ALUR PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MUI ardiansyahrakhmadi.com facebook.com/ardiansyah.rakhmadi
I. TAHAP PEMESANAN OBYEK MURABAHAH II. TAHAP ANALISA KELAYAKAN III. TAHAP KOMITE PEMBIAYAAN MURABAHAH TANPA WAKALAH Surat Persetujuan Ya Pemesanan Barang Proses Analisa Kelayakan Layak? Tidak Surat Penolakan 1. Formulir Permohonan Pembiayaan & Pemesanan Barang 2. Formulir RAB Barang & Spesifikasinya 3. Dokumen pribadi/ perusahaan 1. Dokumen Analisa Pembiayaan 2. Seluruh dokumen terkait yang terdapat pada tahap I Surat Persetujuan/ Penolakan
IV. TAHAP PEMBELIAN BARANG V. TAHAP AKAD MURABAHAH VI. TAHAP SERAH TERIMA Pembelian Barang Oleh Bank Dari Suplier/ Pemilik Penandatanganan Akad Ya Serah Terima Barang kepada Nasabah Serah terima Barang/ penguasaan atas barang Dari Suplier/ Pemilik kepada Bank Akad Murabahah Tidak Pembatalan 1. Purchase Order (PO) 2. Invoice & kwitansi Pembelian Barang Opsi 1: Pembayaran kepada suplier dapat dilakukan pada tahap ini dan barang telah terbukukan sebagai persediaan 1. Akad Murabahah 2. Seluruh dokumen mulai tahap I s.d. IV Opsi 2: Pembayaran kepada suplier dapat dilakukan pada tahap ini Surat Tanda Terima Barang
II. TAHAP PEMESANAN OBYEK MURABAHAH II. TAHAP ANALISA KELAYAKAN III. TAHAP KOMITE PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH Surat Persetujuan & Wakalah Ya Pemesanan Barang Proses Analisa Kelayakan Layak? Tidak Surat Penolakan 1. Formulir Permohonan Pembiayaan & Pemesanan Barang 2. Formulir RAB Barang & Spesifikasinya 3. Dokumen pribadi/ perusahaan 1. Dokumen Analisa Pembiayaan 2. Seluruh dokumen terkait yang terdapat pada tahap I 1. Surat Persetujuan/ Penolakan 2. Akad Wakalah Note: Pencairan dana wakalah kepada nasabah selaku wakil dilakukan pada tahap ini
V. TAHAP PEMBELIAN BARANG V. TAHAP AKAD MURABAHAH VI. TAHAP SERAH TERIMA Pembelian Barang Oleh Nasabah Dari Suplier/ Pemilik Penandatanganan Akad Serah Terima Barang Kepada Nasabah Ya Penyerahan Dokumen Pembelian & Barang Dokumen Lengkap Tidak Pembatalan 1. Purchase Order (PO) 2. Kwitansi Pembelian Barang 3. Surat Tanda Terima Barang 4. Dokumen Pengiriman Barang Pembayaran kepada suplier dilakukan pada tahap ini dan barang telah terbukukan sebagai persediaan 1. Akad Murabahah 2. Seluruh dokumen mulai tahap I s.d. IV 1. Kelengkapan dokumen komite 2. Surat Persetujuan komite 3. Memorandum Internal
VII. TAHAP SERAH TERIMA BARANG Serah Terima Barang Surat Tanda Terima Barang
PENJELASAN FATWA DSN NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG MURABAHAH A. Definisi Akad Murabahah Akad murabahah yaitu akad penjualan suatu barang dimana penjual menegaskan harga belinya (harga pokok) kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba bagi penjual. Dalam praktek pembiayaan, harga jual barang dalam akad murabahah dibayar secara cicilan (tidak tunai). B. Alur Proses Pembiayaan Murabahah Pada fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 04 tentang pembiayaan murabahah dijelaskan mengenai ketentuan murabahah kepada nasabah: 1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank. 2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. Penjelasan poin 2: Membeli secara sah berarti membeli barang dengan memenuhi seluruh ketentuan rukun dan syarat dalam jual beli murabahah. Dalam hal ini ada dua hal penting yang harus dipastikan pemenuhannya oleh bank, yaitu: 1) Harus terdapat ijab qabul antara bank selaku pembeli dengan suplier barang selaku penjual yang bisa dibuktikan. Dengan demikian tidak cukup hanya dengan adanya dokumen berupa PO (purchase order) dari pihak bank. Harus terdapat notifikasi penerimaan dan persetujuan dari suplier sebagai bentuk qabul. 2) Setelah proses pembelian oleh bank dilakukan, sebelum barang dijual kembali kepada nasabah, barang harus telah dikuasai dan diserahterimakan dari suplier kepada pihak bank terlebih dahulu, baik secara hukum ataupun fisik.
Ketentuan ini juga berlaku ketika bank mewakilkan proses pembelian barang kepada pihak ketiga atau nasabah sendiri. 3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. Penjelasan poin 3: Fatwa DSN memandang bahwa janji yang disertai dengan adanya syarat bersifat mengikat sehingga ketika terjadi pembatalan janji oleh nasabah untuk membeli barang dari bank dan pembatalan tersebut menimbulkan kerugian materii 4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uangmuka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. 5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. 6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah 7. Jika uang muka memakai kontrak urbunsebagai alternatif dari uang muka, maka: a. jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. b. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya. CATATAN PENTING! Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank