Berikan Akses Pendidikan Secara Adil dan Merata. Pisah Sambut Mohammad Nuh-Anies Baswedan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berikan Akses Pendidikan Secara Adil dan Merata. Pisah Sambut Mohammad Nuh-Anies Baswedan"

Transkripsi

1 Edisi 10 Th V November 2014 Mendikbud Anies Baswedan: Sumpah Pemuda Bukti Kejeniusan Pemuda Indonesia Matrikulasi Disesuaikan dengan Kemampuan Siswa Tiga Aspek Penting Perkembangan Anak Usia Dini: Pendidikan, Kesehatan, dan Gizi Pisah Sambut Mohammad Nuh-Anies Baswedan Berikan Akses Pendidikan Secara Adil dan Merata ISSN:

2 3 Mendikbud Anies Baswedan: Sumpah Pemuda Bukti Kejeniusan Pemuda Indonesia Sumpah Pemuda diakui berbagai kalangan sebagai tonggak penyatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, dan adat istiadat. Lewat tiga butir sumpah yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia berhasil meruntuhkan sekatsekat pembeda. Tantangan yang kini menanti adalah melanjutkan dan memperbarui semangat kaum muda tersebut dalam menyikapi era globaisasi, salah satunya dengan memeratakan dan meningkatkan pendidikan. Foto: Heru PIH Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan bertindak sebagai pembina upacara membacakan amanat dalam upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, Selasa (28/10) di lapangan kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Para pemuda berkumpul di Jakarta pada 28 Oktober Pada saat itu, mereka merasakan bangsa Indonesia akan dihadapkan pada tantangan besar di masa mendatang. Mereka menyadari bahwa transformasi masyarakat tradisional menuju masyarakat modern mulai terjadi di Tanah Air dengan pendidikan sebagai kendaraannya. Namun, para pemuda juga menyadari, mereka masih tersekat kebhinekaan. Tantangan mereka adalah meruntuhkan sekat-sekat pembeda itu. Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, saat memimpin upacara bendera dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, di halaman kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (28/10). Dalam sambutannya, Mendikbud mengatakan, melalui ikrar Sumpah Pemuda, kebhinekaan disatukan dalam basis yang lebih luas. Ada kesadaran baru, suku-suku bangsa di Nusantara ini akan meraih masa depan gemilang, jika mereka bisa menemukan rumus sederhana untuk semua. Persatuan dan kebersamaan adalah rumusan itu, ujar Mendikbud. Keputusan untuk menggunakan bahasa bersama, yaitu bahasa Indonesia adalah keputusan jenius. Hingga hari ini, banyak urusan bangsa menjadi sederhana karena bahasa yang diterima seluruh rakyat. Mendikbud menilai, dunia internasional sering terpukau menyaksikan pluralitas bangsa penghuni sekitar 17 ribu pulau yang merentang sepanjang khatulistiwa, serta memiliki 250 lebih bahasa dan dialek, dengan seribu lebih etnis dan sub-etnis. Sebuah bangsa hiper-plural, tetapi bisa hidup Ada kesadaran baru, suku-suku bangsa di Nusantara ini akan meraih masa depan gemilang, jika mereka bisa menemukan rumus sederhana untuk semua. Persatuan dan kebersamaan adalah rumusan itu. berdampingan secara relatif damai, katanya. Mendikbud tidak menampik konflik memang tidak absen di Indonesia. Namun, seburukburuknya konflik itu terjadi, pada saat harus semeja berdialog dan merundingkan kepentingannya, mereka berkomunikasi tanpa penerjemah. Duduk menyelesaikan konflik dengan menggunakan bahasa bersama, bahasa Indonesia, ungkapnya. Mendikbud menambahkan, hal itu menjadi bukti kesadaran yang luar biasa. Bukti kejeniusan para pemuda saat itu, di tahun Pemerintah, melalui Kabinet Kerja , menempatkan pembangunan pendidikan dan kebudayaan pada posisi yang sangat strategis, sebagai upaya membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Tenun Kebangsaan Tema peringatan hari Sumpah Pemuda tahun ini adalah Bangun Soliditas Pemuda Maju dan Berkelanjutan. Tema tersebut diambil sebagai wujud maha karya kaum muda yang jenius, dan menjadi fondasi bagi Indonesia modern majemuk, dan Bhineka Tunggal Ika. Mendikbud memberikan perumpamaan, keberagaman jati diri bangsa Indonesia, bagaikan sebuah tenun kebangsaan: tenun yang dirangkai dari helaian benang budaya, agama, etnis, dan adat yang sangat beragam warnanya. Tenun tersebut diikat erat dengan semangat sumpah pemuda. Tenun itu dijaga kuat melalui pendidikan, dan sikap toleransi, tuturnya. Lebih jauh Mendikbud mengatakan, kini generasi usia produktif merupakan salah satu komponen terbesar, dan menjadi kunci bagi percepatan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Di sinilah peran strategis pembangunan pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan hal itu menjadi sangat penting, ujarnya. Pemerintah, melalui Kabinet Kerja , menempatkan pembangunan pendidikan dan kebudayaan pada posisi yang sangat strategis, sebagai upaya membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Mendikbud mengatakan, pembangunan pendidikan tidak semata-mata memberikan manfaat terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih luas lagi, pendidikan dapat memperkuat daya saing nasional, mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan, serta memperkuat kehidupan demokrasi dan nilai-nilai budaya. Selain itu, pembangunan pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap jati diri bangsa, dan menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, dan kreatif. Peringatan Sumpah Pemuda menjadi tonggak dalam meneladani, melanjutkan, dan memperbaharui semangat kaum muda. Pada akhir sambutannya, Mendikbud mengajak seluruh jajaran Kemendikbud mewujudkan dunia pendidikan yang semakin berkualitas, merata, terjangkau, dan berdaya saing. Melalui sinergi yang kuat antara kementerian/lembaga, pemerintah pusat dan daerah, dan pemerintah dengan masyarakat luas, termasuk dunia usaha, kami yakin dapat mewujudkan cita-cita luhur tersebut. Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda! kata Mendikbud. (Seno, Ratih)

3 Pisah Sambut Mohammad Nuh-Anies Baswedan Berikan Akses Pendidikan Secara Adil dan Merata Presiden menekankan, setiap kementerian harus memiliki berbagai terobosan dalam bekerja. Lakukan dengan cara baru dan cepat. Dalam hal ini, dunia pendidikan menjadi tempat yang paling banyak menyumbang, karena perubahan dimulai dari dunia pendidikan. Usai mengikuti sidang kabinet perdana di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/10), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, langsung meluncur menuju kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan berbagai agenda. Saat itu juga Mendikbud menyampaikan pesan Presiden RI, Joko Widodo, yang baru saja diterimanya ketika mengikuti sidang kabinet. Suasana kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di bilangan Senayan, Jakarta, Senin (27/10) siang, agak beda daripada hari-hari sebelumnya. Hari itu awak media massa berkerumun di sekitar pintu masuk utama kantor di Jalan Jenderal Sudirman. Terlihat sebuah OB van salah satu stasiun televisi nasional bersiap menyuguhkan tayangan langsung. Rupanya mereka hendak meliput acara pisah-sambut Mohammad Nuh- Anies Baswedan sebagai Mendikbud dan mendengar pernyataan langsung dari Mendikbud periode , Anies Baswedan. Antisipasi awak media ternyata tidak meleset. Sekitar pukul WIB, sebuah mobil sedan hitam berplat RI 26 memasuki halaman Kemendikbud dan berhenti tepat Jalan akan mendaki. Kalau jalan tersebut dilalui dengan benar, Insya Allah akan sampai puncak untuk kemajuan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Foto: Jilan PIH Mohammad Nuh (kanan) memberikan buku Menyiapkan Generasi Emas 2045 kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan (kiri) saat acara Pisah Sambut di kantor Kemendikbud, Senin (27/10). di depan pintu masuk utama. Yang ditunggu, Anies Baswedan, turun dari sedan tersebut. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na im langsung menyambut kedatangan Mendikbud, dan bergerak menuju lantai 2, tempat penyelenggaraan acara pisah-sambut digelar. Di ruangan itulah, tampak Mohammad Nuh bersama mantan Wakil Mendikbud, Musliar Kasim dan Wiendu Nuryanti yang telah hadir terlebih dahulu. Anies Baswedan mengaku, hari itu bukan kali pertama ia menginjakkan kaki di kantor Kemendikbud. Ketika duduk di bangku sekolah menengah, ia pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Dasar. Saat itu ia diberi kesempatan mengunjungi ruangan Menteri Fuad Hasan. Saya merasa kembali ke habitat yang selama ini telah bergaul bersama-sama, ujarnya. Ia mengucapkan terima kasih atas sambutan yang hangat dari keluarga besar Kemendikbud. Menurutnya, perjalanan ke depan harus dijalani bersama dengan tetap mengedepankan suasana kekeluargaan yang profesional. Jalan akan mendaki. Kalau jalan tersebut dilalui dengan benar, Insya Allah akan sampai puncak untuk kemajuan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia, tutur Mendikbud Anies Baswedan. Ia mengingatkan agar menjadikan tiga prinsip berikut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menjalankan tugas. Pertama, syukuri perkembangan yang terjadi di dalam dunia pendidikan. Kedua, segera perbaiki kekurangan yang ada, dan ketiga bekerja bersama-sama. Kita punya tanggung jawab yang tidak kecil, katanya. Pesan Presiden Dalam acara pisah-sambut itu, Mendikbud menjelaskan, ada sejumlah pesan yang diamanatkan Presiden RI, Joko Widodo, dalam rapat kabinet yang digelar usai acara pelantikan menteri. Pesan tersebut adalah meningkatkan kemakmuran yang berkeadilan. Setiap kementerian dalam programnya harus berorientasi kepada meningkatkan kemakmuran yang berkeadilan, ucap nya, mengulang pesan Presiden. Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan bahwa presiden menekankan, setiap kementerian harus memiliki berbagai terobosan dalam bekerja. Lakukan dengan cara baru dan cepat. Dalam hal ini, dunia pendidikan menjadi tempat yang paling banyak menyumbang, karena perubahan dimulai dari dunia pendidikan. Sumbangan yang harus diberikan dalam dunia pendidikan adalah memberikan akses yang lebih adil dan merata. Kesadaran masyarakat terhadap dunia pendidikan perlu ditingkatkan. Menurut Mendikbud berbagai masalah pendidikan terjadi bukan karena tidak mampu melakukan, tetapi karena tidak mau melakukan. Pak Presiden menekankan agar berbagai program dilakukan dengan cara yang cepat dan tepat, tuturnya. Pesan terakhir yang disampaikan presiden, lanjut Mendikbud, adalah pentingnya koordinasi antarkementerian. Untuk itu, pihaknya segera merapat untuk mendiskusikan berbagai terobosan yang dapat dilakukan untuk bidang pendidikan dan kebudayaan. Nomenklatur Kemendikbud Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud juga mengatakan, nomenklatur yang digunakan tetap dengan nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nomenklatur ini sudah sesuai dengan surat keputusan Presiden Republik Indonesia yang dibacakan dalam acara pelantikan menteri Kabinet Kerja. Yang dipindahkan hanya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), tetapi unit kerja lainnya tetap sama, katanya. Ditjen Dikti yang semula masuk di dalam Kemendikbud, sekarang bergabung dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na im mengatakan, dengan penggabungan ini, pegawai Ditjen Dikti akan pindah ke kementerian yang dipimpin oleh Menteri M. Nasir. (Seno, Ratih)

4 Hari Pertama Pascapelantikan Mendikbud Singgung Pengelolaan Museum dan Puji Dapodik Sehari setelah dilantik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, bertindak sebagai inspektur upacara dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Usai memimpin upacara, Mendikbud yang mengenakan seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) berkeliling kantor untuk meninjau lingkungan kerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Saat meninjau, Mendikbud memberi perhatian khusus terhadap program yang dijalankan Kemendikbud. Siang itu, Selasa (28/10), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, keluar dari ruangannya. Ia didampingi Sekretaris Jenderal, Ainun Na m, dan sejumlah wartawan. Rombongan berjalan menuju gedung tempat para pegawai melaksanakan tugasnya. Ini hari pertama, barusan tadi upacara. Setelah itu nanti siang kami akan ada pertemuan, untuk melihat situasinya seperti apa, barulah nanti kami keluarkan terobosan, kata Mendikbud kepada wartawan. Mendikbud berkeliling mulai dari Badan Penelitian Kemarin saya mendapatkan arahan dari Pak Presiden untuk melakukan konsolidasi pengelolaan museum. dan Pengembangan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal-Informal, Ditjen Pendidikan Dasar, Ditjen Pendidikan Menengah, Ditjen Kebudayaan, Inspektorat Jenderal, serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Tinjauan singkat tersebut bertujuan untuk mengenal dan mengetahui situasi dalam lingkungan kerja Kemendikbud. Ia juga menyempatkan diri singgah di Unit Pelayanan Tunjangan Profesi Pendidik yang dibentuk untuk membantu para guru yang mengalami permasalahan dalam urusan tunjangan profesi pendidik. Selama berkeliling, ia melontarkan pertanyaan kepada staf yang ditemui, seputar tugas-tugas harian yang dilakukan. Di kantor Ditjen Kebudayaan, ia berdiskusi dengan Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Kacung Maridjan, mengenai konsolidasi pengelolaan museum. Konsolidasi pengelolaan museum itu menjadi arahan utama Presiden Joko Widodo pada sektor kebudayaan. Kemarin saya mendapatkan arahan dari Pak Presiden untuk melakukan konsolidasi pengelolaan museum, ujarnya saat meninjau ruang kerja Dirjenbud. Ia berharap, konsolidasi ini dapat memaksimalkan promosi museum kepada masyarakat. Pada kesempatan itu, Kacung menjelaskan bahwa Kemendikbud mengelola lebih dari 300 museum di Indonesia. Dari jumlah tersebut, lima museum berada di Jakarta, yaitu Museum Gajah, Museum Kebangkitan, Museum Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Basuki Abdullah. Kacung mengakui, standardisasi pengelolaan museum masih belum sama antara satu museum dengan museum lain. Namun, rancangan peraturan pemerintah terkait standardisasi ini sudah selesai dan tinggal ditandatangani presiden, jelasnya. Ke depan, peraturan perundangan itu akan mengatur pengelolaan dan pengamanan koleksi museum berbentuk peraturan Foto: Jilan PIH Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan meninjau tempat pelayanan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam pengurusan tunjangan profesi pendidik di Gedung C, kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (28/10). Mendikbud. Jadi, nanti museum juga memiliki akreditasi, ujarnya. Layanan Pendidikan Pada layanan pendidikan, Mendikbud mengaku akan memprioritaskan penuntasan persoalan guru selama lima tahun ke depan. Menurutnya, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan garda terdepan dalam layanan pendidikan. Dengan meningkatkan mutu guru dan kepala sekolah, maka kualitas pendidikan juga akan meningkat. Bila guru itu bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka kualitas pendidikan Insya Allah akan baik. Mereka kunci keberhasilan pendidikan. Sehebat apapun materinya dan sehebat apapun fasilitasnya, tapi jika guru atau tenaga pengajarnya, tidak mumpuni, itu tidak akan berjalan dengan baik, katanya. Ia menambahkan, tugas Kementerian adalah memastikan para PTK bekerja dengan baik. Sementara urusan yang menjadi tanggung jawab Kemendikbud dan hak PTK akan diselesaikan dengan baik. Di kantor Ditjen Dikdas, Mendikbud yang pernah mengenyam pendidikan Ilmu Politik di Northern Illinois University ini, cukup lama menghabiskan waktu untuk meninjau. Saat berada di ruang kerja Direktorat Bila guru itu bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka kualitas pendidikan Insya Allah akan baik. Mereka kunci keberhasilan pendidikan. Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (P2TK Dikdas), ia berinteraksi dengan para guru yang sedang mengurus pencairan tunjangan profesi pendidik atau dikenal juga dengan nama tunjangan sertifikasi. Unit ini sangat penting untuk bisa memastikan guru kita bisa mendapatkan (tunjangan) sertifikasi, dan terlayani dengan baik, dan bisa diselesaikan bila ada masalah. Makanya saya mampir ke sini, ujarnya. Di sana, Mendikbud menyempatkan diri untuk berdiskusi bersama Direktur P2TK Dikdas, Sumarna Suryapranata. Pada kesempatan yang sama Mendikbud juga turut menguji coba layanan data pokok pendidikan (dapodik) yang memuat informasi lengkap mengenai sekolah, siswa, dan PTK di seluruh Indonesia. Saya ingin mencari rasio guru yang ada di Ashmore, itu pulau terluar dekat Darwin Australia, ujarnya. Usai mendapatkan data, Mendikbud mengaku cukup kagum atas lengkapnya data yang tersimpan dalam dapodik. Saya lihat database-nya cukup baik, nanti kita lihat bagaimana kita dapat kembangkan, tutupnya. (Gloria, Harris, Ratih)

5 Silaturahim dengan Wartawan Fortadikbud Ekspektasi Masyarakat Jadi Tantangan Foto: Ridwan PIH Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan berbincang bersama para wartawan media massa cetak dan elektronik di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (30/10). Media massa menjadi salah satu sarana pemerintah untuk menyebarluaskan program dan kebijakan kepada masyarakat. Peran demikian menjadikan posisi media sangat strategis dalam membangun komunikasi harmonis dengan pemerintah dan masyarakat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengadakan pertemuan dengan para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud). Pertemuan santai itu berlangsung di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Kamis Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah adalah komunikasi antara program atau kebijakan yang dijalankan, dengan apa yang dikomunikasikan kepada masyarakat. (30/10), sebagai ajang menjaring masukan dari para wartawan tentang berbagai hal dalam dunia pendidikan. Dalam kesempatan itu, Mendikbud dan para awak media saling memperkenalkan diri. Mendikbud menilai, perkenalan semacam ini penting karena ke depan interaksi jajaran Kemendikbud dengan para wartawan akan lebih sering. Saya juga ingin mendengar dari temanteman tentang kebijakan atau yang menyangkut tentang aktivitas rekan-rekan wartawan di sini, dan bagaimana agar kita bisa bersinergi dengan lebih baik, katanya. Ia menyadari, salah satu masalah yang dihadapi pemerintah adalah komunikasi antara program atau kebijakan yang dijalankan, dengan apa yang dikomunikasikan kepada masyarakat. Tak jarang, yang dikerjakan dan yang dikomunikasikan membentuk opini yang berbeda di masyarakat. Menurutnya, salah satu tantangan ke depan dalam demokrasi kebijakan publik adalah komunikasi dan persepsi. Teman-teman melaporkan apa yang terjadi di Kementerian. Di sisi lain, teman-teman melihat apa yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, kerja sama dengan teman-teman media menjadi sangat penting, katanya. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menuturkan, ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi menjadi tantangan tersendiri. Selain harus bekerja serius, kita juga harus menjelaskan dengan baik kepada masyarakat apa yang sedang kita kerjakan. Banyaknya telepon dan pesan singkat yang masuk ke nomor saya menandakan bahwa harapan itu besar dan tinggi, tutur Mendikbud. Buka Mata dan Telinga Lebih lanjut Mendikbud mengatakan, pola kerja yang akan diterapkan ke depan untuk mengatasi masalah pendidikan adalah dengan terlebih dahulu membuka mata, telinga, penciuman, baru kemudian berbicara dan bekerja. Jangan dibalik, mulutnya dulu yang ngomong, tetapi dia belum melihat, mendengar, dan mencium. Intinya adalah kementerian ini memiliki tanggung jawab yang amat besar dalam menjalankan dunia pendidikan. Apapun yang kita katakan eksekusinya di tempat ini dan di seluruh Indonesia, katanya. Maka, komunikasi harus juga dilakukan, baik dengan kalangan internal kementerian hingga ke satuan pendidikan di daerah-daerah, termasuk para pemangku kepentingan di luar Kemendikbud. Masalah yang ada di dunia pendidikan, kata dia, akan dilihat secara komprehensif dan dievaluasi secara serius untuk mencari terobosan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Pada kesempatan yang sama, Mendikbud mengajak para wartawan yang hadir untuk memberi informasi serta masukan dari apa yang ditemui di lapangan. Saya ingin mendengar dari teman-teman tentang hal yang saya perlu tahu. Saya sangat terbuka untuk itu, ujar Mendikbud. Sejumlah wartawan kemudian menyampaikan persoalan pendidikan yang ada di lapangan. Persoalan itu misalnya, kasus kejahatan seksual di sekolah dan pesantren hingga kenakalan remaja yang meresahkan. Wartawan juga menyampaikan harapannya agar dapat diberikan akses yang cukup dengan Mendikbud, sehingga informasi yang akan diteruskan kepada masyarakat berasal dari sumber yang paling akurat. Mendikbud mengapresiasi masukan dan harapan yang disampaikan kepadanya. Masukan itu akan segera ditindaklanjuti dan berdiskusi dengan seluruh pimpinan di lingkup Kemendikbud. Kenalkan KIP Pertemuan santai itu juga dimanfaatkan Mendikbud untuk memperkenalkan secara singkat tentang program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program ini menyasar tidak hanya bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, tetapi juga bagi keluarga rentan miskin. KIP diluncurkan bersama dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Indonesia Dana bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) disalurkan langsung ke keluarga penerima dan diharapkan mampu menarik kembali anak putus sekolah untuk kembali mengikuti pelajaran di kelas. Sehat (KIS) oleh Presiden Joko Widodo di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta, Senin (3/11). Mendikbud mengatakan, dana bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) disalurkan langsung ke keluarga penerima dan diharapkan mampu menarik kembali anak putus sekolah untuk kembali mengikuti pelajaran di kelas. Atau, dana KIP ini dapat digunakan untuk mengikuti pelatihan di balai-balai kerja. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan agar bisa mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha. KIP bukan sekadar memberikan dana bantuan bagi yang sudah berada di dalam sekolah, tetapi juga kepada anak-anak usia sekolah yang terhenti karena faktor ekonomi, katanya. (Ratih, Aline)

6 Matrikulasi untuk Penuhi Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Implementasi Kurikulum 2013 yang diselenggarakan secara menyeluruh-terbatas pada tahun pelajaran 2014/2015 berimplikasi pada berbedanya kompetensi dasar yang menjadi tuntutan Kurikulum 2013 yang diterima peserta didik. Agar siswa mendapat kompetensi yang diinginkan itu, maka setiap satuan pendidikan melakukan matrikulasi untuk melakukan penyesuaian antara kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum Harapannya, peserta didik tidak terkejut dengan perubahan pola pembelajaran yang diajarkan pada Kurikulum (Ratih)

7 Matrikulasi Disesuaikan dengan Kemampuan Siswa Pada saat masih kelas X, tidak semua siswa yang kini duduk di kelas XI memeroleh pembelajaran berbasis Kurikulum Mereka menjalani proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum lama. Hal itu disebabkan Kurikulum 2013 diterapkan secara terbatas dan bertahap. Namun, pada tahun pelajaran 2014/2014 ini, kelompok siswa demikian memeroleh pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 melalui program matrikulasi. Pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan masing-masing. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor / MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa pada tahun pelajaran 2014/2015, seluruh sekolah di Indonesia, baik yang negeri maupun swasta, menerapkan Kurikulum Implementasi kurikulum secara menyeluruh-bertahap itu berimplikasi pada kesesuaian kompetensi peserta didik yang pada 2013 lalu belum memeroleh pembelajaran Kurikulum Struktur kurikulum yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum memiliki perbedaan dari sisi jumlah dan jenis mata pelajaran dengan kurikulum sebelumnya. Karena itu, Kementerian membuat panduannya agar setiap satuan pendidikan dapat melaksanakan matrikulasi ini kepada peserta didik. Kepala Unit Implementasi Kurikulum 2013, Tjipto Sumadi, kepada Asah Asuh, Jumat (24/10) di ruang kerjanya, mengatakan, matrikulasi adalah penyesuaian antara peserta didik dengan materi pembelajaran yang harus dikuasai. Namun, penyesuaian ini dilakukan Matrikulasi adalah penyesuaian antara peserta didik dengan materi pembelajaran yang harus dikuasai. Namun, penyesuaian ini dilakukan hanya jika diperlukan. hanya jika diperlukan. Ia menuturkan, materi pembelajaran dalam konteks keilmuwan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya sama. Perbedaan ada pada pergeseran sasaran pendidikan yang tidak lagi mengutamakan pengetahuan semata, tetapi juga pada sikap dan keterampilan peserta didik. Matrikulasi sepenuhnya diserahkan kepada sekolah dengan melihat kemampuan siswa. Jika siswa belum mampu melakukan penyesuaian terhadap proses pembelajaran yang belum ditemukan di kelas X tapi ada di kelas XI, maka matrikulasi dapat dilakukan secara terstruktur. Matrikulasi dapat pula dilakukan dengan memberikan pembelajaran di kelas secara langsung dengan melakukan pengayaan-pengayaan terhadap materi yang secara sekuensial diberikan terlebih dahulu. Guru dapat melakukan apersepsi proses pembelajaran, langsung menanyakan kepada siswa. Kemudian guru bisa melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap pokok bahasan yang akan diajarkan pada kelas tersebut, ujarnya. Ia menambahkan, selama ini pihaknya hanya mendapatkan sedikit pertanyaan seputar matrikulasi. Ini berarti di lapangan tidak banyak persoalan terhadap pelaksanaan matrikulasi, karena dalam pelatihan guru sebelumnya juga telah diberikan materi tentang matrikulasi ini. Selain itu masing-masing direktorat terkait, seperti Direktorat Pembinaan SMA, telah menerbitkan petunjuk teknik pelaksanaan matrikulasi di sekolah. Pertanyaan tentang matrikulasi yang masuk ke Klinik dan Konsultasi Pembelajaran (KKP) sangat sedikit, misalnya tentang bagaimana jika anak tidak segera memahami materi pelajaran yang baru karena pada 2013 yang lalu belum menerapkan Kurikulum 2013? Kami sarankan untuk melakukan apersepsi, tutur Tjipto. Menurutnya, apersepsi merupakan cara yang dapat ditempuh sekolah dengan tanpa biaya, karena tidak memerlukan waktu khusus. Apersepsi cukup dilakukan saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Namun, jika memang sangat diperlukan, siswa dan guru dapat mengambil waktu tambahan di luar jam pelajaran. Kepala sekolah melakukan kebijakan matrikulasi dengan merujuk pada juknis yang Matrikulasi dapat pula dilakukan dengan memberikan pembelajaran di kelas secara langsung dengan melakukan pengayaan-pengayaan terhadap materi yang secara sekuensial diberikan terlebih dahulu. dikeluarkan Direktorat Pembinaan SMA, katanya. Implementasi Matrikulasi Matrikulasi sebagaimana tercantum dalam buku Panduan Matrikulasi Kurikulum 2013 di SMA diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi peserta didik agar kesenjangan antara muatan/substansi dan pengalaman belajar dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi. Kegiatan ini harus dikelola satuan pendidikan secara terencana, terarah, terprogram, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam buku tersebut tertulis pula, bahwa kesenjangan kompetensi yang ada pada kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum 2013 memiliki konsekuensi pembelajaran di kelas XI. Program matrikulasi diharapkan dapat memfasilitasi capaian taraf kemampuan atau entry level untuk menjamin keberhasilan pembelajaran di kelas XI dan XII. Termasuk juga untuk mengikuti tahap evaluasi di akhir jenjang pendidikan. Sebelum memutuskan perlutidaknya matrikulasi, satuan pendidikan terlebih dahulu menganalisis dan mengindentifikasi kompetensi peserta didik dengan cermat untuk mendapatkan dua kelompok siswa dengan tindakan berbeda. Pertama, kelompok peserta didik yang perlu mengikuti matrikulasi dan kedua, kelompok peserta didik yang tidak perlu mengikuti kegiatan matrikulasi. (Ratih) Suasana belajar mengajar di SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah. Foto: Yus PIH

8 Dirjen Dikmen, Achmad Jazidie: Matrikulasi Beri Basis Pelajaran Berikutnya Matrikulasi di tingkat SMP diberikan pada siswa kelas VIII, yang pada 2013 atau ketika masih duduk di kelas VII, belum mendapatkan Kurikulum Foto: WJ PIH Memasuki tahun pelajaran 2014/2015, sekolah-sekolah tingkat menengah yang belum menerima Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran sebelumnya, telah menerapkan matrikulasi untuk siswa kelas XI. Matrikulasi dilakukan sebagai pembekalan bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013, sekaligus menghilangkan gap dengan pembelajaran di kurikulum sebelumnya. Matrikulasi dilakukan oleh guru bidang studi yang sebelumnya dilatih oleh instruktur nasional. Dalam matrikulasi ini, siswa diberitahu bagaimana cara belajar dengan pola Kurikulum Cara belajar tersebut dengan mengambil beberapa contoh kasus di mata pelajaran yang dimatrikulasi. Matrikulasi ini diterapkan pada awal tahun pelajaran 2014/2015. Matrikulasi pada dasarnya untuk memberikan basis terhadap pelajaran berikutnya, sehingga perlu diajarkan terlebih dahulu agar siswa tidak kaget saat berada di kelas XI, sementara basis itu sebelumya belum diajarkan di kelas X dengan pola Kurikulum 2013, ujar Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Achmad Jazidie, di Jakarta, belum lama ini. Ia menambahkan, sekolah diberikan pilihan dalam penerapan matrikulasi ini dengan mengacu pada petunjuk teknis yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Dikmen. Selain itu, sekolah dapat menyesuaikan dengan kompetensi siswa yang akan menerima matrikulasi. Provinsi DKI Jakarta termasuk daerah yang hampir seluruh sekolahnya sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun lalu. Itu sebabnya, matrikulasi ini tidak banyak dilaksanakan di provinsi ibu kota negara tersebut. Matrikulasi dilakukan bagi siswa pindahan yang di sekolah sebelumnya belum mendapatkan Kurikulum 2013, ujar Wakil Kepala SMA Negeri 1 Jakarta, Ujang Suherman saat dihubungi Asah Asuh, beberapa waktu lalu. Di Kota Medan, Sumatera Utara, sejumlah sekolah yang juga telah melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014, tidak menerapkan matrikulasi kepada siswa kelas XI. Seperti dikatakan Kepala SMA Sekolah diberikan pilihan dalam penerapan matrikulasi ini dengan mengacu pada petunjuk teknis yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Dikmen. Negeri 4 Medan, Ramly. Di tempat kami matrikulasi tidak ada, sebab kami sudah pelaksana dari tahun awal Kurikulum 2013 diterapkan, katanya. Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah yang melaksanakan matrikulasi bagi siswa di tingkat sekolah menengah. Data Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 (SEPIK) menyebut, di kabupaten ini baru ada tujuh SMA/SMK piloting Kurikulum 2013 pada tahun lalu. Agar pelaksanaan matrikulasi berjalan dengan baik, khususnya di tingkat SMK, Masyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK bekerja sama dengan semua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMK Kebumen sudah menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Matrikulasi Kurikulum 2013 sebelum pelaksanaan matrikulasi benar-benar dilakukan di sekolah. Matrikulasi untuk tingkat SMK di DKI Jakarta juga dilakukan. Menurut Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bowo Irianto, banyak materi pelajaran atau kompetensi dasar di kelas X yang belum terakomodasi pada Kurikulum Oleh karena itu, penyesuaian terhadap materi dengan kurikulum yang baru itu dilakukan di sekolah-sekolah. Matrikulasi ini diharapkan tidak membebankan siswa dan materi yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik. Matrikulasi di SMP Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad, menjelaskan, matrikulasi juga dilaksanakan di tingkat SMP/ MTs. Matrikulasi di tingkat ini diberikan bersamaan dengan dimulainya pembelajaran tahun pelajaran 2014/2015. Matrikulasi diperlukan untuk mengatasi gap antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum yang digunakan sebelumnya. Misalnya, dalam pelajaran matematika SMP, pada kurikulum sebelumnya tidak mengajarkan tentang membaca data dan grafik, seperti yang termuat dalam Kurikulum Matrikulasi hanya untuk siswa SMP. SD tidak ada karena sifatnya topik. Di kelas I SD siswa belajar membaca, menulis, dan berhitung, jadi tidak bisa ada matrikulasi, kata Hamid, beberapa waktu lalu. Matrikulasi di tingkat SMP diberikan pada siswa kelas VIII, yang pada 2013 atau ketika masih duduk di kelas VII, belum mendapatkan Kurikulum Mereka itulah yang diberikan matrikulasi, ujar Hamid. Waktu pembelajaran matrikulasi diadakan siang atau sore hari setelah jam sekolah selesai. Sekolah harus bersikap fleksibel dalam mengajarkan materi matrikulasi sesuai kebutuhan siswa. (Ratih, dari berbagai sumber)

9 Sekolah Bebas Tentukan Bentuk Kegiatan Matrikulasi Pembekalan terhadap siswa kelas XI yang pada tahun sebelumnya belum menerima pembelajaran Kurikulum 2013 dilakukan dalam bentuk matrikulasi. Langkah ini bertujuan agar siswa tersebut memiliki kompetensi dasar seperti yang dituntut oleh Kurikulum Bentuk kegiatan matrikulasi dapat dilakukan dalam beberapa pola, misalnya melalui pembelajaran tatap muka, penugasan dari guru mata pelajaran, dan kegiatan mandiri. Matrikulasi diperlukan saat peserta didik terindikasi belum memiliki pengetahuan dan kemampuan standar yang dipersyaratkan oleh Kurikulum Program matrikulasi pada dasarnya bertujuan untuk mencapai entry level yang sama bagi seluruh peserta didik. Matrikulasi berisi pemantapan materi, yang belum dikuasai oleh siswa tertentu. Dalam panduan matrikulasi tingkat sekolah menengah yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan bahwa matrikulasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan gabungan antara tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri secara utuh ataupun terbatas dalam periode waktu tertentu. Sekolah dapat pula melakukan kegiatan matrikulasi tanpa pertemuan tatap muka di kelas, tetapi hanya penugasan dan kegiatan mandiri. Namun, sebelum memutuskan perlu-tidaknya siswa diberikan matrikulasi, sekolah terlebih dulu melakukan analisis kompetensi dasar dan kompetensi inti mata pelajaran dan perencanaan program matrikulasi. Satuan pendidikan dapat menerapkan pola matrikulasi mata pelajaran melalui uji kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, atau untuk mata pelajaran tertentu dan penugasan untuk mata pelajaran lainnya. Sekolah juga diberi pilihan untuk tidak melakukan uji kompetensi dan penugasan, tetapi langsung menyertakan seluruh siswa mengikuti pembelajaran matrikulasi untuk semua mata pelajaran. Pelaksanaan manajemen matrikulasi dimulai dengan menganalisis jenis dan jumlah mata pelajaran yang terdapat di kelas X antara kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum Tahap selanjutnya sekolah menganalisis dengan membandingkan kompetensi dasar kelas X, kemudian menentukan unsur-unsur yang terlibat dalam program matrikulasi. Implementasi di Sekolah Saat sekolah memutuskan bahwa matrikulasi memang diperlukan, sekolah dapat menambah jam pelajaran pada jadwal mata pelajaran tersebut atau menjadwalkan khusus di luar jadwal mata pelajaran. Hal ini dilakukan melalui proses pembelajaran utuh, mengingat kompetensi yang harus dikuasai memerlukan waktu dan proses yang utuh. Kegiatan ini diperlukan pada mata pelajaran yang memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berbeda antara standar isi pada kurikulum sebelumnya dan Kurikulum 2013, serta mengalami perubahan total pada hampir seluruh kompetensi dasar. Hal ini terlihat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, prakarya, kewirausahaan, serta antropologi. Sekolah juga dapat melakukan matrikulasi dengan membuat jadwal tertentu di luar jadwal mata pelajaran. Hal ini dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka terbatas untuk beberapa kompetensi dasar, sementara kompetensi dasark lainnya dapat dilakukan dengan penugasan. Atau sekolah juga dapat memberikan penugasan kepada peserta didik untuk beberapa kompetensi dasar hingga kompetensi itu dikuasai. Kegiatan ini dilakukan apabila semua kompetensi yang harus dikuasai pada mata pelajaran terkait dapat dilakukan melalui penugasan. Pelaksanaan penugasan dilakukan terhadap kompetensi dasar yang telah disampaikan di kelas X pada Kurikulum 2006, namun kompetensi ini terdapat di kelas XI pada Kurikulum Tujuannya agar kompetensi dasar tersebut tidak Sebelum memutuskan perlutidaknya siswa diberikan matrikulasi, sekolah terlebih dulu melakukan analisis kompetensi dasar dan kompetensi inti mata pelajaran dan perencanaan program matrikulasi. Foto: WJ PIH diajarkan berulang, maka cukup disampaikan melalui penugasan. Waktu Pelaksanaan Dalam panduan matrikulasi itu juga menyebutkan petunjuk tentang waktu pelaksanaan matrikulasi yang dapat diambil. Sebagai contoh, peserta didik yang mengikuti matrikulasi secara utuh dapat dilakukan pada masa libur semester 2 dan di selasela pelaksanaan pembelajaran semester 1 dan 2 di kelas XI. Sementara itu, untuk mata pelajaran sesuai kompetensi dasar yang harus dimatrikulasi, pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tes untuk mengetahui Pelaksanaan manajemen matrikulasi dimulai dengan menganalisis jenis dan jumlah mata pelajaran yang terdapat di kelas X antara kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum kompetensi yang telah dicapai peserta didik. Sebelum dilakukan tes, peserta didik diinformasikan terlebih dahulu materi apa yang perlu dipelajari secara mandiri. Bagi peserta didik yang telah lulus tes atau memenuhi kriteria kompetensi, dapat langsung mengikut kegiatan belajar mengajar di kelas XI tanpa harus mengikuti pembelajaran matrikulasi. Sebaliknya, jika dari hasil tes diketahui bahwa peserta didik belum memenuhi syarat kompetensi, maka siswa tersebut harus mengikuti matrikulasi. Dalam panduan itu pula disebutkan bahwa sekolah perlu mempertimbangkan waktu agar pada minggu yang sama mata pelajaran yang dimatrikulasi tidak lebih dari tiga. Sekolah juga perlu memperhatikan untuk mendahulukan pelaksanaan matrikulasi bagi kompetensi dasar mata pelajaran yang menjadi prasyarat. Sementara itu, siswa yang melalui matrikulasi dengan penugasan, sekolah harus memberikan penjelasan singkat tentang materi yang ditugaskan itu. (Ratih) Setelah melakukan analisis terhadap kompetensi dasar siswanya, sekolah dapat menentukan pola matrikulasi yang tepat. Salah satunya melalui penugasan, yaitu siswa diminta mempelajari materi yang terdapat dalam matrikulasi dalam bentuk tugas sekolah.

10 Tiga Aspek Penting Perkembangan Anak Usia Dini: Pendidikan, Kesehatan, dan Gizi Layanan pendidikan, kesehatan, dan gizi, merupakan aspek penting yang perlu diperoleh untuk mendukung perkembangan anak-anak usia dini. Ketiga aspek tersebut harus diberikan seoptimal mungkin, agar upaya menyiapkan generasi bangsa berkualitas menjadi lebih lancar. Hal itu dikatakan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hamid Muhammad, sebelum membuka secara resmi kegiatan Gebyar PAUD 2014 di Alun-alun MTQ, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/9) lalu. Ia menambahkan, upaya tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak. Ini harus kita kerjakan bersama-sama. Kalau hanya mengandalkan pemerintah pusat, tidak mungkin kami dapat Kalau hanya mengandalkan pemerintah pusat, tidak mungkin kami dapat melayani dengan baik anak usia dini yang jumlahnya hampir 30 juta. melayani dengan baik anak usia dini yang jumlahnya hampir 30 juta, tutur Hamid. Pada saat ini, layanan pendidikan yang perlu diberikan kepada anak usia dini difokuskan pada pendidikan karakter. Membangun karakter tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan langkah-langkah yang berkelanjutan. Ia akan dibawa hingga dewasa. Itulah mengapa pendidikan karakter sejak usia dini sangat penting, ujarnya. Sementara itu, menurut survei terakhir yang dilakukan Kementerian Kesehatan, sebanyak 46 persen siswa SD di Indonesia mengalami malnutrisi. Jika ditarik mundur ke anak usia dini, fakta ini juga tampaknya tidak jauh berbeda terjadi pada mereka. Untuk itu, memberikan layanan kesehatan dan gizi semaksimal mungkin menjadi penting, karena kesehatan dan gizi yang memadai akan meningkatkan kemampuan psikomotorik anak. Layanan terakhir yang juga tidak boleh diabaikan adalah perlindungan. Kasus yang terjadi pada anak usia dini, beberapa waktu lalu, di salah satu sekolah di Jakarta membuktikan bahwa perlindungan terhadap anak belum benar-benar diberikan. Hal ini agar menjadi perhatian seluruh pihak untuk berperan dalam memberikan perlindungan seoptimal mungkin kepada anak-anak. Dengan demikian, kita bisa menyiapkan generasi bangsa kita menjadi lebih baik, tutur Hamid. Pendidikan Inklusif Sebagai bagian dari rangkaian acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) di Kendari, Sulawesi Tenggara, dilakukan pula deklarasi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai daerah pendidikan inklusif. Pencanangan tersebut dilakukan oleh Wakil Gubernur Sultra, HM. Saleh Lasata, disaksikan oleh Hamid Muhammad. Deklarasi Sultra sebagai daerah yang ramah terhadap penyandang disabilitas itu ditandai dengan pelepasan ratusan balon ke udara. Dengan pencanangan ini, Sultra menjadi provinsi ke-7 yang mendeklarasikan diri sebagai daerah inklusif. Sultra menyusul Kalimantan Selatan, Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta. Upaya Sultra menjadi provinsi pendidikan inklusif diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di 14 sekolah. Selain itu, Sultra telah menyediakan sebanyak 45 sekolah luar biasa (SLB) yang tersebar di delapan kabupaten/kota. Masih ada lima kabupaten/kota di daerahnya yang belum memiliki SLB. Saleh Lasata mengatakan, pendidikan yang Balon udara dilepaskan sebagai tanda diluncurkannya program Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai daerah pendidikan inklusif. Peluncuran ini dilakukan di sela-sela rangkaian puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2014 yang berlangsung di Alun-alin MTQ, Kendari. menjadi hak seluruh warga negara mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Misalnya dengan menganggarkan lebih dari Rp 4 miliar, khusus untuk pendidikan inklusif. Ia menyadari keberadaan SLB dan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif masih sangat kurang. Hal ini mengingat, berdasarkan data potensi desa di Sultra tahun 2011, jumlah penduduk Pemerintah daerah, termasuk pemerintah kabupaten/kota di Sultra, bertekad untuk terus mengembangkan dan memajukan pelayanan pendidikan inklusif. Foto-foto: Denis PIH yang mengalami ketunaan di Sultra mencapai orang dan di antaranya masih berada di rentang usia pendidikan. Artinya masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan akses layanan pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah, termasuk pemerintah kabupaten/kota di Sultra, bertekad untuk terus mengembangkan dan memajukan pelayanan pendidikan inklusif, jelas Wagub. Ia menambahkan, salah satu cara yang ditempuh untuk memperluas akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah dengan menyelenggarakan pendidikan inklusif. Ini lebih efektif dan efisien dibandingkan membangun SLB baru, ucap Wagub. Kepala Dinas Pendidikan Sultra, Damsid mengatakan, pendidikan inklusif adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan semangat terbuka untuk merangkul semua kalangan berwawasan multikultural yang dapat membantu peserta didik mengerti, menerima, dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, nilai kepribadian, dan keberfungsian fisik dan psikologis. Pendidikan inklusi di Sultra telah dilakukan sejak 2013 dan mulai tahun ini diupayakan diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota. (Ratih)

11 Sukses di Bidang Keaksaraan, Indonesia Dapat Apresiasi Dunia Indonesia patut berbangga. Indonesia termasuk negara dengan pencapaian tingkat keaksaraan dan pendidikan untuk semua (education for all) yang paling pesat di dunia. Penilaian itu dilakukan langsung oleh UNESCO. Kerja keras seluruh pihak dalam mendukung program keaksaraan menjadi kunci prestasi tersebut. Pencapaian Indonesia dalam bidang keaksaraan terus mendapat apresiasi. Setelah pada 2012 meraih penghargaan aksara King Sejong dari UNESCO Paris, tahun ini Indonesia dilibatkan dalam Sejong Project, sebuah program pendidikan keaksaraan pemerintah Korea Selatan yang dikerjasamakan dengan forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Tidak hanya itu, Indonesia juga dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara seminar internasional: PKBM dan Masyarakat Sipil Penggiat Pendidikan Nonformal selama lima tahun berturutturut. Bahkan dalam seminar internasional tahun ini, Indonesia berperan dalam mewujudkan komitmen 14 negara yang hadir untuk selalu konsisten memberdayakan PKBM dan masyarakat sipil lainnya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan pendidikan untuk kewargaan global. Hal itu adalah tujuan kelima dari tujuh kesepakatan, yaitu belajar sepanjang hayat untuk semua, ujar Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Kementerian Pendidikan Hingga September 2014, Indonesia telah berhasil menurunkan angka buta aksara orang dewasa hingga tinggal 3,8 persen atau tersisa 6,2 juta orang. Piu (50) (kanan), warga belajar program keaksaraan, berbincang ringan dengan anggota kelompok lawak Empat Sekawan, Ginanjar dalam acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-49 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/9). Setelah mampu membaca, Piu mengaku tidak perlu bantuan lagi jika menemukan tulisan yang perlu dibaca. dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hamid Muhammad, dalam sambutan pada acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke-49 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/9). Upaya pemerintah untuk mengurangi angka tuna aksara terus dilakukan. Hasilnya, setiap tahun angka tuna aksara berangsur turun. Hingga September 2014, Indonesia telah berhasil menurunkan angka buta aksara orang dewasa hingga tinggal 3,8 persen atau tersisa 6,2 juta orang. Padahal pada 2005, masyarakat yang belum mengenal huruf masih tinggi yakni sekitar 15 juta orang. Penurunan angka buta aksara ini cukup signifikan, katanya. Selain itu, lanjut Hamid, disparitas antar provinsi juga semakin membaik. Buktinya saat ini hanya tinggal dua provinsi yang masih menempati persentase sepuluh persen dan tujuh provinsi dengan tuna aksara di atas orang. Untuk itu, Hamid menegaskan, ke depan pihaknya akan berupaya untuk membantu provinsi dan kabupaten/kota yang masih mempunyai jumlah penduduk dengan tuna aksara yang sangat besar. Hamid menyebut, pihaknya memang memiliki komitmen untuk memberantas buta aksara. HAI yang selalu diperingati secara nasional setiap tahun menunjukkan konsistensi dan komitmen pemerintah Indonesia terhadap kesepakatan Konferensi Tingkat Menteri Negara anggota PBB pada 1965, yang bertekad membebaskan warga dunia dari buta aksara. Peringatan HAI ke-49 memiliki arti khusus bagi pemerintah Indonesia. Hal ini karena peringatan HAI tahun ini diselenggarakan di penghujung pengukuran pencapaian tujuan pembangunan milenium dan pendidikan untuk semua. Selain itu peringatan HAI ke-49 ini juga diselenggarakan di Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang mempunyai hampir 70 persen pulau terpencil, namun mampu mencapai tingkat keaksaraan hingga 96 persen. Tentu ini merupakan capaian luar biasa, katanya. Keaksaraan untuk Peradaban Dua hari sebelumnya, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal PAUDNI, Kemdikdud, Wartanto mengungkapkan kaitan antara keaksaraan dan peradaban. Menurutnya, dengan menguasai pengetahuan, masyarakat menjadi berbudaya, dan pada tingkatan berikutnya menjadi masyarakat beradab. Melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM), warga diajak untuk memiliki pengetahuan, melalui kegiatan keaksaraan, yaitu baca, tulis, dan hitung (calistung). Fungsi TBM erat kaitannya dengan peradaban suatu bangsa. Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka secara resmi Festival Taman Bacaan Masyarakat 2014 di Alun-alun MTQ, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9). Ia menjelaskan, seseorang yang beradab memiliki sikap mental yang mendukung setiap pembangunan. Ia juga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendukung kemajuan bangsa, dan ia adalah seseorang yang memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan. Nah, orang yang beradab ini bisa tercapai jika orang itu sudah memiliki kebudayaan. Ia sudah membudayakan dirinya dengan sikap mental yang diperoleh melalui proses setiap hari. Orang yang berbudaya adalah orang yang sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui proses pendidikan, paparnya. Menurutnya, orang yang Foto-foto: Denis PIH Suasana diskusi buku pada Festival Taman Bacaan Masyarakat 2014 yang berlangsung di Alun-alun MTQ, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9). Kemampuan membaca perlu ditingkatkan dengan menulis. Pepatah China mengatakan, menulis adalah membaca dua kali. berpendidikan adalah orang yang sudah pasti menguasai pengetahuan dasar melalui kemampuan calistung. Tidak mungkin seseorang yang tidak menguasai pengetahuan, dapat menjadi orang yang terdidik, berbudaya, dan beradab. Maka, hubungan antara kemampuan calistung atau program keaksaraan melalui TBM, untuk menuju masyarakat yang beradab, sangat kental hubungannya, tegasnya. Lebih lanjut, Wartanto menjelaskan, ketika sudah gemar membaca, pihaknya terus mendorong agar masyarakat menjadi gemar menulis. Padahal, katanya, setiap orang punya ilmu, pengalaman, pengetahuan yang dapat didokumentasikan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi yang lain. Untuk itu saya berterima kasih kepada para penggiat TBM untuk ikut mendorong masyarakat untuk mau menulis, baik dalam bentuk puisi, pengalaman, maupun yang lain, ujar Wartanto. Senada dengan Wartanto, Ketua Forum TBM Indonesia, Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong mengatakan, kemampuan membaca perlu ditingkatkan dengan menulis. Pepatah China mengatakan, menulis adalah membaca dua kali. Maka, ketika kita sudah hobi membaca, jika tidak menulis, maka itu akan menguap siasia, ujarnya. Membaca, menurut Gong adalah menunda umur, sementara menulis berarti memperpanjang umur. Ketika seseorang hanya membaca dan tidak menulis, saat meninggal ia akan dilupakan begitu selesai dimakamkan. Tapi jika menulis, maka usia kita barang kali seperti yang dikatakan Chairil Anwar, Aku mau hidup seribu tahun lagi. Mudah-mudahan semua yang hadir di tempat ini bisa hidup lebih panjang dari jazadnya, karena ada karya yang kita sumbangkan, katanya seraya mengapresiasi kegiatan ini. (Ratih)

12 Bekerja dengan Tulus, Wujudkan Perahu Baca Aktif berperan di tengah masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga peraih penghargaan keaksaraan ini. Ide dan langkah kreatif menjadi bagian dalam menjalankan roda organisasi hingga menjadi gerakan yang tak terpisahkan dari masyarakat. Pengakuan pemerintah yang terwujud dalam penghargaan merupakan salah satu pendorong bagi lembaga pendidikan ini, seperti penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pada acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-49 di Kendari, Sulawesi Tenggara, belum lama ini. Berikut ini penuturan dua lembaga periah penghargaan tersebut kepada kepada Asah Asuh, Senin (20/10). Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bantul, DI Yogyakarta Juara I SKB Berprestasi Penghargaan ini sungguh di luar dugaan. Kami sama sekali tidak menyangka, karena selama ini kami bekerja dengan tulus, tanpa mengharap pengakuan semacam ini. Saya sebagai Kepala SKB sering menyampaikan kepada para pendidik di sini untuk bekerja dengan ikhlas dan hati. Dengan demikian, segala macam pekerjaan yang dilakukan tentu akan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa ada beban dan kesulitan berarti. Dalam mengembangkan SKB, kami paham betul bahwa kualitas adalah yang utama. Untuk itu kami terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada seluruh program yang kami jalankan. Lembaga kami telah mendapat pengakuan ISO 9001:2008 sejak Selain itu, empat program utama kami juga telah memeroleh akresitasi BAN-PNF. Dalam bekerja, kami menggunakan strategi Komit Kerjaku. Ini merupakan akronim untuk kompak, mitra kerja, dan kualitas. Kompak, artinya bekerja dengan mengedepankan rasa kekeluargaan, saling kenal, memberi kesempatan, kepercayaan, dan kesejahteraan. Mitra kerja berarti membangun kerja sama dengan para profesional di bidangnya. Misalnya, kami telah menjalin kerja sama dengan sejumlah narasumber dari kalangan profesional untuk menjadi tenaga pengajar lepas di bidang tata rias pengantin dan tata busana. Terakhir kualitas. Tanpa kualitas, program yang kami jalankan tentu akan sia-sia. Tidak hanya sebagai lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), SKB Bantul juga menjadi tempat uji kompetensi (TUK). Kami bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Sejak 2011, telah ada sekitar pendidik PAUD yang lulus dari TUK di SKB ini. Sebagai bukti bahwa SKB ini mengedepankan kualitas, sejumlah prestasi telah kami torehkan. Misalnya pada 2012 yang lalu, kami meraih juara tiga tingkat nasional untuk lomba tata rias pengantin. Di tahun yang sama, kami juga meraih juara satu tingkat nasional untuk lomba merias hantaran. Sementara pada 2014, Alhamdulillah kami meraih juara satu untuk lomba kepala SKB dan SKB berprestasi, serta masih banyak prestasi lainnya. Untuk menjangkau masyarakat lebih luas, kami memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi mengenai kegiatan dan program yang kami lakukan. Kami juga bermitra dengan media massa cetak dan elektronik. Kami juga memiliki portal yang dapat diakses oleh masyarakat. Ke depan, tentu kami tidak akan terlena dengan predikat sebagai SKB berprestasi juara pertama. Kami menyadari, mempertahankan prestasi lebih berat ketimbang meraihnya. Untuk itu kami akan terus bekerja lebih baik lagi. SKB yang baik dan berkualitas pasti dicari oleh masyarakat. Bahkan ada peserta kursus yang berasal dari luar kota sengaja datang jauh-jauh untuk mengikuti pendidikan di SKB kami. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bakau, Sumatera Utara TBM Kreatif- Rekreatif Meraih penghargaan sebagai TBM kreatif-rekreatif tentu sebuah kebanggaan bagi kami. Berdiri sejak 2012, taman baca Bakau ikut berperan dalam memberikan pendidikan nonformal kepada masyarakat sekitar pesisir. Setidaknya ada tiga program unggulan yang kami lakukan, yaitu visual literasi, pendidikan lingkungan, dan pengembangan masyarakat Foto-foto: Denis PIH (community development). Visual literasi dikenalkan pertama kali kepada masyarakat pada awal Program enam bulanan ini mengajarkan kemampuan membaca dan peningkatan minat baca kepada tiga kelompok masyarakat. Kelompok A adalah peserta didik prasekolah untuk persiapan masuk ke jenjang pendidikan dasar. Kelompok B adalah peserta didik yang memiliki masalah membaca, misalnya pelajar atau orang dewasa yang belum mampu membaca dan menulis. Kelompok C diisi oleh anak-anak yang lebih dewasa untuk meningkatkan minat baca dengan metode yang menyenangkan. Apa itu visual literasi? Ini adalah program pengenalan literasi kepada masyarakat dengan menggunakan visualisasi. Contoh mudahnya adalah sebelum memulai pelajaran, peserta didik diajak ke luar ruangan untuk melihat benda atau objek yang ada di sekitarnya. Misalnya mereka melihat pohon, kemudian akan dijelaskan oleh pengajar bagaimana menulis kata itu. Ada sekitar 65 orang yang bergabung dalam program visual literasi ini. Program kedua adalah pendidikan lingkungan. Hidup di wilayah pesisir sangat tergantung dengan kondisi alam yang dipengaruhi lingkungan. Maka, menjaga lingkungan di wilayah pesisir ini sangat penting, salah satunya agar dapat menjaga hasil tangkapan para nelayan. Secara periodik kami bawa warga belajar untuk melakukan aksi menanam pohon bakau (mangrove). Bahkan kami telah memiliki Pusat Pendidikan Penanaman Mangrove yang berlokasi di dekat TBM. Sudah ada sekitar 30 ribu pohon mangrove yang kami tanam. Harapan kami, lewat pendidikan lingkungan ini, anak-anak nelayan dapat lebih mencintai dan menghargai pentingnya alam bagi kelangsungan kehidupan ekonomi mereka. Karena bagi seorang nelayan, ekosistem hutan mangrove sangat mempengaruhi hasil tangkapan mereka. Kehidupan ekonomi yang terganggu akan berdampak pada bidang kehidupan lainnya, seperti sosial dan pendidikan. Sementara itu, program ketiga adalah pengembangan masyarakat yang diperuntukkan bagi masyarakat nelayan yang tidak sedang melaut. Kami berikan pelatihan keterampilan yang bisa menghasilkan ekonomi tambah. Misalnya mengelola limbah laut dan sampah plastik menjadi kerajinan, seperti vas bunga, dan lain-lain. Produknya kemudian dijual dan secara periodik menerima pesanan dari berbagai kalangan. Baru-baru ini kami juga mengelola daun jeruju, yaitu daun yang terdapat di pohon mangrove, untuk dibuat sebagai teh. Saat ini kami terus memperbaiki kualitas dan diharapkan pada 2015, saat produknya memang semakin baik, kami akan meluncurkannya kepada masyarakat. Untuk pengujian laboratorium teh daun jeruju ini, kami akan menjalin kerja sama dengan pihak perguruan tinggi. Kami memiliki cita-cita, suatu saat nanti dapat mewujudkan perahu baca. Perahu ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat nelayan di pesisir timur Sumatera Utara, serta kawasan terdekat dari Deli Serdang dan Medan. Dengan perahu baca ini diharapkan semakin banyak anak-anak nelayan yang terjangkau dengan buku, sehingga mampu meningkatkan kapasitas mereka. (Ratih)

13 Kongres Pelajar Nusantara Generasi Muda Harus Berkarakter Generasi muda, yang kelak akan berada di tampuk pemerintahan, harus memiliki kepribadian dan karakter. Hal itu dapat dibentuk dalam pendidikan, karena pendidikan sebagai pilar utama untuk membentengi diri dari perilaku menyimpang, seperti korupsi dan sikap tidak peduli terhadap sesama. Pesan saya, jadi apapun nanti, harus dijalani secara jujur. Jangan mau disuap, kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, menjawab pertanyaan siswa peserta Kongres Pelajar Nusantara, Senin (10/11), di Surabaya, Jawa Timur. Lebih dari 600 pelajar dari seluruh Indonesia mengikuti Kongres Pelajar Nusantara di Surabaya, 8-12 November lalu. Kegiatan yang dibuka oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, ini membahas perihal sosial, lingkungan hidup, nasionalisme, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Terkait sikap tak acuh yang cenderung menghinggapi generasi muda, Abraham mengatakan, harus dihilangkan mulai dari anggota masyarakat terkecil, yaitu diri sendiri. Perilaku menyimpang seperti itu harus dibuang. Oleh karena itu pendidikan menjadi sangat utama, tegasnya. Ditemui usai pembukaan kongres di Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga, Surabaya, Tri Rismaharini, menjelaskan bahwa kongres ini bertujuan mempertemukan pelajar di seluruh Nusantara untuk mempererat tali persaudaraan. Pesan yang ingin Foto: Jilan PIH disampaikan dalam kongres ini adalah semua pelajar adalah saudara. Jadi, diharapkan tidak ada tawuran pelajar atau apapun, katanya. Berbagai kegiatan mewarnai pertemuan pelajar yang merupakan ketua OSIS seluruh Indonesia ini. Beberapa kegiatan bukan hanya diikuti peserta, melainkan juga melibatkan ratusan pelajar kota Surabaya. Saya dapat teman dari Lombok. Dia sangat menyenangkan, kata Yoga, siswa SMK Khusus Angkatan Laut Surabaya. (Aline) Seminar Kebudayaan Kaji Informasi Koleksi Museum Museum diharapkan mampu menata, mengkonservasi koleksi, dan mengkaji informasi, yang terdapat pada koleksi yang dimilikinya. Hal itu bertujuan mendapatkan pemahaman mengenai makna benda koleksi tersebut. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, ketika memberi sambutan sekaligus membuka seminar Hasil Kajian Benda Koleksi Museum Nasional di Gedung Museum Nasional, Jakarta, Selasa (11/11). Museum Nasional yang berdiri sejak tahun 1997, memiliki kurang lebih benda koleksi yang terdiri atas 7 jenis koleksi, yaitu koleksi prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik dan heraldik, sejarah, etnografi dan geografi. Kacung menjelaskan, kajian tersebut bertujuan mencari kebenaran mengenai informasi dari benda koleksi yang dimiliki oleh Museum Nasional. Untuk menggali informasi tersebut, Museum Nasional mengkaji empat koleksi yang dimilikinya, yaitu Makara di Jawa, Uang Kampua dari Kerajaan Buton, Tempayan Singkawang, dan Seraung Kalimantan Timur. Ia menambahkan, benda koleksi tersebut dahulu diciptakan tidak hanya dengan fungsi tertentu, melainkan juga memiliki nilai yang dianut dan dipegang teguh oleh masyarakat pada waktu itu. Dengan begitu, pengkajian yang bertujuan mendapatkan pemahaman mengenai makna dalam benda koleksi tersebut, harus dilakukan. Kepala Museum Nasional, Intan Mardiana, mengemukakan kepada wartawan, kajian yang sedang dilakukan merupakan bagian dari usaha untuk memberikan informasi yang otentik kepada masyarakat. Selain melalui seminar, Museum Nasional telah menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Kerjasama tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai benda koleksi yang dimiliki museum nasional, serta mendapat perbandingan tentang kajian yang telah dilakukan dengan informasi yang ada di daerah dan di masyarakat. Kajian tersebut dilakukan dengan studi literatur yang ada di perpustakaan, studi data kuno, prasasti, melihat sejarah kerajaan yang pada masa lalu, dan naskah sejarah lainnya. Kami melakukan studi literatur yang ada di perpustakaan, dan secara langsung membandingkan apa yang kami dapat dari bahan-bahan yang sudah kami Foto: Istimewa kumpulkan dengan apa yang ada di lapangan, sehingga kami tidak ngarang, ujar Intan. (Harriswara)

14 Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar 2014 Terpilih 30 Karya Sastra Siswa SD Terbaik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan 30 karya sastra siswa SD/MI sebagai karya terbaik dalam lomba Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar Karya tersebut dipilih setelah diseleksi berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Dari naskah yang diterima, terpilih 165 naskah karya dari 24 provinsi. Naskah terpilih itu terdiri atas 90 karya cerita pendek, 25 karya pantun, 25 karya syair, dan 25 karya dongeng. Selanjutnya, dari 165 naskah yang terpilih dari berbagai wilayah Indonesia itu, penulisnya diundang ke Jakarta untuk mengikuti pembinaan tentang cara-cara menulis yang baik. Mereka diberikan kesempatan memperbaiki karya tulisnya kembali, kemudian karya perbaikan itulah yang dilombakan dalam tahap final. Hasilnya, terpilih 30 karya terbaik tingkat nasional, kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad, dalam acara penyerahan hadiah bagi para pemenang, di Gedung D, Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Kamis (6/11). Selain mendapatkan piala dan piagam, tambah Hamid, para pemenang juga memperoleh beasiswa bakat dan prestasi. Lomba ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud bekerja sama dengan penerbit buku Mizan. Acara ini digelar sejak 2010 yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa SD/MI dalam menulis karya. Ini sebagai wujud ekspresi diri sekaligus sebagai bagian penting dalam pendidikan karakter bangsa. Kegiatan ini juga sebagai forum apresiasi dan kompetisi bagi siswa SD dalam menulis karya siswa, tutur Hamid. Dalam acara penyerahan hadiah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengapresiasi karya yang dihasilkan para siswa tersebut dan menyampaikan bahwa seluruh peserta yang mengikuti lomba ini adalah sang juara. Mereka yang tampil ke depan adalah perwakilan para juara, karena adik-adik sekalian semuanya adalah juara, ujarnya, yang langsung disambut tepuk tangan meriah para peserta. Mendikbud mengungkapkan, kemampuan berekspresi melalui kegiatan menulis adalah bagian dari kreativitas. Dan, Indonesia membutuhkan banyak generasi muda kreatif, karena kreativitas menjadi salah satu daya ungkit yang luar biasa dalam menunjang keberhasilan. Memiliki kemampuan menulis dan mendongeng, kata Mendikbud, bukan berarti melulu berprofesi sebagai penulis atau pendongeng saat dewasa nanti. Sebaliknya, kemampuan ini dapat menjadi penunjang dalam berbagai bidang pekerjaan. Misalnya, jika kelak memilih menjadi insinyur, maka ia menjadi insiyur yang mampu mengekspresikan gagasan dengan penuh kreativitas. Dampaknya dahsyat. Produktivitas yang ditambah kreativitas itu daya ungkitnya luar biasa. Teruskan itu! pinta Mendikbud. (Ratih) Foto: Harris PIH Mendikbud Terima 12 Tamu Cilik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menerima 12 tamu cilik di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (5/11) sore. Ke-12 tamu cilik itu adalah pemain sepak bola yang tergabung dalam Sekolah Sepak Bola Asli Sepak Bola Anak Desa (SSB ASAD) 313 Purwakarta, yang berlaga di Final Dunia Danone Nations Cup di Arena SC Corinthians, Paulista, Brazil, November Mereka mewakili tim sepak bola Indonesia kategori usia tahun. Adik-adik sudah bikin prestasi luar biasa dengan mengikuti lomba internasional ini, ujar Mendikbud. Adik-adik akan berangkat ke Brazil dengan semangat Garuda Indonesia di dada, do your best, lakukan yang terbaik! Beristirahatlah setelah pertandingan, jangan saat bertanding, dan tunjukkan sportivitas, lanjut Mendikbud. Pada kesempatan itu, Mendikbud menjanjikan beasiswa bagi mereka sepulang dari Brazil jika mereka berhasil mempersembahkan medali bagi negara. Kalau kalian berhasil mengumandangkan Indonesia Raya di sana, maka akan saya beri hadiah beasiswa, katanya. Beasiswa kiranya memang layak diberikan, mengingat perjuangan mereka sejak awal kompetisi. Pada pemain yang masih duduk di tingkat SMP ini melalui proses seleksi yang tergolong ketat, mulai dari uji tanding tingkat regional, hingga nasional. Seleksi uji tanding sudah diselenggarakan di 13 kota pada Januari- April Sedangkan, final regional diselenggarakan pada Juni Yadi Mulyadi, gelandang dan kapten tim SSB ASAD 313 Purwakarta, yakin dapat beprestasi di Brasil. Di bawah asuhan pelatih Jackson, seluruh anggota tim dikarantina di Batu, Malang, Jawa Timur selama seminggu. Latihan ini dilakukan pagi dan sore hari, pukul dan pukul Di siang harinya, antara pukul , mereka belajar layaknya anak kelas 1 SMP lainnya. (Gloria, Aline) Foto: Ridwan PIH Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengajak para atlet cilik yang tergabung dalam SSB ASAD 313 Purwakarta menyatukan tangan sebagai tanda semangat sebelum berangkat dalam ajang Final Dunia Danone Nations Cup di Brazil, November 2014.

15 Andi Tentribali Hikmah Napace Jeritan-jeritan Roh Hobi membaca dan menulis sejak kecil mempermudah Andi Tentribali Hikmah Napace menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Hal ini terbukti ketika Tenri, demikian dia biasa disapa, mengikuti lomba menulis cerita pendek kategori pemula. Ia meraih juara pertama lomba bertema Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar 2014 tersebut. Prestasi itu mengantarkannya bertemu langsung dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, dalam acara penyerahan piagam dan hadiah kepada para pemenang. Pada perlombaan itu, siswa kelas IV SD Islam Al Azhar 21 Pontianak, Kalimantan Barat, ini menulis cerita pendek berjudul Jeritan-Jeritan Roh. Wah, Tanri menulis cerita seram ya? Bukan. Ini cerita tentang seorang anak bernama Rohani. Dia biasa dipanggil teman-temannya dengan nama Roh, jelas Tenri usai acara penutupan lomba, di Jakarta, Kamis (6/11). Bocah berkerudung ini mengungkapkan, cerita pendek ini terilhami dari pengalamannya sendiri. Jadi ceritanya, Roh ini punya adik. Karena kenakalan adiknya, Roh suka menjerit-jerit kesal, termasuk saat sang ibu meminta Roh membuang popok sekali pakai yang sudah menumpuk di kamar mandi. Roh tidak suka, makanya ia sering menjerit, tutur Tenri, yang hobi membacanya tertular oleh kedua orang tuanya. Di rumah, kedua orang tuanya memiliki perpustakaan mini. Cerita tidak berhenti di situ. Tenri melanjutkan, Roh kemudian diminta sang ibu untuk mengambil uang hasil menitipkan kue di warung. Ibu berpesan agar uangnya langsung dibelikan sebungkus popok untuk adiknya. Nah, dari situ Roh berpikir, kasihan sekali ibunya menjual kue yang uangnya dibelikan popok dan akhirnya popok itu harus dibuang juga, cerita Tenri. Roh kemudian berpikir, apa yang bisa dilakukan dengan popok bekas adiknya. Ternyata popok bekas dapat menjadi media tanam yang cukup baik untuk toge. Roh mencobanya di rumah, dan mengikuti lomba karya ilmiah siswa dengan memanfaatkan popok bekas adiknya itu, lanjut Tenri yang senang menggambar ini. Ilmu tentang pemanfaatan popok bekas ini diperoleh Tenri dari sekolah. Saat besar nanti, Tenri bercita-cita sebagai seorang pengacara. Lho, tidak mau jadi penulis? Ya, itu juga. Tapi sebagai hobi, ujarnya. Ia menambahkan, sejak ikut Konferensi Penulis Cilik Indonesia, dirinya menjadi lebih semangat mengembangkan bakatnya dalam membaca dan menulis cerita. Ia bercita-cita suatu saat ini dapat menghasilkan buku yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Semoga segera terealisasi ya. (Ratih) Foto: Harris PIH Konser Karawitan Muda Indonesia Gamelan Fusion Penampilan musik gamelan yang dikemas dengan nada fusion berhasil menghipnotis ratusan siswa yang hadir di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (28/10) malam. Tepuk tangan meriah penonton terdengar bergemuruh usai belasan pemuda dari kelompok musik JES Gamelan Fusion memainkan alat musiknya masing-masing. Mereka tampil dalam Konser Karawitan Muda Indonesia (KMI) ke-8 yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Jenis musik yang dipertunjukkan kelompok ini memang sedikit berbeda. Mereka menggabungkan antara gamelan khas Bali, Jegog dan Semar Pagulingan tujuh nada yang dipadukan dengan gamelan Baleganjur dan Jimbe, yaitu alat musik Afrika yang sangat populer di Bali. Perpaduan dari beberapa jenis alat gamelan ini diharapkan mampu menampilkan karya musik inovatif yang atraktif dan dinamis, ujar komposer I Nyoman Windha. Kelompok musik yang terdiri atas kaum muda ini membawa dua buah karya terbarunya, yaitu Bima Kroda berdurasi tujuh menit dan Rampak Jimbal yang dimainkan selama enam menit. Kedua karya ini dimainkan dengan tempo cepat dengan pertimbangan estetika musik yang matang. Hasilnya, irama yang dihasilkan menunjukkan semangat kebersamaan. Sejak berdiri pada 31 November 2006, kelompok musik ini sudah sering tampil dalam acara-acara bergengsi seperti Pesta Kesenian Bali, Festival Musik Bambu Nusantara, Java Jazz yang berkolaborasi dengan World Peace Orchestra (WPO) pimpinan musisi Dwiki Dharmawan, Konser Akbar dalam forum ADB pada 2010, dan masih banyak lagi. KMI memang ajang bagi siswa untuk turut serta berperan dalam pelestarian budaya. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco (KNIU) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Terselenggaranya KMI ke-8 merupakan bagian dari komitmen dan upaya berkelanjutan KNIU dalam meningkatkan partisipasi aktif pemuda dalam pelestarian kebudayaan nasional, kata Ketua KNIU, Arief Rachman. Di tempat yang sama, penggagas awal KMI, Edi Sedyawati, mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan para pemuda Indonesia dapat menjadi pemilik sepenuhnya khasanah musik karawitan Indonesia dan turut berperan aktif dalam pengembangannya. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Arie Budhiman, menambahkan, KMI merupakan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan budaya karawitan. (Aline, Foto: Aline PIH Ratih)

Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T. Hardiknas dan Masyarakat ASEAN

Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T. Hardiknas dan Masyarakat ASEAN 2 Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T Banyak kisah keteladanan pengajar sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T), yang diekspos oleh media massa. Dari kisah itu, kita menjadi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi

Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi Kata Pengantar P ada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dahulu Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah berhasil menyusun dokumen usulan dan peta jalan (roadmap) reformasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2006 KATA PENGANTAR Buku Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009 Konsep: PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PEMBENTUKAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra

Lebih terperinci

Pemajuan Pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM) secara Nasional di Indonesia

Pemajuan Pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM) secara Nasional di Indonesia PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA MELALUI PEMANFAATAN PERSPEKTIF AGAMA DAN TOKOH MASYARAKAT: Pemajuan Pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM) secara Nasional di Indonesia Oleh: Mashadi Said Disunting oleh: Nancy

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi 103 BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi geografi, demografi, ekonomi dan pariwisata, politik dan pemerintahan, serta sosial dan

Lebih terperinci

Penuntun Hidup Sehat

Penuntun Hidup Sehat Edisi Keempat Dengan Nasihat Tentang : Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Perkembangan Anak & Pembelajaran Usia Dini Air Susu Ibu Gizi dan Pertumbuhan Imunisasi Diare Malaria HIV Perlindungan Anak dll i

Lebih terperinci

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap Draf KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR

BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR 136 BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR Sebagai bagian dari kajian budaya kritis (critical cultural studies) penelitian ini berfokus pada implementasi

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) TAHUN

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) TAHUN Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 25 TAHUN 2000 (25/2000) Tanggal: 20 NOVEMBER 2000 (JAKARTA) Sumber: LN 2000/206 Tentang: 2000-2004 PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Maksimalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu

Maksimalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu Maksimalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu Reportase Majalah Gemari Edisi 56/VI/2005 MASALAH pos pelayanan terpadu atau dikenal dengan Posyandu, kembali menyeruak. Padahal sebelum era reformasi kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH 2015 KATA PENGANTAR Peran Guru dalam

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK PERIODE 2002-2007 Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN

Lebih terperinci

STATUTA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) DWIMULYA

STATUTA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) DWIMULYA STATUTA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) DWIMULYA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) DWIMULYA 2010 0 PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DWIMULYA Nomor : 05/STIE-DM/X/2010 TENTANG STATUTA SEKOLAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a ) bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT DI INDONESIA

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT DI INDONESIA STUDI TENTANG IMPLEMENTASI PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT DI INDONESIA Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan Luar Sekolah, yang diselenggarakan oleh Prodi PLS-SPS UPI, Bandung Tanggal 29 November

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

PEMINATAN PESERTA DIDIK

PEMINATAN PESERTA DIDIK PEMINATAN PESERTA DIDIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIK 2013 i

Lebih terperinci

Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA

Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA 2014 KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan

Lebih terperinci