Potensi Antibakteri Empat Species Lactobacillus dari Susu Fermentasi Terhadap Mikroba Patogen

dokumen-dokumen yang mirip
bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Pembuatan Minuman Probiotik dari Susu Kedelai dengan Inokulum Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus acidophilus

METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Pendahuluan Preparasi Kultur Starter.

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

METODE Lokasi dan Waktu Materi

II. METODELOGI PENELITIAN

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Dietil Eter Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Vahl.) Terhadap Bakteri Patogen Secara Klt-Bioautografi

Y ij = µ + B i + ε ij

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

I. PENDAHULUAN. manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% dari total populasi bakteri. Populasi BAL,

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

UJI AKTIVITAS BAKTERI METODE DIFUSI SUMURAN. Oleh: REZQI NURJANNAH P

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

kultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada cawan petri selama 4 hari

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Mikrobiologi Industri. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

III.METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

DAYA HAMBAT KOMBINASI SUSU PROBIOTIK

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

Teknik Isolasi Bakteri

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8 (16) (2017) 16-20 Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan http://journal.unhas.ac.id Potensi Antibakteri Empat Species Lactobacillus dari Susu Fermentasi Terhadap Mikroba Patogen Zaraswati Dwyana 1, Rachmat Kosman 2 dan Irmayanti Usman 2 Abstrak 1 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245 2 Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia email: zaraswatidwyana@gmail.com Salah satu kelompok bakteri asam laktat yang banyak ditemukan pada susu fermentasi adalah Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Lactobacillus spp dan Lactobacillus acidophilus. Dalam studi ini ketiga species digabungkan untuk mengetahui efektifitasnya sebagai probiotik yang mampu menghasilkan senyawa antibakteri terhadap bakteri patogen. Uji antibakteri dilakuan dengan metode difusi agar pada medium Glukosa Nutrient Agar. Bkateri patogen yang diujikan adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Hasil uji antibakteri terhadap kombinasi kultur diketahui bahwa Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus casei, Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus sp, Lactobacillus acidophilus dengan Lactobacillus casei, Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus sp, Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus sp dengan Lactobacillus casei dari dapat menghambat pertumbuhan Staphylococccus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans. Diameter zona hambatan yang terbesar adalah variasi Lactobacillus bulgaricus dengan Lactoabacillus spp terhadap Candida albicans sebesar 19,33 mm, variasi Lactobacillus acidophilus dengan Lactobacillus casei terhadap Staphylococcus aureus sebesar 19,83 mm, sedangkan variasi Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus casei terhadap Escherichia coli sebesar 29,49 mm. Kata kunci: antibakteri, fermentasi, Lactobacillus PENDAHULUAN Salah satu kelompok bakteri yang memegang peranan penting dalam industri fermentasi adalah bakteri asam laktat. Beberapa jenis bakteri asam laktat ada yang menjadi penduduk asli saluran pencernaan, enteric lactic acid bacteria, di antaranya Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium longum, Bifidobacterium infantis (pada bayi), Bifidobacterium adolescentris yang menempati usus besar manusia, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus gasseri, Lactobacillus crispatus, Lactobacillus johnsonii, Lactobacillus salivarius, Lactobacillus ruminis, Lactobacillus vitulinus dan Lactobacillus reuteri yang hidup dalam usus halus (Surono,2004). Bakteri asam laktat tersebut digunakan dalam memfermentasikan susu menjadi yoghurt yang merupakan produk yang sangat besar manfaatnya bagi kesehatan karena kaya akan nutrient, 16

protein serta vitamin dan mineral. Efek antimikroba bakteri asam laktat telah diperhitungkan sehingga dapat memperpanjang masa simpan berbagai jenis bahan makanan melalui proses fermentasi. Efek pengawetan bakteri asam laktat utama adalah karena dihasilkan asam laktat yang menurunkan nilai keasaman atau PH bahan pangan. Disamping itu dihasilkan juga senyawa antimikrobial yaitu peptida yang disintesis dalam ribosoma, dikenal sebagai bakteriosin. Beberapa jenis bakteri asam laktat menghasilkan bakteriosin, suatu peptida yang bersifat antibakteri, toksin yang berupa protein yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri sejenis. Kriteria bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri gram positif, yaitu suatu jenis protein, bersifat bakterisidal tidak hanya bakteriostatik, mencegah pertumbuhan bakteri sejenis, dan mempunyai tempat pelekatan spesifik bagi patogen, yang membedakannya dengan senyawa antimikroba lainnya (Surono, 2004). METODE PENELITIAN 1. Pembuatan variasi bakteri asam laktat a. Penyiapan sampel. Sampel yang digunakan adalah isolat Bakteri Asam Laktat yang ditumbuhkan dalam medium MRS Broth diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 2 x 24 jam kemudian dibuat variasi bakteri asam laktat tersebut. b. Variasi Bakteri Asam Laktat Sampel A : Lactobacillus lactis + Lactobacillus casei Sampel B : Lactobacillus lactis + Lactobacillus bulgaricus Sampel C : Lactobacillus lactis + Lactobacillus acidophilus Sampel D : Lactobacillus lactis + Lactobacillus spp Sampel E : Lactobacillus lactis + Lactobacillus casei Sampel F : Lactobacillus casei + Lactobacillus casei Sampel G : Lactobacillus casei + Lactobacillus spp Sampel H : Lactobacillus casei + Lactobacillus bulgaricus Sampel I : Lactobacillus casei + Lactobacillus acidophilus Sampel J : Lactobacillus bulgaricus + Lactobacillus casei Sampel K : Lactobacillus bulgaricus + Lactobacillus spp Sampel L : Lactobacillus acidophilus + Lactobacillus casei Sampel M : Lactobacillus acidophilus + Lactobacillus spp Sampel N : Lactobacillus acidophilus + Lactobacillus bulgaricus Sampel O : Lactobacillus spp + Lactobacillus casei 2. Penyiapan mikroba uji a. Peremajaan kultur murni mikroba uji Mikroba uji (Candida albicans, Esherichia coli dan Staphylococcus aureus) dari biakan murni masing-masing diambil 1 ose. Kemudian diinokulasikan dengan cara digoreskan pada medium agar miring kemudian diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama 24 jam dan untuk jamur pada suhu kamar selama 72 jam. b. Pembuatan suspensi mikroba uji 17

Mikroba uji (Candida albicans, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus) yang berumur 24 jam disuspensikan dengan larutan NaCl fisiologis 0,9 % kemudian diukur serapan suspensi biakan ini dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm. 3. Pengujian aktivitas antibakteri Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA) steril yang telah dipanaskan dan disterilkan kemudian didinginkan hingga suhu sekitar 40-45 0 C lalu dituang secara aseptis ke dalam cawan petri steril sebanyak 10 ml sebagai base layer dan dibiarkan memadat. Setelah itu 5 ml medium GNA disuspensikan dengan 1 ml suspensi bakteri uji kemudian dituang ke dalam cawan petri yang telah berisi base layer dan dibiarkan hingga setengah memadat sebagai seed layer. Diletakkan pencadang di atas permukaan seed layer dengan hati-hati, kemudian pencadang diisi dengan variasi Lactobacillus sp sebanyak 0,2 ml selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24-48 jam dalam inkubator dan untuk jamur pada suhu kamar. Kemudian dilakukan pengamatan dan pengukuran zona hambatan yang terbentuk. Perlakuan diulangi sebanyak 3 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan pengamatan dan pengukuran zona hambatan pada uji aktifitas antimikroba variasi jenis Lactobacillus sp terhadap Esherichia coli dan Staphylococcus aereus dengan masa inkubasi 24 jam dan Candida albicans dengan masa inkubasi 72 jam (Tabel 1). Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Rata-Rata Zona Hambatan AktivitasAntimikroba Variasi Jenis Lactobacillus sp Terhadap Mikroba Uji Zona penghambatan terhadap Variasi Bakteri mikroba uji (mm) No Asam Laktat Staphylococcus Candida Esherichia coli aereus albicans 1 A 0 0 15,83 2 B 0 0 0 3 C 24,16 0 15,83 4 D 19,33 15,50 0 5 E 29,49 18,99 0 6 F 25,00 0 14,50 7 G 22,50 16,49 15,83 8 H 24,50 0 14,66 9 I 28,66 0 16,66 10 J 27,33 19,00 17,83 11 K 18,66 14,49 19,33 12 L 21,66 19,83 18,00 13 M 23,83 18,16 17,99 14 N 24,16 18,83 18,66 15 O 23,99 16,49 17,49 Keterangan : A = Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus casei 18

B = Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus bulgaricus C = Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus achidophilus D = Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus sp E = Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus casei F = Lactobacillus casei dengan Lactobacillus casei G = Lactobacillus casei dengan Lactobacillus sp H = Lactobacillus casei dengan Lactobacillus bulgaricus I = Lactobacillus casei dengan Lactobacillus achidophilus J = Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus casei K = Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus sp L = Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus casei M = Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus sp N = Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus bulgaricus O = Lactobacillus sp dengan Lactobacillus casei Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa variasi jenis Lactobacillus sp dalam menghambat pertumbuhan mikroba patogen yang diketahui dapat mengganggu saluran pencernaan dalam hal ini digunakan Candida albicans, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian dari variasi bakteri asam laktat menunjukkan hasil yang sangat efektif dalam menghambat bakteri E.coli tapi kurang efektif untuk C.albicans. Suspensi mikroba yang digunakan sebanyak 0,02 ml karena pada kadar tersebut pertumbuhan koloni merata dan homogen setelah diinkubasi selama 24 jam atau 48 jam. Ini sesuai dengan pendapat Capucino, J.G dan Sherman, N (1983), yang menyatakan bahwa ukuran diameter zona hambatan pada uji daya hambat suatu antibiotik tergantung beberapa faktor, salah satu diantaranya jumlah mikroorganisme yang diinokulasikan pada media uji. Dari hasil pengujian aktivitas antimikroba yang dilakukan diperoleh rata-rata diameter zona hambatan yang terbentuk memperlihatkan hambatan yang terbesar adalah variasi Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus sp terhadap Candida albicans sebesar 19,33 mm, Staphylococcus aureus adalah variasi Lactobacillus acidophilus dengan Lactobacillus casei sebesar 19,83 mm sedangkan untuk bakteri uji Escherichia coli adalah variasi Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus casei sebesar 29,49 mm. Gambar 1. Uji antibakteri dari variasi bakteri asam laktat terhadap tiga bakteri patogen Hasil ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surono, I, (2004) bahwa antimikroba yang diproduksi oleh Laktobacillus bulgaricus berupa senyawa helveticin dan lacticin B dan yang diproduksi oleh Lactobacillus sp berupa senyawa bakteriosin. Variasi kedua senyawa tersebut 19

bersifat sinergis dalam menghambat Candida albicans. Lactobacillus achidophilus menurut Rachmawati (2005) menghasilkan Lactacin B dan acidocin dan yang diproduksi oleh Lactobacillus casei dari yakult menghasilkan Plantaricin dan casseicin. Variasi kedua senyawa tersebut bersiafat sinergis dalam menghambat Staphylococcus aureus. Sedangkan Lactobacillus lactis menurut Rachmawati (2005) menghasilkan lacticin dan lactobacillus casei menghasilkan plantaricin dan casseicin. Variasi kedua senyawa tersebut bersifat sinergis dalam menghambat Escherichla coli. Siafat sinergis ini menunjukkan besarnya diameter hambatan yang terbentuk. Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus lactis tidak mampu menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus dan tidak terdapat zona hambatan. Demikian pula dengan variasi Lactobacillus lactis dan Lactobacillus casei tidak mampu menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus. Lactobacillus lactis dan Lactobacillus acidophilus,lactobacillus casei dan lactobacillus casei, Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus serta Lactobacillus casei dan lactobacillus acidophilus tidak mampu menghambat Staphylococcus. Hal ini dapat disebabkan bahwa senyawa antimikroba yang dihasilkan tidak dapat menghambat bakteri uji karena dapat terjadi adanya sifat anatagonisme dari kedua mikroba tersebut (Surono,I, 2004) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa variasi Lactobacillus sp yang memberikan zona hambatan terbesar adalah Lactobacillus bulgaricus dengan Lactobacillus sp terhadap Candida albicans sebesar 19,33 mm, Lactobacillus achidophilus dengan Lactobacillus casei dari yakult terhadap Staphylococcus aureus sebesar 19,83 mm sedangkan Lactobacillus lactis dengan Lactobacillus casei terhadap Escherichia coli sebesar 29,49 mm. DAFTAR PUSTAKA Buchanan.R.E, and Gibbons.N.E.,1974, Bergey s Manual of Determinative Bacteriology, 8 th Edition, The Williams and Wilkins Company,United States of America. Surono, I., 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan, PT. Tri Cipta Karya, Jakarta. Rachmawati I,Sunarto dan R.Setyaningsih.2005. Uji antibakteri bakteri asam laktat asal asinan sawi terhadap bakteri patogen. Bioteknologi 2(2),43-48. 20