MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL (Use the high value of fixed cost to get the optimum profits)



dokumen-dokumen yang mirip
TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ANALISIS LEVERAGE ROSANNA WULANDARI, SE,MM ANALISIS LEVERAGE. Pengertian dan pentingnya leverage

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dunia bisnis yang tengah terjadi sekarang ini memaksa

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Keywords: Cost-Volume-Profit Analysis, short term profit planning, Contribution Margin, Break Even Point, what if analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Mata Kuliah Keuangan Bisnis I. Analisis Leverage. Nur Imamah. Department of Business Administration

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

TINGKAT PERPUTARAN (TURNOVER) DALAM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

INCREMENTAL COST SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif

MANFAAT LEVERAGE BAGI PERUSAHAAN. Ana Mufidah 1. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN MODAL KERJA PRODUKSI MEUBEL PADA CV. ANEKA JAYA DI SAMARINDA. Sise Sugiarti 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB I PENDAHULUAN. (stakeholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

= 16,45 = ,16. a = = , ,45 x. Lampiran 1. Biaya gaji dan tunjangan

ABSTRACT. Key Words : analysis cost-volume-profit, break even point, profit target, operating leverage

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha

Masalah Finansial Leverage

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO)

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

ABSTRACT. Keywords: Relevant costs, accept or reject special order. vii

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap STUDI KASUS PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN PT MANDOM INDONESIA TBK

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

How to Build a Good Financial Plan

ANALISA PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PENJUALAN DAN SERVICE KOMPUTER DI SINAR COMPUTER BANJARBARU

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan diantara

Analisis dan Dampak Leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

ABSTRACT. Keywords: Analysis of Cost Volume Profit (CVP), maximize profit. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA UNTUK PERENCANAAN LABA OPERASI

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS OLEH: LILIANA SIMON

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL Lies Indriyatni *) Abstract Some companies, like PT. Telkom, PT. Garuda or some tourist object management companies, obviously need a big infestation for allocating satellite, distribution network, aero planes and some uninstalled utilities. When everything has installed or available, it leaves to the companies to think how to sell the pulses or the tickets as many as possible. It s concerned that many companies which budget structures contain high fixed costs will face many risks ahead. Companies will be very sensitive to the changes, both in sales volume and the variable costs. These things have been undeniable anymore so that it becomes not relevant to be used as basic accounting in decision making. Instead of being worried by the risks, it s better to make advantages from the risks itself. It can be done by improving the sales by some other ways; likes setting the more challenging price or fare; become more aggressive in promotion or wider the distribution. The more important thing is not just look on short term profits but also the more important is the long term profits. Keywords : fixed cost, irrelevant cost, profit. Abstraksi Perusahaan-perusahaan, seperti PT. Telkom, PT. Garuda atau pengelola obyek-obyek pariwisata, memang memerlukan investasi yang sangat besar untuk pengadaan satelit,jaringan distribusi,pesawat terbang atau instalasi-instalasi yang harus terpasang.namun begitu semua sudah terpasang atau tersedia maka tinggallah perusahaan memikirkan bagaimana menjual pulsa atau tiket sebanyak-banyaknya. Memang diakui bahwa perusahaan-perusahaan yang struktur biayanya mengandung beban tetap yang tinggi akan menghadapi banyak resiko. Perusahaan akan sangat peka terhadap perubahan, baik dalam volume penjualan maupun biaya variabelnya. Hal itu sudah tidak bias dihindari lagi, sehingga tidak relevan untuk dipakai sebagai dasar perhitungan dalam pengambilan keputusan. Maka dari pada hanya khawatir dengan resiko, lebih baik memanfaatkannya. *) Dosen STIE Pelita Nusantara Semarang 56 Fokus Ekonomi Vol. 4 No. 1 Juni 2009 : 56-63

Yaitu dengan menggunakan ruang gerak yang lebih leluasa ( dalam perolehan laba ) ini untuk meningkatkan penjualan dengan berbagai cara; seperti penetapan harga atau tarip yang lebih menantang;promosi yang lebih agresif ataupun distribusi yang lebih luas. Yang lebih penting lagi adalah jangan hanya melihat keuntungan jangka pendek saja, sebab jauh lebih penting adalah keuntungan jangka panjang. Kata Kunci : beban tetap, biaya tidak relevan, keuntungan/laba 1. Pendahuluan Setiap usaha yang dilakukan selalu mangharapkan keuntungan/laba. Dan setiap aktivitas usaha pasti tidak bias lepas dari kebutuhan dana untuk membiayainya. Dengan kata lain, untuk mendapatkan keuntungan pasti harus ada biaya yang dikeluarkan. Masalahnya adalah bagaimana bisa mensiasati biaya-biaya yang telah dikeluarkan itu untuk mendapatkan laba yang optimal. Mungkin mengherankan bila perusahaan/operator seluler saling menurunkan biaya/tarip percakapan, perusahaan penerbangan saling menurunkan biaya/tarip penerbangan dan bahkan obyek-obyek wisata menurunkan tarip masuk untuk hari-hari biasa( bukan hari libur ). Apakah hal tersebut memang benar-benar murah? Atau apakah hal-hal seperti itu tidak akan merugikan bagi perusahaan? Tidak ada perusahaan yang mau menderita kerugian, hal seperti tersebut di atas tentu tidak akan merugikan bagi perusahaan. Karena sebenarnya justru dengan pengenaan tarif yang seperti itulah perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau laba. Dengan kata lain, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal maka perusahaan harus menetapkan system pertarifan yang sangat longgar seperti itu. ( B.Suwartojo,1986) Pembahasan berikut akan coba menjelaskan bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan tingginya beban tetap untuk memperoleh keuntungan yang optimal. 2. Pembahasan 2.1. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Yang dimaksud dengan biaya/beban tetap adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output tertentu,tetapi setiap satuan produksi akan berubah sesuai perubahan volume produksi( Munawir, 1999). Jadi semakin besar produksi maka biaya tetap per satuan akan semakin kecil. Demikian juga sebaliknya. Selanjutnya biaya/beban tetap ini akan dibedakan menjadi dua,yaitu : ( Bambang Riyanto,2004) a. Biaya/beban tetap operasional ( operating leverage ) Adalah semua beban tetap yang dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan proses produksi dan penjualan,yang lebih lanjut akan menentukan besarnya laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak. Yang termasuk biaya/beban jenis ini antara lain adalah : depresiasi/penyusutan aktiva tetap; gaji pegawai; biaya sewa dan biaya-biaya kantor. b. Biaya/beban tetap keuangan (financial leverage) Yaitu beban tetap yang timbul apabila perusahan membiayai semua/sebagian investasi atau kebutuhan dan yang ada dengan dana pinjaman/hutang. Jadi bunga yang harus MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL 57 Lies Indriyatni

ditanggung adalah merupakan beban tetap karena dalam keadaan apapun biaya tersebut harus tetap dibayarkan. Yang termasuk dalam beban tetap ini antara lain : bunga dan deviden saham prefern. Sedangkan Biaya tenaga yang kerja dimaksud langsung biaya. variabel adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya naik turun sebanding dengan hasil produksi ; tetapi secara per satuan/unit akan tetap sama Komisi penjualan. (Munawir, 1999). Yang termasuk biaya-biaya ini antara lain : 2.2.Biaya bahan yang Relevan baku. dan Biaya yang Tidak Relevan Biaya tenaga kerja langsung. Komisi Untuk penjualan menjelaskan. masing-masing pengertian biaya ini terlebih dahulu diberikan ilustrasi sebagai berikut : 2.2. Biaya yang Relevan dan Biaya yang Tidak Relevan A Untuk dan B menjelaskan adalah teman masing-masing sekantor, yang kebetulan pengertian rumahnya biaya ini bertetanggaan.a terlebih dahulu setiap diberikan ilustrasi sebagai berikut : hari naik mobil, kalau dihitung biaya yang dikeluarkan per hari Rp 10.000,-( untuk A dan B adalah teman sekantor, yang kebetulan rumahnya bertetanggaan.a setiap hari naik bahan mobil, bakar kalau dan dihitung penyusutan biaya mesin yang ). dikeluarkan B mengajukan per penawaran hari Rp 10.000,-( untuk berangkat untuk bahan bakar dan penyusutan mesin ). B mengajukan penawaran untuk berangkat bersama tetapi hanya bersama membayar tetapi hanya sebesar membayar Rp 3.000,- sebesar Bila Rp hanya 3.000,- mempertimbangkan Bila hanya mempertimbangkan keuntungan saja maka penawaran tersebut dapat dianalisa sebagai berikut : keuntungan saja maka penawaran tersebut dapat dianalisa sebagai berikut : Bila A menerima maka ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp 3.000,-( selisih antara Keterangan Jika Diterima Jika Ditolak Biaya yang dikeluarkan Rp 10.000,- Rp 10.000,- Penerimaan Rp 3.000,- Rp 0,- Biaya netto yg dikeluarkan Rp 7.000,- Rp 10.000,- biaya yang dikeluarkan dengan biaya netto).tetapi bila A menolak maka ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Bila A menerima maka ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp 3.000,-( selisih Dari ilustrasi tersebut dapat dilihat bahwa keputusan apapun yang akan diambil A, dia tetap antara harus biaya mengeluarkan yang dikeluarkan biaya sebesar dengan biaya Rp 10.000,-sehingga netto).tetapi bila unsur A menolak biaya ini maka sebenarnya ia tidak perlu diperhatikan lagi dalan pengambilan keputusan. Biaya-biaya semacam itulah yang akan disebut kehilangan biaya kesempatan tidak relevan( untuk irrelevant mendapatkan cost). keuntungan tersebut. Jelaslah Dari ilustrasi bahwa tersebut yang dimaksud dapat dilihat dengan bahwa biaya keputusan tidak apapun relevan yang adalah akan biaya-biaya diambil A, yang dia tidak ada pengaruh secara langsung dengan keputusan yang diambil. Dan semua biaya/beban tetap adalah tetap termasuk harus biaya mengeluarkan tidak relevan. biaya sebesar Rp 10.000,-sehingga unsur biaya ini Sedangkan biaya relevan adalah biaya-biaya yang harus dipertimbangkan dalam sebenarnya tidak perlu diperhatikan lagi dalan pengambilan keputusan. Biaya-biaya pengambilan keputusan yang akan diambil. Dan yang termasuk dalam biaya relevan adalah semua semacam biaya-biaya itulah variabel. yang disebut biaya tidak relevan( irrelevant cost). 2.3. Pengaruh Tingginya Biaya Tetap Operasional pada Laba Operasi Untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai struktur biaya dengan beban tetap yang sangat tinggi (karena penyusutan alat-alat instalasi, gedung dengan segala peralatannya dan bunga atas modal pinjaman). Seperti pada PT.TELKOM, PT.GARUDA, objek-objek wisata dan perusahaan-perusahaan padat modal lainnya, maka berarti perusahaan yang bersangkutan 58 Fokus Ekonomi Vol. 4 No. 1 Juni 2009 : 56-63

mempunyai biaya tidak relevan yang sangat tinggi pula. Biaya tersebut tidak perlu lagi menjadi pertimbangan dalam penetapan tarif sehingga hanya biaya-biaya variabel saja yang harus dipertimbangkan Selama harga jual (tarif yang ditetapkan) masih bisa menutup biaya variabelnya dan perusahaan sudah dapat mencapai titik impas (BEP) maka penetapan tarif yang longgar/luwes itu dapat ditetapkan. Karena kontribusi margin (selisih antara harga jual dengan biaya variabel) seluruhnya akan menjadi keuntungan perubahan penjualan akan sangat peka mempengaruhi perolehan laba dalam arti kenaikan Salah satu keuntungan dari adanya biaya tetap operasional yang tinggi adalah bahwa sebagian penjualan besar yang biaya relative itu kecil sebenarnya akan dapat sudah menaikkan dibayar/dikeluarkan laba dalam terlebih jumlah yang dahulu besar. sehingga satu-satunya usaha yang penting dilakukan adalah dapat menjual produk dalam jumlah yang sebesar-besarnya, Sebaliknya penurunan kalau penjualan perlu dengan yang penetapan relative kecil harga akan khusus. berakibat Karena penurunan perubahan laba yang penjualan akan besar. sangat Contoh peka berikut mempengaruhi akan memperjelas perolehan uraian laba di dalam atas : arti kenaikan penjualan yang relative kecil akan dapat menaikkan laba dalam jumlah yang besar. Sebaliknya penurunan penjualan yang relative Dua kecil perusahaan akan berakibat A dan penurunan B bergerak laba dalam yang usaha besar. Contoh yang sama, berikut dalam akan proses memperjelas uraian di atas : produksinya perusahaan A lebih banyak menggunakan tenaga manual sedangkan B lebih Dua perusahaan A dan B bergerak dalam usaha yang sama, dalam proses produksinya perusahaan banyak menggunakan A lebih banyak tenaga mesin. menggunakan Perbandingan tenaga keduanya manual akan sedangkan nampak pada B lebih table 1 banyak menggunakan tenaga mesin. Perbandingan keduanya akan nampak pada table 1 berikut : berikut : Tabel 1 Tabel 1 Perbandingan Pengaruh Biaya Tetap Operasional pada Laba Operasi Perbandingan Pengaruh Biaya Tetap Operasional pada Laba Operasi Keterangan Perusahaan A Perusahaan B a. Biaya tetap Rp10,000,000.00 Rp 120,000,000.00 b. Biaya variable per Rp 400.00 Rp 200.00 unit c. Harga jual per unit Rp 500.00 Rp 500.00 d. Kontribusi (c-b) Rp 100.00 Rp 300.00 e. Titik impas (a:d) 100.000 unit 400.000 unit f. Penjualan 1 500.000 unit 500.000 unit g. Laba operasi 1 (f-e)d Rp 40,000,000.00 Rp 30,000,000.00 h. Penjualan 2 1.000.000 unit 1.000.000 unit i. Laba operasi 2 (h-e)d Rp 90,000,000.00 Rp 180,000,000.00 j. Kenaikan Penjualan 100% 100% k.kenaikan laba operasi 125% 500% Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laba perusahaan B lebih peka terhadap perubahan penjualan dibandingkan dengan perusahaan A.Penjualan sama-sama naik 100% akan tetapi laba perusahaan B naik sebesar 500% sedangkan perusahaan A hanya MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL 59 Lies Indriyatni

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laba perusahaan B lebih peka terhadap perubahan penjualan dibandingkan dengan perusahaan A.Penjualan sama-sama naik 100% akan tetapi laba perusahaan B naik sebesar 500% sedangkan perusahaan A hanya 125%. Hal ini disebabkan karena beban biaya tetap perusahaan B jauh lebih besar dibandingkan dengan perusahaan A. Walau bila dilihat dari pencapaian titik impas ( BEP) perusahaan A lebih cepat mencapainya ( pada tingkat penjualan 100.000 unit) sedangkan perusahaan B baru tercapai pada tingkat penjualan 400.000 unit. Jadi sekalipun titik impas dicapai pada tingkat penjualan yang lebih besar akan tetapi perusahaan yang mempunyai beban/biaya tetap yang tinggi, dalam struktur biayanya akan dapat memanfaatkan kepekaan laba terhadap perubahan penjualan. Bagi perusahaan semacam ini ruang gerak untuk mengatur laba menjadi lebih luas, setelah titik impas dicapai. Harga jual atau tarif lebih leluasa untuk dimainkan, sejauh masih di atas biaya variabel dan dapat meningkatkan volume penjualan dalam jumlah yang cukup berarti. Untuk analisa lebih lanjut tentang hubungan antara beban/biaya tetap, titik impas dan kesempatan memperoleh laba yang lebih besar; maka kondisi kedua perusahaan tersebut digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini. Gambar : 1 Grafik titik impas 60 Fokus Ekonomi Vol. 4 No. 1 Juni 2009 : 56-63

Keterangan : OR = garis penerimaan penjualan BT = biaya/beban tetap TC = garis biaya total BV = biaya variabel I = titik impas Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk perusahaan yang mempunyai beban tetap yang lebih besar ( perusahaan B ) akan mempunyai ruang gerak perolehan laba/keuntungan yang lebih luas ( I TC R ) dibandingkan dengan perusahaan yang beban tetapnya lebih kecil ( perusahaan A ) Jadi dengan beban tetap yang tinggi perusahaan bisa memanfaatkannya, dengan jalan pencapaian tingkat penjualan yang sebesar-besarnya melalui penetapan harga/tariff yang lebih murah/rendah dari pada yang seharusnya. 2.4. Pengaruh Tingginya Beban Tetap Keungan pada Laba Bersih Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kebutuhan dananya, yang cukup besar untuk investasi,dengan dana pinjaman, akan menanggung konsekwensi mempunyai beban bunga yang cukup tinggi. Karena bunga adalah merupakan biaya tetap keuangan yang harus tetap dibayarkan, apapun kondisi perusahaan, maka perusahaan harus bisa memanfaatkan atau mensiasati untuk tetap dapat meraih laba/keuntungan. Disisi lain pemilik atau pemegang saham akan lebih tertarik pada laba bersih dari pada laba operasi, karena sekalipun laba operasi tinggi, tetapi kalau sebagian besar digunakan untuk menutup/membayar bunga pinjaman, maka dapat saja terjadi bahwa pemilik tidak mendapat pembagian laba. Untuk itu berikut akan dibahas bagaimana pengaruh tingginya beban tetap keungan pada laba bersih yang mungkin diperoleh perusahaan. Yang penting harus disadari bahwa kenyataannya, semakin besar bunga yang harus dibayar akan semakin pekalah laba bersih terhadap perubahan yang terjadi pada laba operasi. MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL 61 Lies Indriyatni

Dari contoh perbandingan dua perusahaan A dan B di atas,pembahasan dilanjutkan pada Dari contoh perbandingan dua perusahaan A dan B di atas,pembahasan dilanjutkan pada tabel tabel berikut berikut : : Tabel : 2: 2 Pengaruh Pengaruh Beban Beban Tetap Tetap Keuangan pada pada Laba Laba Bersih Keterangan Perusahaan A Perusahaan B Penjualan Rp500,000.0 0 Rp1,000,000.0 0 Rp500,000.0 0 Rp1,000,000.0 0 Laba Operasi Rp 40,000.00 Rp 90,000.00 Rp 30,000.00 Rp 180,000.00 Bunga Rp - Rp - Rp 10,000.00 Rp 10,000.00 Laba sebelum Pajak Rp 40,000.00 Rp 90,000.00 Rp 20,000.00 Rp 170,000.00 Pajak 40% Rp 16,000.00 Rp 36,000.00 Rp 8,000.00 Rp 68,000.00 Laba Bersih Rp 24,000.00 Rp 54,000.00 Rp 12,000.00 Rp 102,000.00 Kenaikan Laba Operasi 125% 500% Kenaikan Laba Bersih 125% 750% Pada tabel di atas tampak bahwa untuk perusahaan A, dampak kenaikan penjualan terhadap Pada Laba tabel Bersih di sama atas tampak besarnya bahwa dengan untuk dampak perusahaan terhadap A, Laba dampak Operasi, kenaikan yaitu penjualan sebesar 125 %. Sedangkan untuk perusahaan B, dampak terhadap Laba Bersih menjadi sangat besar, terhadap Laba Bersih sama besarnya dengan dampak terhadap Laba Operasi, yaitu yaitu 750 %, dan terhadap Laba Operasi hanya 500 %. Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa Bunga sebagai beban tetap, akan meningkatkan kepekaan Laba Bersih terhadap perubahan sebesar 125 %. Sedangkan untuk perusahaan B, dampak terhadap Laba Bersih menjadi Penjualan dan Laba Operasi.( Fred Weston, 1991 ) sangat Kenyataan besar, yaitu inilah 750 yang %, mendorong dan terhadap untuk Laba sedapat Operasi mungkin hanya lebih 500 memanfaatkan %. Hal ini sekali situasi lagi ini, dengan usaha-usaha yang maksimum untuk peningkatan penjualan. menunjukkan bahwa Bunga sebagai beban tetap, akan meningkatkan kepekaan Laba 3. Simpulan Bersih Bagi terhadap Perusahaan-perusahaan perubahan Penjualan yang dan karena Laba operasionalnya Operasi.( Fred mempunyai Weston, 1991 beban ) tetap yang tinggi, seperti PT.Telkom, sekalipun titik impas dicapai pada tingkat penjualan yang lebih besar ( bila Kenyataan dibanding inilah dengan yang perusahaan mendorong lain yang untuk mempunyai sedapat mungkin beban tetap lebih yang memanfaatkan lebih kecil ), akan tetapi perusahaan yang mempunyai beban tetap yang tinggi dalam struktur biayanya tersebut, situasi ini, akan dengan dapat memanfaatkan usaha-usaha yang kepekaan maksimum Laba nya untuk terhadap peningkatan perubahan penjualan. penjualan. Maka perusahaan semacam ini ruang gerak untuk mengatur laba menjadi lebih luas, setelah titik impas dicapai. Harga jual menjadi lebih leluasa untuk dimainkan, sejauh masih di atas biaya variabelnya 3. Kesimpulan dan dapat meningkatkan volume penjualan dengan jumlah yang cukup berarti. Bagi Perusahaan-perusahaan yang karena operasionalnya mempunyai beban tetap yang tinggi, seperti PT.Telkom, sekalipun titik impas dicapai pada tingkat penjualan yang lebih besar ( bila dibanding dengan perusahaan lain yang mempunyai beban tetap 62 Fokus Ekonomi Vol. 4 No. 1 Juni 2009 : 56-63

Daftar Pustaka Agus Sartono, 1997, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta Bambang Riyanto, 2004, Pembelanjaan Perusahaan, BPFE,Yogyakarta B.Suwartojo,1986, Tingginya Beban Tetap pada Struktur Biaya,Majalah Manajemen no.40 Tahun VII,Desember 1986,PT.Gramedia,Jakarta. Fred Weston,1991, Managerial Finance 8th Ed, The Dryden Press,Los Angeles. Munawir, 1999, Analisa Laporan Keuangan, Liberty,Jogjakarta MEMANFAATKAN TINGGINYA BEBAN TETAP UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL 63 Lies Indriyatni