Transkip Wawancara dengan Bupati Kabupaten Sukabumi H. Sukmawijaya



dokumen-dokumen yang mirip
4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

Geliat MINAPOLITAN KABUPATEN PACITAN. Pemerintah Kabupaten Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo)

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Pontianak, 28 Juli 2008

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

PASANGAN BALON BUPATI/WAKIL BUPATI KAB.HUMBANG HASUNDUTAN PALBET SIBORO,SE-HENRI SIHOMBING,A.Md VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BAB VI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Transkripsi:

Transkip Wawancara dengan Bupati Kabupaten Sukabumi H. Sukmawijaya BUTARU : Kabupaten Sukabumi telah menjadi kota minapolitan pertama, bagaimana sejarahnya? SUKMA : Bila ditanyakan sejarahnya, tentu saja tidak lepas dari banyak ragam dan faktor. Namun demikian, secara alamiah memang Palabuhan Ratu sudah menjadi penghasil perikanan tangkap yang paling berpotensi di Jawa Barat bagian selatan sejak lama. Apalagi, setelah dibangunnya Pelabuhan Perikanan tahun 1991 dan diresmikan tahun 1993, intensitas dan kapasitas produksi perikanan tangkap semakin besar dan menjadi sumber perekonomian masyarakat. Sejak lama Palabuhan Ratu dikenal sebagai penghasil ikan segar dengan komoditas utama antara lain ikan tuna, layur, cakalang dan udang lobster. Selain itu dikenal juga sebagai penghasil pindang ikan cakalang dan tongkol. Faktor lainnya, kedudukan fasilitas penunjang yang berada dalam satu area, merupakan bentuk ciri sebuah kota minapolitan. Sehingga wajar, kalau akhirnya kita dalam hal ini pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sukabumi, menyandang gelar sebagai kota minapolitan. Tapi tentunya, keberhasilan tidak hanya sekedar untuk dibanggakan, tapi terus ditingkatkan dan dipertanggungjawabkan secara bijaksana sehingga gelar sekarang ini benar-benar menjadi sebuah semangat baru untuk mengembangkan Palabuhan Ratu, menjadi daerah terdepan dalam membangun kawasan pesisir. BUTARU : Bagaimana perasaan Bapak, setelah Kabupaten Sukabumi menyandang gelar sebagai Kota Minapolitan yang Pertama di Indonesia? SUKMA : Tentu saja bangga tapi kebanggan itu bukan hanya milik saya sendiri, tapi milik semua warga Kabupaten Sukabumi khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Dalam hal ini, kita patut memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas dicanangkannya Palabuhan Ratu sebagai Kota Minapolitan berbasis perikanan tangkap. Karena ke depan akan terjadi peningkatan pembangunan baik intensitas maupun kapasitasnya yang terkait dengan perikanan tangkap khususnya juga sektor lainnya yang menunjang pembangunan kota Minapolitan. Persasaan bangga yang kini tentu sedang dirasakan semua lapisan masyarakat Kabupaten Sukabumi, seyogyanya akan terus memompa semangat membangun Kabupaten Sukabumi secara menyeluruh dalam sektor perikanan. Penghargaan yang sekarang sudah dicapai, akan menjadi titik awal pencapaian yang baru terutama dalam sektor bahari. Kita (Pemerintah Kabupaten) telah mempunyai program jangka menengah daerah yang di dalamnya telah terstruktur semua pola pembangunan sehingga Insyaallah, Palabuhan Ratu ini, tidak hanya sebagai kota minapolitan tapi kota untuk semua yang memberikan kemaslahatan dan kenyamanan bagi masyarakatnya.

