Topik B1 - Penilaian Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut



dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

III. BAHAN DAN METODE

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

III. METODOLOGI PENELITIAN

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

Lampiran 1 Lay out penelitian I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

Pupuk dolomit SNI

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

K O P A L SNI

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

Metodologi Penelitian

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAHAN DAN METODE Lingkup Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Preparasi sampel dan ekstraksi fraksi nano Percobaan Jerapan Fosfat

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

IV. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Transkripsi:

Topik B1 - Penilaian Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut 1

Bahan presentasi ini mencakup: Penilaian sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut Pengambilan contoh tanah gambut di lapang untuk analisis sifat fisik tanah, pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat kimia dan biologi tanah Persiapan contoh tanah untuk analisis kimia Metode analisis sifat fisik tanah Metode analisis sifat kimia tanah Metode analisis sifat biologi tanah Referensi. 2

Penilaian sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut: Perhatian: 1.Di dalam penilaian sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi. Seluruh hasil yang didapat merupakan kumulatif dari seluruh kegiatan mulai dari pengambilan contoh tanah sampai pada tahap pengerjaan analisis dan perhitungan. 2.Pemilihan metode analisa juga sangat tergantung akan tujuan dan juga sangat menentukan hasil yang diperoleh. Sebagai contoh pengukuran karbon (C) tanah. Pengukuran karbon tanah yang ditujukan untuk menduga karbon tanah keseluruhan maka sebaiknya tanah diambil secara utuh di lapangan dan ditetapkan nilai bobot isinya kemudian contoh pewakil diambil untuk ditetapkan kandungan C per bobot tanah. 3.Metode yang disajikan pada tool box ini hanya memberikan informasi tentang sebagian metode analisis tanah. Untuk analisa tanah yang detail, dapat dilihat pada buku methods of soil analysis yang diterbitkan oleh Soil Science Society of America Book Series, Madison, Wisconsin. 3

Analisis sifat fisik tanah gambut menggunakan contoh tanah utuh yang dapat diambil menggunakan bor gambut, ring sampler, dan box sampler. 4

Pengambilan contoh tanah dari penampang profil tanah yaitu contoh tanah utuh yang diambil pada kedalaman tertentu, misalnya tiap 10 cm dari permukaan tanah hingga kedalaman muka air tanah dari suatu penampang profil tanah. Ukuran ring sampler yaitu 100 cm 3, sedangkan box berukuran 1000 cm 3. Contoh tanah yang sudah berada pada ring atau box sampler diletakkan ke dalam box penyimpanan agar tanah tidak terganggu. 5

Pengambilan contoh tanah untuk analisis kimia dan biologi tanah dilakukan secara komposit. Contoh tanah diambil dari beberapa titik sebagai subsampel, pada kedalaman tertentu (misal 0-20 cm), dicampur dan diaduk rata. Hasil campuran dimasukkan ke dalam kantung plastik, diikat, dan diberi label. Contoh tanah untuk analisis biologi dimasukkan ke dalam kantung plastik, tidak diikat rapat, dan diberi label. Selama pengangkutan hingga analisis dilakukan tanah disimpan ke dalam cool Box pada suhu 4-15 C. 6

Prosedur persiapan contoh tanah untuk analisis kimia dilakukan dengan cara sebagai berikut: Contoh tanah dikering udarakan, kemudian tanah diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 5 mm. Tanah hasil ayakan dimasukkan ke dalam stoples penyimpanan contoh tanah. Analisis ph dan EC menggunakan tanah kering udara hasil ayakan 5 mm. Analisis kadar abu, basa-basa, unsur mikro dan menggunakan tanah hasil ayakan yang dikeringkan pada ruang khusus pengeringan sampel tanah, atau dapat menggunakan oven pada suhu 40-60 C dan digiling halus. Analisis unsur C, N, S dan P menggunakan tanah yang dikeringkan pada suhu 40-60 C, digiling halus dan lolos ayakan 50 µm. 7

Parameter analisis fisik gambut pada analisis kadar air dan bobot isi menggunakan metode gravimetri; partikel density dan porositas menggunakan Three Phase Meter; retensi air (pf) menggunakan Three Phase Meter dan Ceramic Plate; serta Fraksionasi menggunakan metode Sieving. 8

Parameter analisis sifat kimia tanah yang akan dibahas pada bahan presentasi ini adalah ph dan EC (daya hantar listrik) menggunakan alat ukur ph meter dan EC meter; kadar abu menggunakan metode gravimetri; basa-basa (K, Na, Ca, Mg) dan unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn) menggunakan metode pengabuan kering; C-total, N-total dan S-total menggunakan CNS analyzer, dan P tersedia menggunakan metode Bray 1. 9

Parameter analisis sifat biologi tanah gambut diantaranya adalah organisme tanah yang meliputi (1) makrofauna menggunakan metode handsorting, (2) mesofauna menggunakan metode Berlesse Tullgren (Modifikasi Djajakirana, 2000), dan (3) total mikrob menggunakan metode Plate Count); respirasi tanah menggunakan metode Verstraete titrate; dan C-mic menggunakan metode Sonifikasi. 10

Pengukuran kadar air tanah menggunakan metode gravimetri. Prosedur tahapan analisis adalah sebagai berikut: Sebanyak 5-10 g sampel tanah ditimbang pada cawan aluminium atau porselen (BKU), kemudian sampel tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 1 hari. Setelah satu hari, sampel tanah ditimbang kembali untuk mengetahui bobot kering tanah (BKM). Untuk mengetahui bobot kering tanah tetap, timbang 2-3 kali hingga mendapat bobot yang sama. Bila bobot belum sama, maka dimasukkan ke dalam oven kembali sampai bobot tetap. Kadar air (%) = (BKU-BKM)/BKM*100 11

Pengukuran bobot isi, partikel density, porositas dan retensi air dilakukan secara satu kesatuan. Prosedur analisis adalah sebagai berikut: Contoh tanah utuh dari lapang pada ring sampler khusus ditimbang dan diukur % volume padatan menggunakan Three Phase Meter (% volume padatan+air) Tetapkan % kadar air tanah seperti pada slide sebelumnya. Tetapkan % volume padatan melalui pengurangan % volume (padatan+air) - % volume air. Jenuhi contoh tanah dengan akuades dan tetapkan retensi airnya pada pf < 2.54 menggunakan pressure membrane, sedangkan pada pf 2.54 menggunakan Ceramic Plate. Hubungan kadar % volume pada setiap pf digambarkan dalam bentuk grafik kurva pf. Dengan mengetahui % kadar air (w/w), Kadar air (v/v), Bobot padatan per volume contoh maka dapat diperhitungkan bobot isi tanah, partikel density dan porositas total. Di mana, untuk % porositas total adalah (1- (bi/bp)*100%)). 12

Penetapan tingkat dekomposisi gambut menurut metode Von Post Scale (dalam Andriesse, 1988) membagi 10 tingkat dekomposisi (H1-H10). 13

Di dalam Soil Taxonomy, pengukuran tingkat kematangan gambut dilakukan secara lebih kuantitatif. Prosedur penetapannya adalah sebagai berikut: Sampel gambut dimasukkan ke dalam syringe, kemudian dikeluarkan. Partikel halus disaring menggunakan saringan 100 mesh. Setelah itu, hitung rasio volume akhir terhadap volume awal. Serat fibrik (>2/3), hemik (1/3-2/3), dan saprik (<1/3). Pengukuran tingkat kematangan gambut juga dilakukan dengan metode Pons: Ambil sampel gambut pada tangan, lalu diremas. Kematangan gambut berdasarkan kandungan serat gambut yang tersisa ditangan: gambut fibrik >3/4, hemik antara 3/4-1/4, dan saprik <1/4. Penetapan ukuran tanah menggunakan metode Sieving, yaitu membagi ukuran gambut menjadi empat ukuran fraksi yang ditetapkan yaitu > 0.5 cm, 0.5 cm 0.2 mm, 0.2 mm 0.05 mm, dan 0.05 0.01 mm. Prosedur penetapannya adalah sebagai berikut: 14

Pertama-tama sampel dicuci menggunakan sodium pyrophospate 0.05 N, setelah itu dilakukan penyaringan basah dengan saringan. Jika sampel terlalu banyak maka diambil sedikit saja untuk ditetapkan fraksinya. Sampel gambut disaring menggunakan saringan 0.5 cm untuk memisahkan gambut dengan bahan lain seperti akar dan serasah. Tampung hasil saringan dalam ember. Hasil tampungan tersebut disaring kembali pada masing-masing fase penampungan (tiap fase harus benar-banar bersih. Tiap fase hasil saringan ditampung pada cawan porselen dikeringkan pada oven 105 C. Setelah kering, persentase fraksi tanah dapat ditetapkan berdasarkan persen bobot. 14

Pengukuran ph dan EC tanah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Timbang 10 g contoh tanah ke dalam botol kocok dan tambahkan 50 ml akuades (1:5 b/v). Kocok selama 30 menit. Diamkan beberapa saat hingga partikel tanah mengendap. Ukur ph dan Ec menggunakan ph meter dan EC meter. Pengukuran ph dapat diukur di lapang menggunakan ph paper atau ph meter portable. EC dapat diukur menggunakan EC meter portable. 15

Penetapan kadar abu pada gambut dilakukan dengan cara sebagai berikut: Timbang 2 g contoh tanah kering oven yang sudah dihaluskan. Panaskan dalam oven pada suhu 105 C selama ± 1 hari. Timbang untuk mengetahui bobot kering mutlak (A). Panaskan dalam Muffle Furnance pada suhu 700 C sampai contoh tanah terbakar sempurna (± 3 jam suhu stabil). Suhu dan waktu pemanasan dapat disesuaikan hingga sampel terbakar sempurna menjadi abu. Timbang abu untuk mengetahui bobot abu (B). Kadar abu (%) = (A/B)*100 16

Analisis basa-basa (K, Na, Ca, Mg) dan unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn) diekstrak dari abu hasil proses pembakaran. Cara kerja adalah sebagai berikut: Tambahkan 10 ml HCl 1 N pada abu kemudian kocok dan saring ke dalam labu takar. Ekstraktan tersebut diukur kandungan basa-basa (K, Na) dengan menggunakan alat Flame Photometer (FP), sedangan kandungan basabasa (Ca, Mg) dan unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn) menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Ekstraktan juga dapat diukur kandungan basa-basa dan unsur mikro dengan menggunakan ICP 17

Metode analisis C, N, S total dilakukan dengan cara sebagai berikut: Contoh tanah kering 60 C yang telah digiling halus dan lolos saringan 50 mikron. Penghalusan contoh tanah dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 3 gram, digiling halus menggunakan mortar atau sejenisnya hingga contoh tanah benar-benar habis (semua contoh tanah lolos saringan 50 mikron). Contoh tanah tersebut ditimbang sebanyak 10 mg dengan timbangan sartorius, kemudian dimasukkan ke dalam alat CHNS Autoanalyzer. Dari alat tersebut, dapat diketahui unsur C, N, S, dan nisbah C/N. 18

Pengukuran P tersedia berdasarkan pembacaan indikator pewarna oleh Spectrophotometer. Salah satunya yaitu indikator pewarna biru (Bray 1). Pertama-tama buat larutan pereaksi. Pembuatan Pereaksi A (PA): 37 g NH 4 F dilarutkan dan ditera dengan akuades dalam labu takar 1 L. 20.2 ml HCl dilarutkan dan ditera dengan dengan akuades dalam labu takar 500 ml PA dibuat dengan mencampurkan 15 ml NH 4 F 1 N dan 25 ml HCl 0.5 N dalam 460 ml akuades. Pembuatan Pereaksi B (PB): 15 g (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.4H 2 O + 350 ml HCl 10 N dilarutkan dan ditera dengan akuades dalam labu takar 1 L Pembuatan Pereaksi C (PC): 10 g SnCl 2..2H 2 O dilarutkan dalam 25 ml HCl pekat. Lalu, 1 ml SnCl 2..2H 2 O dilarutkan dalam 333 ml akuades. 19

Cara kerja adalah sebagai berikut: Timbang 0.5-1.0 gram contoh tanah ke dalam botol kocok, kemudian tambahkan 15 ml larutan pengekstrak PA, kocok selama 1.5 menit. Pipet 2 ml ekstraktan + 5 ml akuades + 2 ml PB + 1 ml PC. Pengukuran dilakukan dengan membuat larutan standar dengan selang 1, 2, 3, 4, 5 ppm P. Setelah 5 menit, tetapi tidak lebih dari 20 menit, ekstraktan tersebut diukur menggunakan Spectrophptometer pada = 660 nm. (Bray and Krutz, 1945) Note: Jika setelah ditambahkan larutan pengekstrak warna ekstraktan tidak bening (berwarna kuning-kecoklatan), maka warna tersebut dihilangkan terlebih dahulu menggunakan H 2 O 2, lalu dipanaskan hingga ekstraktan menjadi tidak berwarna (bening) dan ditera kembali ke volume awal menggunakan labu takar. 19

Analisis pirit dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, identifikasi adanya pirit pada tanah gambut diketahui melalui uji ph (H 2 O 2 ): ph (H 2 O 2 ) < 2.5 kemungkinan ada mineral pirit Secara kuantitatif diketahui dari pengukuran Fe dan S. Kandungan Fe dan S dianggap sebagai FeS 2 20

Pengukuran jumlah organisme tanah yaitu makrofauna menggunakan metode hand sorting, dapat menggunakan pinset. Cara kerja metode hand sorting adalah sebagai berikut; Tanah diambil pada petakan 1x1 m dengan kedalaman yang diinginkan misalnya 10 cm. Makrofauna dicari secara langsung/hand sorting. Masukkan ke dalam botol berisi alkohol 70 %. Setelah dilakukan hand sorting, identifikasi dan hitung makrofauna yang mengacu pada Borror et al. (1992). 21

Pengukuran organisme tanah mesofauna di lapang dilakukan dengan metode Berlese Tullgren (modifikasi Djajakirana,2000). Cara penetapan mesofauna tanah adalah sebagai berikut: Contoh tanah diletakkan pada paralon dengan diameter sekitar 18-20 cm, bagian bawah paralon diberi kain kasa 2-3 mm untuk menahan tanah. Bagian atas tanah diberi lampu infrared untuk memanaskan tanah agar mesofauna dapat turun ke bawah. Pemanasan ini dilakukan sampai tidak ada mesofauna yang bergerak ke bawah (maksimum 3 hari) Bagian bawah diberi botol yang berisi alkohol 70 % untuk mengawetkan mesofauna. 22

Pengukuran organisme tanah yaitu total mikrob dilakukan dengan metode agar tuang. Prosedur analisis sebagai berikut: 10 gram contoh tanah ditambah 90 ml larutan fisiologis 0.85 %. Kocok selama 15 menit. Lakukan pengenceran, untuk fungi diencerkan 10 4 atau 10 5 sedangkan bakteri diencerkan 10 5 atau 10 6. Hasil pengenceran dipipet sebanyak 1 ml, lalu masukkan ke cawan petri dan tuang media agar. Pengamatan dilakukan pada hari ke 3, 5, dan 7 dengan menghitung jumlah koloni yang ada pada media. 23

Analisis respirasi tanah dilakukan dengan metode Verstraete titrate. Cara kerja penetapan respirasi tanah sebagai berikut: Contoh tanah sebanyak 25 gram dimasukkan ke dalam stoples kedap udara, lalu masukkan tabung film yang berisi KOH 1 N dan berisi 20 ml akuades. Stoples di tutup rapat dan diinkubasi selama 10 hari. Setelah 10 hari, dilakukan titrasi menggunakan HCl 1 N dengan indikator pewarna phenolptalein dan metil orange. 24

Analisis C-Mic dilakukan dengan metode Sonifikasi menggunakan alat Ultrasonic processor 500-750 watt. Cara kerja analisis C-Mic adalah sebagai berikut: Contoh tanah sebanyak 10 gram BKM dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml, kemudian ditambahkan 30 ml 0.5 M K 2 SO 4. Segera setelah ekstrakan ditambahkan, gelas piala beserta contoh tanah diultrasonik pada suhu 28 C dengan energi 50 % selama 6 detik. Ekstraktan disaring menggunakan kertas saring, dan ditempatkan pada botol film untuk analisis selanjutnya. Ambil 10 ml ekstraktan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 10 ml 0.1 N K 2 Cr 2 O 7 dan 10 ml H 2 SO 4 pekat Reflux dengan suhu 105 C selama 30 menit dan didinginkan. Tambahkan 100 ml akuades dan 5 tetes indikator ferroin kemudian dititrasi dengan 0.05 N FeSO4.7H2O sampai warna berudah dari kuning hingga coklat kemerahan. 25

Perhitungan: C terekstrak =((me K 2 Cr 2 O 7 FeSO 4 )+3 x V x 1000)/(A x BKM) Di mana: me = N x V V = Volume pengekstrak (K 2 SO 4 ) yang digunakan A = ml ekstrak yang digunakan BKM = Bobot kering mutlak tanah N FeSO 4 diketahui dari titrasi 10 ml 1N K 2 Cr 2 O 7 dengan FeSO 4. (V 1 N 1 =V 2 N 2 ) C Mic = C fumigasi C kontrol 26

27

28