1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pasar modal di Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai suatu harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

Kurs Rupiah/ USD

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dengan menjalankan dua fungsi. Fungsi pertama ialah fungsi


BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. meningkatkan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan sarana investasi yang

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Ayat 1). Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Guna memahami suatu proses investasi, seorang pemodal (investor) harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan pasar modal dalam perekonomian modern berada pada posisi yang penting bagi perekonomian global. Di Indonesia, keberadaan pasar modal yang semakin berkembang dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaanperusahaan baru yang muncul dan ikut go public di pasar modal domestik. Selain itu, keberadaan pasar modal juga dibutuhkan oleh pemerintah sebagai bagian dari realisasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang maupun jasa serta dapat menjadi salah satu alternatif strategis dalam pembiayaan dan pengembangan pembangunan ekonomi Negara. Pasar modal adalah bagian dari pasar keuangan, yang memperdagangkan surat-surat berharga janga panjang seperti saham, surat utang obligasi dan reksa dana. Produk pasar modal merupakan alternatif investasi yang sangat menarik bagi para pemodal atau investor karena dapat memberikan tingkat hasil dan tingkat likuiditas yang tinggi yang dapat diperjual belikan setiap saat, sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan asset apabila memerlukan dana yang sifatnya segera (Simatupang 21). Bursa efek merupakan sarana pasar modal di Indonesia dalam memperjualbelikan saham. Dalam hal ini Bursa Efek Indonesia melakukan transaksi jual beli saham-saham yang ada, tetapi hanya menjadi tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat dianggap sebagai indikator utama kinerja pasar keuangan telah mengalami pertumbuhan yang substansial dari tahun 1999 hingga kini. Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Sebagai lembaga yang berperan menjadi regulator dan fasilitator, fokus dari BEI adalah mengembangkan diri menjadi bursa efek yang mampu mewakili kepentingan nasional serta memfasilitasi pasar yang lebih luas dan efisien, dengan kredibilitas tingkat dunia (BEI 214). Kegiatan investasi adalah kegiatan yang mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Hal ini dikarenakan pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Pasar modal merupakan satu lembaga yang menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal merupakan sebuah cara yang terorganisir bagi traders untuk melakukan jual beli saham serta tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan dana untuk kegiatan bisnisnya. Pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat dan dinamis, serta menjadi pilar perekonomian yang memiliki tantangan besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Kondisi pasar modal yang sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari kondisi pasar modal itu sendiri maupun kondisi pasar dunia. Kondisi ini yang menyebabkan pemain saham atau investor membutuhkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham

2 agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Pada aktivitas pasar modal, bursa efek mempunyai fungsi dan peranan untuk menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume perdagangan dan informasi penting mengenai emiten. Selain itu, bursa efek juga berperan untuk membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan percatatan, keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua pelaku bursa dapat memperoleh kesempatan yang sama baik dalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang. Fungsi dan peranan bursa efek juga untuk menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten, serta memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya maupun kepada investor, baik secara individu maupun institusional. Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok saham, karena menggunakan harga hampir semua saham di Bursa Efek Indonesia dalam perhitungannya. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Peningkatan dan penurunan aktivitas pasar modal dan investor dalam melakukan transaksi jual beli saham dapat dilihat melalui pergerakan harga saham. Sedangkan return saham adalah pengembalian yang diperoleh investor dari hasil investasinya atas suatu surat berharga atau investasi modal yang besarnya dinyatakan dalam suatu tingkat persentase tahunan. saham adalah hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi dan bisa bersifat positif maupun negatif. Positif apabila mendapatkan keuntungan (capital gain) sedangkan negatif apabila mengalami kerugian (capital loss). saham beserta volatilitasnya, dan volume perdagangan adalah variabel penting dalam aktivitas perdagangan saham di pasar modal karena dapat memberikan informasi yang relevan kepada pasar. Kamuti (213) menyatakan bahwa return saham dapat menjadi indikator langsung dari interpretasi investor terhadap ketersediaan informasi baru, sedangkan volume perdagangan bisa menjadi implikasi dari tingkat kepercayaan investor terhadap informasi tersebut. Menurut Hsieh (214) dinamika asset price dan trading volume merupakan dua jenis indeks statistik fundamental pada pasar finansial yang dapat memberikan informasi penting terutama bagi investor. Selain itu kedua instrument tersebut dianggap penting untuk bisa memberikan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan berinvestasi terutama pada saat pasar modal yang sedang berfluktuasi dikarenakan peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi seperti krisis global. Melalui harga saham, maka dapat diperoleh juga gambaran tentang pergerakan jumlah pembeli dan permintaan terhadap saham, sementara itu volume perdagangan dalam hal ini merupakan gambaran tentang perubahan persepsi investor baik investor individu maupun institusi. Hubungan dinamika antara stock return, trading volume dan volatilitas return dapat dipengaruhi oleh informasi yang beredar. Hal inilah yang memberikan alasan telah banyak dilakukan penelitian yang mempelajari hubungan antara returns, volatility dan trading volume. Dengan mempelajari hubungan dinamika antara ketiga variabel tersebut, maka diharapkan dapat memberikan pemahaman apakah volume perdagangan saat ini dapat menjadi acuan untuk meramalkan nilai dari stock return dan volatilitas return, begitupun sebaliknya apakah informasi tentang stock return dan return volatility dapat berguna untuk memprediksi volume perdagangan di masa yang akan datang.

Indeks saham mempunyai pergerakan yang fluktuatif dan relatif berbeda antara satu saham dengan saham yang lainnya. krisis global di tahun 28 memang menyebabkan penurunan indeks saham di Bursa Efek Indonesia. penurunan yang terjadi tidak seragam, sebagian saham cenderung menururn sedangkan sebagian lainnya dapat pulih dalam waktu singkat (Asgar 21). Gambar 1 menunjukkan fenomena antara return saham dan volume perdagangan pada IHSG yang cenderung bersifat negatif dengan fluktuasi pada return yang sangat tinggi. Pengamatan ini didasarkan pada data IHSG karena menurut Manurung (213) IHSG merupakan ukuran yang menyatakan perubahan hargaharga saham secara keseluruhan di Bursa Efek Indonesia. Apabila IHSG mengalami kenaikan, harga saham secara keseluruhan di bursa mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika IHSG mengalami penurunan, harga saham secara keseluruhan di bursa mengalami penurunan. Sedangkan jika dilihat dari volatilitasnya, IHSG saat ini masih dipengaruhi oleh volatilitas IHSG pada periode-periode sebelumnya dan dipengaruhi pula oleh volatilitas saham beberapa periode sebelumnya dari bursa saham Amerika, Hongkong dan Singapura (Kartika 212). Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa return saham IHSG pada periode 21-215 triwulan 1 sangat berfluktuatif. Pada triwulan keempat di tahun 21 return IHSG mengalami titik tertinggi yang mencapai.12 persen. Hal ini menunjukkan pemulihan kondisi pasar saham Indonesia pasca krisis global tahun 28. Bahkan IHSG sempat mengalami titik tertingginya pada kuartal keempat tahun 21. Penurunan yang drastis terjadi pada triwulan pertama tahun berikutnya yaitu tahun 211 ke titik -.3 persen, yang disebabkan oleh memburuknya perekonomian di Amerika Serikat dan sentiment negatif mengenai krisis utang di Eropa. Titik terendah return saham IHSG terjadi pada kuartal pertama di tahun 214 yaitu pada titik.11 persen, kemudian kembali menguat di triwulan keduanya pada angka.6 persen. Angka terendah ini terjadi kembali akibat tekanan dari beberapa Negara di Eropa seperti Yunani, Irlandia dan Portugal yang masih belum dapat membayar hutangnya ke Uni Eropa. 3

4 (per 3 bulan).15.1.5 -.5 -.1 -.15 Q1 Q2 Q3 Q4Q1 Q2 Q3 Q4Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4Q1 Q2 Q3 Q4Q1 21 211 212 213 214 215 returns volume perdagangan Perdagangan (Jutaan Rupiah) 6 5 4 3 2 1 Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah) Gambar1 Pergerakan return dan volume perdagangan IHSG tahun 22-214 Perumusan Masalah Secara teoritis pergerakan return saham dan volume perdagangan cenderung berkorelasi positif. Artinya, jika terjadi kenaikan return saham, maka volume perdagangan saham pada waktu yang sama juga mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya, apabila return saham menurun, maka volume perdagangan saat itu juga mengalami penurunan. Indikator volume memberikan informasi besarnya jumlah saham yang diperdagangkan. Level volume yang tinggi, biasanya merupakan karakteristik yang menunjukkan bahwa harga saham akan naik lebih tinggi pada saat pasar sedang bergerak naik. Selanjutnya, pada saat pasar akan bergerak kebawah, volume biasanya meningkat seiring munculnya kepanikan menjual saham (Sadewa et al. 29). Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) diklasifikasikan kedalam sembilan sektor. Kesembilan sektor tersebut terbagi terdiri dari sektor Pertanian; sektor Keuangan; sektor Perdangangan, Jasa, dan Investasi; sektor Pertambangan; sektor Properti, real estate dan konstruksi bangunan; sektor Industri Barang Konsumsi; Industri Dasar dan Kimia; sektor Transportasi dan Infrastruktur; serta sektor Manufaktur. Pergerakan antara return dan volume perdagangan pada masing-masing sektor berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik industri yang terklasifikasi pada masing-masing sektor. Perbedaan karakteristik masing-masing industri ini tentu akan berpengaruh terhadap pergerakan sahamnya, termasuk perbedaan indeks dalam merespon adanya guncangan baik dari informasi yang beredar maupun guncangan krisis global. Gambar 2 dan 3 menunjukkan pergerakan return saham dan volume perdagangan sembilan saham sektoral di Bursa Efek Indoesia. Masing-masing sektor memiliki pergerakan yang berbeda-beda. Jika dibandingkan dengan pergerakan volume perdagangannya, terlihat pergerakan yang sama antara grafik returns dengan volume perdagangan. Ketika garis returns naik, makan garis volume perdagangan pun cenderung naik. Begitu juga apabila garis return menurun, maka garis volume perdagangan cenderung menurun walaupun tren nya

berbeda. Grafik volume perdagangan mengalami tren yang terus meningkat, sedangkan grafik return saham mengalami tren yang cenderung menurun dengan fluktuasi yang tinggi. Hal ini terjadi karena volume perdagangan merupakan gambaran tentang aktivitas jual beli saham di pasar modal tiap harinya. Sehingga adanya informasi negatif (bad news) dan informasi positif (bad news) tentu akan berpengaruh terhadap volume perdagangan dan berdampak pada volatilitas return. Apabila isu yang beredar negatif, maka banyak investor akan menjual saham yang dimilikinya untuk menghindari risiko. Demikian pula apabila isu yang beredar positif, maka semakin banyak investor yang akan membeli saham karena mengharapkan return yang tinggi. Penelitian mengenai hubungan antara return saham, volume perdagangan dan volatilitas return telah menjadi topik penelitian yang menarik untuk diteliti sejak dilakukan penelitian oleh Karpoff di tahun 1987. Hal inilah yang membuat peneliti-peneliti lain di beberapa Negara tertarik untuk mengangkat topik yang sejenis. Dikarenakan penelitian ini belum pernah diaplikasikan di pasar saham Indonesia khususnya saham sektoral, maka penelitian ini menarik untuk dilakukan. Selain itu, mengingat karakteristik masing-masing sektor berbeda, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih spesifik. Berikut adalah gambar pergerakan return indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia. Selain meniliti secara spesifik pada masing-masing sektor, keunggulan lain dari penelitian ini adalah penggunaan data harian pada penelitian ini juga menjadi keunggulan dibandingkan penelitian sebelumnya yang menggunakan data mingguan atau data bulanan. Hal ini dikarenakan penggunaan data harian lebih tepat untuk pengujian hubungan kausal dan dinamis antara return, volatilitas dan volume perdagangan (Pisedtasalasai dan Gunasekarage 27). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi investor, manager portofolio, analis dan regulator untuk memahami hubungan return saham, volume perdagangan serta pengaruhnya terhadap volatilitas return pada indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia. Manfaat mempelajari hubungan return, volatilitas dan volume perdagangan pada masing-masing sektor di Bursa Efek Indonesia adalah lebih dapat memahami kondisi masing-masing sektor pada masa lalu yang diharapkan dapat membantu memprediksi kondisi pasar di masa mendatang. Leon (27) menyatakan bahwa studi empiris mengenai hubungan antara stock return volatility dan trading volume sangatlah bermanfaat bagi regulator, praktisi, dan pelaku pasar untuk kesuksesan mereka dalam meramalkan pergerakan harga saham. Namun, hal ini tergantung pada kemampuan masing-masing analis. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan investor untuk untuk membuat keputusan investasi pada sektor tertentu dengan melihat kondisi masing-masing sektor tersebut. 5

6 Sektor Pertanian 6 4 2 21 211 212 213 214 215.2.1 -.1 -.2 -.3 6 4 2 Sektor Keuangan 21 211 212 213 214 215.2.1 -.1 -.2 2 1 Sektor Perdagangan, jasa dan investasi 21 211 212 213 214 215.4.2 -.2 2 1 Sektor Pertambangan 21 211 212 213 214 215.5 -.5 2 1 Sektor Properti, real estate dan konstruksi bangunan 21 211 212 213 214 215.2 -.2 Sumber: Bloomberg (diolah) Gambar 2 Pergerakan return dan volume saham sektor pertanian, keuangan sektor perdagangan, jasa dan investasi, sektor pertambangan, sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan tahun 21-215

7 15 1 5 Sektor Barang Konsumsi 21 211 212 213 214 215.25.2.15.1.5 -.5 -.1 6 4 2 Sektor Industri dasar dan kimia 21 211 212 213 214 215.2 -.2 -.4 6 4 2 Sektor Transportasi dan infrastruktur 21 211 212 213 214 215.2.1 -.1 -.2 Sektor Manufaktur 5 4 3 2 1 21 211 212 213 214 215.2.1 -.1 -.2 Sumber: Bloomberg (diolah) Gambar 3 Pergerakan return dan volume saham sektor barang konsumsi, sektor industri dasar dan kimia, sektor transportasi dan infrastruktur, sektor manufaktur tahun 21-215

