Kelenteng Ampenan saksi hidup pecinan

dokumen-dokumen yang mirip
Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

Misteri Gandrung dari Tiongkok

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

MASJID CHENG HOO SURABAYA

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 41 PEMETAAN DAN IDENTIFIKASI BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA TUA AMPENAN MATARAM NUSA TENGGARA BARAT.

DAFTAR INFORMAN. 5) Nama : Jamesli Umur : 59 tahun Pekerjaan : Wiraswasta dan tokoh etnik Tionghoa Etnik : Keturunan Tionhoa

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

Dari Pulau Bunga ke Pulau Dewa

BAB I. populasi. sentral perekonomia. kebudayaan. Poo Kong.

Dewa Muhammad Shiddiq Rajen. Pedagang Busana Muslim

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

PENGASASAN KESULTANAN MELAYU MELAKA (m/s 47 48)

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bontang dari Cerita Menjadi Kebanggaan

SEKILAS TENTANG MATARAM DAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA LOMBOK, JUNI 2011

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

Spirit Pluralisme dalam Klenteng Sam Po Kong Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari Surabaya yang menjadi kota perdagangan tua, banyak sekali pedagang dari berbagai belahan dunia berdagang dan

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan. Ramainya perdagangan di daerah pesisir Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGADILAN TINGGI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Kepulauan Riau

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG

Wawancara Online Melalui Instagram Dengan Vincent Candra Sebagai Pengunggah Pertama Gambar Patung Harimau Cisewu

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA LAKSANA DI GEREJA

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

Artikel Kelenteng Ampenan saksi hidup pecinan Kamis, 13 Desember 2018 02:06 WIB Ilustrasi - Sejumlah warga etnis Tionghoa mengikuti kirab Peringatan Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke-613 di Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/8/2018). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc) Mataram (ANTARA News) - Di antara jajaran bangunan tua di Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terselip bangunan Kelenteng Pao Hwa Kong. Bangunan itu menarik pandangan mata mereka yang melintasi ruas Jalan Pabean yang menghubungkan Pelabuhan Ampenan dengan kawasan Simpang Lima, karena bangunan itu didominasi warna merah serta adanya lampion yang seragam warnanya di bagian terdepan bangunan itu. Kontras dengan bangunan di sekitarnya, yang kusam karena dimakan usia. Dari kelenteng itulah dapat dikatakan awal berdirinya komunal warga keturunan Tionghoa yang akrab dikenal dengan sebutan Pecinan dan menguasai bidang perniagaan di kawasan kota tua pada zaman "baheula". Waktu pendirian rumah ibadah itu, tidak ada yang memastikan karena tiadanya catatan sejarah pendirian bangunan tersebut. Namun, berdasarkan riwayatnya yang diceritakan secara turun temurun, diperkirakan usianya saat ini sudah mencapai 120 tahun. Jika dihitung mundur 120 tahun itu, berarti didirikan pada 1898. Atau dua tahun berselang setelah Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun Pelabuhan Ampenan pada 1896 atau empat tahun setelah Belanda menaklukan Kerajaan Mataram pada 1894 1

yang terkenal dengan nama Ekspedisi Lombok. Tapi, terkabar juga keturunan Tionghoa yang tiba di Lombok jauh sebelum berdirinya kelenteng tersebut, karena ada makam orang Tionghoa di Tanjung, Lombok Barat dan diperkirakan sudah ada berusia 130 tahun. Kemungkinan mereka yang tiba di tanah Lombok itu, pertamanya ke Tanjung, namun kemudian bergeser ke Ampenan yang memiliki pelabuhan cukup besar saat itu. "Perkiraan kita, rumah ibadah ini berdiri pada 120 tahun lalu," kata Ketua Ibadah Kelenteng Pao Hwa Kong, Andika Jayanata. Cikal bakalnya Pecinan dari kelenteng tersebut, bisa disebut wajar karena biasanya orang Tionghoa itu, pada dahulu jika turun dari kapal atau mendarat maka pasti mendirikan tempat sembahyang. Tidak lama kemudian satu persatu berdatangan ke Ampenan dan beribadah di tempat yang sama, hingga berdirilah Pecinan yang terletak tidak jauh dari kelenteng tersebut. Tepatnya di kawasan Simpang Lima. Sampai sekarang, kawasan Simpang Lima dihuni oleh keturunan Tionghoa dengan bangunan khasnya seperti ruang tamu sempit, terdapat altar dan tempat penyimpanan dupa serta foto hitam putih dari orang tuanya atau leluhurnya yang sudah meninggal dunia. Sebenarnya, kelenteng itu dimiliki oleh pribadi dengan patung dewa pertamanya, yakni, Tan Fu Chen. Kemudian, banyak orang yang melihat ada tempat sembahyang, maka mereka ikut bersembahyang. "Ternyata banyak permohonan yang terkabul. Akhirnya mulailah ramai, kemudian didirikanlah rumah ibadah kecil-kecilan dan bertahan sampai sekarang," katanya. Senada dikatakan Muhammad Shafwan menyebutkan sejak awal perkembangannya, orang-orang Tionghoa yang ada di Pulau Lombok, diperkirakan datang melalui Ampenan. Mereka datang dan menyewa tempat tinggal di orang-orang Arab dan Melayu. "Tempat tinggal yang disewa tentulah tempat uang strategis untuk menjalankan bisnisnya yang dipinggir-pinggir jalan utama menuju pelabuhan. Awalnya mereka mulai 2

dari berdagang kecil-kecilan," katanya dalam buku Ampenan Kota Tua. Disebutkan, mereka menggelar barang kelontong di tempat tinggal yang sekaligus menjadi tempat berjualan, banyak juga dari warga Tionghoa yang kemudian memilih berjualan keliling dengan memikul dagangannya atau berkeliling menggunakan sepeda ke kampung-kampung. Kepandaian mereka berdagang, kesabaran melayani pembeli. "Serta keuletan yang tidak kenal kata menyerah membuat komunitas Tionghoa kemudian lebih cepat melesat dalam bidang perdagangan," katanya. Kerajaan Karangasem Di dalam bangunan itu, patung dewa Tan Fu Chen berada di tengah-tengah dengan di depannya ada dua patung pengawal. Di Indonesia, kelenteng yang menggunakan patung dewa Tan Fu Chen hanya sembilan, di antaranya yang di Ampenan tersebut. Empat ada di kelenteng Jawa Timur dan empat kelenteng sisanya di Bali. Setiap bulannya, tanggal 1 dan 15 kalender Imlek, warga keturunan Tionghoa bersembahnyang di tempat itu. Kelenteng Pao Hwa Kong, merupakan kelenteng Tri Dharma yakni tempat ibadat untuk tiga agama, Konghucu, Tao dan Budha. Bahkan perangkat yang digunakan untuk mendekatkan kepada yang di atas, seperti lilin yang menyimbolkan dapat mewangikan dunia serta memberikan terang di dunia atau pemberi semangat, bunga lambang mewangikan dunia karena semerbaknya, serta teh dan air dalam cawan untuk membersihkan yang kotor di dunia dan menghidupkan semua makhluk di dunia ini. "Di hari sembahyang besar, ada juga buah-buahan, yang berarti hidup kita di dunia ini telah berhasil," katanya. Bagi warga keturunan Tionghoa di Ampenan, mereka meyakini Tan Fu Chen itu berkaitan dengan Kelenteng Sam Po Kong, bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He/Cheng Ho di Semarang, Jawa Tengah. Tan Fu Chen anak buah sang Laksamana itu. 3

Tan Fu Chen menjadi sebuah legenda yang bertahan sampai sekarang. Tan Fu Chen merupakan seorang tukang kayu yang diminta untuk membantu membangun Taman Ayun oleh Raja Karangasem kala itu. Sebelumya sudah diupayakan oleh sang raja, untuk menghadirkan tukang kayu guna turut mewarnai taman kerajaan itu. Namun, tukang kayu yang ada itu selalu gagal. Hingga seorang prajurit mengetahui kehebatan Tan Fu Chen itu. Prajurit itu memberitahukan kepada sang raja. Hingga akhirnya Tan Fu Chen dipanggil menghadap raja dan menyatakan kesanggupan mengerjakan permintaan membangun Taman Ayun itu. Setelah sekian lama, Tan Fu Chen itu tidak juga membangun seperti titah penguasa kerajaan kala itu. Tentunya Raja Karangasem pun murka dan memanggilnya sembari disertai ancaman untuk segera menyelesaikan pekerjaan membangun Taman Ayun. "Dia (Raja) menegaskan bahwa taman ayun harus segera jadi," kata Andika Jayanata. Karena mendapatkan ancaman itu, Tan Chen menegaskan dirinya memohon kepada Raja Karangasem untuk menutupi Taman Ayun dengan kain hitam. Ternyata dalam waktu satu bulan, taman itu langsung jadi. Sang raja pun takut melihat kemampuan Tan Fu Chen itu dan berpikiran orang tersebut memiliki kemampuan luar bisa hingga Tan Fu Chen pun diburu untuk ditangkap. Ingat keselamatan dirinya, dia pun melarikan diri sampailah ke daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Dia menghilang di Banyuwangi, tapi dia sering memunculkan keajaiban-keajaiban menolong banyak orang. "Hingga orang mulailah menyembah Tan Fu Chen sebagai dewa," katanya. Saat ini, bisa dikatakan keberadaan Kelenteng Pao Hwa Kong merupakan potret keberagaman yang sampai sekarang masih terjaga di daerah Kota Tua Ampenan. Sejak ratusan tahun mereka tinggal berdampingan dengan berbagai etnis yang membentuk perkampungan, yakni, Kampung Melayu, Kampung Arab, Kampung Banjar, dan Kampung Bugis. Keberadaan Kota Tua bisa menjadi miniatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan simbol Bhineka Tunggal Ika. Karena itu, bisa dikatakan keberadaan Kelenteng Pao Hwa Kong merupakan potret keberagaman yang sampai sekarang masih terjaga di daerah Kota Tua Ampenan. Sejak 4

ratusan tahun mereka tinggal berdampingan dengan berbagai etnis sehingga menjadi miniatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan simbol Bhineka Tunggal Ika.* Baca juga: Denyut perdagangan di Pelabuhan Ampenan Baca juga: Catatan keharmonisan di Kota Tua Ampenan Baca juga: Kusamnya kota Tua Ampenan Pewarta: Riza Fahriza Editor: Erafzon Saptiyulda AS 5