BUTARU : Apakah keberhasilan itu merupakan bagian dari rencana pembangunan yang tertuang dalam Visi dan Misi Kabupaten Sukabumi? SUKMA : Visi Kabupaten Sukabumi adalah Terwujudnya Perubahan Kabupaten Sukabumi Menuju Masyarakat yang Berakhlak Mulia, Produktif dan Sejahtera. Visi ini ditopang dengan tiga misi, yakni Membangun SDM yang berakhlak Mulia, Memantapkan Kinerja Pemerintah Daerah dan yang terakhir Menumbuhkembangkan Perekonomian Daerah yang Bertumpu Pada Sektor Unggulan (Basis) dan Perekonomian Rakyat. Dari visi dan misi tersebut, jelas bisa dilihat begitu eratnya keberhasilan yang kita capai saat ini merupakan satu mata rantai pembangunan. Khususnya di kawasan Pelabuhan Ratu, pembangunan diarahkan atas dasar historis dan topografi daerah yang merupakan daerah pesisir pantai selatan yang kaya hasil perikanan laut. Pembangunan terus digalakan sesuai dengan konsep terutama sejak 10 tahun terakhir saat saya masih menjabat Bappeda waktu itu, hingga lima tahun ini ketika saya menjadi Bupati. Kalau menjawab apakah keberhasilan sekarang tertuang dalam Visi dan Misi, tentu saja tidak bisa hanya dilihat dari susunan kata yang ada. Tapi harus secara luas termasuk melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan utuh. Di sana sangat terbuka bagaimana kami betul-betul memprioritaskan pembangunan dalam semua sektor di wilayah selatan ini. Ya alhamdullilah, saat ini kerja keras kita bisa dirasakan dengan terpilihnya Kabupaten Sukabumi sebagai Kota Minapolitan Pertama Berbasis Perikanan Tangkap di Indonesia. BUTARU : Dalam mewujudkan sebuah kota Minapolitan, tentunya bukan hal yang mudah bagi Bapak dan segenap masyarakat Sukabumi. Dalam kaitan ini, bagaimana Bapak bisa mengharmoniskan kebutuhan masyarakat majemuk dengan keberadaan kota minapolitan itu sendiri? SUKMA : Pembangunan kota Minapolitan ini melibatkan semua sektor, tidak hanya perikanan saja, jadi keseluruhan lapisan masyarakat tersentuh oleh pembangunan tersebut (semua OPD telibat secara aktif dalam pembangunan ini). Dimana masyarakat dan pemerintah saling bersinergi dan berperan aktif, dimana aspirasi dan peran serta masyarakat diperhatikan serta dilibatkan dalam pembangunan kota Minapolitan. Minapolitan ini adalah sebutan atau gelar yang kami terima. Pada prinsipnya, pembangunan tentu saja tidak bisa satu arah. Kemajemukan masyarakat di Kabupaten Sukabumi adalah salah satu yang menjadi pilar pembangunan. Dalam hal ini bagaimana pemerintah daerah dapat mewujudkan pembangunan yang berkeadilan

bagi semua lapisan masyarakat. Di Sukabumi tidak hanya masyarakat nelayan tapi terdiri dari ragam etnis dan keturunan. Begitupula dengan sektor usaha, di Sukabumi ini tidak hanya bertumpu pada perikanan tapi masih banyak lainnya yang juga kedudukan dan potensinya hampir sama dengan sektor bahari. Sebut saja sektor industri, di mana di beberapa tempat berdiri industri besar yang mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. Dalam hal ini, kesinergisan dalam pembangunan, justru membuat daerah ini semakin besar, kuat dan semakin bisa membuktikan sebagai daerah yang mapan. Apalagi, kita semua tahu, kalau Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang memiliki daerah paling luas se Jawa Bali. BUTARU : Sebagai kota minapolitan, tentunya bantalan utamanya adalah sektor perikanan. Bisa Bapak jelaskan, bagaimana potensi bahari yang ada di Kabupaten Sukabumi sebagai penggerak ekonomi daerah baik secara pendapatan, dalam hal ini pasokan hasil perikanan terhadap pendapatan asli daerah, maupun sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi? SUKMA : Untuk pendapatan asli daerah dari Dinas Kelautan dan Perikanan relatif kecil, tetapi efek ekonomi yang ditimbulkannya relatif besar bagi kehidupan masyarakat. Potensi Perikanan Tangkap yang ada di Kabupaten Sukabumi ini meliputi : Panjang Pantai 117 Km (9 Kec Pesisir), Fishing Ground 702 Km2 Potensi lestari 14.592 Ton / Th RTP Nelayan 12. 368 Orang Pelabuhan Perikanan Nusantara 1 Unit PPI 1 Unit TPI 5 Unit Armada Penangkapan - Perahu tanpa motor 75 Unit - Perahu motor 845 Unit - Kapal motor 280 Unit RTP Pengolah 1.457 Orang 6 unit PT (pengusaha) (penanganan ikan segar) 38 KUB pengolahan 116 KUB perikanan tangkap 31 KUB budidaya Komoditas ungguluan : Tuna, cakalang, layur, lobster dll Produktivitas MSY= 14 592 ton/ tahun Produktivitas JTB = 80 % X 14 592 = 11 673 ton/ tahun BUTARU : Sektor industri perikanan apa saja yang sudah bergerak dan ada di Kabupaten Sukabumi, baik sekala internasional maupun nasional? SUKMA : Banyak sekali industri perikanan yang sudah beroperasi di Kabupaten Sukabumi, khususnya di wilayah Palabuhan Ratu. Bahkan untuk beberapa industri perikanan telah melakukan ekspor ke beberapa negara. Perusahaan-perusahaan yang ada dan telah beskala internasional untuk komoditas ikan layur masing-masing : 1. PT. AGB Palabuhan Ratu dengan kapasitas ekspor sebanyak 800 Ton /tahun 2. PT. Jiko Gantung Power 700 Ton /tahun

3. PT. Ratu Prima 700 Ton /Tahun 4. CV. Bahari ekspres 600 Ton /Tahun 5. PT. Topmed 750 Ton /Tahun Total ekspor untuk satu tahun mencapai 3.550 ton. Jumlah ini cukup baik untuk membuktikan kalau memang sektor bahari di Palabuhan Ratu sangat menjanjikan. Setidaknya, jumlah ini akan merangsang banyak investor lain terutama dari luar negeri untuk datang dan menanamkan investasinya di Palabuhan Ratu. Sementara untuk skala nasional, beberapa industri yang telah berdiri berupa industri galangan kapal, industri pengolahan hasil perikanan. Tidak hanya itu, gerak usaha nelayan kecil tradisional juga merupakan potret kalau industri bahari kecil dan besar berjibaku dan berkompetisi secara sehat mencapai sasaran usaha yang baik dan bisa menjadi bagian penting roda perekonomian di Kabupaten Sukabumi ini. BUTARU : Bagaimana gerak Usaha Kecil Menengah (UKM) sektor perikanan setelah Kabupaten Sukabumi menjadi kota Minapolitan? SUKMA : Berbicara soal UKM, tentu akan luas. Khusus di sektor perikanan, gerak usaha kecil kerakyatan ini semakin berkembang mengikuti permintaan pasar, baik UKM yang bergerak pada penjualan ikan segar, penyimpanan/ pendinginan (coldstorage) maupun pengolahan hasil perikanan. Kita melihat banyak sekali UKM yang sekarang bermunculan di Kabupaten Sukabumi dan bergerak di pengolahan perikanan. Kita sebut pengolahan kerupuk kulit ikan. Industri rumahan ini, ternyata mampu bertahan di saat krisis melanda tanah air ini dan mampu memberdayakan sumber daya manusia yang tidak sedikit. Jadi kalau saya sebut, UKM di Kabupaten Sukabumi ini tidak kalah dengan daerah lain bahkan mungkin lebih. Setiap saya keliling ke beberapa tempat selalu saja saya temukan industri rumahan yang mengelola hasil perikanan. Para pengusaha ini, selalu mengaku kalau mereka tetap bertahan dalam kondisi apapun. Kita sebagai pemnerintah tentunya sangat bangga. Tapi tidak hanya itu, saya sebagai Bupati juga memberikan perhatian khusus pada UKM ini. Karena saya berpikiran sektor ini menjadi roda utama usaha rumahan yang mampu memberikan solus terbaik dalam membantu mengentaskan persoalan pengangguran yang ada di Kabupaten Sukabumi. Saya justru berharap, kedepannya gerak UKM ini mampu lebih baik lagi dan bisa berdaya saing tinggi dengan produk industri besar lainnya. Pemerintah akan selalu memberikan dukungan yang maksimal terhadap pelaku usaha kecil ini sehingga mereka menjadi bagian dan partner pemerintah dalam mengembangkan wilayah, tentunya di bidang ekonomi. Sebenarnya perlu diketahui kalau jumlah UKM di Kabupaten Sukabumi ini ada sekitar 17.135 UKM dengan volume usaha mencapai 34,645 miliyar. Adapun jenis usaha yang digeluti tidak hanya bidang perikanan namun banyak hal lainnya seperti Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kerajinan, Logam, Batu Aji, Percetakan, Konveksi, Genteng dan Batako, Transportasi, Catering, Las, Warung dan Toko serta Perkebunan. BUTARU : Bagaimana keharmonisan gerak usaha pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha besar, apakah ada kerjasama terpadu sehingga menciptakan pola kerjasama usaha kelautan yang terpadu? SUKMA : Saya selaku Bupati terus berusaha membangun jembatan kemitraan antara usaha perikanan tangkap yang berskala kecil dengan yang lebih besar dimana antara usaha kecil, menengah dan besar terdapat suatu hubungan saling membutuhkan dan keterkaitan yang saling menguntungkan.

Pola ini sangat penting untuk membangun sebuah sinergisitas yang baik dalam mencipatkan keharmonisan usaha. Industri besar, harus mampu menjadi bapak bagi pengusaha di bawahnya, sehingga jurang pemisaha antara pengusaha besar dan kecil sudah tidak ada lagi. BUTARU : Setelah menyandang sebagai Kota Minapolitan Pertama di Indonesia, pembangunan apa saja yang akan mendapat prioritas utama baik infrasruktur maupun non infrastruktur? SUKMA : Prioritas utama dalam pembangunan tentu saja infrastruktur jalan raya penghubung kota minapolitan dengan daerah lain dan jalan di dalam kawasan minapolitan. Panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Sukabumi adalah 1.915,71 KM dengan jalan nasional sepanjang 49,932 KM, Jalan Provinsi 428, 448 KM dan Jalan Kabupaten sepanjang 428, 448 KM. Kondisi jalan saat ini kurang lebih 62,89 % beraspal baik dan 37,11 % kerikil dan tanah. Pembangunan jalan ini diharapkan akan terus terjadi sepanjang tahun sesuai dengan kemampuan APBD pemerintah daerah. Tentu saja, pembangunan ini untuk menunjung semua aktivitas kegiatan terutama yang meyangkut transportasi hilir mudik komoditas bahari yang melalui jalur darat, karena kondisi jalan sangat mempengaruhi kualitas dan berimbas pada harga jual produk yang dihasilkan. Selain infrastruktur jalan yang menjadi keutaman pembangunan, ada beberapa hal penting dalam pembangunan seperti pembangunan sarana dan prasarana yang berkaitan perikanan tangkap antara lain alabuhan perikanan/ pangkalan pendaratan ikan, kapal perikanan dan alat tangkap. Sarana penunjang ini sangat penting karena menurut riset perikanan tangkap dan pusat penelitian dan pengembangan oseanologi tahun 2005, kelompok ikan pelagis besar di perairan Samudera Hindia (WWP) 9 yang merupakan daerah fishing ground nelayan Palabuhan Ratu, masih besar peluang untuk dimanfaatkan. Karena saat ini baru termanfaatkan sebesar 188.280 ton atu 51,41 % dari potensi sebesar 366.260 ton/ tahun. Begitu juga untuk kelompok ikan pelagis kecil, baru dimanfaatkan sebesar 264.560 ton atau 50,44 % dari potensi sebesar 526.570 ton/ tahun. Sementara fasilitas dan kondisi PPNP saat ini, bisa saya jelaskan sesuai dengan fasilitas yang telah dibangun sejak operasionalnya pada tahun 1993 terbagi dari dermaga I dengan fasilitas pokok berupa Dermaga dengan volume 500 meter, Dermaga Tambat 310 meter, Dermaga Pendaratan 93 meter, Dermaga Perbekalan 106 meter dengan luas kolam dermaga keseluruhan seluas 3 ha dan semuanya dengan kondisi baik. Di Dermaga II terdapat dermaga dengan luas 410 meter, Dermaga Tambat, Dermaga Pendaratan, Dermaga Perbekalan dengan kolam yang memiliki luas dua hektar ditambah Break Water I disebelah utara sepanjang 125 meter dan Break Water II di sebelah selatan sepanjang 294 meter serta alur masuk sepanjang 294 meter. Selain sarana yang disebutkan tadi, ada prioritas pembangunan utama lainnya seperti sarana pendidikan, kesehatan dan pembangunan pasar di beberapa tempat untuk menunjang aktivitas usaha perdagangan lokal di Kabupaten Sukabumi. Adapun pembangunan yang bersifat non infrastruktur yaitu sikap mental semua pihak yang terkait dengan pembangunan minapolitan yaitu dukungan partisipasi masyarakat, aparatur pemerintah yang terkait agar tetap memiliki keseriusan, kepedulian dan kemauan yang kuat untuk membangun kota minapolitan BUTARU : Bagaimana dengan tata ruang Kabupaten Sukabumi setelah menyandang sebagai Kota Minapolitan?

SUKMA : Tata ruang ini sangat penting. Kita semua tahu setelah keluarnya Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka semua daerah dalam hal ini Provinsi/ Kota/ Kabupaten wajib merampungkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah. Makanya, kami terus bekerja ekstra cepat untuk menyiapkan rancangan tata ruang atau RUTRW yang definitif sambil menunggu proses penyusunan tata ruang dari Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi ini cukup luas dengan luasan wilayah 412.519,92 ha dengan berbatasan langsung untuk wilayah utara dengan Kabupaten Bogor, di Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, di Barat berbatasan langsung dengn Kabupaten Lebak dan di wilayah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur. Dengan karakteristik tersebut, tentu pembahasan Raperda RUTRW ini harus benarbenar cermat dan jeli sehingga Perda RTRW yang dihasilkan benar-benar bisa mengakomodir semua kepentingan lapisan masyarakat dari berbagai sudut dan arah wilayah Kabupaten Sukabumi. Kita saat ini benar-benar mencoba membahas Raperda ini bersama dengan DPRD Kabupaten Sukabumi. Insyaallah dalam waktu singkat, mungkin kita bisa merampungkannya, namun demikian kita juga menunggu dengan Perda RTRW provinsi. Karena bagaimana pun, tetap Perda RTRW Provinisi adalah payung hukum untuk mengeluarkan Perda Kabupaten selain Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang tadi. Meski demikian, kaitannya dengan tata ruang ini, dalam waktu dekat Kabupaten Sukabumi juga akan mengeluarkan SK Bupati tentang Penetapan Kawasan Minapolitan yang merujuk kepada SK Menteri Departeman Kelautan dan Perikanan. Dalam konsep ini juga secara utuh telah ada konsep tentang tata ruang meskipun lebih kecil pada kawasan minapolitan saja. Pokoknya saya benar-benar memberikan perhatian terhadap Perda Tata Ruang ini, karena tentu saja bakal bisa menciptakan pengembangan wilayah yang baik. Saat ini kita juga sudah ada revisi untuk Perda yang kemudian statusnya akan menunggu ketuntasan Perda Provinsi. Ya, kita harapkan bisa secepatnya rampung. Saya juga bersyukur karena selama ini, pihak DPRD cukup aktif berpartisipasi dalam merancang Perda RTRW ini. Kami sering berdiskusi baik secara formal dalam sidang maupun tidak formal dalam obrolan ringan. Kita berharap Perda Provinisi Jawa Barat tentang Tata Ruang ini segera selesai sehingga bisa secepatnya diikuti oleh daerah. BUTARU : Tantangan terbesar apa saja yang menurut Bapak akan dihadapi dalam mewujudkan Kabupaten Sukabumi sebagai daerah terdepan dalam sektor perikanan? SUKMA : Kesiapan sumber daya manusia, baik pengetahuan dan keterampilan, dalam menghadapi pembangunan minapolitan, khususnya menghadapi perubahan palabuhan perikanan nusantara menjadi palabuhan perikanan samudera. Faktor ini sangat penting, karena kesiapan sumber daya akan sangat berdampak luas pada perkembangan daerah. Hal ini menyangkut dengan karakter budaya dan cara pandang masyarakat terhadap sebuah perubahan. Karena itu, kami sebagai pemerintah daerah terus berupaya melakukan langkahlangkah dan terobosan secara simultan baik itu melalui informasi atau penerangan langsung ke tiap-tiap dusun yang ada di Kabupaten Sukabumi khusunya di Palabuhan Ratu. Salah satu langkah yang sedang kita lakukan adalah pembinaan keterampilan yang melibatkan banyak elemen masyarakat terutama kalangan usia produktif melalui pelatihan-pelatihan. Kegiatan ini tidak hanya mencakup pelatihan budidaya ikan

