BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat Pengujian Pengujian Penetapan Kadar Protein pada Biskuit Bayi dan Balita dilakukan di Laboratorium Makanan Minuman dan Hasil Pertanian Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No.24 Medan. 3.2 Alat Alat-alat yang digunakan adalah alat penyulingan dan kelengkapannya, batang pengaduk, batu didih, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer 250 ml, gelas piala, gelas ukur, klem, labu kjedhal 100 ml, labu ukur, neraca analitik, pipet tetes, pipet volume, penangas air listrik, spatel, statif, stopwatch. 3.3 Bahan Bahan yang digunakan adalah Akuades, H 2 SO 4 pekat, H 3 BO 3 4 %, HCl 0,01 N, indikator campuran metil red dan bromocresol green, NaOH 30%, SeO 2. 3.4 Sampel Sampel yang digunakan adalah biskuit bayi Milna dan biskuit bayi Farley s
3.5 Prosedur Ditimbang seksama 1 gram biskuit bayi dan balita yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam labu kjedhal 100 ml. Ditambahkan 1 gram SeO 2 dan 25 ml H 2 SO 4 pekat. Dipanaskan di atas pemanas listrik atau api pembakaran sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijuan (sekitar 2 jam). Dibiarkan dingin, kemudian diencerkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan akuades. Dipipet 25 ml larutan dan dimasukkan ke dalam alat penyuling, ditambahkan 50 ml NaOH 30 % dan beberapa tetes indikator campuran metil red dan bromocresol hijau. Disulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml larutan H 3 BO 3 4 % yang telah dicampur indikator. Dibilas ujung pendingin dengan air suling. Dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Dilakukan penetapan blanko (SNI 01-2891- 1992). Perhitungan : (VV1 VV2) xx NN xx 14,007 xx FFFF xx FFFF KadarProtein = x 100 % WW(mmmm ) Dimana : W V1 V2 N FP FK = Bobot Sampel = Volume HCl yang terpakai pada titrasi, dinyatakan dalam ml = Volume HCl yang terpakai pada titrasi Blanko = Normalitas HClyang dinyatakan dalam Normal (N) = Faktor pengenceran = Faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum: 6,25 ; susu dan hasil olahannya : 6,38 ; mentega kacang : 5,46.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil penetapan kadar protein pada sampel biskuit bayi dan balita merek Milna dan Farley s menggunakan metode kjeldahl, diperoleh kadar sebagai berikut (dilihat pada tabel 4.1). Tabel 4.1 Kadar Protein Biskuit Bayi dan Balita Merek Milna dan Farley s No. Sampel Kadar (mg/l) 1 Biskuit Bayi dan Balita Milna 8,01% 2 Biskuit Bayi dan Balita Farley s 7,06% 4.2 Pembahasan Biskuit bayi sebagai salah satu MP-ASI harus memenuhi zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral dan zat-zat tambahan lainnya. Konsumsi makanan dengan kandungan gizi yang cukup sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi dan balita. Salah satu zat gizi yang penting dalam biskuit bayi sebagai MP-ASI adalah protein karena berperan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Sedangkan Vitamin khususnya Vitamin A berperan dalam fungsi sistem imun, melindungi integritas sel-sel epitel lapisan kulit, permukaan mata, bagian dalam mulut, serta saluran pernafasan (Rustanti, dkk., 2012). Biskuit bayi umumnya dibuat dari bahan dasar tepung terigu atau tepung lain seperti serealia, kacang-kacangan, biji-bijian yang mengandung minyak, dan bahan makanan lain yang sesuai. Bahan-bahan yang digunakan harus bermutu,
bersih, aman, dan sesuai untuk bayi dan anak berusia 6-24 bulan. Proses pengolahannya harus mengikuti cara produksi makanan bayi dan anak. Zat gizi yang terkandung dalam biskuit bayi harus dapat mendampingi ASI untuk mencapai kebutuhan gizi pada bayi dan balita. Biskuit bayi juga harus bertekstur renyah sehingga pada saat dicampur air menjadi lembut. Biskuit bayi sebagai MP- ASI berdasarkan SNI 01-7111.2-2005 dipersyaratkan mengandung energi minimum 400 kkal/100 g dengan kadar protein minimum 6% dan kadar vitamin A minimum 250 RE/100 g. Protein pada bayi berperan penting dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh (Nurhidayati, 2011). Analisis protein adalah subjek penting untuk ekonomi dan sosial yang sangat besar. Nilai pasar dari komoditas pertanian utama (biji-bijian sereal, kacang-kacangan, tepung terigu, minyak sayur, susu, pakan ternak) sebagian ditentukan oleh kandungan proteinnya. Analisis kuantitatif protein diperlukan untuk pengendalian kualitas dan merupakan prasyaratan untuk pelabelan makanan yang akurat. Protein dari sumber yang berbeda memiliki daya tarik estetika yang bervariasi kepada konsumen. Protein menunjukkan kualitas gizi yang berbeda atau kemampuan untuk mendukung kebutuhan makanan. Singkatnya, analisis protein memiliki implikasi hukum, gizi, kesehatan, keselamatan, dan ekonomi untuk industri makanan (Owusu, 2002). Menurut SNI 01-2891-1992, tentang cara uji makanan dan minuman, bahwa prinsip penetapan kadar protein metode kjeldahl ialah senyawa nitrogen diubah menjadi Amonium sulfat oleh H 2 SO 4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat kemudian dititar dengan larutan baku asam.
Namun metode ini memiliki kekurangan. Kekurangan metode kjeldahl ialah bahwa purin, purinidin, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatin, dan kreatinin ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein (Bakhtra, 2016). Dari hasil pemeriksaan protein yang dilakukan secara triplo didapat hasil kadar protein pada biskuit bayi dan balita Milna yaitu sebesar 7,99; 8,02 dan 8;03. Dari ketiga hasil tersebut didapat hasil rata-rata sebesar 8,01%. Sedangkan hasil kadar protein pada biskuit bayi dan balita Farley s yaitu sebesar 7,05; 7,06 dan 7,07. Dari ketiga hasil tersebut didapat hasil rata-rata sebesar 7,06%. Persyaratan mutu protein pada Biskuit bayi dan Balita menurut SNI 01-4445-1998 minimal 6,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua merek Biskuit Bayi dan Balita tersebut memenuhi persyaratan dan aman untuk dikonsumsi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Milna adalah sebesar 8,01%, sedangkan kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Farleys adalah sebesar 7,06%. 2. Kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Milna dan Farley s memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan SNI 01-4445-1998 dengan persyaratan kadar protein minimum 6,5%. 5.2 Saran 1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji parameter lainnya menurut persyaratan mutu SNI pada Biskuit Bayi dan Balita seperti kadar Karbohidrat, Lemak, Vitamin, dll. 2. Disarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan sampel lain untuk penetapan kadar protein. 3. Disarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan Metode uji penetapan kadar protein yanglain untuk penetapan kadar protein.