PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK PERAH. Item Kegiatan Laporan Pedet pra sapih. kandang pedet setiap pagi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

disusun oleh: Willyan Djaja

disusun oleh: Willyan Djaja

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PERKANDANGAN PADA SAPI PERAH DI CV. CAPITA FARM, DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH TUGAS AKHIR.

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

ANALISIS BAHAYA dan KONTROL TITIK KRITIS

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420

BAB III. METODE PENELITIAN. Desa Pesanggrahan, Kota Batu.Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengkaji hubungan higiene dan sanitasi berbagai lingkungan peternakan dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena. vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000).

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH)

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktasi atau mendekati kering kandang (Ramelan, 2001). Produksi susu sapi perah

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

MATERI DAN METODE. Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Transkripsi:

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK PERAH 1 1.1 Item Kegiatan Laporan Pedet pra sapih Kandang 1.1.1 Lakukan pembersihan 1.1.1 Bandingkan dengan kandang pedet setiap pagi literatur apakah dan sore hari. manajemen kebersihan Lakukan pengukuran dan ukuran kandang terhadap kandang pedet sudah sesuai untuk pemeliharaan pedet. 1.2 Pakan (susu) 1.2.1 Lakukan pemberian susu setiap pagi dan sore hari. 1.3 Bobot badan 1.3.1 Lakukan pengukuran bobot badan pedet dengan menggunkaan pita ukur. 1.2.1 Bandingkan dengan literatur apakah kuantitas pemberian susu sebagai pakan telah sesuai dengan 1.3.1 Bandingkan dengan literatur apakah bobot badan pedet telah proporsional dengan umur pedet. (Jika sudah kenapa/ Jika belum kenapa). 2 2.1 Pedet post sapih Kandang 2.1.1 Lakukan pembersihan kandang pedet setiap pagi dan sore hari. Lakukan pengukuran terhadap kandang pedet. 2.1.1 Bandingkan dengan literatur apakah manajemen kebersihan dan ukuran kandang sudah sesuai untuk pemeliharaan pedet. 2.2 Pakan dan minum 2.2.1 Bersihkan tempat pakan dan Lakukan pemberian pakan setiap pagi dan sore hari. Catat jumlah pakan yang diberikan, pakan yang dikonsumsi dan pakan yang tersisa. 2.2.1 Bandingkan jenis pakan, kualitas pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan 2.2.2 Bersihkan wadah minum dan ganti air minum setiap 2.2.2 Bandingkan kondisi lapangan dengan 1

pagi hari. 2.3 Bobot badan 2.3.1 Lakukan pengukuran bobot badan pedet dengan menggunkaan pita ukur. 2.4 Dehorning 2.4.1 Lakukan pengamatan apakah dehorning telah dilakukan. 2.5 Extra teat 2.5.1 Lakukan pengamatan apakah dijumpai extra teat pada pedet. 3 Sapi laktasi 3.1 Bangsa sapi 3.1.1 Lakukan pengamatan terhadap bangsa sapi. 2.3.1 Bandingkan dengan literatur apakah bobot badan pedet telah proporsional dengan umur pedet. (Jika sudah kenapa/ Jika belum kenapa). 2.4.1 Bandingkan dengan 2.5.1 Bandingkan dengan 3.1.1 Hubungkan bangsa sapi dengan produksi susu yang dihasilkan kemudian bandingkan dengan 3.2 Tingkat laktasi dan umur sapi 3.3 Bulan laktasi dan persistensi 3.2.1 Lakukan pencarian informasi terhadap tingkat laktasi dan umur sapi. 3.3.1 Lakukan pencarian informasi terhadap bulan laktasi, sedangkan untuk persistensi lakukan pengamatan berdasarkan data produksi susu harian. 3.2.1 Hubungkan tingkat laktasi dan umur sapi dengan kemampuan produksi susu yang dihasilkan dan bandingkan dengan 3.3.1 Hubungkan bulan laktasi dan persistensi dengan produksi susu yang dihasilkan selanjutnya bandingkan dengan 3.4 Bobot sapi 3.4.1 Lakukan pengukuran bobot badan sapi dengan menggunakan pita ukur. 3.4.1 Hubungkan bobot badan sapi dengan kebutuhan pakan dan pakan yang dikonsumsi, dan hubungkan dengan produksi susu yang dihasilkan. Selanjutnya 2

bandingkan dengan 3.5 Kebuntingan 3.5.1 Lakukan pencarian informasi terhadap kebuntingan sapi. 3.5.1 Hubungkan bulan kebuntingan sapi dengan produksi susu yang dihasilkan, kemudian bandingkan dengan 3.6 Suhu lingkungan 3.6.1 Catat suhu dan kelembaban kandang setiap pagi dan sore hari selama praktikum berlangsung. 3.6.1 Hubungkan suhu dan kelembaban lingkungan kandang dengan zona nyaman untuk sapi perah. Kemudian bandingkan dengan 3.7 Pakan 3.7.1 Lakukan pemberian pakan setiap pagi dan sore hari selama praktikum. Lakukan penimbangan terhadap pakan yang diberikan, pakan sisa dan pakan yang dikonsumsi. 3.7.1 Hubungkan jenis dan kualitas pakan yang dikonsumsi dengan produksi susu (bobot badan, kebuntingan, suhu dan kelembaban kandang). 3.8 Frekuensi pemerahan 3.9 Interval pemerahan 3.10 Persiapan dan proses pemerahan 3.8.1 Lakukan pengamatan terhadap frekuensi pemerahan yang dilakukan setiap hari. 3.9.1 Lakukan pengamatan dan perhitungan terhadap interval pemerahan. Catat hasil selisih produksi susu yang dihasilkan dari pemerahan pagi dan sore hari. 3.10.1 Lakukan pengamatan terhadap persiapan dan proses pemerahan (pembersihan ambing sebelum diperah dan perlakuan teat dipping setelah pemerahan). 3.8.1 Hubungkan frekuensi pemerahan dengan produksi susu. 3.9.1 Hubungkan interval pemerahan dengan produksi susu. 3.10.1 Bandingkan kondisi lapang dengan leteratur, bahas segala dampak yang dihasilkan jika persiapan dilakukan dengan baik, begitu juga sebaliknya. 3

3.11 Penyakit 3.11.1 Lakukan pencarian informasi terhadap penyakit yang pernah terjadi pada ternak serta cara mengatasinya. 3.12 Stress 3.12.1 Lakukan pengamatan terhadap lingkungan yang dapat memicu terjadinya stress pada ternak. 3.11.1 Bandingkan dengan 3.12.1 Hubungkan kondisi lingkungan yang memicu stress tersebut dengan kondisi ternak dan produksi susu, kemudian bandingkan dengan 3.13 Kebersihan kandang dan ternak 3.14 Penanganan limbah 3.15 Perkandang an 4. Periode kering 4.1 Lama pengeringan 3.13.1 Lakukan pembersihan terhadap kandang dan ternak dengan menyapu kandang, menyikat sapi dengan bantuan air. 3.14.1 Lakukan pengamatan terhadap penanganan dan pemanfaatan limbah di lokasi praktikum. 3.15.1 Lakukan pembersihan kandang pedet setiap pagi dan sore hari. Lakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kandang pedet 4.1.1 Cari informasi mengenai lama pengeringan 3.13.1 Hubungkan tingkat kebersihan kandang dan ternak dengan penyakit yang pernah diderita ternak. 3.14.1 Bandingkan kondisi lapang dengan 3.15.1 Bandingkan dengan literatur apakah manajemen kebersihan dan ukuran kandang sudah sesuai untuk pemeliharaan sapi laktasi 4.1.1 Bandingkan lama pengeringan di lokasi lapang dengan 4iterature. Jelaskan dampak dari pengeringan yang terlalu lama dan terlalu sebentar. 4.2 Pakan 4.2.1 Bersihkan tempat pakan dan Lakukan pemberian pakan setiap pagi dan sore hari. Catat jenis dan jumlah 4.2.1 Bandingkan jenis pakan, kualitas pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan 4

4.3 BCS dan bobot badan sapi 4.4 Perkandang an pakan yang diberikan, pakan yang dikonsumsi dan pakan yang tersisa. Bersihkan wadah minum 5iteratur air minum setiap pagi hari. 4.3.1 Lakukan pengukuran terhadap BCS dan bobot badan sapi dengan menggunakan pita ukur. 4.4.1 Lakukan pembersihan kandang pedet setiap pagi dan sore hari. Lakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kandang pedet 5iterature. Bandingkan kondisi lapangan dengan 5iterature. 4.3.1 Bandingkan dengan 5iterature apakah BCS sapi telah proporsional dengan status fisiologis sapi. 4.4.1 Bandingkan dengan literatur apakah manajemen kebersihan dan ukuran kandang sudah sesuai untuk pemeliharaan sapi kering 5

Kandang dan Lingkungannya Tabel 1. suhu dan kelembaban kandang DATA HASIL PRAKTIKUM Suhu o C Kelembaban (%) Penanganan limbah (Sertakan gambar penanganan dan pemanfaatan limbah di lokasi praktikum) Pedet pra sapih Tabel 2. Konsumsi susu pada pedet pra sapih (pagi hari) Tabel 3. Konsumsi susu pada pedet pra sapih (sore hari) Table 4. Bobot badan pedet pra sapih No Sapi 1 2 3 4 5 Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 6

Gambar 1. Kandang pedet pra sapih (lengkap dengan ukurannya) Pedet post sapih Tabel 5. Konsumsi pakan pada pedet post sapih (pagi hari) Tabel 6. Konsumsi pakan pada pedet post sapih (sore hari) Table 7. Bobot badan pedet post sapih No Sapi 1 2 3 4 5 Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) Gambar 2. Kandang pedet post sapih (lengkap dengan ukurannya) 7

Sapi laktasi Produksi susu Tabel 8. Produksi susu harian (liter) No sapi:01 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi: 02 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:03 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:04 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:05 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:06 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:07 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore No sapi:08 Umur: Tingkat laktasi:....bulan laktasi: BCS:... Pagi Sore 8

Pakan Hijauan Tabel 9. Konsumsi pakan hijauan pada sapi laktasi (pagi hari) Tabel 10. Konsumsi pakan hijauan pasa sapi laktasi (sore hari) Pakan Konsentrat Tabel 11. Konsumsi pakan konsentrat pada sapi laktasi (pagi hari) Tabel 12. Konsumsi pakan konsentrat pada sapi laktasi (sore hari) Bobot badan Table 13. Bobot badan sapi laktasi No Sapi 1 2 3 4 5 6 7 8 Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) Sapi periode kering Tabel 14. Konsumsi pakan hijauan pada sapi periode kering (pagi hari) Tabel 15. Konsumsi pakan hijauan pada sapi periode kering (sore hari) 9

Pakan Konsentrat Tabel 16. Konsumsi pakan konsentrat pada sapi periode kering (pagi hari) Tabel 17. Konsumsi pakan konsentrat pada sapi laktasi periode kering (sore hari) Bobot badan, lama pengeringan, tingkat laktasi dan BCS Table 18. Bobot badan, lama pengeringan, tingkat laktasi dan BCS sapi periode kering No Sapi 1 2 3 4 5 Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) Lama pengeringan (hari) Tingkat laktasi BCS Uji kualitas susu di lokasi praktikum Tabel 19. Kandungan lemak, protein dan berat jenis susu di lokasi praktikum No sapi Kadar lemak (%) Kadar protein (%) Berat Jenis 10

GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) FOR DAIRY COW FARM 1 Item Persyaratan Metode Inspeksi Komponen farm 1.1 Lokasi 1.1.1 Farm harus berlokasi di daerah yang memiliki resiko lingkungan rendah dari berbagai kontaminasi fisik, bahan kimia dan bahaya biologi lainnya. 1.1.1 1.2 Tata ruang 1.2.1 Farm harus cukup dan memiliki ukuran yang sesuai untuk pemeliharaan ternak dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan. 1.2.1 terhadap ukuran kandang dan lingkungannya 1.2.2 Tata ruang farm harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam kegiatan pembersihan, dan memisahkannya berdasarkan fungsi dari bagian farm seperti kandang pemeliharan, gudang pakan, penampungan limbah dan tempat istritahat pekerja. 1.2.2 Pemeriksaan tata ruang farm dan pengamatan langsung lokasi 1.3 Kandang 1.3.1 Memiliki ruang gerak yang cukup dan bersih untuk pemeliharaan sapi. 1.3.1 1.3.2 Kandang harus kuat, besih, dan mudah untuk dibersihkan dan dirawat. Lantai untuk area pemerahan harus sedikit miring dengan drainasi yang baik. Atap berventilasi baik dengan tidak ada kontruksi bangunan atau benda yang menghalangi aliran udara haruslah dimiliki. 1.3.2 1.3.3 Harus memiliki cahaya yang cukup untuk mendukung kegiatan operasional kandang. 1.3.3 terhadap intensitas cahaya di dalam kandang 11

1.3.4 Harus memiliki perlengkapan yang cukup dan alat yang memadai untuk kegiatan operasional kandang yang harus tersimpan di tempat yang terpisah, khususnya peralatan yang digunakan untuk pemerahan haruslah selalu bersih. 1.3.4 terhadap tempat penyimpanan alat dan perlengkapan kandang 2. Pakan 2.1 Pakan yang diberikan harus dalam kualitas baik berdasarkan Feed Quality Control. 2.1 Cek catatan sumber pakan atau hasil analisanya. 2.2 Dalam kasus pencampuaran pakan yang dilakukan sendiri, penggunaan zat yang berbahaya tidak diperbolehkan tanpa pengawasan Feed Quality Control. 2.2 Cek catatan farm 2.3 Tempat pakan harus bersih, tidak membahayakan sapi atau menyebabkan kontaminasi terhadap susu. Penggunaan truk untuk mengantarkan pakan harus selalu bersih dan kering. 2.3 terhadap tempat pakan dan truk transportasi pakan. Jika dijumpai bukti atau kemungkinan pakan terkontaminasi, pakan diambil untuk dijadikan sampel untuk dianalisakan. 2.4 Pengecekan kondisi fisik pakan harus selalu dilakukan. 2.4 Cek catatan penerimaan pakan 2.5 Gudang penyimpanan pakan harus terpisah, dan pakan harus terlindungi dari kontaminasi dan penurunan kualitas pakan. 2.5 gudang penyimpanan pakan, seperti kebersihan, kekeringan, ventilasi yang baik, bebas dari serangga dan binatang peliharaan. 2.6 Semua sapi harus mampu 2.6 12

untuk mengakses pakan dengan nutrisi yang cukup berdasarkan pada umur dan bangsa sapi. terhadap pakan sapi perah, dan mengecek catatan pakan, bandingkan secara manual kualitas pakan tersebut dengan dengan hasil pengujian kualitas susu. 3 Persediaan air 3.1 Sumber air yang digunakan pada farm harus berlokasi di daerah yang aman dari kontaminasi dan unsure bahaya lainnya. 3.1 terhadap sumber air 3.2 Harus tersedia pasokan air bersih yang cukup untuk sapi perah dan kegiatan operasioanl farm lainnya. 3.2, jika ada keraguan terkontaminasinya air, sampel harus di uji di laboratorium. 4 4.1 Manajemen farm Panduan farm 4.1.1 Panduan manajemen farm harus tersedia. Ilustrasi lengkap dari kegiatan operasional farm yang pentinga diantaranya yaitu, sistem pemeliharaan sapi, manajemen pakan dan air, manajemen kesehatan ternak dan farm, pemerahan dan tempat penampungan susu. 4.1.1 Pengamatan secara langsung dan hubungkan dengan dokumen panduan yang dimiliki. 4.2 Tenaga kerja 4.2.1 Memiliki tenaga kerja yang cukup untuk menangani jumlah ternak yang dimiliki. 4.2.1 4.2.2 Orang yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan ternak harus memperoleh pengetahuan dan dilatih untuk mengelola peternakan sapi perah. 4.2.2 Cek catatan pelatihan pada lembaga kursus peternakan sapi perah melalaui institusi yang diakui. 4.2.3 Penyediaan dokter hewan 4.2.3 Cek lisensi dari dokter 13

berlisensi untuk mengawasi peternakan sapi perah dan kesehatan hewan hewan dan pengawas peternakan sapi perah. 4.2.4 Pekerja harus memiliki kebersihan yang baik untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit. 4.2.4 terhadap kebersihan pekerja, pemeriksaan catatan kesehatan pekerja termasuk pengecekan kesehatan tahunan. 4.3 Pembersihan dan pemeliharaan 4.3.1 Kandang dan kelengkapannya harus bersih dan dijaga agar selalu baik dan dalam kondisi yang bersih. 4.3.1 dan periksa catatan kebersihan kandang sesuai dengan program pemeliharaan dan pembersihan. 4.3.2 Kandang pemerahan dan kelengkapannya harus bersih dan tidak terkontaminasi. 4.3.2 dan pemeriksaaan catatan desinfektan dan pembersihan kandang dan kelengkapannya sesuai dengan program pemeliharaan dan pembersihan. 5 Kesehatan ternak 5.1 Pencegahan dan kontrol penyakit 5.1.1 Penyediaan pengawasan penyakit yang efektif, pencegahan dan pengendalian serta langkah-langkah untuk mencegah pengenalan penyakit ke peternakan melalui orang-orang dan kendaraan. 5.1.1 terhadap sistem pencegahan penyakit dan pemeriksaan catatan dari setiap hewan yang masuk dan keluar dari farm, seperti pengujian tuberculosis, brucellosis dan vaksinasi. 5.1.2 Sumber sapi perah harus diidentifikasi, pembelian sapi baru harus dikarantina dan 5.1.2 Cek catatan sumber sapi perah 14

bersertifikat sehat. 5.1.3 Kesehatan sapi perah harus dimonitor setiap hari. 5.1.3 Cek laporan kesehatan sapi dan identifikasi penyakit ternak. 5.1.4 Jika ada wabah atau kecurigaan penyakit epidemi, persyaratan penanganan berdasarkan undang-undang epidemi hewan harus dipenuhi. 5.1.4 Cek catatan kegiatan operasional berdasarkan ketentuan undang-undang. 5.2 Pengobatan 5.2 Pengobatan harus mengikuti rekomendasi dari pengawas peternakan. 5.2 Periksa catatan pengobatan dan obat yang digunakan 6. Kesejahteraan ternak 6. Perawatan harus dilakukan untuk kesejahteraan sapi perah. Dalam kasus cedera, sakit atau cacat, ternak harus diperlakukan secara tepat untuk menghindari rasa sakit yang berlanjut. 6. terhadap langsung dan pemeriksaan dokumen pengobatan. 7. Lingkungan 7.1 Pembuangan limbah dan kotoran sisa harus ramah lingkungan, untuk mencegah pencemaran seperti bau dan pathogens yang dapat mempengaruhi tetangga dan lingkungan. 7.1 7.2 Air limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke pembuangan air umum. 7.2 8. 8.1 Produksi susu Pemerah 8.1.1 Pemerah harus memiliki kesehatan yang baik, tidak terinfeksi penyakit yang dapat berpindah ke sapi perah ataupun susu. 8.1.1 terhadpa kesehatan pemerah dan cek catatan kesehatan pemerah 8.1.2 Pemerah harus mengikuti ketentuan kebersihan individu 8.1.2 terhadap kebersihan 15

