BAB III METODE PENGUJIAN. Pengujian Penetapan Kadar Protein pada Biskuit Bayi dan Balita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Metodologi Penelitian

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Bahan dan Alat

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan angka-angka data analisis menggunakan statistik. Hijau Tridharma Andounohu Kendari, Sulawesi Tenggara.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Pupuk amonium klorida

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Transkripsi:

BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat Pengujian Pengujian Penetapan Kadar Protein pada Biskuit Bayi dan Balita dilakukan di Laboratorium Makanan Minuman dan Hasil Pertanian Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No.24 Medan. 3.2 Alat Alat-alat yang digunakan adalah alat penyulingan dan kelengkapannya, batang pengaduk, batu didih, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer 250 ml, gelas piala, gelas ukur, klem, labu kjedhal 100 ml, labu ukur, neraca analitik, pipet tetes, pipet volume, penangas air listrik, spatel, statif, stopwatch. 3.3 Bahan Bahan yang digunakan adalah Akuades, H 2 SO 4 pekat, H 3 BO 3 4 %, HCl 0,01 N, indikator campuran metil red dan bromocresol green, NaOH 30%, SeO 2. 3.4 Sampel Sampel yang digunakan adalah biskuit bayi Milna dan biskuit bayi Farley s

3.5 Prosedur Ditimbang seksama 1 gram biskuit bayi dan balita yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam labu kjedhal 100 ml. Ditambahkan 1 gram SeO 2 dan 25 ml H 2 SO 4 pekat. Dipanaskan di atas pemanas listrik atau api pembakaran sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijuan (sekitar 2 jam). Dibiarkan dingin, kemudian diencerkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan akuades. Dipipet 25 ml larutan dan dimasukkan ke dalam alat penyuling, ditambahkan 50 ml NaOH 30 % dan beberapa tetes indikator campuran metil red dan bromocresol hijau. Disulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml larutan H 3 BO 3 4 % yang telah dicampur indikator. Dibilas ujung pendingin dengan air suling. Dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Dilakukan penetapan blanko (SNI 01-2891- 1992). Perhitungan : (VV1 VV2) xx NN xx 14,007 xx FFFF xx FFFF KadarProtein = x 100 % WW(mmmm ) Dimana : W V1 V2 N FP FK = Bobot Sampel = Volume HCl yang terpakai pada titrasi, dinyatakan dalam ml = Volume HCl yang terpakai pada titrasi Blanko = Normalitas HClyang dinyatakan dalam Normal (N) = Faktor pengenceran = Faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum: 6,25 ; susu dan hasil olahannya : 6,38 ; mentega kacang : 5,46.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil penetapan kadar protein pada sampel biskuit bayi dan balita merek Milna dan Farley s menggunakan metode kjeldahl, diperoleh kadar sebagai berikut (dilihat pada tabel 4.1). Tabel 4.1 Kadar Protein Biskuit Bayi dan Balita Merek Milna dan Farley s No. Sampel Kadar (mg/l) 1 Biskuit Bayi dan Balita Milna 8,01% 2 Biskuit Bayi dan Balita Farley s 7,06% 4.2 Pembahasan Biskuit bayi sebagai salah satu MP-ASI harus memenuhi zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral dan zat-zat tambahan lainnya. Konsumsi makanan dengan kandungan gizi yang cukup sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi dan balita. Salah satu zat gizi yang penting dalam biskuit bayi sebagai MP-ASI adalah protein karena berperan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Sedangkan Vitamin khususnya Vitamin A berperan dalam fungsi sistem imun, melindungi integritas sel-sel epitel lapisan kulit, permukaan mata, bagian dalam mulut, serta saluran pernafasan (Rustanti, dkk., 2012). Biskuit bayi umumnya dibuat dari bahan dasar tepung terigu atau tepung lain seperti serealia, kacang-kacangan, biji-bijian yang mengandung minyak, dan bahan makanan lain yang sesuai. Bahan-bahan yang digunakan harus bermutu,

bersih, aman, dan sesuai untuk bayi dan anak berusia 6-24 bulan. Proses pengolahannya harus mengikuti cara produksi makanan bayi dan anak. Zat gizi yang terkandung dalam biskuit bayi harus dapat mendampingi ASI untuk mencapai kebutuhan gizi pada bayi dan balita. Biskuit bayi juga harus bertekstur renyah sehingga pada saat dicampur air menjadi lembut. Biskuit bayi sebagai MP- ASI berdasarkan SNI 01-7111.2-2005 dipersyaratkan mengandung energi minimum 400 kkal/100 g dengan kadar protein minimum 6% dan kadar vitamin A minimum 250 RE/100 g. Protein pada bayi berperan penting dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh (Nurhidayati, 2011). Analisis protein adalah subjek penting untuk ekonomi dan sosial yang sangat besar. Nilai pasar dari komoditas pertanian utama (biji-bijian sereal, kacang-kacangan, tepung terigu, minyak sayur, susu, pakan ternak) sebagian ditentukan oleh kandungan proteinnya. Analisis kuantitatif protein diperlukan untuk pengendalian kualitas dan merupakan prasyaratan untuk pelabelan makanan yang akurat. Protein dari sumber yang berbeda memiliki daya tarik estetika yang bervariasi kepada konsumen. Protein menunjukkan kualitas gizi yang berbeda atau kemampuan untuk mendukung kebutuhan makanan. Singkatnya, analisis protein memiliki implikasi hukum, gizi, kesehatan, keselamatan, dan ekonomi untuk industri makanan (Owusu, 2002). Menurut SNI 01-2891-1992, tentang cara uji makanan dan minuman, bahwa prinsip penetapan kadar protein metode kjeldahl ialah senyawa nitrogen diubah menjadi Amonium sulfat oleh H 2 SO 4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat kemudian dititar dengan larutan baku asam.

Namun metode ini memiliki kekurangan. Kekurangan metode kjeldahl ialah bahwa purin, purinidin, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatin, dan kreatinin ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein (Bakhtra, 2016). Dari hasil pemeriksaan protein yang dilakukan secara triplo didapat hasil kadar protein pada biskuit bayi dan balita Milna yaitu sebesar 7,99; 8,02 dan 8;03. Dari ketiga hasil tersebut didapat hasil rata-rata sebesar 8,01%. Sedangkan hasil kadar protein pada biskuit bayi dan balita Farley s yaitu sebesar 7,05; 7,06 dan 7,07. Dari ketiga hasil tersebut didapat hasil rata-rata sebesar 7,06%. Persyaratan mutu protein pada Biskuit bayi dan Balita menurut SNI 01-4445-1998 minimal 6,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua merek Biskuit Bayi dan Balita tersebut memenuhi persyaratan dan aman untuk dikonsumsi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Milna adalah sebesar 8,01%, sedangkan kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Farleys adalah sebesar 7,06%. 2. Kadar protein pada sampel Biskuit Bayi dan Balita Milna dan Farley s memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan SNI 01-4445-1998 dengan persyaratan kadar protein minimum 6,5%. 5.2 Saran 1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji parameter lainnya menurut persyaratan mutu SNI pada Biskuit Bayi dan Balita seperti kadar Karbohidrat, Lemak, Vitamin, dll. 2. Disarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan sampel lain untuk penetapan kadar protein. 3. Disarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan Metode uji penetapan kadar protein yanglain untuk penetapan kadar protein.