BAB I PENDAHULUAN. mestinya. Pelayanan publik di era sekarang menempatkan publik sebagai pengguna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS CATATAN SIPIL KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh CHRISTIAN POLI NIM

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika masih berada dalam kandungan.

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

I. PENDAHULUAN. Perbedaan tersebut berkaitan dengan luas wilayah yang terbatas, kompleksitas. jumlah penduduk dengan mobilitas yang tinggi.

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BALAI VETERINER BANJARBARU

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

BAB IV ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut. kemana organisasi Kecamatan ini akan dibawa dan diarahkan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan otonomi daerah sangat tergantung pada keterampilan, meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Arsip Nasional Republik Indonesia

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan,

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI TELP: FAX: BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO.

BAB I. PENDAHULUAN. penerimaan pemerintah (Nurcholis, 2006). Ada beberapa jenis desentralisasi

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya

BAB. I PENDAHULUAN. Menjelang berakhirnya tahun 2000 dan memasuki tahun 2001, sistem

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu ditelaah kembali, sebab selama ini

LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif

I. PENDAHULUAN. adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1945, Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Good Governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban pemerintah selaku penyelenggara pelayanan untuk memberikan pelayanan kepada publik sebagaimana mestinya. Pelayanan publik di era sekarang menempatkan publik sebagai pengguna layanan yang harus mendapatkan haknya dari pemerintah. Sesuai dengan peran pemerintah sebagai pelayan masyarakat, merupakan kewajiban pemerintah untuk memantau dan memperhatikan kepuasan masyarakat. Pernyataan di atas sesuai dengan kandungan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang kewenangan Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan cara peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan peran serta masyarakat untuk masyarakat itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa desentralisasi dan otonomi daerah yang dijalankan saat ini bertujuan untuk meningkatkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Otonomi daerah dalam arti sempit dapat disebut sebagai kemandirian masyarakat dalam menjalankan kehidupan, sedangkan dalam makna yang lebih luas dapat diartikan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat demi tercapainya tujuan masyarakat. Dengan demikian, otonomi daerah berarti bagaimana suatu daerah menjalankan fungsi dengan tingkat kemandirian yang cukup tinggi. Fungsi disana 1

2 lebih kepada pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan yang ada di daerahnya. Dengan kata lain bahwa peran pemerintah daerah menjadi lebih luas dan sebaliknya peran pemerintah pusat terhadap pemerintahan daerah menjadi lebih terbatas (Adon Nasurullah, 2015:180). Otonomi daerah memberikan ruang seluas-luasnya bagi pemerintah daerah untuk mengatur dan menjalankan rumah tangga pemerintahannya sendiri. Jika pemerintah menjalankan tugas dan fungsinya dengan tepat, tingkat pelayanan kepada masyarakat akan mengalami peningkatan. Maka dari itu, pemerintah harus senantiasa menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal agar masyarakat semakin puas dengan pelayanan yang diberikan. Mengutip dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) ada tiga fungsi utama birokrasi pemerintahan, yaitu fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum (LAN, 2007). a. Fungsi pelayanan, berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Fungsi utamanya memberikan pelayanan (service) langsung kepada masyarakat. b. Fungsi pembangunan, berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang menjalankan salah satu bidang tugas tertentu di sektor pembangunan. Fungsi pokoknya adalah fungsi pembangunan (development function) dan fungsi adaptasi (adaftif function). c. Fungsi pemerintahan umum, berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum (regulasi), termasuk didalamnya menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban. Fungsinya lebih dekat kepada fungsi pengaturan (regulation Function).

3 Dilihat dari ketiga fungsi diatas, pelayanan publik yang dilakukan pemerintah cakupannya cukup luas. Seperti pelayanan yang menghasilkan barang berupa sarana umum serta membuat kebijakan-kebijakan yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Kebijakan-kebijakan tersebut tentunya merupakan pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak lain bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Dewasa ini, terdapat beberapa kasus yang terjadi di lingkungan pemerintahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam hal ini masih banyak berbagai kekurangan yang dijumpai dalam pelaksanaan pelayanan publik. Kekurangan ini dapat kita lihat langsung pada penyelenggaran pelayanan publik, maupun melalui berbagai media yang banyak kita jumpai. Kekurangan dapat berupa hal teknis maupun non teknis. Tentunya kekurangan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, mengingat akan terciptanya tendensi negatif yang semakin lama akan semakin meluas. Keadaan itu akan berpengaruh terhadap struktur pemerintahan maupun melemahnya angka kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah. Hal itu erat kaitannya dengan fungsi utama pemerintah yaitu melayani masyarakat. Maka dari itu pemerintah harus memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. (Men PAN, 2004; 5). Pelayanan yang baik tergantung kepada aparatur pemerintah itu sendiri. Aparatur pemerintah sebagai abdi negara juga sebagai abdi masyarakat harus ditingkatkan dalam segi pengabdian dan kesetiaannya. Oleh karena itu perlu adanya

4 pembangunan aparatur pemerintah yang diarahkan untuk menciptakan aparatur yang efektif, efisien dan bekerja dengan penuh tanggungjawab. Dengan itu aparatur pemerintah dapat meleksanakan seluruh tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik mungkin dan dilandasi semangat dan sikap pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara. (A.W. Widjaja, 1999: 98) Pembangunan aparatur pemerintahan tidak lain merupakan upaya dari pemerintah untuk menciptakan pelayanan yang efisien, efektif dan untuk meminimalisir bentuk kecurangan yang dilakukan oleh segelintir oknum. Beberapa bentuk kecurangan yang umumnya terjadi diantaranya adalah korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan kekayaan serta keuangan negara. Dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang secara tegas menyatakan keharusan adanya kesamaan pelayanan, bukannya diskriminasi. Namun peraturan tersebut belum sepenuhnya dapat implikasikan. Masih banyak terdengar mengenai kasuskasus kecurangan yang dilakukan sebagian aparat yang belum dapat mengindahkan arti pengabdian terhadap bangsa dan negara. Seperti halnya pelayanan yang berbelitbelit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan. Hakikat pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63 Tahun 2004 adalah pemberian pelayanan

5 prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah harus dilakukan secara transparan, akuntabel dan bekerja sesuai dengan fungsi unit pelayanan, juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Pelayanan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat sangat berimplikasi pada kepuasan masyarakat dan agar dapat dengan cepat mencapai kesejahteraan masyarakat. Pelayanan publik diberikan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat melalui perangkat-perangkat daerah yang mendapat limpahan kuasa dari kepala daerah. Dalam PP No. 84 tahun 2000 dijelaskan bahwa, Perangkat daerah adalah organisasi/lembaga pada pemerintahan daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dan membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan yang terdiri atas Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan (sesuai kebutuhan). Pemerintahan Kecamatan Jatinangor merupakan salah satu perangkat daerah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Oleh karena itu berkewajiban untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang diberikan pemerintahan Kecamatan Jatinangor pada umumnya mengenai pembuatan perizinan, pembuatan surat permohonan dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Namun pada pelaksanaannya kerap kali terjadi beberapa kekurangan, baik secara teknis maupun non-teknis.

6 Persepsi masyarakat tentang kesederhanaan prosedur pelayanan masih dianggap rumit. Begitu juga dengan kepastian waktu dalam menyelesaikan permintaan masyarakat pengguna layanan masih dinilai rendah. Adapun persepsi masyarakat penggunan layanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor terkait dengan sarana dan prasarana yang tersedia di Kantor Kecamatan Jatinangor masih perlu ditingkatkan. Apabila persepsi masyarakat pengguna layanan publik tersebut tidak diperhatikan, maka akan menimbulkan persepsi negatif yang semakin meluas dikalangan masyarakat pengguna layanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Permasalahan yang umumnya ditemukan yaitu mengenai waktu pada proses pembuatan E-KTP. Dalam menyelesaikan pelayanan, masyarakat terkadang tidak diberikan kepastian kapan pelayanan itu dapat diselesaikan. Selain itu, sarana dan prasarana di Kantor Kecamatan Jatinangor perlu ditingkatkan. Terlihat kurangnya informasi mengenai tahapan alur pelayanan. Hal itu sedikit mempersulit masyarakat yang akan menggunakan pelayanan publik. Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk mempermudah masyarakat yang akan menggunakan pelayanan publik. Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih lanjut bagaimana persepsi masyarakat terhadap pemerintah dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat. Khususnya dalam pelayanan perizinan, pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Maka dari itu, judul dari penelitian adalah Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Pemerintahan Kecamatan

7 Jatinangor studi terhadap masyarakat pengguna layanan publik di Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. 1.2. Identifikasi Masalah Dilihat dari uraian latar belakang, terdapat beberapa masalah ditemukan penulis diantaranya adalah: 1. Masih terdapat keluhan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diselenggarakan. 2. Waktu menyelesaikan pelayanan publik terkadang tidak sesuai atau tidak adanya kepastian. 3. Sarana dan prasarana yang masih perlu ditingkatkan. 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk menghindari meluasnya penafsiran masalah yang bekaitan dengan persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik. Keterbatasan penelitian dalam hal waktu, biaya dan tenaga maka penelitian ini lebih menekankan pada persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan publik khususnya dalam pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

8 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelayanan publik di Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang? 1.5. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pelayanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

9 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.6.1. Secara Teoritis Melalui sumbangan teori dan analisisnya tentang teori pelayanan publik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian di masa yang akan datang dan bermanfaat bagi perkembangan teori pelayanan publik. 1.6.2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang agar dapat memberikan pelayanan yang semakin baik. Sebagaimana diketahui bahwa pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan terhadap masyarakat. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati diharapkan dapat menambah koleksi pustaka dan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa. Khususnya untuk mahasiswa Jurusan Sosiologi. Selain itu, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

10 1.7. Kerangka Pemikiran Pemerintahan Kecamatan Jatinangor merupakan salah satu perangkat daerah Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu, Pemerintahan Kecamatan Jatinangor berwenang untuk menjalankan fungsi pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintahan Kabupaten Sumedang. Salah satunya adalah untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik disebut juga sebagai sebagai pelayanan umum yang merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan kepada umum yang dilaksanan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/ Daerah (BUMN/BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Didalamnya termasuk tatalaksana, tata kerja, prosedur kerja, sistem kerja, wewenang, biaya, pemberian pelayanan dan penerima pelayanan tersebut. (Amin Ibrahim, 2008:15) Pelayanan publik pada dasarnya adalah segala pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi terhadap masyarakat. Hubungan antara pemerintah dan rakyat adalah hubuungan antara produsen dan konsumen, dimana pemerintah sebagai produsen dan masyarakat menjadi konsumen. Dalam hubungan ini rakyat berkepentingan kemudian pemerintah mengakui, menghormati, memenuhi dan melindungi (Nyoman Sumaryadi, 2010;164).

11 Pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat adalah pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek dintaranya kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, tanggung jawab pegawai, kelengkapan sarana dan prasarana, keramahan serta kesopanan pegawai, dan kenyamanan pengguna layanan.(menpan 2003) 1) Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. 2) Kepastian waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 3) Tanggungjawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 4) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja Peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. 5) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberi pelayanan dengan ikhlas. 6) Kemudahan akses

12 Tempat dan lokasi sarana dan prasarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi. 7) Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruangtunggu yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasailitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lainnya. Pelayanan publik dikatakan berjalan dengan baik ketika masyarakat memiliki persepsi yang baik akan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kepuasan masyarakat merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Masyarakat selaku pengguna layanan harus diberikan pelayanan yang baik dan maksimal. Oleh karena itu pemerintah harus senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik dapat menjadi bahan acuan bagi penyelenggaraan pelayanan publik. Masyarakat selaku pengguna layanan publik pada dasarnya lebih mengetahui baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Oleh karena itu persepsi masyarakat sangat dibutuhkan sebagai bahan pembelajaran juga saran bagi peningkatan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah.

13 Kesimpulan dan Saran Pemberian Layanan Kepada Masyarakat Persepsi Masyarakat Pengguna Layanan Publik Pemerintahan Kecamatan Jatinangor Kualitas Pelayanan: 1. Kesederhanaan 2. Kepastian waktu 3. Tanggung jawab pegawai 4. Kelengkapan sarana dan prasarana 5. Keramahan dan kesopanan pegawai 6. Kemudahan Masyarakat Pengguna Layanan Gambar 1.1. Skema konseptual