yang telah diatur. individu pemerah 8.2 Persiapan sapi perah sebelum pemerahan 8.2.1 Sebelum pemerahan, sapi perah harus dibersihkan dan bebas dari stress. Susu harus diuji untuk melihat ketidaknormalan sebelum di perah. 8.2.1 selama persipan pemerahan 8.2.2 Jika sapi perah sedang mendapat perawatan dengan obat-obatan, penarikan periode obat tersebut harus diamati dan sampel harus diuji untuk residu antibiotik sebelum menjual. 8.2.2 Cek catatan pada hewan yang sakit, penggunaan obat dan pengobatan hewan termasuk hasil uji residu antibiotik dalam susu. 8.3 Pemerahan 8.3.1 Teknik pemerahan yang baik harus diterapkan. Setiap pemerahan selesai dilakukan, puting harus mendapat perlakukan teat dipping. 8.3.1 Pemerahan langsung terhadap pelaksanaan pemerahan 8.3.2 Perlengkapan dan kontainer susu harus dibersihkan, tanpa menyisakan bau apek, memiliki permukaan yang halus dan tidak menimbulkan reaksi dengan susu. Mereka harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dan setelah digunakan. 8.3.2 terhada kegiatan operasional perlengkapan dan kontainer. 8.3.3 Setiap selesai pemerahan, perlengkapan yang digunakan untuk pemerahan harus dibersihkan dan jika pemerahan dilakukan dengan mesin, komponen mesin harus dibongkar, dibersihkan dan dikeringkan setiap waktu. 8.3.3 terhadap kegiatan operasional setelah pemerahan selesai dilakukan. 8.4 Pengiriman susu 8.4.1 Susu ditampung dalam sebuah wadah dan harus segera dikirimkan ke pusat pengumpulan susu atau pabrik 8.4.1 terhadap pengiriman susu. 16

8.4.2 pengolahan susu. Kontainer susu harus dibersihkan dengan segera setelah pengiriman selesai dilakukan. 8.4.2 Pemeriksaan terhadap kegiatan operasional setelah pengiriman susu. 8.5 Kualitas susu 8.5 Susu harus memiliki kualitas minimal seperti yang tertera pada appendix. 8.5 terhadap hasil pengujian susu 9 Pencatatan 9.1 Kegiatan operasional pada manajemen farm yang berdampak pada kesehatan dan kontrol penyakit harus dicatat. 9.1 Cek catatan 9.2 Catatan harus selalau terjaga minimal pada 3 tahun terakhir, kecuali untuk catatan sejarah sapi harus selalu dijaga sepanjang kehidupan ternak. 9.2 Cek catatan Kualitas susu segar No Item Keterangan 1. Komposisi susu: Protein Solid non fat Total solid Tidak kurang dari 2.8% Tidak kurang dari 8.25% Tidak kurang dari 12% 2. Kebersihan dan kontaminasi: Titik beku dan berat jenis susu Titik beku Berat jenis susu pada suhu 20 o C (-0.520) o C - (-0.525) o C. 1.028 3. Lama waktu perubahan warna terhadap methylene Lebih dari 4 jam blue 4. Total bacterial count Tidak lebih dari 400,000 cfu/ml (colony per milliliter) 5. Coliform count Tidak lebih dari 10,000 cfu/ml 6. Somatic cell count Tidak lebih dari 1,000 cfu/ml 17

Format Laporan I. Pendahuluan II. Hasil dan pembahasan 2.1 Pedet pra sapih 2.1.1 Pakan (susu) Pedet 2.1.2 Bobot badan 2.1.3 Kandang 2.2 Pedet post sapih 2.2.1 Pakan dan minum pedet 2.2.2 Bobot badan 2.2.3 Kandang 2.3 Sapi laktasi 2.3.1 Bangsa sapi 2.3.2 Tingkat laktasi dan umur sapi 2.3.3 Bulan laktasi dan persistensi 2.3.4 Bobot badan dan BCS 2.3.5 Pakan 2.3.6 Kebuntingan 2.3.7 Suhu lingkungan 2.3.8 Frekuensi pemerahan 2.3.9 Interval pemerahan 2.3.10 Persiapan dan proses pemerahan 2.3.11 Penyakit 2.3.12 Stress 2.3.13 Kebersihan kandang dan ternak 2.3.14 Penanganan dan pemanfaatan limbah 2.3.15 Kualitas susu di lokasi praktikum 2.3.16 Kandang 2.4 Sapi periode kering 2.4.1 Lama pengeringan 2.4.2 Pakan 2.4.3 Bobot badan dan BCS 2.4.4 Kandang III. Kesimpulan dan Saran 3.1.1 Kesimpulan dan saran untuk lokasi praktikum 3.1.2 Kesmimpulan dan saran untuk kegiatan praktikum IV. Daftar Pustaka Catatan: Gunakan minimal 5 literatur dalam mendukung pembahasan disetiap sub topik. 18