Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING



dokumen-dokumen yang mirip
Bab-4 RUANG LINGKUP STUDI

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

KATA PENGANTAR. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

DAMPAK PEMBANGUNAN DAN PENANGANANNYA PADA SUMBERDAYA AIR

Makalah Baku Mutu Lingkungan

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu :

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB III LANDASAN TEORI

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. IKLIM, KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

KESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK)

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

2.3. RENCANA KEGIATAN YANG DIDUGA AKAN MENIMBULKAN DAMPAK

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBER DAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

Transkripsi:

Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 5.1. PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HULU 5.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia 5.1.1.1. Kualitas Udara A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan mobilisasi peralatan dan material, kualitas lingkungan udara = 2. Angka kualitas lingkungan udara = 2 diperoleh berdasarkan : Kegiatan mobilisasi peralatan dan material meliputi pengangkutan peralatan dan bahan bangunan. Peralatan berat yang akan digunakan untuk pembangunan bangunan utama dan penunjang antara lain backhoe, traktor, truk, trailer, bis, dan lain-lain. Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter udara seperti SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (berasal dari emisi gas buang beberapa kendaraan berat yang beroperasi) serta peningkatan kadar debu ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-1

akibat mondar-mandirnya kendaraan pada jalan maupun lahan terbuka. Kegiatan ini akan berlangsung sementara dengan frekuensi mobilitas sedang, sehingga dampak diklasifikasikan sebagai dampak negatif sedang (-2). Angka ini diperoleh berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dari Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 diprakirakan antara 200 299, yang berarti apabila salah satu dari parameter kualitas udara ambien tersebut masuk pada indeks 200 299, berarti kualitas lingkungan = 2 (jelek). Tabel 5.1. Konversi ISPU Menjadi Skala Kualitas Lingkungan ISPU Kategori Skala Kualitas Lingkungan Kategori < 50 Baik 5 Sangat baik 51 100 Sedang 4 Baik 101 199 Tidak sehat 3 Sedang 200 299 Sangat tidak sehat 2 Jelek >300 berbahaya 1 Sangat jelek Derajat kepentingan dampak kualitas udara diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Mobilitas peralatan dan material akan mempunyai dampak negatif pada manusia, khususnya bagi penduduk di sepanjang jalur mobilisasi. Rata-rata permukiman penduduk berada di sepanjang jalur mobilisasi sehingga diprakirakan cukup banyak warga masyarakat yang terkena dampak kegiatan ini. Oleh karena itu kriteria ini penting (P). b) Luas wilayah penyebaran dampak Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pengembangan lapangan akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi rencana kegiatan pemipaan dan fasilitas produksi gas serta LNG. Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat dan material yang sangat banyak yang diangkut dengan kendaraan berbadan besar dengan wilayah yang akan terkena dampak cukup luas. Oleh karena wilayah penyebaran dampak luas, maka kriteria ini penting (P). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-2

Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah penduduk sekitar jalur mobilisasi, flora dan fauna darat serta laut. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). 2. Pembukaan dan pematangan lahan Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pematangan lahan diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan pematangan lahan, kualitas lingkungan udara diprakirakan = 3. Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh berdasarkan : Kegiatan pematangan lahan meliputi pengurugan dengan batuan keras dan tanah di beberapa tempat yang perlu diurug sebagai tempat pondasi bangunan gedung. Peralatan yang akan digunakan untuk pengurugan, antara lain backhoe, traktor, truk, bull dozer, dump truck, dan lain-lain, sehingga sangat potensial munculnya peningkatan kadar debu. Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan PM 10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara sebagai akibat pengurugan). Kegiatan ini akan berlangsung sementara dan dampak terlokalisir di dalam lokasi proyek, sehingga kualitas udara diklasifikasikan dalam kondisi sedang. Indeks Standar Pencemar Udara saat ada kegiatan ini berdasarkan perhitungan diprakirakan antara 101 199 yang berarti kondisi lingkungan sedang (skala 3). (berdasarkan perhitungan ISPU Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997). Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-3

Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pembukaan dan pematangan lahan menyebabkan penurunan kualitas udara terutama meningkatnya kandungan debu dan PM 10 karena debu akan terbawa angin di sekitar lokasi kegiatan. Jumlah manusia yang akan terkena dampak kecil hanya yang berada di lokasi kegiatan karena lokasinya telah terlokalisir, maka kriteria dampaknya tidak penting (TP). Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas namun lokasi telah terlokalisir. Kriteria ini termasuk tidak penting (TP). Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya relatif kecil. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna darat di areal pematangan lahan yang cukup luas tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak bersifat kumulatif, karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tergolong tidak penting (TP). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). 3. Konstruksi BS dan GPF Kegiatan konstruksi BS dan GPF meliputi pembangunan fondasi struktur dan perlengkapan fasilitas produksi dan persiapan pemboran serta pendirian bangunanbangunan dan pemasangan perlengkapannya. Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4) ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-4

dengan prakiraan kondisi kualitas udara saat kegiatan berlangsung adalah skala 2. Dasar pertimbangan skala lingkungan skala 2 diuraikan sebagai berikut : Luasan kegiatan konstruksi BS (3 lokasi) cukup luas, yaitu 45 Ha. Kualitas udara ambien diprakirakan akan mengalami penurunan antara lain karena meningkatnya kandungan seperti: PM 10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon karena emisi gas buang beberapa kendaraan berat). Diprakirakan ISPU dengan adanya kegiatan ini berkisar antara 200 299, yang berarti kondisi lingkungan jelek (skala 2) Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi BS dan GPF ini dampak tidak mengenai manusia dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan konstruksi 3 BS menempati areal yang luas sekitar 45 Ha, tetapi telah terlokalisir. Dampak kegiatan konstruksi kompleks BS dan GPF akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-5

4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal Kegiatan pemasangan pipa diprakirakan akan menurunkan kualitas udara. Dampak yang terjadi pada kegiatan ini adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupakan silisih antara rona awal 4 dengan kondisi udara saat kegiatan berlangsung. Dasar pertimbangannya adalah: Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter, terutama PM 10 (bertambahnya kandungan debu di udara karena proses galian dan penimbunan tanah di sekitar galian). Selain itu juga disebabkan meningkatnya kandungan SO 2, CO, NO 2, dan hidrokarbon yang disebabkan karena emisi gas buang kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas penggalian dan pemasangan pipa. Indeks Standar Pencemara Udara pada saat kegiatan berdasarkan perhitungan diprakirakan antara 101 199, yang berarti skala kualitas lingkungan = 3 (sedang). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan awal yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-6

5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horisontal Directional Drilling Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horisontal Directional Drilling diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang (skala 3). Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar debu akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal.indeks standar pencemar udara saat ada kegiatan ini berdasar perhitungan diprakirakan antara 100 199 (berdasar perhitungan ISPU, Kep. Ka.BAPEDAL No. 107 Tahun 1997). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-7

6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar pantai SM Bakiriang diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang (skala 3). Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar debu akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan diprakirakan antara 101-199 yang berarti kondisi lingkungan adalah sedang (skala 3). Dengan demikian kondisi lingkungan yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi kondisi lingkungan sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif lebih dari 35 km Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-8

B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan pengoperasian pembangkit utama dan pelengkapnya adalah negatif sedang (-2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal (skala 4) dengan skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung (2). Kualitas udara ambien diprakirakan akan mengalami penurunan antara lain karena meningkatnya kandungan seperti: SO 2, CO dan NO 2. Diprakirakan saat ada kegiatan ini ISPU berkisar antara 200-299 yang berarti kondisi kualitas lingkungan jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi kondisi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan pemboran sumur pengembangan ini dampak tidak mengenai manusia dalam jumlah yang banyak, hal ini dikarenakan lokasi sumur berada di dalam hutan yang jauh dari pemukiman. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan pemboran sumur pengembangan berlangsung di lokasi pemboran yang sudah terlokalisir. Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan selama operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak hanya fauna di sekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-9

2. Operasional fasilitas produksi gas (BS dan GPF) Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan operasional produksi di GPF diprakirakan negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional produksi di GPF, kualitas lingkungan udara menjadi jelek (skala 2). Angka 2 diperoleh berdasarkan : Limbah yang mengandung gas dari emisi penggerak turbin, penggerak mesin dan flare stack akan menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya. Emisi dapat meningkat secara signifikan selama operasi tidak normal, namun jangka waktunya pendek. Indeks Standar Pencemar Udara pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan antara 200 299 yang berarti skala kualitas jelek (2). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara awal yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berdasarkan hasil pemodelan dengan tinggi stack 20 m konsentrasi maksimum penyebaran emisi terjadi pada jarak 1665 m dengan konsentrasi SO 2 = 0,00929 gr/m 3, NOx = 2,66 gr/m 3, dan CO = 0,3755 gr/m 3. Dari hasil pemodelan kondisi konsentrasi tersebut jauh berada di bawah baku mutu. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap operasional produksi di GPF dihasilkan limbah yang mengandung gas dari emisi limbah dari penggerak turbin, penggerak mesin dan flare stack akan menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya dan berdampak terhadap manusia baik pekerja di GPF maupun penduduk sekitar operasional GPF. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena dampak kegiatan operasioanal produksi di GPF dapat tersebar pada areal yang cukup luas dengan radius ± 2 km. Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-10

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan fauna disekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas udara. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan jelek (skala 2) akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199 (sesuai Tabel 5.1), sehingga besaran dampak menjadi positif kecil (+1). Berikut ini dijelaskan tentng derajat kepentingan dampk lingkungan kualitas udar akibat penghentian operasi gas. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di pabrik. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting ( TP), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas tetapi sudah terlokalisir. Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas udara akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna di sekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-11

Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). 5.1.1.2. Kebisingan A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki atau bunyi pada tempat dan waktu yang salah (Canter dan Hill, 1979). Ada tiga jenis kebisingan, yaitu (1) sesaat pada suatu waktu, (2) sering pada beberapa tempat dan (3) terus menerus pada beberapa tempat. Skala kualitas lingkungan kebisingan menurut Canter dan Hill, 1979 adalah sebagai berikut. Tabel 5.2. Skala Kualitas Lingkungan Kebisingan Tingkat Kebisingan db(a) Skala Kualitas Lingkungan (1) (2) (3) Sangat baik (5) < 60 < 55 < 52 Baik (4) 60 70 55 63 52 59 Sedang (3) 70 80 63 71 59 64 Jelek (2) 80 90 71 82 64 77 Sangat jelek (1) > 90 > 82 > 77 Keterangan : (1) sesaat pada suatu waktu (2) sering pada beberapa tempat (3) terus menerus pada beberapa tempat Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material meliputi pemindahan peralatan ke dan dari lokasi proyek, pengangkutan bahan bangunan, dll. Peningkatan lalu lintas kendaraan berat berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek, dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan negatif kecil (-1). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-12

Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan yaitu sedang (skala 3) dengan jenis kebisingan sering pada beberapa tempat. Prakiraan 3 berdasarkan : Kegiatan ini meliputi pengangkutan pemindahan peralatan ke lokasi proyek, pengangkutan bahan bangunan. Prakiraan kebisingan ini adalah 90 db(a), namun pemukiman terletak ± 25 meter dari jalan sehingga kebisingan yang diterima adalah 67 db(a), nilai tersebut adalah berada di skala kualitas lingkungan 3. (perhitungan ada pada Lampiran 12). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan 67 db(a). (sesuai Tabel 5.2) Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Mobilitas peralatan dan material mempunyai dampak meningkatkan kebisingan. Tingkat kebisingan pada jalur mobilisasi alat berat sekitar 80 100 db(a). Menurut Owen (1995) kebisingan dump truck 100 db(a). Apabila digunakan perhitungan line source noise, tingkat kebisingan akan turun secara logaritmis. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). b) Luas wilayah penyebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas meliputi desa-desa yang dilalui oleh mobilitas peralatan berat dan material ini. Oleh karena wilayah penyebaran dampak luas, maka kriteria ini penting (P). Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak selain manusia adalah fauna darat. Oleh karena itu kriteria ini penting (P). Dampak tidak akan terakumulasi karena tidak ada faktor yang menyebabkan terjadinya biomagnifikasi. Oleh karena itu kategori dampak tidak penting (TP). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-13

2. Pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan pemukaan pematangan lahan meliputi pekerjaan penggalian, penimbunan, perataan lahan untuk lokasi BS dan jalur pipa. Karena lokasi BS berada sekitar ± 25 m dari permukiman, maka tidak akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan. Dampak yang terjadi adalah dari pemukaan dan pematangan lahan untuk lokasi pipa (trunkline pipe) yang berjarak 60 km dengan lebar 20 m atau seluas 120 ha dan akan melewati pemukiman dengan jarak terdekat ± 25 m. Kondisi lingkungan diprakirakan akan menurun dari kondisi baik (skala 4) menjadi sedang (skala 3), sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari prakiraan kebisingan yang ditimbulkan sekitar 85 db(a) dan dampak yang diterima di pemukiman terdekat sekitar 62 db(a), angka ini berada di skala 3 (sedang) (hasil perhitungan terlampir). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan sebesar 62 db(a) (sesuai Tabel 5.2). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pembukaan dan pematangan lahan akan menyebabkan peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan akan melewati beberapa area pemukiman sehingga dampak yang ditimbulkan adalah kriteria penting (P). Wilayah yang akan terkena dampak hanya di sekitar sepanjang jalur pipa (trunkline). Dengan demikian kriteria ini termasuk tidak penting (TP). Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan intensitasnya kecil dan dampak akan berlangsung sementara. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak hanya fauna darat di areal pemukaan lahan tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak ini tidak penting (TP). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tingkat kebisingan tidak akan menyebabkan syaraf manusia terkena dampak (tingkat kebisingan di area pematangan lahan tapak proyek sekitar 50 60 db(a) tetapi tidak terus menerus. Akan terakumulasi apabila > 85 db(a) terus menerus selama 8 jam. Maka tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-14

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). 3. Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan konstruksi BS dan GPF akan berlangsung sementara, diprakirakan akan meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat kebisingan yang diprakirakan timbul berkisar 61 db(a). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 61 db(a). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi GPF dan BS ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi GPF dan BS menempati areal yang luas. Dampak kebisingan kegiatan konstruksi GPF dan BS akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota di areal konstruksi GPF dan BS. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-15

4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Normal Drilling berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas kebisingan sesaat akan menjadi sekitar 70 db(a). Angka tersebut termasuk skala kualitas lingkungan 3. Hasil perhitungan terlampir. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan kondisi menjadi sedang (skala 3) yang peningkatan kebisingan menjadi 70 db(a). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar 60 km. Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-16

5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horisontal Directional Drilling Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horizontal Directional Drilling berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur. Perkiraan peningkatan kebisingan adalah sekitar 70 db(a), angka tersebut berada di skala kualitas lingkugnan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 70 db(a). Hasil perhitungan terlampir. Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), pipa menggunakan Horisontal Directional Drilling sehingga luas persebaran dampak kecil. Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-17

6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara sejajar pantai SM Bakiriang berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas = 3. Peningkatan kebisingan diprakirakan sekitar 70 db(a), angka tersebut berada pada skala kualitas lingkungan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 70 db(a). Hasil perhitungan terlampir. Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar 137 Ha. Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna terutama terumbu karang di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisigan yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-18

B. Tahap Operasi 1. Operasi produksi di GPF Kegiatan operasi produksi di GPF menggunakan peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar area produksi, dampak ini berlangsung selama operasi produksi, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan operasi produksi di GPF diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan operasi produksi GPF = 3. Peningkatan kebisingan diprakirakan sekitar 65,04 db(a), angka ini berada pada skala kualitas lingkungan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(a) yang berarti kondisi baik (skala 4) menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 65,04 db(a). Hasil perhitungan terlampir. Kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Kebisingan pada tahap operasional produksi di GPF dari peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas, dan lain-lain terhadap hanya berdampak pada pekerja di GPF. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan operasioanal produksi di GPF berlangsung di lokasi yang sudah terlokalisir. Dampak kegiatan akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan fauna di sekitar lokasi operasional GPF. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-19

C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan sedang (skala 3) akan mengalami perubahan kembali menjadi baik (skala 4), sehingga besaran dampak positif sedang (+1). Angka ini berasal dari kondisi saat operasi adalah 65,04 db(a) kondisi sedang (skala 3), menjadi seperti kondisi semula 55 db(a) yaitu baik (skala 4). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan penghentian operasi gas akan berdampak positif terhadap pemukiman sekitar. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas. Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan tingkat kebisingan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok V-20