Da i Nusantara SIFAT SHALAT NABI TATA CARA SHALAT. Shalatlah kalian, seperti kalian melihatku shalat. (HR. al-bukhari dan Muslim)

dokumen-dokumen yang mirip
Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

NIAT DAN BACAAN SHALAT

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

DI BULAN SUCI RAMADHAN

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

Hukum-Hukum Shalat. Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad

KHUSYUK dan TUMAKNINAH DALAM SHALAT

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

: The Prostration of Forgetfulness : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin

CARA I TIDAL. Pengertian

Keistimewaan Hari Jumat


Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah


Hal-Hal Yang Diwajibkan dalam Shalat

dihadapan-nya dan ikhlas karena-nya, serta hadir hati dalam berzikir, berdoa dan memuji. (Ahlul Ma rifah) 9. II 27 salatlah kalian sebagaimana kalian

Lesson Sheet Kelas : Mars

Bismillahirrahmanirrahim

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

RISALAH DOA. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

Beberapa Kesalahan Dalam Shalat


Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Kajian Islam : Tatacara Berwudhu oleh : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

TAFSIR SURAT ALAM NASYRAH

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

1. Jangan sekali-kali fikir bahawa kita akan masih hidup setelah menghabiskan solat ini.

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB IX MACAM - MACAM SUJUD

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

PANDUAN MENGERJAKAN SOLAT KHAS

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:


TENTANG MA MUM MASBUQ

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

3 Wasiat Agung Rasulullah

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

PANDUAN LENGKAP SOLAT

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana


Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Sujud Sahwi. Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin. 16 Mei Didownload dari:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

SHOLAT WITIR (Bagian Tiga : Macam-Macam Sholat Sunnah)

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Bimbingan Islam di Musim Hujan

HUKUM SEPUTAR MAKMUM MASBUQ DAN KEKELIRUAN YANG BERKAITAN DENGANNYA

Keutamaan 10 Hari Dzulhijjah dan Amalan-amalan yang Disyariatkan

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat

SHALAT-SHALAT SUNNAH (Ustzh. Dian, S.Ag, M.Ag, Dosen STAI Bina Madani, Tangerang)

MENGGAPAI KHUSYU. Publication : 1439 H_2017 M

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

HADITS KEduapuluh tujuh Arti Hadits / :

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Motivasi Agar Istiqomah

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Beberapa Tips praktis dalam sholat.

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

TATA CARA BERWUDHU. Kemudian membasuh kedua tangan sebanyak sekali dari ujung jari hingga mencapai siku.melakukannya sebanyak tiga kali adalah sunat.

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Syarah Istighfar dan Taubat

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

MACAM-MACAM SUJUD A. MATERI POKOK

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

Transkripsi:

SIFAT SHALAT NABI S halat adalah media interaktif antara hamba dengan Robbnya, Alloh. Orang yang berdiri shalat seakanakan ia berada di hadapan Alloh, bermunajat, berdoa kepada-nya dan mendekatkan diri dengan ucapan maupun perbuatan yang ada di dalamnya. Shalat merupakan rukun Islam kedua dan tiang agama, jika ditinggalkan, maka keislaman seseorang akan runtuh. Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang berarti doa. Sedangkan menurut istilah shalat adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna bagi individu dan masyarakat. Shalat yang lurus dan sempurna, akan membawa dampak kebaikan bagi pelakunya dan membuang sifat-sifat buruk. Oleh karena itu, untuk menggapai shalat yang sem-purna, maka kita harus mempelajari dan mengamalkan cara shalat. Dari beliaulah kita mengenal tata cara shalat yang benar, yang sesuai dengan syariat Alloh. أ ص ل ي )) ص ل و ا ك م ا ر أ ي ت م و ن Shalatlah kalian, seperti kalian melihatku shalat. (HR. al-bukhari dan Muslim) TATA CARA SHALAT Berikut tata cara shalat dari semenjak persiapan hingga salam dan hal lain yang mengiringinya sesuai Sunnah : 1. Berdiri. Wajib bagi seorang Muslim jika akan melaksanakan shalat hendaknya dalam keadaan suci dari hadats besar (junub, haidh atau nifas) dan hadats kecil (keluar sesuatu dari lubang qubul atau dubur), kemudian berdiri untuk shalat.

Dalam shalat fardhu dan sunnah, dengan perintah Alloh dalam al-qur an: Berdirilah untuk Alloh (dalam shalat kalian) dengan khusyu. (QS. al-baqarah [2]: 238) me-lakukannya sambil berdiri sesuai Sedangkan bagi orang sakit yang tidak mampu berdiri, ia boleh shalat sambil duduk, dan bila tidak mampu juga, maka ia boleh mengerjakannya dengan berbaring. )) ص ل ق ائ م ا ف إ ن ل ت س ت ط ع ف ق اع د ا ف إ ن ل ت س ت ط ع ف ع ل ى ج ن ب Shalatlah sambil berdiri. Bila tidak bisa, sambil duduk. Bila tidak mampu, maka boleh dengan berbaring di atas lambung. (HR. al-bukhari, Abu Dawud dan Ahmad) Sutrah (Pembatas) Disyariatkan di depan orang shalat ada sutrah (pembatas shalat). Apabila ia shalat di tempat terbuka dan tidak ada sesuatu sebagai pembatas (di depan tempat shalat), maka hendaknya menancapkan tombak atau media lainnya di depannya. Kemudian shalat menghadap pembatas itu, sedangkan orang-orang yang bermakmum berdiri di belakangnya. س ت ر ة ت د أ ح د ا ر ي د ي )) ت ل ال Janganlah engkau shalat kecuali dengan menghadap ke sutrah, dan jangan pula engkau biarkan seorangpun lewat di depanmu (ketika shalat). (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) ن الر ر اء ا )) ا ع أ ح د ك ي د ي ل ر ة اا الرح ل ف ل ل ي ب ال Apabila seseorang di antara kalian meletakkan sesuatu seperti pelana di depannya, maka shalatlah menghadapnya dan hendaknya tidak menghiraukan orang yang lewat di belakang pembatas itu. (HR. Muslim) Oleh karena itu, tidak diperbolehkan melintas atau lewat di depan orang lain yang sedang shalat.

ن ا اا م ل ي د الر أ ن ر ا أ ر ع ي ق أ ن ا ا ع ل ا ان )) ا و ي ع ل اا م ا ر ي د ي Seandainya seseorang yang melintas di depan orang lain yang shalat mengetahui dosanya, maka bila ia harus berdiri selama empat puluh (hari, bulan atau tahun) justru lebih baik baginya dari-pada ia harus melintasinya. (HR. al-bukhari dan Muslim) 2. Menghadap Kiblat. Kemudian menghadapkan seluruh tubuh ke arah kiblat dengan tenang dan meninggalkan semua urusan duniawi, termasuk yang bergelayut dalam pikiran dan yang terbetik dalam hati. dalam melaksanakan shalat fardhu dan sunnah menghadap kiblat. Beliau pun memerintahkan demikian dalam sabdanya kepada orang yang tidak benar shalatnya: )) ا ق م ت )) اا ال ة ف س ب اا و وء ال اس ت ق ب ل اا ق ب ل ف ب ر Bila engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka sempurnakanlah wudhumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah. (HR. al-bukhari dan Muslim) Kecuali shalat sunnah di atas kendaraan, dibolehkan tidak menghadap kiblat, karena dalam perjalanannya biasa melakukan shalat sunnah di atas kendaraannya (unta), sedang beliau menghadap ke arah mana saja kendaraannya menghadap. Shalat Menghadap ke Kuburan Haram hukumnya mengerjakan shalat dengan menghadap kuburan secara mutlak. ت ل وا اا ق ب ور ت ل س وا ع ل ه ا Janganlah kalian shalat menghadap kubur dan janganlah duduk di atasnya. (HR. Muslim, Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah) 3. Niat. Hendaknya seorang yang shalat meniatkan dan memaksudkan dengan hatinya shalat apa yang akan ia kerjakan, seperti shalat fardhu Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya;

ataukah shalat sunnah. Niat tersebut dilakukan di dalam hati dan tidak usah dilafadzkan dengan lisan. ال ا اا ع م ال اان الات ا ن و ى ال ا ا ل ا ر ئ Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung dari niatnya dan sungguh setiap orang akan men-dapatkan balasan sesuai dengan niatnya. (HR. al-bukhari dan Muslim) 4. Takbiratul Ihram. membuka shalatnya dengan ucapan Allohu Akbar (Alloh Maha besar). )) ف ت اح اا ال ة ااط اله و ر ت ر ه ا اات ال ب ري ت ل ل ه ا اات الس ل Kunci shalat adalah bersuci, (tahrīm) pembuka-annya adalah takbir dan penutupnya adalah salam. (HR. Abu Dawud, at-tirmidzi dan al-hakim, di-shahihkan al-hakim dan disepakati adz-dzahabi) )) ف إ ا ق ال اا ام : اهلل أ ك ب ر ف ق و ا و ا: اهلل أ ك ب ر Apabila imam mengucapkan Allohu Akbar, maka katakanlah: Allohu Akbar. (HR. Ahmad dan al-baihaqi, shahih) Mengangkat Tangan Ketika mengucapkan takbir disunnahkan untuk meng-angkat kedua tangan dan merapatkan jari-jemari ke arah kiblat setentang bahu atau setinggi daun telinga. ketika bertakbir untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan takbir, terkadang mengangkatnya sebelum ucapan takbir dan terkadang pula setelah ucapan takbir. Abdulloh bin Umar berkata: اف ت ت اات ال ب ر اا ال ة ف ر ف ع ي د ي ح ي ب ر ح ال ت ي ع ل ه م ا ح ذ ن ب ) ( ر أ ي ت اان ال ال

Aku melihat Nabi membuka shalat dengan takbir. Dan mengangkat tangannya ketika bertakbir hingga keduanya menjadi setara dengan kedua bahunya. (HR. al- Bukhari dan Muslim) Meletakkan Tangan Kanan di Atas Tangan Kiri (Bersedekap) Setelah bertakbir dan mengangkat tangan, disyariatkan untuk meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, karena meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri dalam shalat. Terkadang beliau meng-genggam lengan tangan kirinya dengan jari-jemari tangan kanannya. س و ر ن ا أ ن )) ن الا ع ش ر اا ن ب اء أ ر ن ا ت ع ج ل ف ط ر ن ا ت ري ن ض ع أ ان ن ا ع ل ى ش ائ ل ن ا اا ال ة Sesungguhnya kami para Nabi diperintahkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan waktu sahur serta meletakkan tangan kanan kami di atas tangan kiri ketika shalat. (HR. Ibnu Hibban, dengan sanad hasan) Meletakkan Kedua Tangan yang Bersedekap di Dada Kemudian letakkanlah kedua tangan yang sedang diangkat itu di atas dada. Disebutkan dalam sebuah riwayat: Nabi meletakkan kedua tangannya di atas dada. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah) ( ك ان ي ض ع ه م ا ع ل ى اا الد ر ) Khusyu dan Memandang ke Tempat Sujud Diwajibkan bagi orang yang shalat untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat dan memandang tempat sujud agar mendapat kekhusyu an dalam shalatnya. Disebutkan dalam sebuah riwayat: ر ى ب ر ) ( ك ان ا ص ل الى ر أ س و اا ر

Nabi apabila shalat menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya pada tanah. (HR. al-hakim dan al-baihaqi) ر اي : أ )) ا ن ت ه ال أ ق و ام ي ر ف ع ون أ ار ه اا السم اء اا ال ة أ ت ر ج ع ا ه. ا ت ط ف الن أ ار ه Hendaklah berhenti orang-orang yang mengarah-kan pandangannnya ke langit pada waktu shalat atau mata mereka tidak dikembalikan lagi kepada mereka (dalam riwayat lain: atau penglihatan mereka dihilangkan). (HR. al-bukhari dan Muslim) Doa Iftitāh (Pembuka) Kemudian diam sebentar untuk membaca doa iftitāh. dengan bacaan doa-doa yang bermacam-macam. Di antara doa iftitāhnya adalah: membuka shalatnya )) س ب ان اهلل ب م د ك ت ب ار ك ا س ت ع ا ج د ك ا غ ر ك Mahasuci Engkau ya Alloh, aku memuji-mu, Engkau, Maha berkah nama-mu, Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-mu dan tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau. (HR. Abu Dawud dan al-hakim, dishahihkan al-hakim dan dise-pakati adz- Dzahabi) Atau membaca: )) اال اله ال اع د ط اي ا ك م ا اع د ت ا ا م ش ر ق اا م غ ر ب اال اله ال ن ق ن ن ط اي ا اغ س ل اا م اء اا الل ج ط اي ا ك م ا ي ن القى اا الو ب اا ن اا الدن اال اله ال ااب ر د Ya Alloh, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Alloh, bersihkan aku dari dosa-dosa-ku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Alloh, cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, es dan embun. (HR. al-bukhari dan Muslim) Atau dengan membaca doa lainnya, namun yang harus ada dalilnya.

Membaca Ta awwudz Sebelum membaca surat al-fatihah, mengucapkan: membaca ta awwudz dengan )) أ ع و اهلل ن اا الش ط ان اا الرج ن ن ف ن ف ه ز Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk dari semburan, kesombongan dan hembusannya. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, ad-daruquthni dan al-hakim) Terkadang beliau membaca: أ ع و اهلل اا السم ع ا اع ل ن اا الش ط ان اا الرج Aku berlindung kepada Alloh Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk. (HR. Abu Dawud, at-tirmidzi dan Ahmad) 5. Membaca al-fatihah. Kemudian membaca surat al-fatihah. ص ة ا م ن ل ي ق ر أ ف ا ت اا ت اب Tidak (sah) shalat seseorang bila tidak membaca surat al-fatihah. (HR. al-bukhari dan Muslim) Yaitu membaca: Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pe-murah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalas-an. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. al-fatihah [1]: 1-7)

Membaca Surat atau Beberapa Ayat al-qur an Setelah membaca surat al-fatihah, disunnahkan membaca apa yang mudah dari al- Qur an pada raka at yang pertama dan kedua saja. Terkadang Nabi membaca satu surat penuh pada setiap raka atnya dan ini sering dilakukannya. Terkadang membaca satu surat pada dua raka at dan terkadang pula membaca sebagian surat. Abu Qatadah berkata: ي س م ع ن ا ت اب ااع ر ف ا ت اا س ور ة )) ( ك ان اان ال ي ق ر أ اا الرك ع ت اا ا ن ااظ ه ر اآلي أ ح ان ا ي ق ر أ اا الرك ع ت اا ر ي ف ا ت اا ت اب Nabi membaca pada dua raka at pertama dari shalat Zhuhur dan Ashar surat al- Fatihah dan surat (lainnya); terkadang beliau memperdengarkan (ba-caan) ayat kepada kami. Dan pada dua raka at terak-hir, beliau hanya membaca surat al-fatihah saja. (HR. al-bukhari dan Muslim) mengeraskan bacaannya pada shalat fajar (Shubuh), dua raka at pertama shalat Maghrib dan dua raka at pertama shalat Isya. Beliau juga mengeraskan bacaan pada shalat Jum at, shalat Idain (dua hari raya, Idul Fithri dan Idul Adha), shalat Istisqa dan shalat gerhana. Adapun shalat Zhuhur serta Ashar beliau mem-bacanya dengan sirr (tidak bersuara). 6. Ruku. Setelah membaca surat dari al-qur an, beliau diam sejenak. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan Allohu Akbar, kemudian ruku. Ketika ruku beliau meletakkan kedua telapak tangan-nya pada kedua lututnya. Kedua telapak tangan beliau tampak menekan kedua lututnya seakan-akan mencengkeram keduanya sambil merenggangkan jari-jarinya. ا ر ك ع ت ف ض ع ر اح ت ع ل ى ر ك ب ت ال ف ر أ ص ا ع ال ا ث ح ال ت ي ذ ك ل ذ )) ع ض و

Jika engkau ruku, letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu. Kemudian reng-gangkanlah jari-jarimu sampai setiap anggota tubuh menjadi mapan di tempatnya. (HR. Ibnu Khu-zaimah dan Ibnu Hibban) Ketika ruku beliau merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya dan membentangkan serta meluruskan punggungnya sampai-sampai jika dituangkan air di atasnya, maka air tersebut tidak akan tumpah. Beliau bersabda kepada orang yang tidak benar shalatnya: )) ا د د ظ ه ر ك ن ا ر ك و ع )) ف إ ا ر ك ع ت ف اج ع ل ر اح ت ع ل ى ر ك ب ت Jika engkau ruku, letakkanlah tangamu pada kedua lututmu. Lalu, bentanglah punggungmu dan mapanlah dalam ruku mu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) ruku dengan tidak membungkuk ter-lalu ke bawah dan tidak pula mendongakkan terlalu ke atas. Akan tetapi tengah-tengah di antara keduanya. Di antara bacaan ketika ruku adalah: Maha Suci Robbku yang Maha Agung. (HR. Abu Dawud, shahih) ااع ظ )) س ب ان ر 7. Thuma ninah Dalam Ruku. Berdiam diri dan tenang sebentar dalam ruku me-rupakan rukun shalat. Beliau ال ار ك ع ح ت ت ط م ئ الن ر اك عا Kemudian ruku lah hingga engkau thuma ninah (tenang) dalam ruku. (HR. al-bukhari dan Muslim) memerintahkan orang yang tidak te-nang dalam ruku nya dengan ن ن ا ر اك ن ع د ظ ه ر ف س ي د ا ا ر ك ع ت )) أ ت و ا اار ك و ااس ج و د ف و اا الذ ا س ج د ت

Sempurnakanlah ruku dan sujud kalian. Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-nya, se-sungguhnya aku benar-benar melihat kalian dari balik punggungku saat kalian ruku dan sujud. (HR. al-bukhari dan Muslim) Larangan Membaca al-qur an Saat Ruku melarang membaca al-qur an saat ruku dan sujud dalam sabdanya: )) أ ن ت أ ن أ ق ر أ ااق ر ن ر اك عا أ س اج دا ف الا اار ك و ف ع ظ م و ا ف اا الر ال ب ع الز ج الل أ الا ااس ج و د ف اج ت ه د ا ااد ع اء ف ق م ن أ ن ي س ت ج ا ب ا Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang membaca al-qur an saat ruku atau sujud. Ketika ruku hen-daklah kalian mengagungkan Robb. Sedangkan ketika sujud, hendaklah kalian bersungguh-sung-guh dalam berdoa, karena dapat dipastikan bahwa doa kalian akan dikabulkan. (HR. Muslim) 8. I tidal (Berdiri Bangun dari Ruku ). Kemudian hendaklah mengangkat kepalanya dari ruku seraya mengangkat kedua tangannya hingga setentang bahu atau setinggi daun telinga sambil meng-ucapkan: )) س ع اهلل ا م ن ح د Alloh mendengar orang yang memuji-nya. (HR. al-bukhari dan Muslim) 9. Thuma ninah dalam I tidal. Jika telah berdiri tegak, harus tenang beberapa saat dan disunnahkan membaca doa: )) ر الن ا ا ا ل م د Wahai Robb kami, hanya milik-mu-lah segala pujian. (HR. al-bukhari dan Muslim) Atau menambahkan dengan kata-kata: ع د ن ي ء ل ء ا ئ ت ل ء اا السم ا ات ل ء اا ر Sepenuh langit dan sepenuh bumi dan segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu. (HR. Muslim) Adapun dalil wajibnya thuma ninah dalam i tidal adalah hadits : ال ار ف ع ح ال ت ت ع ت د ل ق ائ ما

Kemudian bangkitlah (dari ruku ) hingga engkau lurus dalam berdiri. (HR. al-bukhari dan Muslim) 10. Sujud. Kemudian bertakbir dan sujud dengan meletakkan tujuh anggota sujud ke lantai, yaitu wajah (kening dan hidung), dua telapak tangan, dua lutut dan kedua kaki (semua ujung jari kaki). Merapatkan jari-jemari tangan dan menghadapkannya ke arah kiblat serta meletakannya sejajar dengan bahu. Kemudian mengucapkan: Maha suci Alloh, Robbku yang Maha Tinggi. (HR. Abu Dawud, shahih) Atau membaca: )) )) س ب ان ر ا ا ع ل ى )) س ب ان اال اله ال ر الن ا ب م د ك اال اله ال اغ ف ر ل Maha suci Engkau, ya Alloh Robb kami, dan dengan memuji-mu, ya Alloh berilah aku ampun-an. (HR. al-bukhari dan Muslim) Ketika meletakkan kedua tangan dalam sujud, harus mengangkat lengan tangan ke atas dan tidak meletakkan lengan tangan menempel di tanah atau lantai. melarang hal tersebut dengan sabdanya: ااس ج ود أ ح د ك ر اع ان ب س اط اا ل ب اع ت د ا و ا ي ب س Lakukanlah sujud dengan sedang-sedang saja, dan janganlah salah seorang dari kalian menghampar-kan lengannya (di lantai) seperti anjing meng-hamparkan (kedua kaki depannya). (HR. al-bukhari dan Muslim) 11. Thuma ninah dalam Sujud. sabdanya: menganjurkan umatnya untuk mem-perbanyak doa ketika sujud dalam )) أ ق ر ب ا ي ون اا ع ب د ن ر ه و س اج ف د ك ر ا ااد ع اء (Keadaan) seorang hamba yang paling dekat dengan Robbnya adalah saat ia sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa (dalam sujud). (HR. Muslim)

Namun melarang membaca al-qur an ketika ruku dan sujud sebagaimana hadits yang lalu. Beliau juga melarang tergesa-gesa dalam sujud, se-baliknya beliau memerintahkan untuk thuma nīnah (tenang). ال اس ج د ح ت ت ط م ئ الن س اج دا Kemudian sujudlah hingga engkau thuma ninah (tenang) dalam sujud. (HR. al-bukhari dan Mus-lim) 12. Duduk di Antara Dua Sujud. Kemudian mengangkat kepala seraya bertakbir dan duduk di antara dua sujud. Lalu melipat ke belakang kaki kirinya dan duduk di atasnya. Menegakkan telapak kaki kanannya, dan meletakkan kedua telapak tangannya di paha dengan membuka telapak tangannya. Terkadang duduk iq ā, yaitu menegak-kan kedua telapak kakinya dan duduk di atas tumit, kemudian membaca: )) ر ب اغ ف ر ل ار ح ار ف ع اه د ن ع اف ار ز ق Wahai Robbku, ampunilah aku, rahmati aku, angkatlah derajatku, berilah aku petunjuk, ke-sehatan, dan rezeki. (HR. Abu Dawud, shahih) 13. Thuma ninah dalam Duduk di Antara Dua Sujud. memperlama posisi ini hingga ada yang berkata: Nabi lupa., dan beliau melarang meringankan-nya (tidak thuma nīnah). ال ار ف ع ح ت ت ط م ئ الن ج اا سا Kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga thuma -ninah (tenang) dalam duduk (di antara dua sujud). (HR. al-bukhari dan Muslim) Kemudian sujud yang kedua sambil bertakbir dan melakukan seperti yang dilakukan pada sujud yang pertama.

Dengan demikian selesailah raka at pertama. Kemu-dian bangkit sambil bertakbir untuk mengerjakan raka at-raka at selanjutnya. Raka at kedua dikerjakan seperti pada raka at pertama tanpa takbiratul ihram dan bacaan istiftāh. Duduk dan Tasyahud Awal Kemudian duduk tasyahud awal di akhir raka at kedua. Duduk dengan cara iftirāsy seperti duduk di antara dua sujud (menegakkan telapak kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri). Aisyah berkata: ) اا س ر ى ي ن ب ك ل ر ك ع ت اات ال ال ك ان ي ف ر ش ر ج ل ر ج ل اا م ك ان ي ق ول Nabi membaca tahiyyat pada setiap dua raka at dan (duduk iftirāsy) menghamparkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. (HR. Muslim) Dan membaca doa tasyahud: اان ال ر ح الات هلل اا الل و ات ااط ال ب ات اا الس م ع ل أ ي ه ا اهلل ر ك ات اا الس م ع ل ن ا )) اات ال ع ل ى ع ب اد اهلل اا ال ا ل أ ه د أ ن ا أ الن م المد ا ع ب د ر س وا ال اهلل أ ه د Segala penghormatan hanya untuk Alloh, demi-kian pula doa dan kebaikankebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat dan berkah-nya. Kesejahteraan semoga terlimpah atas kami dan hamba-hamba Alloh yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Alloh. (HR. Abu Dawud dan ad-daruquthni, shahih) Ketika tasyahud awal, bukalah telapak tangan kiri dan letakkanlah di paha kiri. Dan letakkan tangan kanan di atas paha kanan serta genggamlah tangan kanan ke-cuali jari telunjuk, diarahkan ke depan dan memberi isyarat dengannya. Dibolehkan mengepalkan kelingking dan jari manis dan membuat lingkaran dengan jari te-ngah dan jempol serta mengangkat telunjuknya. Kemudian bangkit bertakbir dengan mengangkat kedua tangan untuk raka at ketiga. Dan membaca surat al-fatihah dan tidak membaca sesuatupun setelahnya. Ruku dan sujud seperti pada raka at sebelumnya. Kemudian melanjutkan raka at keempat dan mela-kukan seperti yang dilakukan pada raka at ketiga. (

Duduk Tasyahud Akhir Setelah sampai di akhir raka at keempat pada shalat Zhuhur, Ashar dan Isya atau raka at ketiga pada shalat Maghrib, maka duduk untuk tasyahud akhir. Duduk tasyahud akhir dengan tawarruk, yaitu me-nempelkan pantat kiri ke lantai dan mengeluarkan kaki kirinya dari satu sisi dengan menjadikannya berada di bawah paha dan betis kanannya. Serta dengan mene-gakkan telapak kaki kanan. Abu Humaid as-saidi berkata tentang sifat shalat Nabi dalam tasyahud akhir: اا الرك ع اا الرك ع ت ( ف إ ا ج ل ج ل ع ل ى ن ب اا م ر ج ل اا س ر ى ا ج ل اآل ر ج ل اا س ر ى ن ب ر ة ق الدم اا ر ى ق ع د ع ل ى ق ع د ت ) Apabila Nabi duduk pada raka at kedua; beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Apabila beliau duduk pada raka at terak-hir, beliau memajukan kaki kirinya dan menegak-kan kaki kanannya, serta duduk di atas pantatnya. (HR. al-bukhari) Dan dalam keadaan ini, disyariatkan meletakkan tangan kiri di atas paha kiri dengan telapak tangan terbuka. Serta meletakkan tangan kanan di atas paha ka-nan dengan keadaan tergenggam kecuali jari telunjuk. Zubair bin Awwam berkata: اا م ع ل ى ف ذ اا م ر ك ب ت اا س ر ى ع ي د أ ار إ ص ب ع ) ( ع ي د اا س ر ى ع ل ى Dan Nabi meletakkan tangannya yang kiri di atas lutut kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya, serta beliau mengisyaratkan dengan jari (telunjuk)nya. (HR. Muslim) 14. Membaca Tasyahud Akhir. Dan pada duduk ini, disyariatkan membaca bacaan tasyahud, yaitu: اا الل و ات ااط ال ب ات اا الس م ع ل أ ي ه ا اان ال ر ح اهلل ر ك ات اا الس م ع ل ن ا )) اات ال الات هلل ع ل ى ع ب اد اهلل اا ال ا ل أ ه د أ ن ا أ الن م المد ا ع ب د ر س وا ال اهلل أ ه د Adapun dalil kewajiban membaca tasyahud tersebut adalah sabda Nabi :

)) ف إ ا ص ل الى أ ح د ك ف ل ق ل اات ال الات هلل... Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka bacalah: at-tahiyyatu lillah. (HR. al-bukhari dan Muslim) 15. Membaca Shalawat. Setelah membaca tahiyyat, dilanjutkan dengan membaca shalawat Nabi hukumnya wajib. Adapun di antara bacaan shalawat Nabi adalah: ر اه ن ال ح د )) اال اله ال ص ل ع ل ى م المد ع ل ى ل م المد ك م ا ص ل ال ت ع ل ى ل ر اه ر اه م د اال اله ال ار ك ع ل ى م المد ع ل ى ل م المد ك م ا ع ل ى ل ر اه ار ك ت ن ال ح د م د Ya Alloh, berikanlah rahmat kepada Muham-mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Alloh, berikanlah karunia kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Eng-kau memberkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. al- Bukhari dan Muslim) karena pernah mendengar seseorang meman-jatkan doa dalam shalatnya, tetapi tanpa mengucapkan pujian kepada Alloh dan shalawat kepada beliau, lalu beliau bersabda kepadanya: أ ح د ك ف ل ب د أ ت م ج د ر ج الل ع الز )) ع ج ل ه ذ ا ال د ع ا ف ق ال ا أ ا غ ري ا ص ل الى اا الن اء ع ل ال ي ل ي ع ل ى اان ال ال ي د ع و ب ا اء Orang ini tergesa-gesa.. Kemudian beliau memanggil orang tersebut, lalu bersabda kepadanya atau orang lainnya: Apabila seseorang shalat, maka hendaklah ia memulai membaca tahmīd dan pujian kepada Alloh, kemudian mengucapkan shalawat Nabi shahih), lalu memanjatkan doa yang diinginkannya. (HR. Abu Dawud, Doa Sebelum Salam Jika telah selesai dari tasyahud akhir hendaknya meminta perlindungan kepada Alloh dari empat hal dengan membaca:

ن ع ذ اب ج ه ن ال ن )) اال اله ال ن أ ع و اا م م ات ن ر ف ت ن اا م س اا الد الجال ع ذ اب اا ق ب ن ف ت ن اا م ا Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-mu dari siksa neraka Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah (cobaan) hidup dan mati serta dari fitnah (cobaan) Dajjal. (HR. al-bukhari dan Muslim) Atau membaca doa lain yang telah disyariatkan oleh, misalnya: )) اال اله ال ن ظ ل م ت ن ف س ي ظ ل م ا ك ري ا ي غ ف ر ااذ ن و ب ع ن د ك ار ح ن ال أ ن ت اا غ ف ور اا الرح ال أ ن ت ف اغ ف ر ل غ ف ر ة ن Ya Alloh, sesungguhnya aku banyak menzhalimi diriku dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Maka ampunilah dosa-dosaku dengan pengampunan dari-mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (HR. al-bukhari dan Muslim) Atau doa: )) اال اله ال ح اس ب ح س ا ا ي س ري ا Ya Alloh, hitunglah (amal)ku dengan perhitungan yang mudah. (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-hakim) Atau dengan doa-doa lainnya yang disyariatkan. 16. Salam. Kemudian menutup shalatnya dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan: Semoga keselamatan dan rahmat Alloh atas ka-lian. )) اا الس م ع ل ر ح اهلل Hingga telihat pipi kanannya oleh orang yang ada di belakangnya. Dan menoleh ke sebelah kirinya demikian pula sambil mengucapkan: )) اا الس م ع ل ر ح اهلل Sa ad berkata: ي س ل ع ن ن ع ن ي س ار ح ال ت أ ر ى ا د ) ( ك ن ت أ ر ى ر س ول اهلل

Aku melihat mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat putih pipinya. (HR. Muslim) 17. Tertib. Karena dalam mengerjakan shalatnya selalu berurutan, maka umatnya pun harus mengikuti urutan tata cara shalat yang telah dicontohkan beliau. Hal ini juga sebagaimana sabda : أ ص ل ي )) ص ل و ا ك م ا ر أ ي ت م و ن Shalatlah kalian, seperti kalian melihatku shalat. (HR. al-bukhari dan Muslim) Sujud Sahwi Jika seseorang lupa melakukan tasyahud awal dan mengingatnya di akhir shalatnya, maka disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum salam sebagai gantinya. Abdullah bin Buhainah berkata: ف ق ام اان الاس ع ح ااظ ه ر ف ق ام اا الرك ع ت ال ت اا الا ل ي ل ( أ الن اان ال ال ص ل الى ا ق ض ى ال اا ال ة ان ت ظ ر اان الاس ت س ل م ك ب ال ر ه و ج اا س ج د س ج د ت ق ب ل أ ن ي س ل Bahwasannya Nabi mengimami shalat Zhuhur, beliau berdiri langsung setelah dua raka at pertama dan tidak duduk (tasyahud awal), para jama ah berdiri mengikutinya. Kemudian ketika hampir selesai shalat dan jama ah menunggu beliau salam, beliau bertakbir dalam keadaan duduk dan melakukan su-jud dua kali sebelum salam, kemudian beliau salam. (HR. al-bukhari dan Muslim) Saudara-Saudaraku Kaum Muslimin... Demikianlah yang dapat kami susun dari tata cara shalat Nabi sejak takbir hingga salam sebagaimana yang diuraikan dalam hadits-hadits yang shahih. mengabarkan bahwa shalat adalah pelipur diri dan penenang jiwanya. Maka hendaknya seorang Muslim dan kita semua menjaga shalatnya sebagaimana yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh, hingga menjadi cahaya dan keselamatan baginya pada hari kiamat kelak, serta shalatnya tersebut dapat mencegahnya dari perbuatanperbuatan keji dan munkar ketika hidup di dunia, sebagaimana Alloh berfirman: ) س ل ال

.........dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan munkar... (QS. al- Ankabut [29]: 45) Dan semoga Alloh menerima shalat-shalat kita selama ini, baik shalat fardhu yang wajib kita kerjakan maupun shalat-shalat sunnah yang berfungsi sebagai penyulam kekurangan dari shalat fardhu kita tersebut. Amin... Semoga shalawat dan salam sejahtera tercurah atas Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya Da i Nusantara