BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2012, hlm. 38) Objek penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai suatu variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan asli daerah sebagai variabel X1, tingkat belanja modal sebagai variabel X2, dan temuan audit BPK sebagai variabel X3, serta kinerja pemerintah daerah sebagai variabel Y. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh pemerintah daerah tingkat provinsi dengan rentang tahun 2010-2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan hasil pemeriksaan BPK, dan nilai kinerja pemerintah daerah. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 13) metode penelitian kuantitatif adalah: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian. Filsafat positivisme memandang realitas, gejala, atau fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Muhammad Asykarullah, 2016
43
44 Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas. Menurut Sugiyono (2012:56) hubungan kausalitas adalah Hubungan yang bersifat sebab akibat dimana ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). 3.2.2 Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012: 59) adalah Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Berdasarkan judul penelitian yang berjudul Pengaruh Karakteristik Keuangan Pemerintah Daerah dan Temuan Audit Badan Pemeriksa Keauangan (BPK) terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Provinsi di Indonesia tahun 2010-2014 terdapat dua variabel yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (independent variable) merupakan Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012, hlm. 59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik keuangan pemerintah daerah yang diproksikan dengan tingkat pendapatan asli daerah (X1) dan tingkat belanja modal (X2), serta temuan audit BPK (X3) - Tingkat pendapatan asli daerah menggambarkan tingkat pendapatan yang bersumber dari kekayaan daerah itu sendiri, dan dapat menunjukkan seberapa mandirinya daerah tersebut dalam membiayai pengeluarannya. Tingkat pendapatan asli daerah dihitung dengan membandingkan PAD yang diperoleh dengan total pendapatan daerah (Mahmudi, 2010, hlm. 18). - Tingkat belanja modal merupakan tingkat pengeluaran yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk
45 biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Tingkat belanja modal dihitung dengan membandingkan belanja modal dengan total belanja (Kemenkeu, 2012). - Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan pada pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mengenai pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap sistem pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada penelitian ini, variabel temuan audit diukur dengan jumlah temuan terhadap ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan pemerintah daerah. 2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012, hlm. 59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah skor kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi tahun 2010-2014 (Y). Skor kinerja ini didapat dari hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) pada tahun 2010-2014 dengan range 0-4. 3.2.2.2 Operasional Variabel Untuk memudahkan penelitian, variabel dan indikator dari penelitian ini dapat dijelaskan pada operasional variabel berikut. Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Independen Variabel Sub Variabel Konsep Indikator Skala Halim (2012, hlm. 101) mendefinisikan Pengukuran tingkat pendapatan asli pendapatan asli daerah Karakteristik 1. Tingkat daerah sebagai menggunakan Keuangan Pendapatan semua PAD Pemerintah Asli penerimaan dibandingkan Daerah Daerah daerah yang dengan total Rasio berasal dari sumber ekonomi asli daerah. pendapatan. Hal ini digunakan untuk mengetahui
46 berapa porsi PAD dalam total pendapatan daerah. 2. Tingkat Belanja Modal Belanja modal merupakan Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Halim, 2012, hlm. 107) Total Pendapatan Asli Daerah / Total Pendapatan Daerah Sumber: Mahmudi (2010, hlm. 18) Rasio belanja modal terhadap total belanja daerah mencerminkan porsi belanja daerah yang dibelanjakan untuk membiayai belanja modal. Belanja modal / Total realisasi belanja Sumber: Kemenkeu (2012) Rasio Variabel Independen Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan pada pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mengenai pelanggaran Jumlah kasus temuan Temuan yang dilakukan suatu audit Audit BPK daerah terhadap sistem Sumber: Ihyaul (2012, Rasio pengendalian intern hlm. 86) maupun terhadap ketentuan perundangundangan yang berlaku (Bastian, hlm. 369, 2010).
Variabel Dependen 47 Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Menurut Kartiwa (2012, hlm. 156) kinerja pemerintah daerah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian Hasil Evaluasi Kinerja Kinerja pelaksanaan suatu Penyelenggaraan Pemerintah kegiatan, program, Pemerintah Daerah Interval Daerah atau kebijakan yang (EKPPD) mewujudkan sasaran, Sumber: Permendagri tujuan, visi dan misi pemerintah daerah yang tertuang dalam perumusan strategic planning. Sumber: Diolah Peneliti 3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 115). Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah tingkat provinsi yang memiliki semua data yang lengkap meliputi: Laporan Realisasi Anggaran (LRA) untuk mendapatkan PAD dan total realisasi belanja, laporan hasil pemeriksaan BPK untuk mendapatkan jumlah temuan audit, serta memiliki data nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) selama tahun 2010-2014, dan didapat jumlah sebanyak 33 Provinsi seperti yang tercantum dalam tabel 3.2. Tabel 3.2 Daftar Provinsi dalam Penelitian No. Provinsi No. Provinsi 1. Provinsi Aceh 18. Provinsi Lampung 2. Provinsi Bali 19. Provinsi Maluku
48 3. Provinsi Bangka Belitung 20. Provinsi Maluku Utara 4. Provinsi Banten 21. Provinsi NTB 5. Provinsi Bengkulu 22. Provinsi NTT 6. Provinsi DI Yogyakarta 23. Provinsi Papua 7. Provinsi DKI Jakarta 24. Provinsi Papua Barat 8. Provinsi Gorontalo 25. Provinsi Riau 9. Provinsi Jambi 26. Provinsi Sulaawesi Barat 10. Provinsi Jawa Barat 27. Provinsi Selawesi Selatan 11. Provinsi Jawa Tengah 28. Provinsi Sulawesi Tengah 12. Provinsi Jawa Timur 29. Provinsi Sulawesi Tenggara 13. Provinsi Kalimantan Barat 30. Provinsi Sulawesi Utara 14. Provinsi Kalimantan Selatan 31. Provinsi Sumatera Barat 15. Provinsi Kalimantan Tengah 32. Provinsi Sematera Selatan 16. Provinsi Kalimantan Timur 33. Provinsi Sumatera Utara 17. Provinsi Kepulauan Riau Sumber: Diolah Peneliti 3.2.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang diteliti dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2012, hlm. 116). Penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:122).
