori kemampuan motorik anak usia dini serta hal-hal lain penunjang teori yang bersangkutan dengan kemampuan gerak lokomotor anak usia dini. Pada Bab III, Metode Penelitian. Diuraikan mengenai metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), setting penelitian (lokasi, subjek dan instrumen penelitian), teknik pengumpulan data serta langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil penelitian. Pada Bab IV, Hasil Penelitian. Berisi hasil penelitian yang diuraikan secara terperinci dari mulai perencanaan, implementasi tindakan dan refleksi masing-masing siklus, yaitu siklus I dan siklus II Bab V, Kesimpulan. Berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan.