BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) merupakan daerah dataran tinggi yang cukup dingin. Gunung Sindoro dan gunung Sumbing sebagai ciri khususnya kota Wonosobo. Sebagai satu-satunya kelenteng yang ada di kabupaten Wonosobo, keberadaan kelenteng ini pasti sangat berarti bagi umatnya. Karena sebagai wadah resmi bagi mereka untuk melaksanakan ibadah dan melakukan berbagai kegiatan, baik yang berkaitan dengan ritual ibadah maupun kegiatan-kegiatan lain diluar ritual ibadah. Kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) Wonosobo yang dibangun pada tanggal 30 Mei 1950 diatas lahan dengan luas kurang lebih meter persegi ini sudah dua kali direnovasi. Tanggal 24 Oktober 1980 untuk pertama kalinya bangunan dipugar, kemudian diresmikan tanggal 1 Februari Tahun 2009 bangunan direnovasi kembali karena banyak ruangan yang sudah bocor dan tanggal 14 Juli 2012 diresmikan oleh Bupati Wonosobo Bapak H. A. Kholiq Arif. Pada awalnya, di kelenteng Hok Hoo Bio( 福和庙 )hanya ada 9 buah altar dewa yang di sembah. Adapun 9 altar tersebut yaitu, Budha, Kwan Sie Im Poo Sat ( 观音菩萨 ), Bie Lek Hut ( 弥勒佈 ), Hok Tek Ceng Sin ( 福德正神 ), Kong Tik Cun Ong ( 功德君王 ), Shian Thian Shang Tee ( 玄天上帝 ), Thay Sang Lau Cin ( 太上老君 ), Nabi Khong Cu ( 孔子 ), dan Kwan Tee Kun ( 关 33

2 帝君 ). Kemudian pada bulan Januari awal tahun 2012 di kelenteng Hok Boo Bio ( 福和庙 )ada penambahan altar dewa yaitu altar Dewa Cai Shen Ye yang diletakkan di ruang Altar Konghucu. Saat ini altar dewa yang ada di kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )Wonosobo ada 10 buah. Sampai saat ini umat Tri Dharma Wonosobo belum memiliki tempat untuk melakukan upacara kremasi bagi umatnya yang meninggal dunia. Hal tersebut karena berkaitan dengan dana yang cukup besar, dan di Wonosobo kesulitan menentukan tempat untuk tempat pembakaran mayat. Jika ada umat yang menghendaki kremasi, maka akan dilaksanakan di Ambarawa. Jika umat menghendaki dikubur, di kecamatan Batur terdapat TPU (Tempat Pemakaman Umum) untuk masyarakat Tionghoa atau bisa juga dikuburkan di daerah Jlegong. Bangunan utama yang ada di kelenteng Hok Hoo Bio( 福和庙 )meliputi : a. Bangunan utama adalah tempat untuk melaksanakan ibadah. Di ruangan ini terdapat tiga ruangan yaitu, ruangan agama Budha, ruangan agama Tao dan ruangan agama Konghucu. b. Bangunan sebelah timur yaitu bangunan yang berdampingan dengan tempat ibadah adalah tempat untuk penyediaan alat-alat sembahyang meliputi, lilin, dupa, kertas sembahyang dan lain-lain. c. Serambi depan terdapat tempat pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di serambi terdapat tempat pemujaan menuju Tuhan. Sebelum masuk ke tempat ibadah utama terlebih dahulu berdoa di 34

3 tempat ini. Serambi juga digunakan untuk menerima tamu dan untuk beristirahat setelah sembahyang, karena disediakan meja dan sofa yang bisa digunakan. d. Bangunan sebelah timur yaitu ruang aula. Biasanya juga digunakan untuk diskusi tentang agama maupun khotbah yang dihadiri oleh umat Tri Dharma. e. Bangunan Sebelah Selatan digunakan sebagai gedung pertemuan, juga ada aula yang ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan untuk aktivitas yang berkaitan dengan perayaan yang dihadiri oleh banyak umat, misalnya silaturahmi imlek, perayaan cap go meh ( 园宵节 ). Biasanya juga digunakan untuk kegiatan yang mengundang tamu orang tamu undangan. Di bagian selatan terdapat kamar mandi yang bisa digunakan oleh pengunjung kelenteng. f. Halaman kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) cukup luas, digunakan sebagai halaman parkir dan terletak disebelah utara kelenteng. Di halaman juga terdapa sebuah kimlo( 香炉 )yang cukup besar dan tinggi. Peringatan sembahyang yang dijalankan umat Tri Dharma Wonosobo dalam satu tahun ada 25 macam. Cara memperingatinya, hanya melaksanakan ibadah di kelenteng dengan khusu dan memanjatkan doa serta rasa syukur 35

4 terhadap Tuhan. Umuat Tri Dharma Wonosobo menekankan supaya lebih condong kearah ibadah dari pada kegiatan yang bersifat hura-hura. Khusus pada saat perayaan tahun baru imlek, selain mengadakan sembahyang juga diadakan perayaan-perayaan untuk menyambut pergantian tahun. 5.2 Saran Sebagai kelenteng yang usianya masih tergolong sangat muda, alangkah baiknya jika kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) menerbitkan sebuah buku yang menceritakan tentang kelenteng tersebut secara lengkap. Selama ini Penulis merasa kesulitan menemukan buku penunjang yang berkaitan dengan kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ). Selain bermanfaat bagi masyarakat umum yang membutuhkan, buku itu juga akan bermanfaat bagi generasi muda umat Tri Dharma kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ). Jika ada pergantian kepengurusan dari generasi ke generasi maka masih bisa mengetahui sejarah kelenteng dengan baik. Dengan begitu, nilai-nilai luhur, sejarah didirikan kelenteng dan informasiinformasi penting yang berkaitan dengan kelenteng akan selalu terjaga kemurniannya. Bahasa Mandarin sekarang ini sedang diminati, tidak hanya oleh warga keturunan China tetapi juga oleh warga pribumi. Dunia perdagangan, pendidikan, pariwisata dan lain-lain sangat membutuhkan orang-orang yang bisa berbahasa Mandarin. Alangkah baiknya jika di kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) dibentuk 36

5 komunitas untuk mempelajari tulisan mandarin (hanzi 汉字 ) modern yang saat ini digunakan. Agar generasi muda juga mengetahui dan memahami bahasa asli leluhur mereka. Memberi tulisan Mandarin (hanzi 汉字 ) pada nama-nama dewa yang ada di kelenteng Hok Hoo Bio( 福和庙 ), karena masih menggunakan nama-nama dialek Hokkian. Pemberian nama tersebut akan memudahkan bagi orang yang tidak mengetahui dialek hokkian. Dengan demikian, secara perlahan sudah memperkenalkan hanzi ( 汉字 ) kepada generasi muda sehingga mereka bisa mempelajarinya sejak dini. 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akulturasi budaya adalah suatu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mayoritas masyarakat Tiongkok memiliki tiga kepercayaan, yaitu ajaran Taoisme, Konghucu dan Buddhisme. Gabungan dari ketiga kepercayaan tersebut mereka sebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan dinasti Tang. Dalam masyarakat Cina dikenal tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah adanya keanekaragaman penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat dan tentu masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kelenteng adalah tempat ibadat kehadiran Tuhan Yang Maha Esa serta tempat kebaktian atau penghormatan kepada para Nabi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32 tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat terjadinya gonjang-ganjing

Lebih terperinci

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek BAB III STRATEGI KOMUNIKASI III.1 Analisis Masalah Berdasarkan hasil riset kepada 100 warga keturunan Tionghoa baik muda maupun tua, dapat disimpulkan bahwa : Survei ketertarikan melakukan Ritual Sembahyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS.

I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS. I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS. Kelenteng HOK TEK BIO Ciamis adalah satu-satunya Kelenteng yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis Jawa Barat berlokasi di Jalan Ampera II No. 17.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. maupun kegiatan yang selama ini dilakukan di TITD Kwan Sing Bio Tuban.

BAB III OBJEK PENELITIAN. maupun kegiatan yang selama ini dilakukan di TITD Kwan Sing Bio Tuban. BAB III OBJEK PENELITIAN Dalam bab III ini peneliti akan membahas lebih mendalam tentang objek penelitian yakni TITD Kwan Sing Bio Tuban, meliputi sejarah, kepengurusan maupun kegiatan yang selama ini

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa dan keturunan, baik dari keturunan Cina, India, Arab dan lain-lain. Setiap golongan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad lalu, dan Cina mengalami migrasi besar-besaran sekitar abad 16 (Purcell, 1997: 33 dalam Supardi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suryadinata, Leo, Negara dan Etnis Tionghoa : Kasus Indonesia, (Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, 2002), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. (Suryadinata, Leo, Negara dan Etnis Tionghoa : Kasus Indonesia, (Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, 2002), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cina Benteng adalah sebutan untuk masyarakat Tionghoa peranakan yang bertempat tinggal di Tangerang secara turun temurun 1. Tionghoa peranakan adalah orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Salah satu kebebasan yang paling utama dimiliki tiap manusia adalah kebebasan beragama. Melalui agama, manusia mengerti arti dan tujuan hidup yang sebenarnya. Agama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Perayaan Tahun Baru Imlek 2015 di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur yang patut dilestarikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB III DESKRIPSI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB III DESKRIPSI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Letak Geografis Kelenteng Hwie Ing Kiong Kota Madiun merupakan Kota Madya yang pada jaman penjajahan Belanda berbentuk Karesidenan, sebuah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tiongkok adalah negara besar yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki Tembok Besar (Great Wall) yang diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tiongkok merupakan

Lebih terperinci

Perwujudan Representational Meaning Kim Shin Kwan Kong di Klenteng Hok An Kiong Surabaya

Perwujudan Representational Meaning Kim Shin Kwan Kong di Klenteng Hok An Kiong Surabaya JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 1 Perwujudan Representational Meaning Kim Shin Kwan Kong di Klenteng Hok An Kiong Surabaya Hendry Sugiharto, Andereas Pandu Setiawan Program Studi Desain Interior,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

SEMBAHYANG ONDE. Persiapan Sin Cia. Oleh : Marga Singgih. Jakarta, Desember 2017

SEMBAHYANG ONDE. Persiapan Sin Cia. Oleh : Marga Singgih. Jakarta, Desember 2017 SEMBAHYANG ONDE Persiapan Sin Cia Oleh : Marga Singgih Jakarta, Desember 2017 Marga Singgih, M. Pd. Lahir : Jakarta, 21 Januari 1962 Status : Kawin + 3 Putra (Prajna, Viriya, Yasa) Aktifitas : Dharmaduta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ajaran dan Kitab Suci Agama Khonghucu 1. Ajaran Agama Khonghucu Agama Khonghucu dapat disebut sebagai Ji Kauw (menurut dialek Hokkian) yang berarti agama yang mengajarkan kelembutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer,

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer, BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah I. A. Sejarah Singkat Keberadaan Masyarakat Tionghoa di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Tidak hanya

Lebih terperinci

TESIS PENELITIAN RUMAH IBADAT KELENTENG DENGAN KAJIAN ILMU FENG SHUI STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUMAH IBADAT KELENTENG HOK LING MIAU, GONDOMANAN,

TESIS PENELITIAN RUMAH IBADAT KELENTENG DENGAN KAJIAN ILMU FENG SHUI STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUMAH IBADAT KELENTENG HOK LING MIAU, GONDOMANAN, TESIS PENELITIAN RUMAH IBADAT KELENTENG DENGAN KAJIAN ILMU FENG SHUI STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUMAH IBADAT KELENTENG HOK LING MIAU, GONDOMANAN, JALAN BRIGJEND. KATAMSO NO.3, YOGYAKARTA Disusun oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap masyarakat memiliki kebudayaan, kebudayaan ini tersusun karena adanya tingkat pengetahuan dan sebuah ide, keduanya akan menghasilkan sebuah perwujudan budaya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

: Agus Witanto, S.Sos.

: Agus Witanto, S.Sos. 35 BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN KRANGGAN DAN BENTUK - BENTUK PERAYAAN HARI BESAR AGAMA ISLAM DAN AGAMA KONG HU CHU A. Gambaran Umum Kelurahan Kranggan 1. Letak Geografis Kelurahan Kranggan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, kemajemukan itu ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, kemajemukan itu ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, kemajemukan itu ditandai denganadanya berbagai macam suku, etnik, budaya yang masing masing mempunyai cara hidup atau kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN EMPIRIS PENELITIAN

BAB III GAMBARAN EMPIRIS PENELITIAN BAB III GAMBARAN EMPIRIS PENELITIAN A. Letak Geografis Kota Mojokerto Kota Mojokerto adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Agama Buddha Secara etimologi kata agama berasal dari dua akar kata, yaitu a: tidak, dan gama : kacau. Berdasarkan etimologi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi. BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD Bab ini akan memberikan penjelasan tentang prosesi pelaksanaan tradisi bunceng (sedekah bumi), respon masyarakat serta berbagai pendapat masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Setiap manusia tidak akan mengetahui kapan seseorang akan meninggal, dan setiap

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA DAN APLIKASI INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN ANTARA UMAT ISLAM DAN UMAT TRI DHARMA

BAB III GAMBARAN UMUM DESA DAN APLIKASI INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN ANTARA UMAT ISLAM DAN UMAT TRI DHARMA BAB III GAMBARAN UMUM DESA DAN APLIKASI INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN ANTARA UMAT ISLAM DAN UMAT TRI DHARMA A. Gambaran Umum Desa Penyangkringan 1. Letak Geografis Desa Penyangkringan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Semarang memiliki luas 373,70 km 2 atau 37.366.836 Ha terdiri dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Penduduk kota Semarang heterogen terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung

Lebih terperinci

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa ABSTRAKSI Tionghoa-Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok.Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

Oleh: Kartika Cahya Pertiwi 1

Oleh: Kartika Cahya Pertiwi 1 Komunitas Tionghoa di Desa Gudo 1967-2004 (Kajian Sejarah Sosial Etnis Tionghoa di Klenteng Hong San Kiong dan Relevansinya terhadap Pembelajaran Sejarah Lokal) Oleh: Kartika Cahya Pertiwi 1 Abstrak: Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan kedatangan perantau dari Tiongkok dalam kurun waktu yang panjang, mereka pun membawa serta kebudayaan Tionghoa ke Indonesia. Orang Tionghoa sudah terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap I. PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial budayanya. Kebudayaan juga berfungsi untuk membantu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik salah satunya adalah kelompok etnik Tionghoa. Kelompok etnik Tionghoa di Indonesia adalah salah satu kelompok etnik yang

Lebih terperinci

PERAYAAN ZHONG QIU JIE DI KLENTENG HOK TEK CENG SIN CIBINONG

PERAYAAN ZHONG QIU JIE DI KLENTENG HOK TEK CENG SIN CIBINONG PERAYAAN ZHONG QIU JIE DI KLENTENG HOK TEK CENG SIN CIBINONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Siti Muhaeminah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN CAP GO MEH TAHUN 2011 DI PEKAN RAYA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci

JURNAL KOMUNITAS PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DALAM RITUAL DI KELENTENG BAN ENG BIO ADIWERNA. Titin Listiyani. Abstrak. Info Artikel.

JURNAL KOMUNITAS PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DALAM RITUAL DI KELENTENG BAN ENG BIO ADIWERNA. Titin Listiyani. Abstrak. Info Artikel. Komunitas 3 (2) (2011) : 124-130 JURNAL KOMUNITAS http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DALAM RITUAL DI KELENTENG BAN ENG BIO ADIWERNA Titin Listiyani SMA Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam jiwanya, yaitu thabiat ingin beragama, keinginan kepada hidup beragama

BAB I PENDAHULUAN. dalam jiwanya, yaitu thabiat ingin beragama, keinginan kepada hidup beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiap-tiap manusia yang lahir ke muka bumi, membawa suatu thabiat dalam jiwanya, yaitu thabiat ingin beragama, keinginan kepada hidup beragama adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi Fujian adalah salah satu suku yang paling banyak berimigrasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih belum terselesaikan di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao. Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu merupakan nabi yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao. Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu merupakan nabi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao atau Ji Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati adalah bimbingan hidup karunia Thian,

Lebih terperinci

BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA

BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA BAB III PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Paparan Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Sejarah Kelurahan Gadang 1 Kelurahan Gadang adalah suatu wilayah kawasan pemukiman penduduk yang dahulunya dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan dan suku bangsa yang sangat beragam. Salah satu suku bangsa yang ada adalah suku bangsa Tionghoa. Akulturasi budaya Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu keyakinan yang dianggap benar dan dianut oleh tiap individu ataupun suatu kelompok tertentu yang percaya terhadap Tuhan, sehingga dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota yang sangat heterogen dari segi penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di nusantara tetapi juga suku bangsa yang ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tentang upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai Sembahyang Rebut kepada

Lebih terperinci

19. Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) 觀音菩薩

19. Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) 觀音菩薩 19. Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) 觀音菩薩 觀音菩薩 Koan Im Po Sat atau Guan Yin Pu Sa, sering disebut juga dengan Koan Si Im Po Sat atau Guan Shi Yin Pu Sa, yang sesungguhnya merupakan terjemahan secara harafiah

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : 43 TAHUN 2009 NOMOR: 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KEPADA PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar

Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar 文昌帝君, 魁斗星君, 朱衣神君 Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar Hal 1 a). Wen Chang Di Jun adalah salah satu dari kelompok bintang utara. Keenam bintang lainnya yaitu Shang-jiang,

Lebih terperinci

Matakuliah : E1112/ Mitos, Legenda dan Tradisi China Tahun : Pertemuan 2 Dewa Dewi dalam Kebudayaan China SLIDE BINUS.

Matakuliah : E1112/ Mitos, Legenda dan Tradisi China Tahun : Pertemuan 2 Dewa Dewi dalam Kebudayaan China SLIDE BINUS. Matakuliah : E1112/ Mitos, Legenda dan Tradisi China Tahun : 2007 Pertemuan 2 Dewa Dewi dalam Kebudayaan China SLIDE BINUS Bina Nusantara Prinsip Dasar Kepercayaan & Perpaduan 3 Kepercayaan Jing Tian Zun

Lebih terperinci

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut 水神海神 (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut Dewa pelindung pelayaran disamping Ma Zu atau Tian Shang Sheng Mu, ada lagi yang disebut Shui Xian. Pada zaman dahulu, kapal-kapal yang berlayar mempunyai

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, yang beberapa diantaranya merupakan hasil dari akulturasi dua budaya. Hasil akulturasi tersebut yang membuat keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh wilayahnya. Berbagai suku bangsa ini ada yang dipandang sebagai penduduk asal Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu,

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upacara kematian etnis Tionghoa ini, terdapat beragam pantangan dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, buyut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi Muhammad SAW, di dalam

Lebih terperinci

BAB VI. Sembahyangan lain dan asal usulnya

BAB VI. Sembahyangan lain dan asal usulnya BAB VI. Sembahyangan lain dan asal usulnya Selain sembahyangan yang berhubungan dengan tanggal 孔 tertentu 歷 陰 歷 農 歷 dari suatu Sin Beng (shejid, singtan, 陽 歷 kiesien, dll), masih ada lagi beberapa sembahyangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan bulan. 1 Menurut Qi Xing dalam bukunya yang berjudul Folk Customs at Traditional Chinese Festivities,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III MENGKAJI TENTANG SIMBOL AGAMA DAN BUDAYA DI VIHARA

BAB III MENGKAJI TENTANG SIMBOL AGAMA DAN BUDAYA DI VIHARA BAB III MENGKAJI TENTANG SIMBOL AGAMA DAN BUDAYA DI VIHARA A. Simbol Agama di Vihara Agama sebagai sebuah institusi sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta imajinasi manusia tentang keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan hanya kepada satu agama saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena terdapat banyak bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sempurna keseimbangannya, dan menjadi pusat dari dunia. 1 Melihat kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sempurna keseimbangannya, dan menjadi pusat dari dunia. 1 Melihat kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan bangsa yang besar. Dalam bahasa Cina, negara Cina disebut Zhōngguó ( 中国 ). Menurut pengertian secara harafiah, zhōng ( 中 ) berarti tengah, dan

Lebih terperinci

PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA

PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA SKRIPSI Oleh: Rahmadani Nim: 1201411310 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN DAN

Lebih terperinci

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemunculan sastra Indonesia-Tionghoa tiba pada suatu batas ikatan yang agak erat dengan penerjemahan hasil karya sastra Tiongkok ke dalam bahasa Melayu-Rendah.

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF UPACARA SACAPME

STUDI DESKRIPTIF UPACARA SACAPME STUDI DESKRIPTIF UPACARA SACAPME DAN PENGGUNAAN MUSIK PADA SEMBAHYANG MALAM TAHUN BARU GONG XI FAT CAI DI VIHARA PEKONG KELURAHAN POLONIA DALAM BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA AGAMA BUDHA KOTA MEDAN SKRIPSI

Lebih terperinci

Agama Khonghucu : Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya

Agama Khonghucu : Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya Agama Khonghucu: Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak Kalimantan Barat Penelitian Agama Khonghucu : Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak Kalimantan Barat O l e h S u l a i

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09. 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Panggung Kehormatan (Ex Bioskop Kota Indah) Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia BAB I Latar Belakang Masalah Tradisi sebagai Pembimbing Manusia Tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun dalam suatu masyarakat 1, hal ini berarti dalam tradisi terdapat informasi yang diwariskan dari

Lebih terperinci

BAB III KEHIDUPAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI KAWASAN PECINAN KOTA SEMARANG

BAB III KEHIDUPAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI KAWASAN PECINAN KOTA SEMARANG BAB III KEHIDUPAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI KAWASAN PECINAN KOTA SEMARANG A. Letak Geografis Dan Sejarah Pecinan 1. Letak Geografis Pecinan Semarang Kawasan Pecinan Semarang berdekatan dengan Kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan dapat menimbulkan rasa solidaritas terhadap lingkungan sekitar. Tradisi ritual dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah kecil orang India, Arab, dan Tionghoa telah datang dan menghuni beberapa tempat di Nusantara sejak dahulu kala pada zaman kerajaan kuno. Akan tetapi gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multietnis. Etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci