BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan


KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

Gerson Philipi Rianto F

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

PENDAHULUAN. untuk mencari laba / memaksimalkan profit. Selain itu, tujuan lain juga

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA CAPITAL LEASE DALAM RANGKA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL SKRIPSI

SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Sewa Guna Usaha ( Leasing)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk dapat menggunakannya secara efektif dan optimal.

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

AKUNTANSI UNTUK LEASING

Dari pembahasan bab-bab didepan dapat disimpulkan. hal-hal penting mengenai ketentuan pengakuan^ penyusutan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada prinsipnya setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju sebuah

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat. meminimalkan pengeluaran perusahaan dan dengan demikian keuntungan

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan aktiva tetap adalah untuk modal kerja dan tidak untuk diperjual belikan, sehingga proses pengadaan serta cara perolehannya juga harus diperhitungkan dengan tepat. Keputusan perusahaan untuk mengadakan investasi melalui pembiayaan aktiva tetap menjadi hal yang menarik untuk dilakukan, namun seringkali perusahaan dihadapkan pada masalah bagaimana cara memperoleh barang-barang modal atau aktiva tetap yang dibutuhkan dengan biaya seminimal mungkin. Bagi perusahaan besar dengan modal yang besar pula hal itu mungkin tidak menjadi masalah, bahkan dengan modal yang besar perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal atau aktiva tetap dengan cara pembiayaan secara tunai. Akan tetapi tidak demikian dengan perusahaan kecil dan menengah. Bagi mereka, kebutuhan dana tersebut tidak akan terpenuhi jika hanya menggunakan modal sendiri. Karena sumber dana intern perusahaan kecil dan menengah juga diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan yang lain, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya alternatif pembiayaan

2 aktiva tetap dengan cara lain yang dananya tidak berasal dari dalam perusahaan. Misalnya kredit melalui pihak bank atau sewa guna usaha (leasing). Alternatif yang dipilih perusahaan untuk pembiayaan aktiva tetap akan sangat berdampak untuk perusahaan itu sendiri, sehingga pemilihan alternatif pembiayaan ini juga harus memperhatikan sektor perpajakannya juga. Begitu pentingnya peran serta aktiva tetap bagi perusahaan, maka keputusan untuk pembiayaan suatu aktiva tetap memerlukan perhatian dan penghitungan yang cukup cermat oleh pihak perusahaan, karena dana yang akan dipakai akan menyerap sebagian besar modal perusahaan, Oleh karena itu perusahaan harus melakukan pemilihan yang tepat untuk penentuan pembiayaan aktiva tetap mana yang cocok dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Ada beberapa alternatif pembiayaan yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk membeli suatu aktiva tetap, yaitu : 1. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai Perusahaan harus menyediakan sejumlah dana tunai yang berasal dari modal perusahaan untuk digunakan membeli aktiva tetap tersebut, untuk alternatif ini maka perusahaan tidak akan memilki kewajiban bunga yang harus dibayar pada tiap periode dan ada kemungkinan perusahaan akan mendapatkan potongan harga ketika pembiayaan secara tunai dilakukan. 2. Pembiayaan aktiva tetap dengan Kredit bank Perusahaan mengajukan permohonan pinjaman sejumlah dana kepada pihak bank untuk membeli aktiva tetap, sehingga menimbulkan

3 kewajiban bagi perusahaan untuk membayar angsuran dan bunga bank tiap periode yang telah ditentukan, selain itu pihak perusahaan biasanya juga harus menyerahkan jaminan berupa aktiva atau surat berharga lainnya kepada pihak bank sebagai jaminan sampai pinjamannya dapat dilunasi. 3. Pembiayaan aktiva tetap dengan Sewa guna usaha (leasing) Perusahaan menyewa aktiva pada pihak lessor selama jangka waktu tertentu, dan kewajiban pihak lessee (perusahaan) untuk membayar angsuran (sewa) dan bunga tiap periode yang sudah ditentukan, pada akhir periode sewa guna usaha (leasing), lessee (perusahaan) bisa menggunakan hak opsinya dan membayar sejumlah nilai opsi tersebut untuk memperoleh hak kepemilikan atas aktiva tetap yang telah disewa guna usaha (leasing). Sewa guna usaha (leasing) adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan sewa guna usaha (leasing) perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

4 Melalui pembiayaan sewa guna usaha (leasing) perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian sewa guna usaha (leasing) akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka sewa guna usaha (leasing) selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian sewa guna usaha (leasing) untuk mengatasinya. Dengan melakukan sewa guna usaha (leasing) akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai. Di Indonesia sewa guna usaha (leasing) baru dikenal melalui surat keputusan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan No.KEP-122/MK/IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha sewa guna usaha (leasing). Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian Indonesia permasalahan yang melibatkan sewa guna usaha (leasing) semakin banyak dan kompleks. Perbedaan jenis sewa guna usaha (leasing) menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan akhir tahun.

5 Munculnya lembaga sewa guna usaha (leasing) merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui sewa guna usaha (leasing) mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih. Disamping hal tersebut di atas para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi. Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan keuangan fiskal adalah transaksi sewa guna usaha (leasing) dianggap sebagai biaya mengurangi pendapatan kena pajak. Tetapi tidak begitu halnya jika ditinjau dari segi komersial. Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu : 1. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai, biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.

6 2. Untuk pembiayaan dengan cara sewa guna usaha (leasing), semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan. 3. Sedangkan untuk alternatif pembiayaan dengan kredit bank, biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku. Tingkat suku bunga pada alternatif pembiayaan dengan cara sewa guna usaha (leasing), biasanya relatif lebih tinggi daripada tingkat suku bunga kredit bank, tetapi dengan adanya peraturan perpajakan yang berlaku, dimana alternatif pembiayaan dengan cara sewa guna usaha (leasing) dapat membebankan semua biaya yang digunakan untuk melakukan sewa guna usaha (leasing) pada laporan keuangan fiskal perusahaan, maka alternatif ini perlu dipertimbangkan oleh pihak perusahaan, mengenai hal yang berhubungan dengan penghematan pajak yang akan diperoleh apabila menggunakan alternatif pembiayaan secara sewa guna usaha (leasing).

7 Harga perolehan aktiva tetap dengan alternatif pembiayaan secara sewa guna usaha (leasing) biasanya akan terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan alternatif tunai maupun kredit bank. Biaya yang terlalu besar yang dikeluarkan oleh perusahaan secara otomatis akan mengurangi jumlah kas tunai perusahaan, tetapi hal itu belum tentu merugikan perusahaan. Maka dari itu perusahaan memerlukan penghitungan nilai tunai sekarang (present value) dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan, dan dilakukan perhitungan yang tepat agar bisa mernbuktikan pembiayaan mana yang akan memberikan nilai tunai sekarang (present value) biaya yang terkecil, hal ini dilakukan tentunya dengan mempertimbangkan penghematan pajak yang akan diperoleh perusahaan, sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pemilihan alternatif sumber pembiayaan aktiva tetap harus disesuaikan dengan beberapa hal, yaitu : aturan perpajakan yang berlaku dan diterapkan di Indonesia, faktor pajak lainnya yang meliputi badan hukum yang dimiliki oleh perusahaan, masalah nilai tukar dan kebijaksanaan perusahaan, program insentif investasi, serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan perpajakan (splitz, 1983). Tiap-tiap perusahaan berbeda dalam menentukan sumber pembiayaan untuk memperolah aktiva tetapnya, yang sama adalah tiap perusahaan akan sama-sama mengambil keputusan pembiayaan untuk perolehan aktiva tetap yang dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Toko Surya merupakan perusahaan perseorangan yang modalnya hanya berasal dari satu orang saja yaitu pemilik Toko. Pemilik Toko Surya adalah Bapak Soegijono, Toko Surya mulai dibuka pada tanggal 1 Januari 2002. Toko ini berlokasi di Jalan

8 Majapahit No 2, Nusukan, Banjarsari, Surakarta. Pemilik Toko Surya merupakan salah satu wajib pajak perorangan yang membayar pajak tiap tahunnya, hanya saja Toko Surya ini belum secara fokus untuk melakukan perencanaan pajaknya dengan memanfaatkan peluang-peluang yang terdapat dalam peraturan perpajakan terutama yang berkaitan dengan pembiayaan aktiva tetap yang akan dilakukannya. Adapun aktiva tetap yang akan dibeli oleh Toko Surya adalah sebuah Truk Mitsubishi FE 73 seharga Rp 246.500.000,00, namun pemilik Toko Surya sampai saat ini masih belum menentukan dengan alternatif pembiayaan aktiva tetap mana, aktiva tetap tersebut akan dibeli mengingat bahwa biaya beban pajak yang dapat diminimalkan. Berdasarkan latar belakang hal ini, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul Analisa Penghematan Pajak Jika Melakukan Pembiayaan Aktiva Tetap Dengan Alternatif Secara Tunai, Kredit Bank, Dan Sewa Guna Usaha (Leasing) Pada Toko Surya. 1.2. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis akan membandingan pembiayaan dalam rangka untuk memperoleh aktiva tetap, adapun beberapa alternatif pembiayaan aktiva tetap yang akan diperbandingkan oleh penulis yaitu pembiayaan aktiva tetap dengan alternatif pembiayaan secara tunai, kredit bank, dan dengan cara sewa guna usaha (leasing). Alternatif pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing) yang akan diperbandingkan dalam penelitian ini adalah sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi atau finance lease.

9 Rumusan masalah yang akan diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : Pembiayaan aktiva tetap dengan alternatif mana yang harus dipilih oleh Toko Surya, Jika dianalisa dari penghematan pajak yang dapat dilakukan? 1.3. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis memberikan beberapa batasan-batasan yaitu: 1. Alternatif sumber pembiayaan aktiva tetap yang akan digunakan perusahaan hanya pembiayaan aktiva tetap dengan cara tunai, kredit bank, dan pembiayaan dengan cara sewa guna usaha (leasing). 2. Untuk alternatif pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing) penulis hanya akan membahas tentang pembiayaan sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi atau finance lease. 3. Jangka waktu untuk pembiayaan aktiva tetap dengan cara kredit bank dan sewa guna usaha (leasing) adalah selama 3 tahun ditentukan sesuai dengan keputusan pihak Toko Surya. 4. Peraturan yang digunakan dalam penelitian ini adalah UU No 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU No 7 th 1983 tentang pajak penghasilan dan keputusan Menteri Keuangan No 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha yang telah ditegaskan dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No SE 129/PJ/2010 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah antara lain untuk mengetahui besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan oleh Toko Surya, Jika melakukan

10 pembiayaan aktiva tetap dengan alternatif pembiayaan secara tunai, kredit bank, dan dengan cara sewa guna usaha (leasing). 1.5. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagi penulis : Penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk menambah wawasan sekaligus sabagai tempat untuk mempraktekan sebagian ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah. Bagi perusahaan : Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menganalisa alternatif pembiayaan aktiva tetap mana yang dapat menghemat pajak. Bagi pembaca : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang praktek pembiayaan aktiva tetap dengan alternatif pembiayaan secara tunai, kredit bank dan dengan cara sewa guna usaha (leasing). 1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Jenis Data Jenis data yang akan diteliti berupa data primer yang diperoleh secara langsung dari Toko Surya. Adapun Data-data primer yang diperlukan adalah:

11 1. Harga perolehan aktiva tetap yang akan dibeli pada bulan Oktober. 2. Suku bunga untuk alternatif pembiayaan aktiva tetap secara sewa guna usaha (leasing) dan suku bunga kredit bank. 3. Skedul angsuran untuk alternatif pembiayaan aktiva tetap secara sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank. 4. Laporan Keuangan perusahaan (Toko Surya). 5. Jumlah Hak Opsi yang akan dibayarkan oleh Toko Surya setelah masa sewa guna usaha (leasing) selesai. 6. Jangka waktu yang diperlukan untuk alternatif pembiayaan aktiva tetap secara kredit bank dan sewa guna usaha (leasing). 1.6.2. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : Wawancara (interview) Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab langsung kepada nara sumber (nasir, 1993). Metode ini digunakan dengan menanyakan langsung kondisi serta data data yang diperlukan oleh penulis kepada pemilik Toko Surya mengenai hal hal yang berhubungan dengan pembiayaan aktiva tetap.

12 Review Dokumen dan Catatan Review Dokumen merupakan teknik pengumpulan data melalui catatan atau arsip yang terdapat pada pihak perusahaan (indriantoro dan supomo, 1996). Penulis mengumpulkan data data mengenai pembiayaan aktiva tetap, catatan-catatan yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian mengenai alternatif pembiayaan aktiva tetap yang paling dapat meminimalkan pajak bagi Toko Surya. 1.6.3. Teknik Analisis Data Penelitian ini akan dibagi dalam beberapa tahap untuk mempermudah dalam proses analisis datanya, sehingga data yang yang diperoleh lebih runtut dan mudah dipahami, adapun urutan teknik analisis data yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Mengklasifikasikan atau mengelompokkan data-data yang didapat untuk mempermudah proses penghitungan biaya dalam laporan keuangan komersil dan fiskal. 2. Menghitung biaya fiskal yang boleh dibebankan dalam laporan keuangan fiskal untuk masing-masing altematif pembiayaan aktiva tetap: a. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai

13 1. Menghitung besarnya biaya penyusutan aktiva tetap. 2. Menghitung nilai tunai (present value) biaya penyusutan aktiva tetap. b. Pembiayaan aktiva tetap dengan cara kredit bank 1. Menghitung besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian administrasi kredit bank. 2. Menghitung besarnya angsuran tiap periode beserta dengan nilai tunainya (present value). 3. Menghitung nilai tunai (present value) bunga pinjaman. 4. Menghitung besarnya biaya penyusutan dan nilai tunainya (present value). 5. Menentukan biaya-biaya yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak. c. Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna-usaha (leasing). 1. Menghitung besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian administrasi sewa guna usaha (leasing). 2. Menghitung besarnya angsuran tiap periode beserta nilai tunainya (present value). 3. Menghitung besarnya biaya penyusutan dan nilai tunai (present value) biaya penyusutan.

14 4. Menentukan biaya-biaya yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak. 3. Membandingkan besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan untuk masing-masing transaksi pembiayaan aktiva tetap, guna mengetahui alternatif pembiayaan aktiva tetap mana yang jumlah penghematan pajaknya paling besar antara pembiayaan aktiva tetap secara tunai, kredit bank, maupun melalui sewa gunausaha (leasing). 4. Membuat kesimpulan mengenai alternatif sumber pembiayaan aktiva tetap manakah yang penghematan pajaknya paling besar. 1.7. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulis akan membagi pembahasan dalam penelitian ini menjadi lima bab. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembahasan serta uraian dapat lebih terperinci. Adapun susunan lima bab tersebut adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan yang semuanya berfungsi sebagai pedoman dan arah pembahasan untuk bab selanjutnya.

15 Bab II : Landasan Teori Bab ini membahas tentang teori-teori yang mendasari topik penelitian yang dilakukan, yaitu membahas tentang, konsep aktiva tetap, pengertian aktiva tetap berwujud, pemgertian pembiayaan tunai, kredit bank, sewa guna usaha (leasing), perlakuan perpajakan untuk transaksi pembiayaan aktiva tetap secara tunai, perlakuan perpajakan untuk transaksi pembiayaan aktiva tetap secara kredit bank, dan perlakuan perpajakan untuk transaksi pembiayaan aktiva tetap secara sewa guna usaha (leasing). Bab III : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum perusahaan yang berisikan tentang sejarah umum Toko Surya meliputi tujuan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas tiap bagian, alternatif pembiayaan aktiva tetap yang digunakan perusahaan, kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, serta laporan keuangan perusahaan selama tahun 2010. Bab IV : Analisis data Bab ini merupakan inti pembahasan yang berisi mengenai pembahasan atas besarnya penghematan pajak yang diperoleh dari masing-masing alternatif pembiayaan (pembiayaan aktiva tetap secara tunai, kredit bank, atau secara sewa guna usaha (leasing))

16 Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis. Disamping itu dalam bab ini terdapat juga saran-saran yang diharapkan berguna bagi kemajuan Toko Surya.