melainkan pemahaman secara luas tentang teknologi yang selama ini berkembang dan sering digunakan di kapal ikan tangkap. Ya, saya berharap, tindakan ini akan mampu memberikan arti banyak bagi perkembangan daerah ini sebagai daerah yang baru mendapat gelar Kota Minapolitan. Tentu saja, dengan kesiapan SDM yang berkualitas dan berdayaguna tinggi akan membentuk sebuah daerah yang berkembang dan bermanfaat bagi semua masyarakatnya. Kita juga selalu memberikan arahan dan pengertian tentang makna dan hakekat Kota Minapolitan, sehingga masyarakat tidak memandang sempit arti sebuah Kota Minapolitan tersebut. Ini penting agar masyarakat paham betul dan dapat menerima dengan baik gelar Kota Minapolitan tersebut hingga membentuk sebuah karakter masyarakat yang sehat dan sejahtera dan ramah terhadap siapapun pendatang yang datang ke Pelabuhan Ratu. Kedua, sumber daya buatan dan teknologi untuk mendukung dan menunjang kota minapolitan. Kedepannya hal ini akan menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Sehingga kita harus sudah merintis bagaimana menghadapi tantangan sehingga tidak menjadi sebuah hambatan yang berarti dan menghalang laju perkembangan kota minapolitan. Dalam hal sumber daya buatan dan teknologi ini, saya sendiri telah memerintahkan Dinas untuk melakukan sebuah kajian bahkan terobosan agar kendala ini bisa segera diatasi. Hal-hal yang bisa diambil dapat berupa kerjasama dengan pihak ketiga untuk melakukan pemenuhuan kebutuhan sumber daya buatan yang mampu menopang seluruh aktivitas kota minapolitan, atau jika memungkinkan bisa membuat sendiri dengan menggandeng banyak tenaga ahli yang mumpuni di bidangnya. Ketiga, keseriusan dan kesungguhan pemangku jabatan dalam rangka menunjang perkembangan kota minapolitan. Dalam hal ini, tentu saya sendiri harus berkomitmen untuk bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat membangun Kota Minapolitan ini menjadi lebih baik ke depannya. Pemangku jabatan dan kebijakan ini tentu saja tidak hanya sendiri sebagai Bupati, tapi semua pihak di tatanan pemerintah Kabupaten Sukabumi. Semuanya harus terlibat aktif baik secara pekerjaan maupun sumbang saran untuk memajukan kota minapolitan. Jika ini tidak terbentuk, maka sudah pasti Kota Minapolitan ini hanya sebagai sandangan gelar saja dan itu sangat memprihatinkan. Saya sebagai Bupati tidak akan membiarkan itu terjadi. Sekuat tenaga saya akan berusaha bersama semua lapisan terus bangkit dan membangun Kota Minapolitan ini. BUTARU : Sebagai Putra Daerah, perkembangan apa saja yang Bapak harapkan? Apalagi Bapak mempunyai banyak pengamalam di Pemerintahan. SUKMA : Tentunya banyak yang saya harapkan dari Kabupaten Sukabumi. Salah satunya, saya ingin mewujudkan daerah ini sebagai daerah termaju dalam segala bidang. Dulu sebelum saya menjabat sebagai Bupati, saya pernah menjadi Camat hingga Kepala Bappeda, sehingga saya merasakan betul bagaimana keinginan masyarakat di bawah. Bersama itu, saya sadar betul dengan jabatan saya sekarang, bukan sekedar jabatan tapi amanah untuk mewujudkan Kabupaten Sukabumi sebagai daerah yang memiliki nilai pembangunan berkeadilan bagi semua pihak. Tentunya dalam hal ini saya harus mampu meramu semua keinginan masyarakat Sukabumi menjadi satu bentuk pembangunan yang mengarah pada semua kepentingan. Pada tataran ini, kita (Pemerintah Kabupaten.red) telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang di dalamnya

merupakan kebijakan-kebijakan arah pembangunan. Bersama semua komponen termasuk pihak DPRD, RPJMD itu disusun dan menjadi garis merah pembangunan yang mudah-mudahan benar-benar mewakili karakter dan culture Kabupaten Sukabumi. BUTARU : Keseriusan Bapak dalam mewujudkan pemerintahan yang bisa mengakomodir semua kepentingan, tentunya sangat membutuhkan banyak waktu. Bagaimana dukungan keluarga terhadap Bapak selama ini? SUKMA : Saya telah mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak lama. Tentu saja keluarga tahu betul konsekuensi seorang pekerja pemerintahan. Selama ini, keluarga selalu mendukung apa yang saya lakukan. Bahkan, keluarga kerap kali mengingatkan saya kalau ada yang kurang berkenan. Di sinilah saya merasakan begitu mendukungnya keluarga terhadap apa yang saya lakukan sekarang ini. Mudahmudahan dukungan keluarga itu berbuah sebuah hasil yang maksimal tentu saja bukan sekedar untuk diri sendiri tapi untuk semua masyarakat Kabupaten Sukabumi.