Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA UD. SANGGING SERASI, TABANAN

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

Akuntansi Pertanggungjawaban

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN PT. ARTA SEDANA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENERAPAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON ASSET (ROA) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA. PERUSAHAAN PADA PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT BFI FINANCE INDONESIA. Aiden Tumiwa J. R. E. Tampi S. A. P. Sambul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita dihadapkan pada suatu fenomena yang sering dibicarakan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN.

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

Transkripsi:

i

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini., M.Si, Dosen STIE-MURA Prodi Akutansi Aryani Lestari, Mahasiswa STIE-MURA Prodi Akutansi ABSTRACT This study discusses the Application Analysis Responsibility Accounting In Assessing Financial Performance At Hotel Perfect Lubuklinggau. The decrease in profit in the year 2012-2014. The problems of this research How the decline in earnings in the year 2012-2014, the lack of separation between the costs that can be controlled by the central responsibility and that can not be controlled and the absence of a clear separation of entities on account of income. The study aims to determine the application of accounting in financial performance on a perfect hotel Lubuklinggau years 2012 to 2014. The type of data in this research is secondary data. Data collection techniques in this study is documentation. ie, collecting data and information from the data that already exists on Hotel Perfect Lubuklinggau relating to financial performance. Data analysis techniques used in this research is using quantitative and qualitative descriptive analysis. Based on the research results obtained revenue from all services supplied are increasing and there is a decrease in 2013 can be seen from the difference between their respective incomes. Keywords: Responsibility Accounting, Financial Performance ABSTRAK Penelitian ini membahas Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Hotel Sempurna Lubuklinggau. Terjadinya penurunan laba pada tahun 2012-2014. Rumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimana terjadinya penurunan laba pada tahun 2012-2014, tidak adanya pemisahan antara biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak dapat dikendalikan dan tidak adanya pemisahan entitas yang jelas pada akun pendapatannya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau tahun 2012 sampai dengan 2014. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. yakni melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada pada Hotel Sempurna Lubuklinggau yang berkaitan dengan kinerja keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan pada tahun 2013 dapat diketahui dari selisih masingmasing pendapatan. Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Keuangan ii

DAFTAR ISI Halaman Judul... Abstrak... Daftar isi... Daftar Tabel Daftar Gambar. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Perumusan Masalah... 1.2.1. Identifikasi Masalah... 1.2.2. Batasan Masalah. 1.2.3. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian.. 1.4. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Mendukung...... 2.1.1 Pengertian Akuntansi... 2.1.2 Akuntansi Pertanggungjawaban... 2.1.3 Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional... 2.1.4 Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer... 2.1.5 Desentralisasi... 2.1.6 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi (Investment Center)... 2.1.7 Pengukuran Kinerja Pusat Biaya (Cost Centre)... 2.1.8 Pengukuran Kinerja Pusat Laba (Profit Center)... 2.1.9 Pengukuran Kinerja Pusat Pendapatan (Revenue Center)... 2.1.10 Perencanaan Kinerja Pusat Pertanggungjawaban... 2.2. Penelitian yang Relevan... 2.3. Kerangka Berpikir...... BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian... 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 3.3. Sumber dan Teknik pengumpulan Data..... 3.4. Teknik Analisis Data...... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian......... 4.1.1 Sejarah Hotel Sempurna... 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... 4.1.3 Struktur Organisasi Hotel Sempurna... 4.2 Analisa Akuntansi Pertanggungjawaban... 4.2.1 Pusat Pendapatan... 4.2.2 Pusat Biaya... 4.2.3 Pusat Laba... 4.2.4 Pusat Investasi... 4.3 Pembahasan... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1. Kesimpulan... 5.2. Saran... i ii iii iv v 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 9 9 10 10 11 12 21 14 14 14 15 17 17 17 17 18 19 19 21 23 25 40 29 29 29 vi iii

DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR TABEL Tabel. 1.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Kontemporer... Tabel. 2.2 Hasil penelitian yang Relevan... Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... Tabel 4.1 Perbandingan Pendapatan Hotel SempurnaTahun 2012 dan 2013... Tabel 4.2 Perbandingan pendapatan hotel sempurna Tahun 2013 dan 2014... Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan 2013... Tabel 4.4 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2013 dan 2014... Tabel 4.5 Tabel ROA (return on asset) Hotel Sempurna Pada tahun 2012, 2013 dan 2014... Tabel 4.6 Tabel OPM (operating profit margin) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan 2014... Tabel 4.7 Tabel NPM (net profit margin) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan 2014... Tabel 4.8 Tabel ROI (return on investment) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan 2014... Tabel 4.9 Tabel hasil pendapatan Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan 2014... Tabel 4.10 Tabel Hasil Pengeluaran Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2012, 2013 dan 2014... Tabel 4.11 Tabel Hasil Pengukuran Pusat Laba Hotel Sempurna Pada Tahun 2012,2013 dan 2014... Tabel 4.12 Tabel Hasil Pengukuran pusat Investasi... 6 11 14 19 20 21 22 23 24 24 25 26 26 27 27 iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran... 11 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Sempurna LubukLinggau... 18 v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pendirian perusahaan termasuk hotel tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek berupa laba dan tujuan jangka panjang berupa kelangsungan hidup perusahaan. Penerapan sistem menjadi penting sehingga kinerja semua komponen organisasi dapat dikendalikan ke arah pencapaian tujuan dengan demikian kinerja menjadi unsur penting karena merupakan salahb satu faktor yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat tercapai begitu saja, tanpa adanya usaha secara maksimal dari perusahaan tersebut. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditetapkan dengan tepat dan metode pencapaiannya harus direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang menjadi tanggung jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 201) Realisasi sistem akuntansi pertanggung jawaban adalah adanya pusat-pusat pertanggung jawaban (responsbility center). Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang instansi atau direktur yang bertanggung jawab sesuai bagiannya. Pusat-pusat pertanggung jawaban terdiri atas : a. Pusat pertanggung jawaban biaya (cost center) b. Pusat pertanggung jawaban pendapatan (revenue center) c. Pusat pertanggung jawaban laba (profit center) d. Pusat pertanggung jawaban investasi (investmen center). Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan dan instansi yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggung jawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu. Akuntansi pertanggung jawaban yang baik dalam penerapan nya harus menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari wewenang ini akan menimbulkan adanya pertanggung jawaban suatu kinerja. Diterapkannya sistem akuntansi pertanggung jawaban yang baik, maka akan terciptanya pengendalian dan pengukuran suatu kinerja. Akuntansi pertanggungjawaban juga sebagai sarana untuk mengevaluasi kemampuan setiap manajer, sehingga akan dibentuk landasan terciptanya suatu sistem pengukuran kinerja. Laporan pertanggung jawaban dapat dipergunakan sebagai dasar membuat analisis yang bertujuan untuk mengukur kinerja disetiap pusat 1

pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengelola anggaran. Hotel Sempurna Lubuklinggau merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri perhotelan. Hotel Sempurna melayani dalam hal penginapan, sewa gedung dan catering. Hotel sempurna memiliki misi yaitu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau masyarakat. Oleh sebab itu hotel sempurna terus meningkatkan pelayanan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan administrasi umum. Hal penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proses peningkatan dan pelayanan hotel sempurna adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja ini dilakukan atas penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan pencapaian kinerja perusahaan atau lembaga pemerintah yang sesuai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang diberikan pihak manajemen. Berikut dapat dilihat tabel data pendapatan, biaya, dan laba pada Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012, 2013 dan 2014 : Tabel 1.1 Tabel Pendapatan, Biaya dan Laba Hotel Sempurna Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Pendapatan Usaha Rp.3.391.061.060 Rp. 2.884.931.875 Rp.2.062.184.235 Biaya Usaha Rp.1.466.071.068 Rp. 1.290.860.521 Rp.1.160.861.675 Laba Usaha Rp.1.924.989.992 Rp. 1.594.071.354 Rp. 901.322.560 Sumber: Laporan Keuangan Hotel Sempurna Lubuklinggau (data diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwasannya pendapatan, biaya dan laba Hotel Sempurna Lubuklinggau dari tahun 2012-2014 terus menurun. Penurunan pendapatan dalam kurun waktu tiga (3) tahun tersebut disebabkan karena semakin sedikit pengunjung yang memakai jasa Hotel Sempurna, tentunya biaya yang dikeluarkan pun akan ikut menurun, hal ini tentu saja berdampak pada laba Hotel Sempurna, dapat dilihat pada tabel diatas laba menurun tiap tahunnya dalam kurun waktu tiga (3) tahun. Sebelumnya belum pernah ada penilaian kinerja pada hotel sempurna. Dari gambaran tersebut perlu dilakukan penilaian kinerja dengan melakukan analisis akuntansi pertanggungjawaban. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana tingkat penerapan kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau ditinjau dari sistem akuntansi pertanggungjawaban yang belum tercapai dengan maksimal, maka peneliti mengangkat judul ANALISIS PENERAPAN 2

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU. 1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Terjadinya penurunan laba pada tahun 2012-2014. b. Tidak adanya pemisahan antara biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak dapat dikendalikan. c. Tidak adanya pemisahan entitas yang jelas pada akun pendapatannya. 1.2.2 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi dari masalah yang ada, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat pendapatan,pusat laba dan pusat investasi) dalam pencapaian kinerja keuangan dari tahun 2012,2013 dan 2014 pada Hotel Sempurna Lubuklinggau. 1.2.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012,2013 dan 2014? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau tahun 2012 sampai dengan 2014. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat penelitian terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu : 1.4.1 Aspek teoritis Manfaat penelitian bgai peneliti, yaitu memberikan tambahan pengetahuan tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan pusat pendapatan biaya pada hotel sempurna lubuklinggau 1.4.2 Aspek praktis Kegunaan praktis yang peneliti tujukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi hotel, sebagai bahan masukan untuk semakin bijak dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. 2. Bagi peneliti, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri dan wawasan khusus yang berkaitan dengan materi yang disajikan. 3. Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini serta dapat memberikan informasi mengenai 3

penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan hubungannya dengan pencapaian kinerja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dalam perusahaan kecil, pada umumnya perusahaan perseorangan, pimpinan dapat langsung mengurus sekaligus mengawasi pekerjaan dari setiap bagian,sehingga dapat mengetahui keadaan dalam perusahaan. Apabila perusahaan sudah menjadi besar dimana sebagian tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan pada orang lain, maka pimpinan perusahaan membutuhkan alat yaitu akuntansi untuk mengadakan pengawasan dan mengetahui kemajuan atau perkembangan yang dicapai. Jadi sebenarnya akuntansi berkaitan dengan masalah pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Menurut Budi (2010, h. 1) mengartikan akuntansi dari sudut bidang studi sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Budi (2010, h. 1) Dari sudut proses akuntansi diartikan sebagai proses, pengidentifikasikan, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, peningkatan dan penyajian informasi keuangan yang terjadi dari transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa yang memberikan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter tentang suatu unit usaha yang digunakan untuk pengambilan dan pengendalian dalam bentuk keputusan ekonomi. 2.1.2 Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Henry (2012, h. 253) akuntansi pertanggungjawaban adalah sebuah sistem pelaporan informasi yang (1)mengklasifikasikan data finansial menurut bidang-bidang pertanggungjawaban didalam sebuah organisasi, (2)melaporkan berbagai berbagai aktivitas setiap bidang dengan hanya 4

menyertakan kategori-kategori pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer yang bertanggung jawab. Menurut Prawironegoro dan Ari (2009, h. 203) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang, atau suatu divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggung jawaban merupakan bagian informasi yang disediakan para manajer, sistem ini merupakan sistem pengukuran keuangan yang mencatat rencana dan kinerja menurut variabel keuangan yang menjadi tanggung jawab seorang manajer. Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan supaya memenuhi kebutuhan spesifik dan kondisi operasi perusahaan, sehingga pelaporan kinerja semua pos finansial yang dipertimbangkan dapat diraih oleh pusat pertanggungjawaban yakni segmen bisnis didalam organisasi. Pemahaman itu dibutuhkan guna memastikan aplikasi tipe pusat pertanggung jawaban yang benar dan bahwa evaluasi dan pelaporan kinerja adalah bermakna. Agar sistem akuntansi pertanggungjawaban bisa dijalankan dengan baik, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain : a) Perusahaan sudah menyusun struktur organisasi formal untuk menilai tiap pusat-pusat pertanggung jawaban (responsbility center) dan menentukan penanggungjawab dari pusat pertanggungjawaban. b) Perusahaan sudah menggunakan budget sebagai alat ukur pelaksanaan c) Biaya-biaya dipisahkan antara yang bisa dikendalikan (controllable) oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak bisa dikendalikan (uncontrollable). Pada umumnya baik perusahaan maupun lembaga instansi menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional dan sistem akuntansi pertanggungjawaban kontemporer. 2.1.4 Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 201) akuntansi pertanggungjawaban tradisional hanya dapat diterapkan dalam kondisi bisnis yang stabil,tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada inflasi, tingkat suku bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil, persaingan yang tidak tajam. Dalam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan. Namun dalam praktek bisnis persaingan sangat tajam dan inovasi teknologi cepat berkembang sehingga perkembangan bisnis sangat dinamis, sehingga akuntansi pertanggung jawaban tradisional sangat sulit diterapkan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya antara lain : a) Berfokus internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya dan pendapatan b) Penekananya pada penghematan biaya dan pengukuraan kinerja keuangan return on investmen (ROI) dan return on equity (ROE) c) Model ini mengabaikan klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah d) Model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk memberi insentif. 5

2.1.4 Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 202) akuntansi pertanggungjawaban kontemporer adalah sistem akuntansi pertanggung jawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yang dinamis yang melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban tradisional dan akuntansipertanggung jawaban kontemporer dapat dibedakan melalui pimpinan puncak suatu organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang dipimpinnya antara lain : a) Memberi wewenang kepada manajer dibawahnya b) Meminta tanggung jawab atas wewenang yang diberikan c) Menetapkan ukuran kinerja (benchmarking) d) Mengevaluasi kinerja berdasar ukuran kinerja yang telah ditetapkan e) Memberikan imbalan layak dan memanusiakan manusia. Setelah seseorang (manajer) diberi wewenang, ia diminta tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dimilikinya, maka lahir akuntansi pertanggungjawaban dalam bentuk tradisional. Perbedaan kedua jenis akuntansi pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel. 1.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Kontemporer Keterangan Lingkungan Orientasi Model berpikir Keuangan Akuntansi pertanggungjawaban tradisional Stabil Kemampuan individu Parsial, analitik Unit organisasi Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer Dinamis Kemampuan tim Holistik, dialetik Mata rantai nilai Standar pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja Standar yang bisa dicapai Anggaran statis Perbandingan biaya aktual dengan biaya standar Kepuasan pelanggan Proses yang optimal Efektivitas, just in time, produktifitas Dasar imbalan Kepada individu Karakteristik Biaya Kinerja anggaran Mudah dikendalikan Kinerja tim, mata rantai, nilai kelompok Sulit dikendalikan 6

Sumber :(Darsono dan Ari, 2009.h.203) 2.1.5 Desentralisasi Desain struktur organisasional yang efektif mempunyai dua pertimbangan pokok : (1) pengelompokan aktivitas-aktivitas kerja dan karyawan sebagai segmen-segmen perusahaan teridentifikasi, (2) pilihan antara otoritas tersentralisasi atau terdesentralisasi bagi manjer dari berbagai segmen yang dipilih. Semakin mandiri seorang manajer, tentunya semakin terdesentralisasi struktur organisasinya. Menurut Henry (2012, h. 205) desentralisasi (decentralization) adalah delegasi otoritas atau wewenang pengambilan keputusan kepada atas manajemen yang lebih rendah didalam sebuah organisasi. Pada intinya desentralisasi memindahkan titik pengambilan keputusan ke lapisan manajerial yang paling rendah untuk setiap keputusan yang harus diambil. Mereka yang diberi wewenang harus membuat laporan secara akuntansi untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan atas wewenang yang telah diterima. Pada umumnya wewenang yang diberikan oleh manajemen puncak dan pemilik perusahaan itu adalah wewenang dalam bidang mengelola investasi, mencari laba, dan efesiensi laba. Akuntansi pertanggung jawaban dapat dilihat dari struktur organisasi, dalam struktur organisasi itu tercermin wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap divisi. Jika suatu perusahaan atau lembaga instansi memiliki struktur organisasi yang sederhana, maka manajemen puncak mudah mengadakan pengendalian, dan sebaliknya jika suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang rumit, maka manajemen puncak sulit mengadakan pengendalian. Oleh sebab itu untuk memudahkan pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang atau divisi, manajemen puncak menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Darsono dan Ari (2009. h. 203) akuntansi pertanggungjawaban pada umumnya digunakan oleh suatu segmen bisnis dimana manajernya bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan tertentu, antara lain: a) Pusat biaya 7

Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggung jawab mengenai biaya. Contohnya manajer pabrik, ia bertanggung jawab atas efiseinsi biaya produksi. b) Pusat pendapatan Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggung jawab mengenai penjualan. Contohnya manajer pemasaran, ia bertanggung jawab atas peningkatan jumlah komoditi yang dijual dan jumlah pendapatan (sales revenue). Wewenangnya adalah menentukan strategi dan taktik pemasaran yang saling berhubungan. c) Pusat laba Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggung jawab mengenai pendapatan dan biaya. Contohnya manajer cabang manajer anak perusahaan, dimana ia memiliki wewenang dalam mengelola pendapatan dan biaya. Setiap keputusannya harus didasarkan pada benefit cost ratio. Kinerjanya dievalusai berdasarkan kemampuannya memperoleh laba. d) Pusat investasi Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manjernya bertanggung jawab mengenai pendapatan, biaya dan investasi. Contohnya manajer yang diberi wewenang untuk melakukan proyek investasi yang berhubungan dengan sumber pembiayaan dan penggunaan dana untuk investasi dan untuk operasi. 2.1.6 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi (Investment Center) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 205) Pengukuran dan evaluasi kinerja pusat investasi yang lazim digunakan adalah : 1. Return on investment (ROI) Menurut Darsono dan Purwanti (2009, h. 205) Tingkat hasil atas investasi atau return on investment adalah kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu a Laba kotor atas penjualan b Laba operasi c Laba bersih Menurut Darsono dan Ari (2009. h. 208-209) Return on investment(roi) mempunyai keunggulan dan kelemahan,yakni sebagai berikut : Keunggulan ROI: Keunggulan ROI adalah mendorong manajer cabang, anak perusahaan, dan manajer divisi untuk lebih efektif dan efisien mengoperasikan harta untuk memperoleh pendapatan, atau mendorong manajer untuk mempertinggi perputaran harta atau assets turn over dan mempertinggi net profit margin. Kelemahan ROI : Kelemahan ROI adalah mempersempit pola piker manajer yang hanya mengejar laba jangka pendek saja, tanpa bersedia menambah investasi untuk memperoleh laba jangka panjang. 8

Pada umumnya ROI dihitung dari laba operasi atas harta atau laba bersih atas harta. Jika manajer investasi memiliki wewenang atas perolehan sumber dana (sumber pembiayaan investasi), terutama dana dari kreditur (dana hutang), maka ROI dihitung dari laba bersih, formulanya yaitu : ROI = Jika manajer investasi tidak memiliki wewenang atas perolehan sumber dana (sumber pembiayaan investasi), maka ROI dihitung dari laba operasi atas harta operasi rata-rata. Dalam hal ini manajer investasi hanya merancang dan melaksanakan investasi, keputusan pembiayaan investasi ada ditangan manajer puncak. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 206)Formula perhitungan ROI adalah sebagai berikut : ROI = Tekhnik perhitungan ROI yang lainnya adalah mengalikan perputaran harta (assets turn over) dengan laba operasi (operating profit margin atau erning before interest and tax). Perputaran harta adalah kemampuan manajemen mengoperasikan harta (assets) perusahaan untuk memperoleh pendapatan (sales revenue). Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 206)Formula perhitungannya adalah sebagai berikut : Perputaran harta = Sedangkan operating profit margin dapat dihitung sebagai berikut : Laba operasi atau operating profit margin = Menurut Kasmir (2011, h. 201) ROI (return on investment) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Menurut Kasmir (2011, h. 203) margin laba perusahaan dikatakan cukup baik jika rata-rata industry untuk return on investment adalah 30%. 2. Laba Residu (Residual Income) Laba residu atau residual income dalam perhitungan ini dianggap sebagai laba ekonomi (economic value added), sedangkan laba bersih atau earning after tax dapat disebut laba akuntansi. Dengan demikian jika laba bersih diketahui, maka dapat dihitung nilai perusahaan dan nilai tambah ekonomi. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 208) teknik perhitungan nilai perusahaan dan nilai tambah ekonomi adalah sebagai berikut : 9

Nilai perusahaan = Nilai tambah ekonomi (econimic value added atau EVA atau laba residu) : Nilai tambah perusahaan = Hal ini menunjukkan bahwa tim manajemen memiliki prestasi kerja yaitu dapat menaikkan nilai harta operasi secara akuntansi menjadi nilai perusahaan yang sedang berjalan. Perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi adalah perusahaan yang return on investment lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang. 2.1.7 Pengukuran Kinerja Pusat Biaya (Cost Centre) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 209) Pusat biaya dilakukan dalam tiga kategori yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Ketiga pusat biaya itu lazim disebut biaya operasi. Biaya-biaya itu dibuat standar dahulu, kemudian dibuat anggaran. Standar dan anggaran harus disesuaikan dengan setiap perubahan kondisi yang terjadi dilingkungan bisnis, baik kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Oleh sebab itu standar dan anggaran harus fleksibel terhadap setiap perubahan, agar manajemen dapat melaksanakan program kerja dengan baik. Prestasi kerja manajer pusat biaya dinilai dari kemampuannya mengefesiensikan biaya, Diukur dengan melihat selisih pebandingan biaya pertahunnya. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 210) ukuran efiseinsi adalah : a Bila biaya sesungguhnya (actual cost) lebih kecil daripada biaya standar atau biaya yang dianggarkan b Biaya sesungguhnya lebih kecil daripada biaya sesungguhnya perusahaan pesaing. 2.1.8 Pengukuran Kinerja Pusat Laba (Profit Center) Manajer pusat laba mengemban tanggung jawab atas dan otorita untuk mengambil keputusan-keputusan menyangkut pendapatan dan biaya unitnya. Walaupun terdapat tiga jenis biaya yang tidak efisien (biaya overhead pabrik,biaya upah langsung dan biaya administrasi) namun hal itu dapat ditutupi dengan efisiensi biaya bahan langsung dan biaya pemasaran, serta didukung oleh harga pasar yang tinggi. Disamping itu manajer pusat laba kinerjanya dapat diukur dengan : gross profitmargin, operating profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity dan residual income. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 211) teknik perhitungannya adalah sebagai berikut : Gross Profit Margin = Operating Profit Margin = 10

Net Profit Margin = Return on Assets(ROA) = Return on Equity(ROE) = Menurut Kasmir (2011, h. 200-205) : a. Standar rata-rata industri untuk operating profit margin adalah 30%. b. Standar rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%. c. Standar rata-rata industri untuk return on equity adalah 40%. d. Standar rata-rata industri untuk gross profit margin adalah 30%. e. Untuk ROA (Return on Asset) dikatakan baik apabila nilai ROA (Return on Asset) terus meningkat tiap tahunnya. 2.1.9 Pengukuran Kinerja Pusat Pendapatan (Revenue Center) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 213) Manajer pusat pendapatan diukur dari kemampuannya memperoleh pendapatan. Diukur dengan melihat selisih pendapatan Perusahaan pertahunnya, Itu bisa dilakukan meluaskan pangsa pasar agar jumlah unit yang dijual meningkat pada harga yang tetap (harga sama dengan pesaing), atau meningkatkan harga pada jumlah unit yang dijual tetap. Yang paling baik adalah jumlah unit yang dijual meningkat, pada harga yang meningkat (harga lebih tinggi dibanding pesaing). Manajer pusat pendapatan harus memfokusnya pada kegiatan pemasaran dengan cara meningkatkan segmentasi pasar, memposisikan produk dan menentukan kebijakan marketing mix yang tepat. 2.1.10 Perencanaan Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Dalam manajemen tradisional, kinerja pusat pertanggungjawaban direncanakan dalam proses penyusunan anggaran. Oleh karena organisasi disusun secara berjenjang dan fungsional, kinerja pusat pertanggungjawaban direncanakan melalui anggaran yang disusun organisasi berjenjang dan fungsional. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban diberi wewenang untuk menetapkan kinerja keuangan dengan menyusun anggaran. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 111) anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka penden maupun jangka panjang. Proses penyusunan anggaran biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban dimulai dari tiap-tiap manajer harus mengajukan rancangan-rancangan biaya yang berada dibawah tanggung jawabnya masing-masing. Rancangan-rancangan ini kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Setiap perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran tersebut biaya harus dirundingkan dan diberitahukan kepada manajer penyusunan 11

anggaran biaya sehingga menciptakan peran serta dsn komitmen mereka dalam mencapai target yang diterapkan. 2.2 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang pusat pertanggungjawaban biaya dan pendapatan dalam pencapaian kinerja. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel X yaitu akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan variabel dependen atau variabel Y adalah kinerja keuangan pada Hotel Sempurna Lubuklinggau. Pusat pertanggungjawaban diukur dalam pengukuran pencapaian kinerja keuangan pertanggungjawaban kemudian dapat diambil kesimpulan efektif atau tidak dalam pelaksanaannya di Hotel Sempurna Lubuklinggau. Pusat Biaya Laporan keuangan Akuntansi pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Pusat Laba Pusat Investasi Gambar. 1 Kerangka Pemikiran 2.3 Hasil Penelitian yang relevan Tabel. 2.3 Hasil penelitian yang Relevan No Peneliti Judul Metode 1 Natalia caroline mengko (2013) Penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk penilaian kinerja nonfinansial Kantor Wilayah VI PT. Pegadaian (persero) Manado. Penelitian Metode deskriptif kualitatif Hasil akhir Penerapan akuntansi pertanggunjawaban nonfinansial di Kantor Wilayah VI PT. Pegadaian (persero) sudah baik, tujuan dan manfaat penilaian kinerja dari Kantor 12

Wilayah VI telah terealisasi tujuannya diperusahaan. Meskipun terdapat kendla dalam penerapannya, tetapi hasil akhirnya telah terealisasi. 2 Ayu made Analisia akuntansi Metode Penerapan akuntansi dian pertanggungjawaban deskriptif pertanggungjawaban pertiwi pada Hotel The komparatif sebagai alat bantu (2013) Oberoi Bali manajemen dalam penilaian kinerja pusatpusat pertanggungjawaban Hotel The Oberoi Bali masih belum efektif. Terbukti pada kinerja pusat pertanggungjawaban yang terdiri dari pusat biaya pada tahun 2010 dn 2011 menunjukkan kinerja yang kurang baik karena realisai biaya berada diatas anggaran. 3 Fione pita Peranan akuntansi Metode Bank Danamon telah pagow pertanggungjawaban analisis membagi struktur (2013) sebagai salah satu deskriptif organisasi atas unit-unit sasaran penilaian organisasi prestasi manajemen (departemen) dan telah 13

pada PT. Bank menetapkan secara Danamon Indonesia tegas wewenang dan Tbk. tanggungjawab tingkat manajemen. 5 Mia Hubungan antara Metode Bahwa terdapat darmiaty penerapan akuntansi kuantitatif hubungan yang positif (2012) pertanggungjawaban diantara penerapan dengan efektifitas akuntansi pengendalian biaya pertanggungjawaban yang sesuai dengan efektifitas pengendalian biaya. 6 Andre Penerapan akuntansi Metode Perlu membagi kembali mandak pertanggungjawaban pendekatan pusat (2013) dengan anggaran kualitatif pertanggungjawaban sebagai sesuai dengan struktur pengendalian biaya organisasi yang telag Dinas Perhubungan ada yang berguna untuk Manado mempermudah proses pengendalian biaya juga sebaiknya dilakukan pemisahan biaya-biaya yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 7 Munawir Analisis penerapan Metode Akuntansi (2009) akuntansi deskriptif pertanggungjawaban pertanggungjawaban kualitatif pusat pendapatan, dan dalam pencapaian biaya pada Rumah kinerja pada Rumah Sakit Rflesia Bengkulu Sakit Raflesia sudah mendekati efektif 14

Bengkulu dan efisein dalam pencapaian kinerja keuangan sehingga penilian kinerja yang dilakukan sesuai dengan kriteria. 8 Sri iswati Internalisasi Metode Dengan 4 tipe pusat (2007) akuntansi deskriptif pertanggungjawaban pertanggungjawaban (responsibility center), melalui reward yang yaitu : pusat biaya (cost syar i center), pusat pendapatan (revenue center), pusat laba (profit center) dan pusat investasi (investment center). Masing-masing tipe mengindikasikan bentuk informasi akuntansi yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. 15

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Laporan keuangan Akuntansi pertanggungjawaban. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dari kinerja keuangan suatu entitas. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang atau suatu divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. dimana manajernya bertanggungjawab mengenai pendapatan, biaya, dan investasi 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 1. Pusat Biaya (diukur dengan mnghitung perbandingan selisih pertahun). 2. Pusat Pendapatan (diukur dengan menghitung perbandingan selisih pendapatan pertahun) 3. Pusat Laba (diukur dengan menggunakan rumus ROA (return on asset), OPM (operating profir margin), NPM (net profit margin).). 4. Pusat Investasi (diukur dengan menggunakan rumus 16

Sumber : Darsono dan Ari, Akuntansi Manajemen ROI (return on investment).). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian maksimal 6 (enam) bulan terhitung bulan Juni 2016 sampai dengan Desember 2016. 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Menurut Subagyo (2011, h. 87) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Sedangkan data sekunder menurut Subagyo (2011, h. 88) adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain,berupa neraca dan laporan laba rugi Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012, 2013 dan 2014. 3.3.2 Sumber Data Menurut Arikunto (2010, h. 274) dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yakni melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada pada Hotel Sempurna Lubuklinggau yang berkaitan dengan kinerja keuangan. 3.4 Teknik Analisis Data Menurut Ardianto (2011, h. 47) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data dilapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial. Menurut Ardianto (2011, h. 60) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan mengintrepetasikan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus pengukuran kinerja pertanggungjawaban yaitu: Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 209-208) Rumus Pengukuran Kinerja Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan diukur dari kemampuannya memperoleh pendapatan. Yakni diukur dengan menghitung perbandingan selisih pendapatan perusahaan pertahunnya. Bisa dilakukan dengan meluaskan pangsa pasar agar jumlah unit yang dijual meningkat pada harga yang tetap, atau meningkatkan harga pada jumlah unit yang dijual tetap. 2. Pusat biaya 17

Pusat biaya dilakukan dalam tiga kategori, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Agar manajemen dapat melaksanakan program kerja dengan baik maka standard an anggaran harus fleksibel terhadap setiap perubahan, prestasi kerja manajer pusat biaya dinilai dari kemampuannya mengefiseinsikan biaya, pusat biaya diukur dengan menghitung perbandingan selisih biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pertahunnya. 3. Pusat Laba Return on Assets(ROA) = Operating Profit Margin = Net Profit Margin = Menurut Kasmir (2011, h. 200) standar rata-rata industri untuk operating profit margin adalah 30%. Sedangkan standar rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%. 4. Pusat Investasi ROI = Menurut Kasmir (2011, h. 201) standar rata-rata industri untuk return on investment adalah 30%. Sedangkan deskriptif kualitatif yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan permasalahan berdasarkan hasil dari penelitian mengenai akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja keuangan pada Hotel Sempurna Lubuklinggau, seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi yang berhubungan dengan kinerja keuangan, tujuan perusahaan, kegiatan dan pengukuran kinerja bidang kegiatan yang berhubungan dengan kinerja keuangan 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Hotel Sempurna Hotel merupakan perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan makanan, minuman, serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan ini diperuntukkan bagi masyarakat umum baik mereka yang bermalam dihotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki oleh hotel tersebut Hotel Sempurna LubukLinggau didirikan oleh Ibu Hj. Netty Zainuri,BA pada tahun 2005 dan diresmikan pada tanggal 15 agustus 2006 oleh Wali Kota LubukLinggau Bapak H.Ridwan Effendi berdasarkan Akte Notaris No. 42 tanggal 16 Mei 2006 oleh H.Indra Putrajaya, SH,MH. Hotel sempurna terletak di Jl. Yos sudarso No. 298 RT.02 Watervang LubukLinggau Sumatera Selatan. Hotel Sempurna LubukLinggau termasuk dalam klasifikasi hotel bintang satu (satu), hotel ini merupakan hotel perseorangan atau hotel milik pribadi. Hotel sempurna memiliki 15 kamar yang terdiri dari 4 kamar deluxe, 7 kamar superior, 4 kamar standard dan memiliki 1 ball room, 3 meeting room. Adapun penjelasan masing-masing tipe kamar tersebut adalah sebagai berikut : a. Deluxe A Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV, Double Bed, Batup, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 7x5 m². b. Deluxe B 19

Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV, Double bed, Batup, Hot ang Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran seluas 6x5 m². c. Superior A Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV,Triple Bed, Batup, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 6x5 m². d. Superior B Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, Double Bed, Shower, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 5x5 m². e. Standard Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah Fan, Telepon, TV, Twin Bed. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 5x5 m². 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi Hotel Sempurna adalah : Menjadikan Hotel yang berkualitas, unggul, dalam persaingan dan prima dalam pelayanan dan kinerja. Misi Hotel Sempurna adalah : a. Menjadikan tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung. b. Memberikan manfaat dan dampak sosial yang positif bagi masyarakat sekitar. c. Memberikan partisipasi positif dalam pembangunan. d. Keikutsertaan karyawan dalam setiap proses kerja. Visi dan Misi tersebut diwujudkan dengan Motto Memberikan layanan akurat dan bersahabat disertai dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun guna mencapai tujuan Hotel Sempurna yaitu terselenggaranya pelayanan dan akomodasi terbaik. 4.1.3 Struktur Organisasi Hotel Sempurna Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Struktur organisasi merupakan kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi. Struktur organisasi menggambarkan kerangka dalam susunan hubungan diantara fungsi, bagian, atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan pada atasan dan akhirnya memberikan stabilitas dan komunitas yang 20

memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran tugas. Struktur organisasi Hotel Sempurna dapat dilihat pada gambar dibawah ini : STRUKTUR ORGANISASI HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU PIMPINAN MANAGER RECEPTIONIST ROOMBOY SECURITY LAUNDRY RESTAURANT TATA RUANG Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Sempurna LubukLinggau 4.2 Analisa Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 203) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang, divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. Dalam menganalisis penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja dengan mengukur : 1. Pusat pendapatan 2. Pusat biaya 3. Pusat laba 4. Pusat investasi Untuk lebih rinci dapat dilihat dibawah ini : 4.2.1 Pusat Pendapatan 21

Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 213)Pendapatan merupakan aktiva yang diterima atas penyerahan barang atau jasa kepada pihak pembeli. Pendapatan utama yang diperoleh hotel sempurna adalah pendapatan usaha dari Room Sales, Coffe Shop, Mini Bar, Bauquet(catering), Meetting Room, Telephone Sales, Laundry Sales Perbandingan pendapatan Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :. Tabel 4.1 Perbandingan Pendapatan Hotel Sempurna Tahun 2012 dan 2013 Pendapatan Hotel Sempurna Pendapatan Usaha : Room Sales Coffe Shop Mini Bar Bauquet(catering) Meeting Room Telephone Sales Laundry Sales Tahun 2012 Tahun 2013 Selisih Rp 3.309.514.100 Rp 2.664.219.685 Rp( 645.294.415) Rp 42.122.770 Rp 46.355.940 Rp 4.233.170 Rp 7.660.400 Rp 6.652.950 Rp ( 1.007.450) Rp 8.160.000 Rp 102.272.000 Rp 94.112.000 Rp 15.895.000 Rp 56.950.000 Rp 41.055.000 Rp 86.700 Rp 5.100 Rp ( 81.600) Rp 8.122.090 Rp 8.476.200 Rp 354.110 Jumlah pendapatan Rp 3.391.061.060 Rp 2.884.931.875 Rp( 506.129.185) Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan pada tahun 2013 dapat diketahui dari selisih masingmasing pendapatan. Pendapatan-pendapatan usaha dapat dilihat dari perbandingan pendapatan masing-masing pertahun antara tahun 2012 dan 2013 yaitu pendapatan dari Room Sales mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp. 645.294.415.-, pendapatan dari Coffe Shop meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 4.233.170.-, dari Mini Bar mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.007.450.-, pendapatan dari bauquet(catering) meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 94.112.000.-, pendapatan dari Meeting Room juga mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 41.055.000.-, sedangkan 22

pendapatan dari Telepon Sales menurun pada tahun 2013 sebesar Rp. 81.600.- dan terjadi penurunan pendapatan dari Laundry Sales sebesar Rp. 354.110.-.Dari pendapatan-pendapatan usaha pada Hotel Sempurna terjadi siklus naik turun antara tahun 2012 dan 2013. Perbandingan pendapatan Hotel Sempurna pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Perbandingan pendapatan hotel sempurna Tahun 2013 dan 2014 Pendapatan Hotel Sempurna Pendapatan Usaha : Room Sales Coffe Shop Mini Bar Bauquet(catering) Meeting Room Telephone Sales Laundry Sales Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp 2.664.219.685 Rp 1.973.166.965 Rp( 691.052.720) Rp 46.355.910 Rp 39.340.720 Rp (7.015.220) Rp 6.652.950 Rp 4.927.450 Rp ( 1.725.500) Rp 102.272.000 Rp 22.406.000 Rp (79.866.000) Rp 56.950.000 Rp 20.740.000 Rp ( 36.210.000) Rp 5.100 Rp - Rp 5.100 Rp 8.476.200 Rp 1.603.100 Rp ( 6.873.100) Jumlah pendapatan Rp 2.884.931.875 Rp 2.062.184.235 Rp( 822.747.640) Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan mengalami peningkatan dan penurunan antara tahun 2013 dan 2014 dapat diketahui dari selisih masing-masing pendapatan. Pendapatan-pendapatan usaha Hotel Sempurna dapat dilihat dari perbandingan pendapatan masing-masing pertahun antara tahun 2013 dan 2014 yaitu pendapatan dari Room Sales mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar Rp. 691.052.720.-, pendapatan dari Coffe Shop juga menurun pada tahun 2014 sebesar Rp. 7.015.220.-, pendapatan dari Mini Bar mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 1.725.500.-, pendapatan dari bauquet(catering) juga mengalami penurunan sebesar Rp. 79.866.000.-, pendapatan dari Metting Room tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp. 36.210.000.-, dari hasil Telepon Sales tahun 2014 sama sekali tidak memperoleh pendapatan, dan terjadi penurunan pendapatan dari Laundry Sales pada tahun 2014 sebesar Rp. 6.873.100.- Dari pendapatan-pendapatan usaha pada Hotel Sempurna tersebut antara tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan pada tahun 2014 dari tiap-tiap bidangnya. 23

4.2.2 Pusat Biaya Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 209) Biaya merupakan aktiva yang dikeluarkan atau dipakai ataupun hutang yang ditimbulkan, dalam rangka memperoleh pendapatan. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan usaha Hotel Sempurna dalam memperoleh pendapatan. Perbandingan biaya Hotel Sempurna pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan 2013 Biaya Hotel Sempurna Biaya-biayaUsaha : PLN PDAM Genset Solar FB HK Bauquet(catering) Gaji(salary) Employee Meals Jamsostek Transport Marketing Perbaikan Pemeliharaan Service charge Tax(pajak) telephone Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp 74.106.558 Rp 642.270.183 Rp 119.519.945 Rp 50.777.395 Rp 9.292.300 Rp 11.526.000 Rp 110.658.528 Rp 45.169.241 Rp 117.332.421 Rp 58.471.104 Rp 2.836.365 Rp 302.781.064 Rp 271.639.600 Rp 18.268.200 Rp 12.215.192 Rp 271.549.500 Rp 19.036.600 Rp 14.652.963 Rp 5.380.500 Rp 3.381.300 Rp 43.370.825 Rp 92.025.420 Rp 53.492.285 Rp 132.717.980 Rp 1.445.000 Rp 2.465.850 Rp 66.300.000 Rp 30.685.000 Rp 40.408.155 Rp 65.280.000 Rp 30.600.000 Rp 37.276.114 Rp 45.413.387 Rp (591.492.788) Rp 2.233.700 Rp 6.673.893 Rp 13.301.863 Rp 299.944.699 Rp (90.100) Rp 768.400 Rp 2.437.771 Rp (1.999.200) Rp 10.121.460 Rp 40.692.560 Rp 1.020.850 Rp 1.020.000 Rp (85.000) Rp (3.132.041) Jumlah biaya Rp 1.466.071.068 Rp 1.290.860.521 Rp 175.210.547 Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). 24

Berdasarkan tabel perbandingan biaya Hotel Sempurna antara tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dari biaya-biaya usaha Hotel Sermpurna. Dari biaya PLN yang meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 45.413.387.-, biaya PDAM menurun sebesar Rp. 591.492.788.-, biaya genset solar meningkat sebesar Rp. 2.233.700.-, biaya FB meningkat sebesar Rp. 6.673.893.-, biaya HK meningkat sebesar Rp. 13.301.863.-, biaya bauquet (catering) meningkat sebesar Rp. 299.944.699.-, terjadi penurunan dari biya gaji (salery) sebesar Rp. 90.100.-, kembali terjadi peningkatan pada biaya employee meals sebesar Rp. 768.400.-, biaya jamsostek juga meningkat sebesar Rp. 2.437.771.-, biaya transportasi mengalami penurunan sebesar Rp. 1.999.260.-, dan biaya marketing (promotion) mengalami peningkatan sebesar Rp. 10.121.460.-, untuk biaya perbaikan meningkat sebesar Rp. 40.692.560.-, pemeliharaan meningkat sebesar Rp. 1.020.850.-, terjadi penurunan pada biaya service charge sebesar Rp. 1.020.000.-, biaya pajak menurun sebesar Rp. 85.000.-, biaya telepon juga menurun sebesar Rp. 3.132.041.-. Perbandingan biaya Hotel Sempurna pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2013 dan 2014 Biaya Hotel Sempurna Biaya-biayaUsaha : PLN PDAM Genset Solar FB HK Bauquet(catering) Gaji(salary) Employee Meals Jamsostek Transport Marketing Perbaikan Pemeliharaan Service charge Tax(pajak) Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp 119.519.945 Rp 162.937.505 Rp 43.417.560 Rp 50.777.395 Rp 35.915.239 Rp (14.862.156) Rp 11.526.000 Rp 9.783.500 Rp (1.742.500) Rp 117.332.421 Rp 94.716.010 Rp (22.616.411) Rp 58.471.104 Rp 286.131252 Rp 227.660.148 Rp 302.781.064 Rp 7.016.750 Rp 295.764.314 Rp 271.549.500 Rp 311.992.500 Rp 40.443.000 Rp 19.036.600 Rp 17.263.500 Rp (1.773.100) Rp 14.652.963 Rp 14.652.997 Rp 54 Rp 3.381.300 Rp 3.490.950 Rp 109.650 Rp 53.492.258 Rp 69.243.720 Rp 15.861.085 Rp 132.717.980 Rp 66.884.120 Rp (65.833.860) Rp 2.465.850 Rp 1.315.800 Rp (1.150.050) Rp 65.280.000 Rp 551.140 Rp (64.728.860) Rp 30.600.000 Rp 41.264.610 Rp 10.664.610 25