8 Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Choi et al. (212) yang melakukan penelitian pada Korean Stock Market, menyatakan bahwa volume perdagangan merupakan instrumen yang sangat bermanfaat untuk memprediksi dinamika volatilitas. Al-Jafari dan Tliti (213) menyatakan justru nilai masa lalu dari return saham, yang berguna untuk memprediksi volume perdagangan. Adanya perbedaan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu (research gap) ini yang juga membuat peneliti ingin mengetahui fenomena yang akan dihasilkan apabila penelitian serupa dilakukan pada pasar saham Indonesia. Pembahasan lebih rinci mengenai hasil dari penelitian-penelitian terdahulu ditulis pada bab dua. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah dinamika hubungan return saham dan volume perdagangan pada indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah krisis subprime mortgage dan krisis Yunani? 2. Bagaimana pengaruh return dan volume perdagangan terhadap volatilitas return sektoral di Bursa Efek Indonesia? Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang dan permasalahan yang ada, maka beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: 1. Menganalisis dinamika hubungan return saham dan volume perdagangan pada indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah krisis subprime mortgage dan krisis Yunani. 2. Menganalisis pengaruh return dan volume perdagangan terhadap volatilitas return sektoral di Bursa Efek Indonesia. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pelaku pasar modal dan investor agar memahami hubungan yang jelas antara return saham dan volume perdagangan, serta pengaruhnya terhadap volatilitas return pada indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu acuan untuk pengambilan keputusan investasi serta perumusan strategi portofolio. 2. Bagi regulator, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang dapat mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia dalam mendukung perekonomian Negara terutama jika terjadi guncangan berupa Krisis Global. 3. Bagi akademisi, agar dapat memberikan wawasan mengenai hubungan antara variabel-variabel penting dalam pasar modal, serta sebagai sarana studi banding dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan di pasar modal Negara lain. 4. Memberikan informasi bagi perusahaan dan investor tentang adanya informasi pasar yang beredar, sehingga dapat memprediksi return yang akan diperoleh, terutama ketika terjadi krisis global.

9 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada hubungan antara return saham yang dihitung dari harga penutupan saham harian, volatilitas dari return saham serta volume perdagangan harian saham sektoral di BEI. Terdapat sembilan indeks sektoral yang diteliti meliputi sektor Pertanian; Keuangan; Perdangangan, Jasa, dan Investasi; Pertambangan; Properti; Industri Barang Konsumsi; Industri Dasar; Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi; serta Manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data harian runtun waktu (time series) periode 2 Januari 22 sampai dengan 25 September 215. 2 TINJAUAN PUSTAKA Hubungan return saham, volume perdagangan dan volatilitas return Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar penelitian mengenai hubungan return saham dengan volume perdagangan menjadi topik yang penting untuk diteliti. Pada tahun 1987, Karpoff dalam penelitiannya yang berjudul The relation between price changes and trading volume menyatakan bahwa beberapa alasan tersebut diantaranya untuk memahami struktur pasar finansial, signifikansi yang besar untuk event studies, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spekulasi, serta dapat memberikan wawasan tentang future markets. Penelitian Karpoff inilah yang selanjutnya menjadi acuan beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa Negara di dunia mengenai tema yang serupa. Diantaranya penelitian yang dilakukan Attari et al. (212) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara volume perdagangan dan return. Selain itu, penelitian yang menemukan hasil yang serupa juga dilakukan oleh Hsieh (214) yang juga menemukan adanya hubungan positif antara volume perdagangan dengan returns, serta menemukan bahwa volume perdagangan saat ini (current trading volume) secara tidak langsung dapat membantu untuk menjelaskan return dengan melihat volatilitas returnnya. Hubungan positif juga ditemukan oleh Chen et al. (21) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara volume perdagangan dengan perubahan harga saham di Tunisia serta menemukan bukti bahwa volume perdagangan berkontribusi memberikan informasi terhadap perubahan return. Penelitian mengenai hubungan antara return saham dengan volume perdagangan juga telah dilakukan di beberapa Negara berkembang (emerging market) diantaranya oleh Asghar (211) yang meneliti hubungan empiris antara return saham dan volume perdagangan di Pakistan, juga memberikan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara return saham dan volume perdagangan tetapi hubungannya keduanya tidak kuat. Darwish (212) yang meneliti hubungan kontemporer dan kausal antara volume perdagangan dan return di pasar saham Palestina, menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara volume perdagangan dengan return. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Abdullahi et al. (214) dalam penelitiannya tentang hubungan volume perdagangan dan return pada bursa saham minyak mentah di Nigeria. Penggunaan data harian dari West Texas Intermediate (WTI) digunakan dalam penelitian ini dan menunjukkan tidak