49 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 122) Teknik pengumpulan data dokumenter adalah pengumpulan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sember-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian. Peneliti menggunakan media perantara dalam pengumpulan data, yaitu peraturan perundangan yang berlaku, publikasi seperti data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2009-2013 yang diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik, sedangkan pada data temuan audit BPK bersumber langsung dari BPK RI dengan mengirimkan data Laporan Hasil Pemeriksaan Pemerintah Provinsi dalam bentuk Compact Disk (CD), sementara data mengenai nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) diperoleh dalam situs otda.kemendagri.go.id. Peneliti menggunakan data yang membedakan waktu (time lag) dikarenakan pengaruh dari variabel independen (tingkat pendapatan asli daerah, tingkat belanja modal, dan temuan BPK) terhadap variabel dependen (kinerja pemerintah daerah) lebih cenderung dirasakan pada tahun berikutnya. Tabel 3.3 Sumber Data No Kebutuhan Instansi Sumber Data Data 1 Realisasi APBD BPS https://www.bps.go.id/index.php/pu blikasi/1192 2 Temuan Audit BPK BPK Laporan Hasil Pemeriksaan Pemerintah Provinsi di Indonesia Jl. Gatot Subroto No. 31, Jakarta Pusat 3 Nilai EKPPD Kemendagri http://www.otda.kemendagri.go.id/i ndex.php/berita-210/397-hasilpemeringkatan-ekppd 3.2.5 Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis pengaruh karakteristik keuangan pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah provinsi tahun anggaran 2010-2014, peneliti menggunakan analisis
50 regresi data panel, dan koefisien determinasi. Peneliti menggunakan analisis regresi data panel dikarenakan pada penelitian ini menggunakan data jenis time series dan juga cross section. Agar lebih akurat dalam melakukan analisisnya, maka dari itu teknik analisis data panel digunakan. Menurut Gujarati (2012, hlm. 637) menyatakan bahwa data panel yaitu gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section (antar individu dan ruang). Tabel 3.4 Teknik Aalisis Data No Rumusan Masalah 1 Pengaruh Tingkat Pendapatan Asli Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah 2 Pengaruh Tingkat Belanja Modal Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah 3 Pengaruh Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Sumber: Diolah Penulis Teknik Analisis Data Regresi Data Panel dan Koefisien Determinasi 3.2.5.1 Analisis Regresi Data Panel Menurut Shochrul R. Ajija dkk (2011, hlm.52), pada dasarnya penggunaan metode data panel memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu. 2. Kemampuan mengontrol heterogenitas individu ini membangun model perilaku yang lebih kompleks. 3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulangulang (time series) sehingga metode data panel cocok untuk digunakan sebagai study of dynamic adjustment. 4. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif, kolinieritas antar variabel yang semakin berkurang, dan peningkatan derajat bebas atau derajat kebebasan (degree of freedom) sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
51 5. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks. 6. Data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Menurut Shochrul R. Ajija dkk (2011, hlm. 52), dengan adanya keunggulan-keunggulan tersebut memiliki implikasi untuk tidak harus dilakukannya pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian yang menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter tertentu tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak mengharuskan terpenuhinya semua asumsi klasik regresi linier seperti pada ordinary least square. Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan bantuan software Eviews 9. 3.2.5.1.1 Uji Regresi Data Panel Model regresi data panel dapat dimodelkan sebagai berikut : Keterangan: Y it =β 0it + β k X kit +ε it k=1 (Rosadi, 2012, hlm. 271) n Y = variabel dependen data panel β 0 β k X ε n i t = konstanta = koefisien regresi = variabel bebas data panel = variabel gangguan/error = banyaknya variabel bebas = banyaknya unit observasi = banyaknya periode waktu Dalam Rohmana (2010, 241) bahwa dalam membahas teknik estimasi model regresi data panel terdapat 3 teknik, yaitu:
52 1. Common Effect Model Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya digunakan estimasi menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Dimana dalam metode ini hanya menggabungkan data tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu. Dimana modelnya yaitu : Keterangan: it Y it =α +β i X it +ε it (Rosadi, 2012, hlm. 271) Yit = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section α βj = intersep = parameter untuk variabel ke-j X j = variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i ε it = komponen error di waktu t untuk unit cross section i i = banyaknya unit observasi t j = banyaknya periode waktu = urutan variabel j 2. Fixed Effect Model Teknik model ini adalah teknik mengestimasi data panel menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antar unit individu, namun intersepnya sama antar waktu. Dalam model ini diizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik cross section maupun time series. Dimana modelnya yaitu : j n Y it = α + β i X + α it i D i +ε it i=2 (Rosadi, 2012, hlm. 272) Keterangan: yit α βj = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i = intersep yang berubah-berubah antar cross section = parameter untuk variabel ke-j
53 X j it ε it Di = variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i = komponen error di waktu t untuk unit cross section i = dummy variabel 3. Random Effect Model Random Effect Model digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan model ini dapat mengurangi degree of freedom dan pada model ini menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan time series dan cross section. Dimana modelnya yaitu : Keterangan : Y it =α +X it β+w it (Rosadi, 2012, hlm. 273) Yit α β Xit W it = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i = konstanta = vektor berukuran P x 1 merupakan parameter hasil estimasi = observasi ke-it dari P variabel bebas = komponen error gabungan (cross section dan time series) 3.2.5.1.2 Metode Pemilihan Regresi Data Panel Pada dasarnya dalam menentukan model yang akan digunakan untuk uji regresi data panel ada beberapa cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan uji statistik F (Uji Chow), digunakan untuk memilih antara metode Common Effect atau model Fixed Effect. Kemudian menggunakan uji Hausman yang digunakan untuk memilih antara metode Fixed Effect atau Random Effect. Dalam pengujian ini mengunakan bantuan software Eviews 9. Dalam melakukan Uji Chow data diregresikan dengan menggunaakan model Common Effect dan Fixed Effect. Dimana hipotesisnya yaitu: Ho : maka digunakan model common effect Muhammad Asykarullah, 2016
54 Ha : maka digunakan fixed effect, dan akan melanjutkan pada Uji Hausman untuk mencari ketepatan antara fixed dengan random effect Pedoman yang digunakan dalam mengambil keputusan dalam uji ini yaitu sebagai berikut: Ho diterima jika F 0,05, maka digunakan common effect Ho ditolak jika F < 0,05, maka dilanjutkan dengan fixed effect, dan menggunakan Uji Hausman untuk memilih yang lebih sesuai dengan kebutuhan antara fixed effect atau random effect Kemudian dilakukan Uji Hausman untuk mengetahui model yang digunakan selanjutnya dengan membuat hipotesis: Ho : Maka, model Random effect Ha : Maka model Fixed effect Pedoman yang digunakan dalam mengambil keputusan dalam uji ini yaitu sebagai berikut: Ho diterima jika Nilai Probability Chi-Square 0,05, dimana dapat menggunakan random effect Ha diterima jika Nilai probability Chi-Square < 0,05, dimana menggunakan fixed effect 3.2.5.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varians variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Sidik, 2009, hlm.189). Koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan dalam menjelaskan seberapa jauh variabel tingkat pendapatan asli daerah, tingkat belanja modal, dan temuan audit BPK mempengaruhi kinerja pemerintah daerah yang diukur dengan nilai EKPPD.
55 3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya. Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis tersebut (Hasan, 2010, hlm. 31). Uji hipotesis dilakukan dengan menganalisis koefisien regresi data panel dari setiap variabel. Pernyataan Hipotesis yang hendak diuji yaitu: 1. Hipotesis pertama sebagai berikut: H0 : β 0 = Tingkat pendapatan asli daerah tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Ha : β > 0 = Tingkat pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Kriteria penerimaan hipotesis pertama sebagai berikut: Jika β 0 = H0 diterima Jika β > 0 = H0 ditolak H0 diterima artinya tingkat pendapatan asli daerah tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah, sedangkan H0 ditolak artinya tingkat pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah 2. Hipotesis kedua sebagai berikut: H0 : β 0 = Tingkat belanja modal tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Ha : β > 0 = Tingkat belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Kriteria penerimaan hipotesis kedua sebagai berikut: Jika β 0 = H0 diterima Jika β > 0 = H0 ditolak H0 diterima artinya tingkat belanja modal tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah, sedangkan H0 ditolak artinya tingkat belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah.
56 3. Hipotesis ketiga sebagai berikut: H0 : β 0 = Temuan audit BPK tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah. Ha : β < 0 = Temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah. Kriteria penerimaan hipotesis ketiga sebagai berikut: Jika β 0 = H0 diterima Jika β < 0 = H0 ditolak H0 diterima artinya temuan audit BPK tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah, sedangkan H0 ditolak artinya temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap kinerja pemerintah daerah