PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA SEGMEN 3 KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

RINTA ANGGRAINI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)


PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

HALAMAN PENGESAHAN...

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B)

ZULFIKAR JAUHARI NRP

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES SIAK IV PEKANBARU

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT DAN BIAYA (Studi Kasus Kegiatan Pembangunan Sekolah Terpadu Samarinda) Wateno Oetomo 1, Rudiansyah 2.

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

aintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI ANGGARAN DAN BIAYA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut

BIAYA DAN KEBUTUHAN ALAT BERAT UNTUK PEMINDAHAN TANAH (Studi Kasus :Pekerjaan Timbunan Tanah di Baturetno, Wonogiri) Dian Arumningsih D.P.

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR


KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi

TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

JURNAL TEODOLITA. VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN DAFTAR ISI

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

OL O EH E H : DE D V E I V OK O T K AV A I V AN A A N A LAT A IF 06/09/2012 1

Pertanyaan Peserta. harga. siantar, rantau prapat mohon pencerahannya? Penjelasan Panitia/Pokja ULP. Dokumen Bab Uraian

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK REKONTRUKSI JALAN BATAS KOTA PARIAMAN MANGGOPOH KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

Transkripsi:

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA SEGMEN 3 KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : ANDRI WAHYUDI NIM. 15 613 017 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI D-III SAMARINDA 2018

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA SEGMEN 3 KALIMANTAN TIMUR Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi Derajat Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi D-III Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda Oleh : ANDRI WAHYUDI NIM. 15 613 017 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI D-III SAMARINDA 2018 i

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA SEGMEN 3 KALIMANTAN TIMUR Andri Wahyudi Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda 75131 Abstrak Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menghitung produktivitas berat, anggaran biaya berat. Perhitungan produktivitas dimulai dengan menghitung volume pekerjaan tanah dan menghitung anggaran biaya alat. Dari perhitungan tersebut didapatkan volume tanah timbunan, produktivitas alat berat, hari pekerjaan alat berat, biaya alat berat perjam, biaya keseluruhan alat berat. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan volume tanah timbunan 211518,66 m 3, durasi 90 hari Kerja atau 3 bulan, dengan jumlah total biaya adalah Rp. 34.881.140.000,00(sudah termasuk dengan PPN 10 %) Kata kunci : Alat Berat, tol Balikpapan-Samarinda v

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 2 1.3 Maksud dan Tujuan... 2 1.4 Batasan Masalah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar Pekerjaan Tanah... 4 2.2 Sifat-sifat Dan Jenis Tanah 5 viii

2.3 Faktor Konversi Volume Tanah... 6 2.4 Pengertian Pekerjaan Tanah 8 2.5 Pengertian Alat Berat. 8 2.6 Klasifikasi Operasional Alat berat... 9 2.7 Perhitungan Produktivitas Alat Berat... 10 2.8 Pengenalan dan Metode Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat... 14 2.8.1 Excavator... 14 2.8.2 Dump Truck... 17 2.8.3 Motor Grader... 21 2.8.4 Vibrator Rorller.23 2.8.5 Water Tank Truck... 25 2.9 Pekerjaan Cut and Fill......26 2.10 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Alat Berat...26 2.11 Rekapitulasi. 29 2.12 Time Schedule...30 BAB III DATA LAPANGAN 3.1 Peta Lokasi... 31 3.2 Data Jalan... 32 3.3 Data Harga... 33 3.4 Data Alat... 33 3.5 Metodologi...37 ix

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Metode Pekerjaan... 39 4.1.1 Pekerjaan Galian Tanah... 40 4.1.2 Pekerjaan Timbunan Tanah... 42 4.1.3 Pekerjaan Pemadatan Tanah...42 4.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah... 44 4.3 Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat... 48 4.4 Perhitungan Biaya Pasti dan Tak Pasti... 60 4.5 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tanah...70 4.6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan... 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 75 5.2 Saran... 76 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perbandingan efisiensi kerja baik, sedang dan buruk...12 Gambar 2.2 Excavator Komatsu... 14 Gambar 2.3 Dump Truck Scania... 17 Gambar 2.4 Motor Grader Mitsubishi... 21 Gambar 2.5 Vibratory Roller... 23 Gambar 2.6 Water Tank Truck... 25 Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek... 31 Gambar 3.2 Potongan Melintang Jalan... 32 Gambar 3.3 Excavator Komatsu... 33 Gambar 3.4 Dump Truck Scania...... 34 Gambar 3.5 Motor Grader Mitsubishi... 35 Gambar 3.6 Vibratory Roller... 35 Gambar 3.7 Water Tank Truck... 36 Gambar 3.8 Flow Chart Perancanaan Produktivitas dan RAB Alat Berat... 38 Gambar 4.1 Siklus Pekerjaan Penimbunan Tanah... 39 Gambar 4.2 Penggalian Matrial Tanah Quarry... 41 Gambar 4.3 Penghamparan Matrial Tanah... 41 Gambar 4.4 Pengambilan Matrial Tanah Quarry... 43 Gambar 4.5 Penghamparan Matrial Tanah... 43 Gambar 4.6 Penyiraman dan Pemadatan Tanah... 43 xi

Gambar 4.7 Pekerjaan Pemadatan dilakukan Lapis Perlapis... 44 Gambar 4.8 Potongan Jalan... 44 Gambar 4.9 Excavator Komatsu... 49 Gambar 4.10 Dump Truck Scania... 51 Gambar 4.11 Motor Grader Mitsubishi... 54 Gambar 4.12 Vibratory Roller... 56 Gambar 4.13 Water Tank Truck... 58 Gambar 4.14 Time Schedule...74 xii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Faktor Konversi Untuk Volume Tanah... 7 Tabel 2.2 Efisiensi Kerja... 13 Tabel 2.3 Faktor Bucket Excavator... 15 Tabel 2.4 Waktu Geli ( detik )... 16 Tabel 2.5 Waktu Putar ( detik )... 16 Tabel 2.6 Cadangan ( standby )... 18 Tabel 2.7 Waktu Buang ( menit )... 18 Tabel 2.8 Waktu Tunggu Dump Truck ( menit )... 18 Tabel 2.9 Kecepaatan Kerja Motor Grader ( km/jam )... 22 Tabel 2.10 Panjang Blade ( le )... 22 Tabel 2.11 Kecepatan Operasi Vibrator Roller ( km/jam )... 24 Tabel 2.12 Lebar pemadatan efektif Vibrator Roller ( W )... 24 Tabel 2.13 Jumlah Lintasan ( N )... 25 Tabel 4.1 Volume Galian dan Timbunan Tanah... 45 Tabel 4.2 Rekapitulasi RAB Alat Berat... 73 xii

B A B I P E N D A H U L U A N 1.1.Latar Belakang Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu infrastruktur juga memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing global. Jalan merupakan infrastrukutur penting yang mendukung perekonomian suatu daerah sehingga pembangunan jalan akan terus dilakukan demi tercapainya kondisi ekonomi dan sosial yang lebih baik. Infrastruktur jalan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Samarinda. Demi menigkatkan dan mempercepat perekonomian dan perkembangan di Samarinda dan daerah sekitarnya terutama kawasan yang belum berkembang, maka untuk mempersingkat waktu tempuh kendaraan antara Balikpapan Samarinda, dilakukan pembangunan Jalan Tol Balikpapan Samarinda. Jalan Tol ini nantinya merupakan jalan utama yang menghubungkan kota Balikpapan- Samarinda dan wilayah wilayah kecil sekitarnya. Jalan Tol dibangun sepannjang 100,32 km dengan dibagi menjadi beberpa segmen yaitu segmen 1 sepanjang 25,07 km, segmen 2 sepanjang 23,60 km, segmen 3 sepanjang 21,90 km, segmen 4 sepanjang 18,25 km dan segmen 5 sepanjang 11,50 km. Untuk mempermudah pekerjaan pembangunan jalan tol ini tidak terlepas dari bantuan alat berat, bertujuan untuk mempermudah pekerjaan yang akan sangat sulit dilakukan tanpa adanya bantuan dari alat berat, seperti pekerjaan pematangan lahan, proses pekerjaan pematangan lahan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pekerjaan alat berat ini, karena pekerjaan 1

2 pematangan lahan sendiri membutuhkan alat berat sebagai alat utama yang membantu proses pekerjaan. Untuk jenis alat yang dipakai pada proyek ini antara lain Excavator, Dump truck, Motor Grader, Vibratory Roller dan Water Tank Truck. Dengan memperhitungkan jarak angkut material, dalam pekerjaan ini sebaiknya memperhitungkan juga rencana anggaran alat berat. Dengan dilakukannya analisa pekerjaan dan perhitungan produktifitas alat berat diharapkan pengeluaran biaya dan waktu menjadi lebih efektif dan efesien sesuai dengan keperluan pekerjaan proyek. 1.2.Permasalahan Pada kegiatan pembangunan jalan pasti banyak sekali terdapat permasalahan sehingga dibutuhkan perhitungan yang pasti agar kuantitas dan kualitas dapat diperhitungkan dengan benar. Adapun permasalahan pada pekerjaan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Segmen 3 STA 68+100 s/d STA 69+300 Kalimantan Timur seperti berikut : 1. Bagaimana menghitung volume tanah tanah galian dan timbunan pada pekerjaan pembangunan proyek jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur? 2. Bagaimana menghitung produktivitas, waktu kerja masing-masing alat berat dan durasi pekerjaan pada pembangunan proyek jalan Tol Balikpapan- Samarinda, Kalimantan Timur? 3. Bagaimana menghitung biaya operasional pada masing masing alat berat dalam satu jamnya pada pekerjaan proyek jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur? 4. Bagaimana mendapatkan rekapitulasi total biaya alat berat pada pekerjaan proyek jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur?

3 5. Bagaimana menentukan jadwal pekerjaan pada proyek jalan Tol Balikpapan- Samarinda, Kalimantan Timur? 1.3.Maksud dan Tujuan Maksud Penulisan Tugas Akhir Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah dapat mengetahui bagaimana merencanakan penggunaan alat berat dengan cara menghitung kapasitas produksi maupun biaya operasional masing masing alat berat, membuat rekapitulasi biaya alat berat dan dapat juga mengetahui sistem bekerjanya alat berat dilapangan secara langsung. Tujuan Penulisan Tugas Akhir Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Menghitung volume pekerjaan galian dan timbunan tanah. 2. Mengetahui produktivitas, waktu kerja masing masing alat berat dan durasi lamanya bekerja. 3. Mendapatkan biaya operasional pada masing masing alat dalam satu jam. 4. Mendapatkan rekapitulasi total biaya alat berat pada pekerjaan proyek jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur. 1.4.Batasan Masalah Dari banyak permasalahan yang ada dalam penulisan tugas akhir maka, penulisan hanyak dibatasi pada permasalahan yang akan dibahas pada perhitungan pekerjaan jalan Tol Balikpapan-Samarinda segmen 3 Kalimantan Timur yang terdiri dari : 1. Menghitung jalan Tol Balikpapan-Samarinda segmen 3 pada STA 68+100 s/d 69+300 Kalimantan Timur.

4 2. Harga alat berat menggunakan harga di lokasi pekerjaan PT. Waskita Karya, Tbk tahun 2017. 3. Waktu pekerjaan jalan Tol Balikpapan-Samarinda segmen 3 pada STA 68+100 s/d 69+300 Kalimantan Timur, diasumsikan target pekerjaan selama 3 bulan atau 90 hari kerja. 4. Metode perhitungan menggunakan Real Cost di lokasi pekerjaan PT. Waskita Karya, Tbk tahun 2017.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Dasar Pekerjaan Tanah Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan galian dan timbunan yang dilakukan untuk mencapai bentuk ketinggian sesuai dengan rencana yang diinginkan. Pekerjaan tanah merupakan hal yang sangat penting dan kadang-kadang merupakan bagian terbesar dari seluruh pekerjan. (Sumber: Samsir Ahmad, 2012) Adapaun hal yang penting dalam pekerjaan tanah antara lain : 1. Permeability ( Permebilitas ) Pengertian Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan tanah meloloskan air yang melaluinya. 2. Porosity ( porositas ) Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air yang kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. 3. Consolidation ( konsolidasi ) Konsolidasi tanah adalah proses pemampatan tanah akibat adanya beban tetap dalam jangka waktu tertentu. 4. Shear strenght ( kekuatan geser ) Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-buitr tanah terhadap desakan atau tarikan. 4

5 Keadaan tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai dalam usaha pemindahan tanah, yaitu: a. Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan, ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam, ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah. b. Keadaan lepas, yakni keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat didepan dozer blade, diatas truck, didalam bucket dan sebagainya. c. Keadaan padat, ialah keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan baik, hal ini tergantung usaha pemadatan yang kita lakukan. 2.2. Sifat-Sifat dan Jenis Tanah Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen, tetapi merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material yang berpori sampai padat. Dengan keadaan yang bervariasi seperti ini maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam proyek konstruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan. Material di tempat asalnya disebut dengan material asli atau material in-situ. Bila suatu bagian dari material akan dipindahkan maka volume material yang dipindahkan tersebut akan berubah lebih besar daripada volume material di tempat

6 asalnya. Material yang dipindahkan tersebut disebut dengan material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil daripada volume tanah asli atau material di tempat asalnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori di antara butiran material. Akan tetapi batuan pecah mempunyai volume tanah asli (bank volume) hampir sama dengan volume yang dipadatkan (compacted volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar daripada bank volume. 2.3. Faktor Konversi Volume Tanah Faktor konversi volume tanah, dimana volume banyaknya tanah tergantung apakah tanah tersebut dalam keadaan asli, apakah telah lepas karena telah terkena pekerjaan dengan alat-alat berat atau apakah telah dipadatkan. Faktor konversi tergantung dari tipe tanah dan derajat pengerjaan, tetapi biasanya angka termaksud berkisar seperti pada tabel 2.1 berikut ini. Untuk memperoleh produktivitas suatu alat berat maka faktor konversi di ambil dari data tabel, merencanakan suatu proyek volume harus dihitung apakah untuk tanah asli atau tanah yang dipadatkan maka harus hati-hati didalam perhitungan.

7 Tabel 2.1 Faktor Konversi untuk Volume Tanah Jenis Tanah Kondisi Tanah Semula Kondisi Tanah Yang akan dikerjakan Pasir Tanah liat berpasir/tanah biasa Tanah liat Tanah campur kerikil Kerikil Kerikil kasar pecahan cadas atau batuan lunak Pecahan granit atau batuan keras Pecahan batu A 1,00 1,80 1,30 Batuan hasil B 0,56 1,00 0,72 peledakan C 0,77 1,38 1,00 ( Sumber :Rochmanhadi,1989, pp.6-7) Keterangan : A = Tanah Asli B = Tanah Lepas C = Tanah Padat 2.4 Pengertian Pekerjaan Tanah Asli Lepas Padat A 1,00 1,11 0,95 B 0,90 1,00 0,85 C 1,09 1,17 1,00 A 1,00 1,25 0,90 B 0,80 1,00 0,72 C 1,11 1,39 1,00 A 1,00 1,25 0,90 B 1,70 1,00 0,63 C 1,11 1,59 1,00 A 1,00 1,18 1,08 B 0,85 1,00 0,91 C 0,93 1,09 1,00 A 1,00 1,13 1,03 B 0,88 1,00 0,91 C 0,97 1,10 1,00 A 1,00 1,42 1,29 B 0,70 1,00 0,91 C 0,77 1,10 1,00 A 1,00 1,65 1,22 B 0,61 1,00 0,74 C 0,82 1,35 1,00 A 1,00 1,70 1,31 B 0,59 1,00 0,77 C 0,76 1,30 1,00 A 1,00 1,75 1,40 B 0,57 1,00 0,80 C 0,71 1,24 1,00

8 2.4 Pengertian Pekerjaan Tanah Pengerjaan tanah adalah pengerjaan yang berhubungan dengan galian dan timbunan yang dilakukan untuk mencapai bentuk ketinggian sesuai dengan rencana yang diinginkan. Yang termasuk dalam pekerjaan tanah antara lain : 1. Galian Galian tanah pada suatu daerah harus diperhitungkan sehingga tanah hasil galian masih dapat digunakan untuk timbunan ditempat yang dibutuhkan. 2. Timbunan Sebelum konstruksi penimbunan dikerjakan terlebih dahulu dipersiapkan dasar dari timbunan tersebut, dalam hal ini timbunan adalah lapis pondasi telford, lapis pondasi bawah, dan lapis pondasi atas. 2.5. Pengertian Alat Berat Alat berat atau disebut juga Heavy Equipment, adalah sebagai sarana penunjang proses kerja maupun produksi dari suatu industri yang berkembang seiring pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia. Hampir sebagian besar pelaku sektor industri baik dari sektor manufacturing, pertambangan, transportasi, kehutanan-perkebunan, dan sektor jasa lainnya banyak menggunakan alat berat sebagai sarana/alat penunjang dalam proses produksi maupun pekerjaan mereka (sumber: rostiyanti 2008). Pengertian alat berat di dalam ilmu tenik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan salah satu faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan

9 pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dalam waktu yang relatif singkat. 2.6. Klasifikasi Operasional Alat berat Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat berat. Pengertian dari klasifikasi fungsional alat yaitu pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat tersebut. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat di bagi atas klasifikasi berikut : 1) Alat Pembersih Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan tanah asli yang harus di persiapkan sebelum lahan tersebut dikerjakan. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan tersebut dapat dilaksanankan dengan alat Dozer. Untuk pengangkatan paling atas dapat digunakan alat Scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain Dozer dapat juga di gunakan alat Motor Grader. 2) Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah Excavator. Beberapa alat berat yang digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Adapun yang termasuk di dalam kategori ini adalah Front Shovel, Backhoe, dan Clamshell. 3) Alat Pengangkut Material Crane termasuk dalam kategori alat pengangkut meterial karena alat ini dapat mengangkut material secara vertikal dan kamudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas ( loose material ) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat

10 yang digunakan dapat berupa Belt, Truck, Wagon. Alat ini memerlukan alat lain yang membantu untuk memuat material kedalamnya. 4) Alat Pemindah Material Adapun yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat tranportasi tetapi juga digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat lainnya. Loader dan Dozer adalah alat pemindah material. 5) Alat Pemadat Jika lahan tersebut dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu merupakan jalan tanah maupun jalan dengan perkerasan lentur atau perkerasan kaku. Adapun yang termasuk sebagai alat pemadat adalah Vibrator roller dan Sheep Foot Roller. 2.7 Perhitungan Produktivitas Alat berat Dalam perhitungan produktifitas alat berat terdapat beberapa item yang perlu diketahui agar dapat diketahui produktivitas alat yang bekerja. A. Kapasitas Produksi Biasanya kapasitas operasi dari suatu mesin konstruksi dinyatakan dalam m 3 /jam. Produksi secara umum didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam misalnya. Q = qxnxe = qx 60 Cm xe Dimana : Q = Produksi per jam dari alat ( m 3 /Jam)

11 q = Produksi (m 3 ) dalam satu siklus kemampuan alat untuk memindahkan tanah lepas. N = Jumlah siklus dalam satu jam ( N = 60 Cm ). E = Efisiensi kerja. Cm = Waktu siklus dalam menit. B. Waktu Siklus Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama didalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan didalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus. Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur, pertama adalah waktu muat, Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai waktu muat dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket), metode dalam pemuatan dan Efisiensi alat. Unsur kedua adalah waktu angkut. Waktu angkut merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali. Waktu kembali lebih singkat dari pada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong. Waktu pembongkaran, juga merupakan unsur penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.

12 Unsur terakhir adalah waktu tunggu. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada kalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu tunggu. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Cm = LT + HT + DT + RT + ST C. Efisiensi Kerja Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi kerja. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu efisiensi kerja tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu: 1) Kemampuan operator pemakai alat 2) Pemilihan dan pemeliharaan alat 3) Perencanaan dan pengaturan letak alat 4) Topografi dan volume tanah 5) Kondisi cuaca. 6) Metode pelaksanaan. Gambar 2.1. Perbandingan efisiensi kerja baik, sedang dan buruk.

13 Dalam kenyataannya, penentuan besarnya efisiensi kerja sulit diukur. Akan tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendasar Tabel 2.2 Efisiensi Kerja Kondisi Operasi Alat Pemeliharaan Mesin Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63 Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54 Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45 Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.8)

14 2.8 Pengenalan dan Metode Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat 2.8.1 Exavator q = q 1 x K Gambar 2.2 Excavator Excavator adalah alat untuk menggali daerah yang letaknya dibawah dan diatas kedudukan alat, dapat menggali dengan kedalaman yang teliti serta dapat digunakan sebagai alat pemuat bagi dump truck. Gerakan excavator dalam beroperasi terdiri dari: i. Mengisi bucket (land bucket) ii. iii. iv. Mengayun (swing loaded) Membongkar beban (dump bucket) Mengayun balik (swing empty) a. Produksi persiklus (q), (m³) Dimana : q = q 1 x K q = Produksi persiklus ( m³/jam ) qı = Kapasitas munjung penuh ( m 3 ) K = Faktor Bucket

15 Tabel 2.3 Faktor Bucket Excavator Ringan Sedang Agak Sulit Sulit Kondisi Pemuatan Menggali dan memuat dari stocpile atau meterial yang telah dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung dalam bucket pasir, tanah berpasir, tanah koloidal dengan kadar air sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hamper munjung. Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran, tanah liat, gravelyang belum disaring, pasir yang telah memadat dan sebagainya, atau menggali dan memuat gravel langsung dari bukit gravel asli. Menggali dan memuat batu batu pecah, tanah liat yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat dengan kadar air tinggi, yang telah di stockpile oleh excavator lain. Sulit untuk mengisi bucket dengan material tersebut. Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan, batu bundar, pasir campur tanah liat, tanah liat yang sulit untuk dikeruk dengan bucket. Faktor 1 s/d 0,8 0,8 s/d 0,6 0,6 s/d 0,5 0,5 s/d 0,4 (Sumber :Rochmanhadi,1989, pp.58-59) b. Waktu Siklus ( Cm ) Cm = waktu gali + ( Waktu putar x 2 ) + waktu buang Dimana : Waktu gali Waktu putar :Tergantung pada kedalaman gali dan kondisi galian :Tergantung dari sudut dan kecepatan putar Waktu buang :Tergantung pada kondisi pembuangan material

16 Tabel 2.4 Waktu Gali (detik) Kondisi gali/kedala man gali Ringan Rata -rata Agak sulit Sulit 0 m 2 m 2 m 4 m 4 m lebih 6 7 8 9 11 13 15 17 19 26 28 30 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.60) Tabel 2.5 Waktu Putar (detik) Sudut putar Waktu putar 45-90 4-7 90-180 5-8 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.60) c. Efisiensi kerja ( E ) Nilai efisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2 d. Produksi perjam ( Q ) Dimana : Q = q x 3600 x E Cm Q = Produksi perjam ( m³/jam ) q = Produksi per siklus ( m³ ) Cm = Waktu siklus ( detik ) E = Efisiensi kerja

17 2.8.2 Dump Truck Gambar 2.3 Dump Truck Dump Truck adalah kendaraan yang mempunyai bak untuk mengangkut material menuju lokasi proyek dan pengangkutan atau pembuangan tanah. Dalam mengoprasikan sejumlah dump truck yang sesuai dengan kapasitas loader atau exavator, hal yang utama adalah menghitung siklus dump truck. Waktu siklusnya terdiri dari : 1) Waktu muat adalah waktu yang diperlukan loader atau excavator untuk mengisi dump truck. Waktu muat ini sendiri tergantung pada: ukuran dan jenis alat pemuat, jenis dan kondisi material yang dimuat, kapasitas alat angkut, serta kamampuan operator alat pemuat dan alat angkut. 2) Waktu angkut adalah waktu berangkat pada saat dump truck dimuati. Waktu ini tergantung pada : jarak tempuh alat angkut, serta kondisi jalan yang dilalui. 3) Waktu bongkar adalah waktu yang dibutuhkan untuk membongkar muatan material. Waktu ini tergantung pada kondisi dan jenis material, cara pembongkaran material, serta jenis alat pengangkutan.

18 4) Waktu kembali adalah waktu berangkat pada saat dump truck dalam keadaan kosong/tanpa muatan. Waktu kembali juga dipengaruhi hal-hal yang sama seperti waktu angkut. 5) Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan untuk posisi pengisian dan untuk loader atau excavator mengisi/memuati dump truck. Waktu ini dipengaruhi oleh jenis alat pemuat, kemampuan alat pengangkutan alat pengangkut untuk berputar Tabel 2.6 Cadangan (Standby) Dump truck Loader Jumlah kendaraan / alat yang bekerja 1 9 10 19 1 3 4 9 Jumlah kendaraan / alat cadangan standby 1 2 3 1 2 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.99) Tabel 2.7 Waktu Buang ( Menit ) Kondisi Operasi Kerja Baik Sedang Kurang t₁ (menit) 0,5 0,7 1,0 1,3 1,5 2,0 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.99) Tabel 2.8 Waktu Tunggu Dump Truck ( Menit ) Kondisi Operasi Kerja Baik Sedang Kurang t₂ (menit) 0,1 0,2 0,25 0,35 0,4 0,5 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.100)

19 a. Perhitungan Waktu Siklus Dump Truck ( Cmt) Cmt = ( n x Cms) + D V1 + t1 + D + V2 t2 Dimana : (n x Cms) = Waktu muat oleh loader atau excavator Cmt = Waktu muat + waktu angkut dan waktu kembali + waktu buang muatan + waktu dump truk untuk ambil posisi dimuati dan untuk excavator memuati dump truck. n = Jumlah siklus yang dibutuhkan excavator untuk mengisi dump truck,dengan C1 n = q1 x K C1 = Kapasitas rata-rata dump truck (m³) q1 = Kapasitas Bucket (m³) K = Faktor Bucket Cm = waktu siklus Excavator ( menit ) D = jarak angkut Dump truck ( Km ) V1 = kecepatan rata-rata angkut dump truck ( m/menit) V2 = kecepatan rata-rata kembali ( kosong ) (m/menit) t1 = Waktu buang ( menit ) t2 = waktu tunggu ( menit ) b. Perkiraan jumlah dump Truck yang dibutuhkan ( M ) Jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk kerja kombinasi dengan excavator yang bekerja dengan faktor efisiensi kerja maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

20 M = Cmt n x Cms Cmt = Waktu siklus dump truck ( menit ) n = jumlah siklus yang dibutuhkan excavator untuk mengisi dump truck. Cms = Waktu siklus excavator ( menit) c. Perhitungan produksi Per jam ( Q ) Total dari beberapa dump truck yang mengerjakan pekerjaan yang sama secara simultan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Di mana : Q = Cx60xFa xm Cmt Q = Produksi per jam ( m³/jam ) C = Produksi persiklus (m³) Sedangkan, C = n x q1 x K Dengan, n = Jumlah siklus yang dbutuhkan excavator untuk mengisi dump truck, n = C1 q1 x K C1 = Kapasitas rata-rata dump truck ( m³ ) q1 = Kapasitas bucket dump truck ( m³ ) Fa = Faktor Efisiensi kerja Cmt = Waktu siklus dump truck ( menit ) M = Jumlah dump truck yang bekerja.

21 2.8.3 Motor Grader Gambar 2.4 Motor Grader Motor Grader adalah alat yang fungsinya untuk penghamparan, dan meratakan membentuk kemiringan tanah dasar (subgrade) dan sebagai pengeruk (ripper). Motor grader adalah type peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai pekerjaan konstruksi (grading). Mempuan ini akibat dari gerakan gerakan yang fleksibel dari blade dan roda roda ban. Alat serba guna ini diperkaya dengan perlengkapan lain seperti: i. Scerifier teeth (ripeer dalam bentuk kecil penggaruk), dipasang pada bagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri. ii. iii. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan) Elevating grader unit (alat pengatur grading) Pada pembuatan jalan, penggunaan dasar dari motor grader dalam membentuk permukaan dan final grading tidak hanya permukaannya saja, tetapi juga bahu dan taludnya sekaligus.

22 Tabel 2.9 Kecepatan Kerja Motor Grader ( Km/jam ) Perbaikan jalan biasa Pemuatan trens Peramping tebing Perataan medan Penggusuran salju Leveling 2 6 km/jam 1,6 4 km/jam 1,6 2,6 km/jam 7 25 km/jam 1,6 4 km/jam 2 8 km.jam (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.105) Tabel 2.10 Panjang blade (le) dan Lebar tumpang tindih (lo) mm Panjang blade ( mm ) 2200 3100 3710 4000 Le Lo (panjang blade efektif (lebar tumpang tindih) Sudut blade 60 1600 2390 2910 3420 Sudut blade 45 1260 1890 2320 2540 (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.106) Produksi alat Motor Grader dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : Q = V x ( Le Lo ) x 1000 x E Le-Lo = Panjang blade Efektif ( meter ) V E = Kecepatan Operasi Kerja (km/jam) = Faktor efisiensi kerja

23 2.8.4 Vibratory Roller Gambar 2.5 Vibratory Roller Vibratory Roller adalah alat penggilas atau pemadat. Alat ini bekerja pada frekuensi getar amplitudo dan gaya sentrifugal. Didalam menghitung produktivitas perjam (Q) dalam volume tanah dipadatkan rumus berikut dapat dipakai : Dimana, W x V x H x 1000 x E Q = N Q = Produksi per jam ( m³/jam) dalam volume tanah yang dipadatkan W = Lebar pemadatan efektif tiap pas (m), (tabel 2.12) V = Kecepatan operasi ( Km/jam), ( Tabel 2.11 ) H = Tebal pemadatan untuk satu lapis ( m ) N = Jumlah pass / lintasan untuk pemadatan ( Tabel 2.13 ) E = Efisiensi kerja a. Kecepatan Operasi (V) Seperti biasa, pada pemadatan dipakai kecepatan operasi seperti tercantum dalam tabel berikut :

24 Tabel 2.11. Kecepatan Operasi Vibrator Roller ( km/jam ) Jenis Mesin gilas (roda Besi) Mesin gilas (roda Ban) Mesin gilas getar Kompaktor Tamper (Sumber :Rochmanhadi,1989, p.114) Kecepatan operasi Sekitar 3,0 km/jam Sekitar 2,5 km/jam Sekitar 1,5 km/jam Sekitar 4 10 km/jam Sekitar 1,0 km/jam b. Lebar pemadatan efektif (W) Tabel 2.12. Lebar pemadatan efektif Vibrator Roller ( W ) Type peralatan Lebar pemadatan efektif ( W ) 1. Type gilas macadam 2. Mesin gilas macadam 3. Kompaktor tanah Lebar roda gerak = 0,2 m Lebar roda gerak = 0,2 m (Lebar roda gerak x 2 ) = 0,2 m 4. Mesin gilas roda ban 5. Mesin gilas getar yang besar 6. Mesin gilas getar yang kecil Jarak antara bagian paling luar dari ban ban paling luar = 0,3 m Lebar roller = 0,2 m Lebar roller = 0,1 m (Sumber :Rochmanhadi,1989, pp.114-115) c. Tebal pemadatan ( H ) hasil tes. Tebal pemadatan dapat diperoleh dari spesifikasi pemadatan atau dari d. Jumlah pass untuk pemadatan ( N ) Jumlah pass juga dapat ditentukandari spesifikasi hasil pengetesan tetapi biasanya dapat digunakan harga-harga berikut;

25 Tabel 2.13. Jumlah lintasan (N) Jenis Alat Jumlah Lintasan ( N ) Mesin gilas (roda ban) 3 5 Mesin gilas (roda Besi) 4 8 Mesin gilas getar 4 8 Kompaktor tanah 4 10 (Sumber :Rochmanhadi,1989,) e. Efisiensi kerja ( E ) 2.8.5 Water Tank Truck Nilai effisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel. 2.2 Gambar 2.6 Water Tank Truck Water tank truck adalah truk tangki yang bermuatan air yang berfungsi sebagai penyiraman pada area yang berdebu ataupun area-area yang ingin dipadatkan, contonya setelah penghamparan agregat kemudian dilakukan penyiraman. Proses penyiraman dibantu dengan alat pompa air yang berfungsi memompa air pada truk tangki. Cara menghitung produktifitasnya dengan rumus : Q = pa x E x 60 1000xWc

26 Dimana : Q : Produktifitas perjam (m³/jam) Pa : Kapasitas pompa air ( L/menit) E : Efisiensi kerja Wc : kebutuhan air tiap m³ material padat 2.9 Pekerjaan Cut and Fill Cut and fill atau galian dan timbuan adalah proses pengerjaan tanah dimana sejumlah massa tanah tanah digali untuk kemudian ditimbun di tempat lain. Perbedaan dengan pengerjaan tanah adalah, kedua proses cut and fill dilakukan di satu lokasi yang menjadi target pekerjaan. Cut and fill cenderung terencana sehingga jumlah tanah yang dibuang atau diambil dari tempat lain minimal sehingga mengurangi biaya transportasi. Perencanaan cut and field biasanya dilakukan setelah pengukuran wilayah. Untuk mitigasi polusi udara di jalan raya, umumnya jalan dibangun diatas tanah yang ditingkatkan ketinggiannya dengan cara diurug (fill). Membuang jalan di area yang digali (cut) akan menyebabkan polusi udara terkonsentrasi pada lokasi tersebut. Namun sebaliknya, jika polusi udara terjadi maka akan lebih baik dihilangi dengan membangun jalan raya di area yang digali. 2.10 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Alat Berat Dalam perhitungan rincian anggaran biaya alat berat meliputi beberapa faktor yaitu : 1. Perhitungan Waktu Pemakaian alat Untuk menghitung jam kerja alat ( menghitung berapa hari kalender ) dapat dihitung menggunakan rumus :

27 Hasil Volume (m 3 ) produksi alat per jam ( m3 ). waktu jam kerja perhari (jam 2. Perhitungan Biaya Pasti setiap tahun. jam hari ) Biaya Pasti (Owning Cost ) adalah biaya pengembalian modal dan bunga Untuk menhitungnya digunakan rumus : ( B C ).D+F E = W E = Biaya Pasti perjam ( Rp ) B = Harga pokok alat setempat C = Nilai Sisa alat D = Faktor angsuran / pengembalian modal i.(1+i) A D = (1+i) A 1 A = Umur ekonomis alat ( Tahun ) F = Biaya asuransi dan pajak pertahun F = 0,002. B atau F = 0,02. C W = Jumlah kerja alat dalam setahun 3. Perhitungan Biaya Tidak Pasti / Biaya Operasional Alat Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, dan biaya workshop. Operator yang menggerakan alat juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.

28 Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan- keperluan pengoperasian alat, cara perhitungan biaya-biaya tersebut sebagai berikut : i. Biaya bahan bakar ( H ) H = (12,00 s/d 15,00)% x HP x Harga Pelumas Keterangan : H = banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam HP = Horse Power, kapasitas tenaga mesin penggerak 12,00% = untuk alat yang bertugas ringan 15,00% = untuk alat yang bertugas berat ii. Biaya Pelumas ( I ) I = (2,5 s/d 3)% x HP x Harga Pelumas Keterangan: I = banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam HP = kapasitas tenaga mesin (Horse Power) 2,5% = untuk pemakaian ringan 3% = untuk pemakaian berat. iii. Biaya Bengkel ( J ) J = (6,25% s/d 8,75%). b w Keterangan: J B = Biaya bengkel = Harga pokok alat setempat

29 W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun iv. Biaya Perbaikan (K) 6,25% = untuk pemakaian ringan 8,75% = untuk pemakaian berat k = (12,5% s/d 17,5%). b w Keterangan: J B W = Biaya bengkel = Harga pokok alat setempat = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 12,5% = untuk pemakaian ringan 17,5% = untuk pemakaian berat v. Operator ( OP1) = (1 orang / jam). U1 vi. Pembantu operator ( OP2) = ( 1 orang / jam ). U2 Dimana, U1 = Upah Operator / Driver U2 = Upah helper / pembantu operator Jadi biaya opreasi perjam adalah = H + I+ J + OP1+ OP2 Sehingga total biaya alat perjam adalah E + H + I + J + k+op1+ OP2 Dimana: E = Biaya Pasti Perjam 2.11 Rekapitulasi Rekapitulasi adalah tahap akhir di mana hanya di tampilkan item item yang pokoknya saja. Sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini persentase jasa bagi penyedia jasa tidak lebih dari 10%. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar

30 10% di tambahkan dalam nilai proyek. Setelah semuanya diperhitungkan maka akan diperoleh besarnya nilai biaya proyek. Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 (sumber: online-pajak ). 2.12 Time Schedule Time Schedule adalah suatu pembagian waktu yang terperinci yang disiapkan untuk masing-masing pekerjaan, mulai dari pekerjaan permulaan hingga akhir pekerjaan (sumber: ilmu sipil 2011). a. Daftar bagian pekerjaan adalah daftar yang berisi pekerjaan pokok yang ada dari pembangunan yang dilaksanakan, termasuk perincian jenis-jenis pekerjaan dari masing-masing pekerjaan. b. Urutan pekerjaan adalah daftar bagian pekerjaan pokok yang disusun sesuai urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan penentuan atau pemilihan dari bagian pekerjaan yang dapat dilaksanakan kemudian. Dalam hal ini tidak mengesampingkan kemungkinan adanya pekerjaan yang dilaksanakan secera bersamaan. c. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh pekerjaan yang dihitung dari permulaan pekerjaan sampai dengan seluruh pekerjaan selesai.

BAB III DATA LAPANGAN 3.1. Peta Lokasi Lokasi pekerjaan pembangunan jalan Tol Samarinda-Balikpapan segmen 3 terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Berikut peta lokasi pekerjaan : Gambar 3.1 Peta lokasi proyek (sumber : google earth ) 31

32 3.2 Data Jalan Adapun data data pekerjaan pembangunan jalan Tol Samarinda-Balikpapan adalah sebagai berikut: Panjang Jalan : 1,200 km Lebar Jalan : 29,92 m Tebal Lapis Pekerjaan : 30 cm perlapisan a. Timbunan Tanah : Lebar : 40 m Panjang : 1,200 km Tinggi : 5 meter Gambar 3.2 Potongan Melintang Jalan

33 3.3 Data Harga Data harga ini berdasarkan data riel yang ada di lokasi proyek. Upah Operator = Rp 21.200 /Jam Upah Pembantu Operator = Rp 13.500 /Jam Pelumas = Rp 45.700 /Liter Solar = Rp 13.100 /Liter ( Sumber : Harga dilokasi Proyek PT.Waskita Karya, Tbk) 3.4 Data Alat 1. Excavator Gambar 3.3 Excavator Komatsu Spesifikasi alat : a) Merk dan model alat = Komatsu PC200-8 b) Kapasitas alat = 1 m 3 (spesifikasi) c) Kapasitas mesin ( HP ) = 130 HP

34 d) Umur alat = 5 Tahun e) Jam kerja per hari = 8 Jam f) Harga alat = Rp 1.350.000.000,- 2. Dump Truck Gambar 3.4 Dump Truck Scania Spesifikasi alat : a) Merk dan model alat = Scania P380 b) Kapasitas alat = 20 m 3 (spesifikasi) c) Kapasitas mesin ( HP ) = 175 HP d) Umur alat = 5 Tahun e) Jam kerja per hari = 8 Jam f) Harga alat = Rp. 957.000.000,-

35 3. Motor Grader Gambar 3.5 Motor Grader Mitsubishi Spesifikasi alat : a) Merk dan model alat = Mitsubishi 330-E b) Kecepatan rata-rata = 4 km/jam c) Kapasitas mesin ( HP ) = 135 HP d) Umur alat = 5 Tahun e) Jam kerja per hari = 8 Jam f) Harga alat = Rp 1.050.000.000,- 4. Vibrator Roller Gambar 3.6 Vibratory Roller

36 Spesifikasi alat : a) Merk dan model alat = Boomag SV512D b) Kapasitas mesin ( HP ) = 190 HP c) Lebar roda pemadat = 1,80 meter (spesifikasi) d) Umur alat = 5 Tahun e) Kecepatan rata-rata = 3 km/jam f) Jam kerja per hari = 8 Jam g) Harga alat = Rp 1.275.000.000,- 5. Water Tank Truck Gambar 3.7 Water Tank Truck Spesifikasi alat : a) Merk dan model alat = Mitsubishi Fuso b) Kapasitas mesin = 100 HP c) Kapasitas Tangki Air = 4500 liter d) Kapasitas Pompa = 180 L/ menit e) Harga alat = Rp 442.200.000

37 3.5 Metodologi Metodologi yang digunakan pada penulisan ini adalah : 1) Pengambilan data data perencanaan dilapangan dari PT. WASKITA KARYA, Tbk berupa data primer dan sekunder. - Data Primer : Interview PT.WASKITA KARYA, Tbk. - Data Sekunder : 1. Gambar rencana 2. Potongan melintang & memanjang 3. Data alat berat yang dipakai 2) Penentuan alat-alat yang akan digunakan 3) Pembahasan a. Volume pekerjaan b. Produksi alat berat c. Perhitungan Waktu Pekerjaan d. Perhitungan Biaya Pekerjaan e. Perhitungan Anggaran Biaya 4) Time schedule alat berat Berikut dibawah ini adalah flowchart Metodologi Penulisan :

38 MULAI PENGUMPULAN DATA : - INTERVIEW - DATA LOKASI - GAMBAR KERJA - DATA ALAT BERAT Penentuan Alat Yang Akan Digunakan PEMBAHASAN : a. Volume Pekerjaan b. Produksi Alat Berat c. Perhitungan Waktu Pekerjaan d. Perhitungan Biaya Pekerjaan e. Perhitungan Anggaran Biaya Time Schedule Alat Berat SELESAI Gambar 3.8 Flow Chart Perencanaan Produktivitas dan RAB Alat Berat

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Metode Pekerjaan Pada proyek Pembanguna Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Segmen 3 melihat proyek tersebut berada pada permukaan tanah yang rendah. Dengan adanya kondisi tanah yang rendah tersebut, maka dalam perkerjaan tanah tentunya ada pekerjaan timbunan agar kondzisi tanah lokasi proyek bisa rata atau sama dengan as build drawing yang ada. 1200 M B C D Area Pekerjaan 2 1 4 Km 3 Lokasi Galian A 4 Dump Truck Motor Grader Vibrator Roller Water Tank Truck Gambar 4.1 Siklus Pekerjaan Tanah Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, pengangkutan, dan pembuangan material hasil galian, dari pekerjaan galian tanah diproyek ini sesuai yang tercantum dalam kontrak. Berikut adalah penjelasan urutan pekerjaan tanah : 39

40 A. Pemuatan Matrial Timbunan Pemuatan matrial tanah dari Quary menuju lokasi pekerjaan sejauh 4 Km, alat yang di gunakan sebagai pemuat adalah Excavator dan pengangkut adalah Dump Truck. B. Penghamparan Matrial Timbunan Setelah material tanah ditumpah oleh Dump Truck, selanjutnya pekerjaan penghamparan tanah sejauh 1,2 km, alat yang bekerja untuk menghamparkan tanah adalah Motor Grader. C. Penyiraman Matrial Timbunan Pekerjaan penyiraman,daerah penyiraman sejauh 1,2 km dan alat yang bekerja adalah Water Tank Truck. D. Pemadatan Matrial Timbunan Pemadatan tanah, tebal agregat pemadatan adalah 30 cm dan daerah pemadatan sejauh 1,2 km. Alat yang bekerja pada pekerjaan ini adalah Vibrator Roller. 4.1.1 Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, pengangkutan, dan pembuangan material hasil galian dari pekerjaan galian tanah di proyek ini sesuai yang tercantum dalam kontrak. Metode Pelaksanaan Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk menghilangkan lapisan tanah atas (top soil), untuk borrow material, atau untuk pembuangan waste material,dan untuk pembentukan tanah sesuai dengan yang sudah direncanakan. Perkerjaan galian tanah terdiri dari penggalian, pengangkutan, penyimpanan, atau pembuangan semua bahan organik seperti lumpur, tanah, dan tanah lapisan atas.

41 Lokasi pekerjaan galian tanah akan dibatasi oleh batas dan profil dari patok kayu. Ilustrasi pekerjaan seperti yang ada dibawah ini. Gambar 4.2 Penggalian Matrial Tanah Quarry Penggalian tanah dilakukan dengan menggunakan Excavator, kemudian alat Excavator akan memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck, dan setelah itu Dump Truck mengangkut hasil galian ke lokasi pekerjaan penimbunan. Gambar 4.3 penghamparan matrial tanah Kedalaman tanah yang akan digali atau dipindahkan harus sesuai dengan rencanan pekerjaan. Material tanah yang masih dapat dipakai (Suitable material) akan dibawa ke lokasi pekerjaan timbunan sedangkan untuk Unsuitable material akan dibuang keluar dari lokasi proyek. Pengklasifikasian material hasil galian sebagai suitable/unsuitable material mengacu pada spesfikasi yang ditentukan atas persetujuan Direksi.

42 4.1.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Terdapat 2 macam pekerjaan timbunan yaitu pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan. Pekerjaan ini terdiri dari pendatangan bahan timbun, penempatan/penghamparan bahan timbunan, dan pemadatan tanah atau bahan granular yang disetujui untuk timbunan pilihan.. Metode Pelaksanaan Tanah timbunan didatangkan oleh pemasok sampai kelokasi pekerjaan, material timbunan akan dihamparkan setebal 30 cm perlapisan dalam spesifikasi teknis dengan menggunakan Motor Grader. Sebelum proses pemadatan dilakukan, dilakukan inspeksi ketebalan dan kadar air untuk memastikan tercapainya Optimum Moisture Content pada saat pemadatan, jika bahan timbun terlalu kering, maka proses pembasahan dengan menggunakan Water Tank harus dilakukan. 4.1.3 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pekerjaan pemadatan tanah adalah pekerjaan lanjutan setelah pekerjaan timbunan. Pemadatan tanah dilakukan per lapis dengan tebal 30 cm. Metode Pelaksanaan Pemadatan dilakukan menggunakan alat pemadat Vibrator Roller dengan menyesuaikan ketersediaan lahan pemadatan.

43 Kontrol kualitas atas hasil pekerjaan ini adalah inspeksi dimensi dan elevasi sesuai patok yang ditentukan dalam shop drawing dan tes uji kepadatan dengan sand cone. Gambar 4.4 Pengambilan Matrial Tanah Quarry Di stock pile area atau quary, loading material timbunan ke Dump Truck menggunakan Excavator, kemudian pengangkutan ke lokasi timbunan dengan Dump Truck. Gambar 4.5 Penghamparan Matrial Tanah Setelah Dump Truck sampai ke lokasi, penghamparan material timbunan dengan Motor Grader. Gambar 4.6 Penyiraman dan Pemadatan Tanah

44 Material tanah timbunan disiram dengan air (jika terlalu kering dan untuk mencapai kadar air optimum) dan dipadatkan menggunakan Vibro Roller. Gambar 4.7 Pekerjaan pemadatan dilakukan lapis per lapis Pekerjaan timbunan tanah terdiri dari pengangkutan, penempatan material timbunan, dan pemadatan tanah yang sudah dilakukan pengujian. Lokasi pekerjaan timbunan tanah akan dibatasi oleh batas dan profil dari patok kayu, dan kemudian pekerjaan timbunan tanah akan dihamparkan menggunakan Motor Grader, kemudian dipadatkan dengan Vibrator Roller. Pekerjaan timbunan akan dihentikan apabila tinggi timbunan telah mencapai Top Elevasi. 4.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah Gambar 4.8 Potongan Jalan Panjang jalan =1,20 Km = 1.200 m Lebar Timbunan Tinggi Timbunan = 40 m = 5 m

45 Berikut ini merupakan contoh perhitungan volume galian dari profil melintang dengan perhitungan luas galian dan timbunan dihitung menggunakan aplikasi AutoCAD 2007. Selanjutnya perhitungan akan ditabelkan Contoh perhitungan volume galian diantara STA 68+100 dan 68+125 Luasan STA 68+100 = 79,75 m 2 Luasan STA 68+125 = 91,14 m 2 Jarak = 25 m Mencari Rata-Rata Luasan = (Luasan STA 68+100)+(Luasan STA 68+125) = 79,75+91,14 2 = 85,35 m 2 2 Volume = Luasan x Jarak = 85,35 x 25 = 2133,80 m 3 Tabel 4.1 Volume galian dan timbunan tanah LUASAN RATA - RATA VOLUME STA JARAK GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN 68 + 100 0,00 79,57 0,00 85,35 25,00 0,00 2133,80 68 + 125 0,00 91,14 0,00 110,80 25,00 0,00 2769,93 68 + 150 0,00 130,46 0,00 132,63 25,00 0,00 3315,80 68 + 175 0,00 134,80 0,00 150,21 25,00 0,00 3755,33 68 + 200 0,00 165,62 0,00 167,22 25,00 0,00 4180,56 68 + 225 0,00 168,82

46 Lanjutan Tabel 4.1 LUASAN RATA - RATA VOLUME STA JARAK GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN ` 0,00 178,90 25,00 0,00 4472,58 68 + 250 0,00 188,98 0,00 181,09 25,00 0,00 4527,23 68 + 275 0,00 173,20 0,00 176,49 25,00 0,00 4412,24 68 + 300 0,00 179,78 0,00 184,60 25,00 0,00 4615,10 68 + 325 0,00 189,42 0,00 190,18 25,00 0,00 4754,48 68 + 350 0,00 190,93 0,00 188,32 25,00 0,00 4707,95 68 + 375 0,00 185,70 0,00 190,42 25,00 0,00 4.760,50 68 + 400 0,00 195,13 0,00 196,18 25,00 0,00 4904,56 68 + 425 0,00 197,23 0,00 204,36 25,00 0,00 5109,10 68 + 450 0,00 211,49 0,00 216,53 25,00 0,00 5413,13 68 + 475 0,00 221,56 0,00 216,81 25,00 0,00 5420,36 68 + 500 0,00 212,07 0,00 209,53 25,00 0,00 5238,27 68 + 525 0,00 206,99 0,00 209,08 25,00 0,00 5227,07 68 + 550 0,00 211,18 0,00 207,74 25,00 0,00 5193,48 68 + 575 0,00 204,30 0,00 136,91 25,00 0,00 3422,86 68 + 600 0,00 69,53 0,00 136,11 25,00 0,00 3402,72 68 + 625 0,00 202,69 0,00 198,81 25,00 0,00 4970,32 68 + 650 0,00 194,94 0,00 185,77 25,00 0,00 4644,15 68 + 675 0,00 176,60 0,00 172,77 25,00 0,00 4319,16 68 + 700 0,00 168,94 0,00 172,48 25,00 0,00 4312,08 68 + 725 0,00 176,03 0,00 169,10 25,00 0,00 4227,61 68 + 750 0,00 162,18 0,00 161,56 25,00 0,00 4038,94 68 + 775 0,00 160,94

47 Lanjutan Tabel 4.1 LUASAN RATA - RATA VOLUME STA JARAK GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN 0,00 192,94 25,00 0,00 4823,42 68 + 800 0,00 224,94 0,00 193,74 25,00 0,00 4843,43 68 + 825 0,00 162,54 0,00 160,03 25,00 0,00 4000,78 68 + 850 0,00 157,52 0,00 152,88 25,00 0,00 3822,08 68 + 875 0,00 148,24 0,00 143,87 25,00 0,00 3596,75 68 + 900 0,00 139,50 0,00 138,17 25,00 0,00 3454,13 68 + 925 0,00 136,83 0,00 134,00 25,00 0,00 3349,96 68 + 950 0,00 131,17 0,00 129,19 25,00 0,00 3229,74 68 + 975 0,00 127,21 0,00 125,61 25,00 0,00 3140,28 69 + 000 0,00 124,01 0,00 119,96 25,00 0,00 2998,92 69 + 025 0,00 115,91 0,00 113,78 25,00 0,00 2844,40 69 + 050 0,00 111,65 0,00 107,27 25,00 0,00 2681,76 69 + 075 0,00 102,89 0,00 101,59 25,00 0,00 2539,69 69 + 100 0,00 99,84 0,00 93,38 25,00 0,00 2334,53 69 + 125 0,00 100,28 0,00 82,56 25,00 0,00 2063,96 69 + 150 0,00 86,48 0,00 85,79 25,00 0,00 2144,72 69 + 175 0,00 78,63 0,00 85,79 25,00 0,00 2144,72 69 + 200 0,00 92,94 0,00 82,57 25,00 0,00 2064,32 69 + 225 0,00 72,20 0,00 48,99 25,00 0,00 1224,69 69 + 250 0,00 25,77 28,32 36,10 25,00 707,94 902,54 69 + 275 56,64 0,00 75,28 4,45 25,00 1882,07 111,33 69 + 300 93,93 8,91 2.590,01 171.804,94

48 Jadi didapatkan total volume galian dan timbunan sebagai berikut : Total volume galian = 2.590,01 m 3 Total volume timbunan = 171.804,94 m 3 Jadi total volume tanah timbunan adalah = 169.214,93 m 3 Karena kondisi tanah setelah dimuat kedalam Dumpt Truck adalah kondisi tanah berpasir atau tanah biasa, maka volume tanah dikali dengan faktor konversi tanah 1,25 ( tabel 2.1). Jadi untuk total volume pekerjaan pengangkutan atau pemuatan tanah adalah 211.518,66 m 3. 4.3 Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat Pekerjaan dalam proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda segmen 3 ini tidak terlepas dari digunakannya alat berat sebagai sarana untuk mempermudah pekerjaan. Namun sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut perlu diperhitungkan kapasitas produksi masing masing alat yang bekerja untuk setiap jenis pekerjaan. Berikut ini adalah perhitungan kapasitas produksi alat berat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan galian di lapangan :

49 1. Excavator Gambar 4.9 Excavator Komatsu Perhitungan kapasitas produksi excavator untuk mengerjakan galian pada lokasi proyek. Adapun perhitungannya sebagai berikut : Data yang dibutuhkan : Merk dan model alat = Komatsu PC 200-8 Kapasitas Bucket (q1) = 1m 3 (spesifikasi alat) Faktor Bucket ( K ) = 0,7 ( sedang, Tabel 2.3) Kondisi Operasi Alat Pemeliharaan Mesin Efisiensi Kerja ( E ) = Baik Sekali = Baik Sekali = 0,83 ( kondisi operasi dan pemeliharaan mesin baik sekali, Tabel 2.2 ) Waktu Gali = 11 detik ( Kedalaman galian dan kondisi gali rata-rata 2-4, Tabel 2.4) Waktu Putar = 4 detik ( 45 o -90 o, Tabel 2.5) Waktu Buang = 5 detik ( kedalam Dump Truck ) Jam Kerja Kapasitas Alat ( HP ) = 8 jam/hari = 130 HP

50 a. Produksi Persiklus ( q ) q = q1 x K = 1 x 0,7 = 0,7 m 3 b. Waktu Siklus Cm = waktu gali + ( Waktu putar x 2 ) + waktu buang = 11 + ( 4 x 2 ) + 5 = 24 detik c. Produksi per jam Q = q x 3600 x E Cm = 0,7 x 3600 x 0,83 24 = 87,15 m 3 /jam d. Waktu Pekerjaan Perhitungan waktu pekerjaan galian tanah pada Quary Volume Pekerjaan = 211.518,66 m 3 Alat yang bekerja Produksi alat per/jam Jam Kerja per/hari Waktu Pekerjaan = 1 unit = 87,15 m 3 /jam = 8 jam/hari = 211.518,66 m3 87,15 m3/jam = 2.427,06 jam = 2.427,06 jam : 8 jam/hari = 303,38 hari 304 hari Jadi waktu 1 unit Excavator untuk menyelesaikan pekerjaan galian untuk tanah quary matrial timbunan pada lokasi proyek adalah = 303,38 hari 304 hari.

51 Target waktu pekerjaan selama 3 bulan atau 90 hari kerja. Untuk mencapai waktu itu maka, alat yang bekerja adalah 4 unit Excavator dengan kombinasi 12 unit Dump Truck. 2. Dump Truck Gambar 4.10 Dump Truck Scania Perhitungan kapasitas produksi dump truck untuk pekerjaan timbunan dilokasi proyek dan untuk menimbun tanah timbunan yang akan di timbun. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Data yang dibutuhkan: Merk dan model alat Jam kerja perhari Kapasitas ( HP ) = Scania P380 = 8 jam/hari = 175 HP Kapasitas dump truck ( C1 ) = 20 m 3 ( spesifikasi alat ) Jarak angkut ( D ) = 4 km ( dari quary kelokasi penimbunan ) Kondisi oprasi alat Pemeliharaan mesin = Baik Sekali = Baik Sekali Efisiensi kerja ( E ) = 0,83 ( Tabel 2.2 ) Waktu buang ( t1 ) = 1,2 menit ( sedang, Tabel 2.7 )

52 Waktu tunggu ( t2 ) = 0,3 menit ( sedang, Tabel 2.8 ) Kecepatan pergi ( V1 ) = 30 km/jam ( asumsi lapangan ) = 30 x 1000 60 = 500 m/menit Kecepatan kembali ( V2 ) = 45 km/jam = 45 x 1000 60 = 750 m/menit a. Jumlah siklus yang diperlukan Excavator untuk mengisi kedalam Dump Truck Waktu muat C1 n = q1 x K 20 = 1 x 0,7 = 28,57 = n x Cm = 28,57 x 24 detik = 11,43 menit. b. Waktu siklus Dump Truck untuk memuat hasil galian dari quary menuju lokasi proyek pengurugan (Cmt). c. Produksi per siklus Cmt = (n x Cm ) + D V1 + t1 + D V2 + t2 = ( 11,43) + 4000 4000 + 1,2 + + 0,3 500,00 750,00 = 26,26 menit C = n x q1 x k = 28,57 x 1 x 0,7 = 20 m 3

53 d. Produksi per jam Dump Truck ( Q ) e. Perkiraan Dump Truck Q = Cx60xFa Cmt 20 x 60 x 0,83 = 26,26 = 37,93 m 3 /jam M = = cmt n x cm 26,26 11,43 = 2,297 unit 3 unit f. Produksi Q = Cx60xFa Cmt x M 20 x 60 x 0,83 = x 2,297 26,26 = 87,12 m 3 /jam g. Waktu pekerjaan Perhitungan waktu pekerjaan galian tanah quary Volume pekerjaan = 211.518,66 m 3 Alat yang bekerja Produksi alat per jam = 3 unit = 87,12 m 3 /jam Waktu pekerjaan = 211.518,66 m3 87,12 m3/jam = 2.427,90 jam = 2.427,90 jam : 8 jam/hari = 303,48 hari 304 hari

54 Jadi 1 unit Excavator bekerja kombinasi dengan 3 unit Dump Truck selama 8 jam perhari dengan durasi pekerjaan 304 hari. Target waktu pekerjaan selama 3 bulan atau 90 hari kerja. Untuk mencapai waktu itu maka, alat yang bekerja adalah 4 unit Excavator dengan kombinasi 12 unit Dump Truck. 3. Motor Grader Gambar 4.11 Motor Grader Mitsubishi Perhitungan kapasitas produksi Motor Grader untuk perkerjaan perataan tanah pada proyek jalan tol di lokasi proyek. Adapun perhitungannya sebagai berikut : Data yang dibutuhkan : Merk alat = Mitsubishi 330-E Panjang jalan (Lh) = 1200 m Panjang blade = 2,2 m ( panjang blade, Tabel 2.10 ) Panjang Efektif Blade ( Le ) = 1,6 ( sudut 60 o, tabel 2.10 ) Lebar over lap ( Lo) Jumlah lintas ( N) Lajur lintasan ( n ) Tebal hamparan ( t ) = 0,3 m = 5 lintasan = 2 lajur = 0,30 m Kecepatan oprasi alat ( V ) = 2,5 km/jam