BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

IV. METODE PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Darmiati Dahar, Fatmawati Universitas Ichsan Gorontalo ABSTRAK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. astronomi ibukota Kecamatan Sewon terletak pada 7 O Bujur Timur dan. : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

KEGIATAN II ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA BOKAR PADA PETANI DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR I.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dari Kecamatan Berbah, 24 km dari Kantor Kabupaten Sleman, dan 8 km dari

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu Kecamatan dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak di sebelah selatan Marisa, ibukota Kabupaten Pohuwato. Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 298,83 km 2 berbatasan dengan Kecamatan Marisa di sebelah utara, Teluk Tomini di sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan dan Kecamatan Randangan di sebelah barat. 2. Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan yang dimanfaatkan Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato secara perinci menurut jenisnya dapat dilihat pada Gambar 3. 10% 35% 15% 40% Pemukiman Persawahan Perkebunan Pekarangan Gambar 3. Pola Penggunaan Lahan di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. Berdasarkan Gambar 3. diketahui pola penggunaan lahan di Kecamatan Patilanggio secara perinci menurut jenisnya yang paling banyak digunakan yaitu lahan pemukiman yang mencapai 40%, dengan lahan perkebunan 35%, lahan persawahan mencapai 15%, dan yang paling sedikit digunakan oleh penduduk Kecamatan Patilanggio adalah lahan untuk pekarangan 10%. 3. Jumlah Penduduk

Penduduk atau masyarakat merupakan sekumpulan orang yang tinggal di suatu daerah yang terdiri dari masing-masing anggota keluarga. Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah 8.903 orang yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 4577 jiwa dan jenis kelamin perempuan 4.326 jiwa. Keadaan penduduk di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato Gorontalo berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Belum Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD 2.967 27 2 TK 231 17 3 SD 2.409 22 4 SLTP 2.105 19 5 SLTA 1191 11 6 DIPLOMA - 0 7 SARJANA 10 0 Jumlah 8.903 100 Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2013. Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi adalah penduduk yang belum pernah sekolah dengan jumlah 2.967 orang atau 27% dari total jumlah penduduk Kecamatan Patilanggio. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Sedangkan posisi kedua adalah tingkat pendidikan SD dengan jumlah 2.409 orang atau 17% dari total penduduk. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah Sarjana dengan junlah 10 orang atau 0% dari total jumlah penduduk. 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk atau masyarakat merupakan sekumpulan orang yang tinggal di suatu daerah yang terdiri dari masing-masing anggota keluarga. Sebagian besar penduduk yang ada di Kecamatan Patilanggio merupakan penduduk asli dan selebihnya merupakan penduduk dari luar luar daerah Provinsi Gorontalo. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013 No. Jenis Lapangan Usaha Jumlah Persentase (Orang) (%) 1 Petani 1632 52 2 Buruh Tani 840 28 3 Pegawai Negeri Sipil 208 9 4 Peternak 306 11 5 Montir 6 0 6 TNI/POLRI 12 0 Jumlah 3004 100 Berdasarkan Tabel 2 diketahui jumlah mata pencaharian menurut jenis pekerjaan yang paling banyak yaitu petani sebanyak 1632 orang (52%), buruh tani sebanyak 840 orang (28%), peternak sebanyak 306 orang, pegawai negeri sipil sebanyak 208 orang, montir sebanyak 6 orang, dan TNI/Polri sebanyak 12 orang. B. Karakteristik Responden Karakteristik dari responden di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato meliputi umur responden, tingkat pendidikan, dan lama berusahatani dapat dilihat sebagai berikut: 1. Petani (Produsen) a. Umur Petani Umur petani merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam mengelola usahatani jagung. Selain itu juga bila dilihat dari segi fisik, umur petani merupakan salah satu faktor penentu dalam tingkat produktivitas. Kisaran umur petani sampel dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keadaan Umur Petani di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) 1 0-15 0 0 2 15-60 20 100 3 > 60 0 0 Jumlah 20 100

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa tidak ada petani responden yang berumur kurang dari 20 tahun atau yang dikatakan dengan umur yang belum produktif, namun sebagian besar petani jagung yang menjadi responden berada pada kisaran umur 21-60 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 100% dari total jumlah petani responden, pada umur ini petani responden telah produktif karena dalam umur ini petani responden sudah mempunyai fisik yang sangat kuat sehingga bisa menunjang peningkatan produktifitas usahataninya. b. Pendidikan Petani Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun keterampilan dalam usahatani jagung. Tingkat pendidkan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola usahataninya, sehingga tingkat pendidikan petani sampel juga merupakan salah satu variabel yang diperhatikan. Gambaran tingkat pendidkan petani sampel di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dapat disajikan pada Gambar 3. 15% 85% SD SMP Gambar 3. Tingkat Pendidikan Petani Sampel Usahatani Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. Berdasarkan Gambar 3, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani jagung yang menjadi responden pada umumnya tamat SD sebanyak 17 orang atau sebesar 85% dari total jumlah petani responden. Mengingat pendidikan terbesar hanya tamat sampai dengan SD, yaitu sebesar 85%, maka pengelolaan usaha jagung lebih hanyak hanya menitikberatkan pada

kemampuan teknis yang diperoleh secara turun temurun, disamping mendapatkan pelatihan tehnis dari instansi terkait. Sehingga dengan berbekal pengalaman tersebut dapat mempengaruhi terhadap hasil produksi jagung. Tingkat pendidikan yang paling kecil adalah tamatan SLTP dengan jumlah 3 orang atau 15% dari total jumlah petani responden. c. Jumlah Tanggungan Keluarga Profil keluarga petani sampel merupakan penduduk asli yang telah lama berdomisili di Kecamatan Patilanggio, Pada umummya seorang petani sudah mempunyai keluarga yang telah menikah dan tercatat sebagai pemilik lahan dan penggarap lahan jagung. Petani sampel umumnya mempunyai tanggungan keluarga yang sekaligus membantu dalam usahatani jagung. Jumlah tanggungan keluarga petani di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel Usahatani Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 0-2 5 25 2 2-4 11 55 3 4-6 4 20 Jumlah 20 100 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani sampel yang mempunyai jumlah tanggungan 2-4 mempunyai jumlah terbesar 11 orang atau sebesar 55% dari total jumlah sampel, yang memiliki jumlah tanggungan 4-6 orang dengan jumlah 4 orang atau sebesar 20% dari total jumlah sampel. Sedangkan yang memiliki jumlah tanggungan 0-2 orang memiliki jumlah 5 orang atau sebesar 25% dari total jumlah sampel. d. Pengalaman Berusahatani Pengelolaan usahatani jagung lebih hanyak hanya menitikberatkan pada kemampuan teknis yang diperoleh secara turun temurun, disamping mendapatkan pelatihan teknis dari instansi terkait. Sehingga dengan berbekal pengalaman tersebut dapat mempengaruhi terhadap hasil produksi jagung, pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan usahatani, semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang

diperoleh petani sampel, pengalaman berusahatani petani sampel di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 6: Tabel 6. Pengalaman Petani Sampel pada Usahatani Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 0-10 2 10 2 10-20 8 40 3 20-30 7 35 4 >30 3 15 Jumlah 20 100 Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa petani jagung mempunyai pengalaman bervariasi. Lama pengalaman usahatani petani sampel yang paling tinggi adalah kisaran 10-20 tahun dengan jumlah 8 orang atau sebesar 40% dari total jumlah sampel, sedangkan lama pengalaman usahatani yang paling kecil adalah kisaran 0-10 tahun sebanyak 2 orang atau sebesar 10% dari total jumlah petani sampel. e. Produksi Jagung Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa. Produksi sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang atau jasa. Produksi petani jagung di Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Produksi Petani Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. NO. Produksi (Kg) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 0-2000 7 35 2 2000-4000 6 30 3 4000-6000 3 15 4 > 6000 4 20 Jumlah 20 100 Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa produksi jagung dari petani jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato terdiri dari 0-2000 kg berjumlah 7 orang (35%), 2000-4000 berjumlah 6 orang (30%), 4000-6000 berjumlah 3 orang (15%) dan produksi di atas 6000 kg berjumlah orang (20%).

2. Pedagang Untuk responden berikut adalah pedagang jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato yang karakteristiknya dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Umur Pedagang Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Umur para pedagang di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato Gorontalo berkisar antara 32-48 tahun. Umur pedagang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan pedagang dalam mengelola usahatani jagung. Selain itu juga bila dilihat dari segi fisik, umur pedagang merupakan salah satu faktor penentu dalam beraktivitas. b. Pendidikan Pedagang Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Tingkat pendidikan pedagang di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato rata-rata pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Tingkat pendidkan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh pedagang sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan pola pikir pedagang dalam mengelola usahanya, sehingga tingkat pendidikan pedagang sampel juga merupakan salah satu variabel yang diperhatikan. c. Pengalaman Berdagang Dari pengalaman berdagang merupakan salah satu penunjang untuk suatu keberhasilan dalam berusaha. Dengan berbekal pengalaman tersebut dapat mempengaruhi terhadap pendapatan pedagang. Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan usahatani, semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh pedagang sampel. Pengalaman usaha pedagang jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : Tabel 8. Pengalaman Berusaha Pedagang Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 1-5 1 25 2 5-10 1 25

3 11-15 2 50 Jumlah 4 100 Berdasarkan Tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa pengalaman kerja yang dilakukan pedagang di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dari 1-5 tahun berjumlah 1 orang (25%), untuk 5-10 tahun berjimlah 1 0rang (25%) sedangkan untuk 11-15 berjumlah 2 orang (50%). a. Jumlah Pembelian Jagung Jumlah pembelian jagung oleh pedagang di Kecamatan Patilanggio rata-rata 17, 250 Kg. hal ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Pembelian Jagung Oleh Pedagang Responden di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Jumlah Pembelian Jagung (Kg) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 0-5.000 0 0 2 6.000-10.000 1 25 3 11.000-20.000 2 50 4 21.000-35.000 1 25 Jumlah 4 100 Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa jumlah pembelian jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato terdiri dari 0-5000 kg tidak ada, 6000-10000 kg berjumlah 1 orang (25%), 11000-20000 kg berjumlah 2 orang (50%) dan produksi 21000-35000 kg berjumlah 1 orang (25%). C. Sistem Pemasaran Jagung Sistem pemasaran jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dilakukan dengan baik, sehingga dapat menguntungkan bagi petani jagung itu sendiri. Dalam proses penentuan harga jagung masih dalam kebijakan pemerintah, namun hal ini tidak ada yang merasa dirugikan baik itu petani maupun pedagang. 1. Lembaga Pemasaran

Dalam usaha untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen dibutuhkan peran dari lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato adalah : a. Produsen (Petani) Produsen adalah petani yang melakukan usaha jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio, dimana pihak pertama yang menyalurkan jagung sampai ke konsumen. b. Pedagang Pengumpul Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli jagung dari petani dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen atau agen perantara dan menjualnya biasanya dalam partai kecil atau persatuan. Sistem penyaluran inilah yang dilakukan oleh petani dalam memasarkan jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio dengan harga yang ditawarkan oleh petani Rp 2.650/kg maka akan dijual kembali kepada konsumen, tentunya dengan harga yang berbeda yang di atas harga dari dari penjualan yaitu Rp. 2.900 kg. c. Agen Perusahaan Ketika menjalankan sebuah perusahaan terutama yang besar, seorang pengusaha biasanya tidak dapat bekerja seorang diri. Dirinya membutuhkan orang lain untuk membantunya, dapat berupa atasan maupun bawahan. Hal ini disebut sebagai pembantu perniagaan. Salah satu dari pembantu perusahaan adalah agen perusahaan. Agen perusahaan adalah orang yang melayani beberapa pengusaha sebagai perantara dengan pihak ketiga dengan persetujuan-persetujuan tertentu. Sistem penjualan jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dimulai dari petani sebagai produsen, kemudian pedagang pengumpul membeli jagung dari petani dan selanjutnya menjualnya ke agen perusahaan besar PT. Gorontalo Pitra Mandiri, PT.Sinar Pangan Abadi dan PT.Harim yang membeli jagung tersebut dari pedagang pengumpul Rp. 2.900/kg, kemudian jagung tersebut di ekspor ke Negara Malaysia dan Thailand. 2. Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato yaitu:

a. Fungsi Pertukaran Dalam pemasaran produk-produk pertanian meliputi kegiatan yang menyangkut pengalihan hal pemilihan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran dilakukan oleh petani jagung dan pedagang pengecer yaitu penjualan dan pembelian jagung. b. Fungsi Fisik Meliputi kegiatan-kegiatan yang secara langsung diberlakukan terhadap komoditi pertanian, sehingga komoditi-komoditi tersebut mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu. Fungsi fisik dilakukan oleh petani yaitu pengangkutan/transportasi. c. Fungsi Fasilitas Pada hakekatnya adalah untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas dilakukan oleh petani, pedagang pengecer yaitu informasi pasar dan harga. D. Saluran Pemasaran Saluran pemasaran adalah jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara sampai pada konsumen. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pada saluran pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato terdapat dua saluran yaitu saluran langsung dan saluran tak langsung. Hal ini dapat dilihat pada Gambar berikut: 1. Saluran Pemasaran Langsung Petani Jagung Konsumen Gambar 5. Saluran Pemasaran Langsung Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. Saluran pemasaran ini merupakan pemasaran langsung dimana petani jagung langsung berhubungan dengan pasar dan menjual hasil produksi kepada konsumen, bentuk saluran ini sangat mudah untuk dilalui dan sebagian kecil dilakukan oleh petani jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio. Berdasarkan penelitian ada sebagian petani jagung melakukan penjualan secara langsung tanpa adanya perantara. Tipe ini terjadi sewaktu-waktu manakala petani membutuhkan sesuatu untuk kebutuhan hidupnya. Bentuk saluran langsung merupakan bentuk saluran yang paling mudah untuk dilalui tanpa adanya perantara. Saluran langsung dapat meningkatkan penerimaan petani karena dengan biaya

penawaran sedikit dan bentuk saluran pemasaran yang pendek membuat petani lebih mendapatkan keuntungan. 2. Saluran Pemasaran Tidak Langsung perantara. Saluran pemasaran tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa Petani Jagung Pedagang Pengumpul Agen Perusahaan Gambar 6. Saluran Pemasaran Tidak Langsung Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. Pada saluran pemasaran tidak langsung dilakukan responden pedagang jagung yang berjumlah 4 orang, hal ini karena pedagang pengumpul membeli hasil produksi jagung untuk dijual kembali ke agen perusahaan, yaitu : 1) Fitrah Mandiri, 2)Sinar Pangan Abadi, dan 3) PT Harim. Pedagang pengumpul dapat melakukan penawaran yang rendah sesuai dengan kesepakatan yang disetujui oleh kedua pihak. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang di Kecamatan Patilanggio adalah pedagang jagung yang kemudian dijual kembali ke agen perusahaan besar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil pembelian sebelumnya. Dengan demikian hipotesis dalam saluran pemasaran jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato terbukti karena lebih dari satu pemasaran. E. Margin Pemasaran Margin pemasaran adalah selisih antara harga dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani. Distribusi Margin untuk biaya adalah bagian dari margin yang digunakan oleh lembaga pemasaran dalam melaksanakan fungsi pemasaran atau sebagai biaya pemasaran. Sedangkan distribusi margin pemasaran untuk keuntungan adalah bagian dari margin yang digunakan sebagai keuntungan pemasaran. Margin pemasaran dan distribusi margin dari jagung yang ada di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Margin Pemasaran dan Distribusi Margin Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato, 2013. No. Lembaga Pemasaran Harga (Rp/kg) Distribusi Margin Pemasaran (%) 1. Petani a. Harga Jual 2.650 2. Pedagang a. Harga Beli 2.650 b. Biaya pengangkutan 32 12.8 c. Biaya Retribusi 26 10.4 d. keuntungan 192 76.8 e. Harga Jual 2.900 3. Margin pemasaran 250 100,0 Tabel 10 menjelaskan bahwa margin pemasaran adalah Rp 250. Karena dilihat dari saluran pemasaran jagung terdapat dua saluran yaitu saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Tabel 10 juga menunjukkan distribusi margin pemasaran untuk biaya pengangkutan (12,8%), biaya retribusi (10,4%), dan keuntungan (89,6%). Hal ini berarti bahwa distribusi margin sebagian besar untuk digunakan biaya pengangkutan. Hal ini berarti masih lebih besar bagian dari margin yang diterima oleh petani dibandingkan oleh pedagang. Dalam proses pemasaran hasil produk petani jagung diharapkan agar tingkat harga jagung tetap tinggi. Proses pemasaran jagung mencakup biaya sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan produksi jagung dari petani maupun pedagang. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul antara lain biaya retribusi dan biaya pengangkutan. Transaksi pembelian dilakukan oleh pedagang pengumpul untuk membeli jagung dari petani agar sampai ke agen perusahaan hanya mengeluarkan biaya retribusi sebesar Rp 26/kg dengan biaya pengangkutan sebesar Rp 32/kg. Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini. Nilai margin pemasaran merupakan hasil kali antara perbedaan harga di tingkat pengecer dengan harga di tingkat petani dan jumlah yang ditransaksikan secara matematis nilai margin pemasaran dapat ditulis:

VM = (Pr-Pf). Q = Rp. 250/kg X 17.250 kg = Rp. 4.312.500 Hal ini berarti margin yang di nikmati oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran jagung sebesar Rp 4.312.500. Nilai margin di antara lembaga-lembaga pemasaran sebagai biaya pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran.