BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai penelitian karya sastra, pembaruan Islam. Di antaranya:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai penelitian karya sastra, pembaruan Islam. Di antaranya:"

Transkripsi

1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Selama peneliti melakukan penelusuran terhadap beberapa skripsi, penulis belum mendapatkan karya yang sama persis dengan penelitian yang akan penulis teliti. Namun ada beberapa karya yang berkaitan, yaitu mengenai penelitian karya sastra, pembaruan Islam. Di antaranya: 1. Skripsi Novyandha Tiara Andriawan (UMP, Fakultas Agama Islam, 2014) yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari. Mengungkapkan tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Kubah di antaranya adalah nilai I tiqadiyyah, yaitu berkaitan dengan pendidikan keimanan. Nilai Khulukuyyah, yaitu berkaitan dengan pendidikan etika. Dan yang terakhir adalah nilai Amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-hari meliputi ibadah. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah pada obyek dan hal-hal yang terkandung di dalam penelitian antara nilai-nilai dengan pembaruan pendidikan Islam. 2. Skripsi Ahmad Syauki Mubarak (UMP, Fakultas Agama Islam, 2007) yang berjudul Studi Analisis tentang Aspek-aspek Pendidikan Islam dalam 8

2 9 Ibadah Kurban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang aspekaspek pendidikan Islam yang terkandung dalam ibadah Kurban. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang berusaha memaparkan aspek-aspek pendidikan Islam. Hasil penelitian ini adalah bahwa di dalam ibadah Kurban terdapat aspek-aspek pendidikan Islam yaitu aspek aqidah, akhlaq, rasa keindahan dan sosial kemasyarakatan yang semua saling melengkapi dimana dalam pendidikan Islam dibutuhkan penanaman aqidah dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam yang disertai dengan rasa keindahan tanpa mengesampingkan rasa sosial kemasyarakatan. Gambarannya pendidikan Islam adalah pendidikan yang berlandaskan firman Allah dan Sunah Rasul dan beserta Sunah Pencipta Alam. Tujuannya adalah menciptakan manusia yang berkualitas yang diharakan mampu berperan sebagai khalifah di bumi. Perbedaan yang nampak dalam penelitian yang dilakukan peneliti saat ini terletak pada sifat penelitian, yaitu deskriptif analisis dengan content analysis. 3. Skripsi Syamsul Ma arif (UMP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2013) yang berjudul Perbandingan Religiusitas Tokoh Utama Antara Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral dengan Jejak Sang Pencerah Karya Didik L. Hariri. Obyek penelitian ini adalah kereligiusitas tokoh utama yang terdapat pada novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral dengan Jejak Sang Pencerah karya Didik L. Hariri. Data yang di gunakan adalah teks yang mengandung religiusitas tokoh utama yang terdapat pada novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral dengan

3 10 Jejak Sang Pencerah karya Didik L. Hariri. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan struktural dan pendekatan moral. Pendekatan struktural untuk mengetahui tokoh utama pada kedua novel dan pendekatan moral digunakan untuk menguji kereligiusitasnya. Hasil penelitian ini kereligiusitas yang di temukan meliputi lima aspek yaitu, aspek Ilmu, aspek Amal, aspek Ihsan, aspek Islam, aspek Iman. Di dalam perbandingan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan persamaan dan perbedaan kereligiusitasnya tokoh utama yang terdapat pada beberapa aspek religiusitas tokoh utama. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah pada obyek dan hal-hal yang terkandung di dalam penelitian antara perbandingan antara dua novel dengan pembaruan pendidikan Islam. Tiga penelitian di atas merupakan beberapa judul yang mengungkap tentang seni sastra dan pemikiran pembaruan, dan pendidikan Islam. Sedangkan penulis mencoba membuka ranah seni sebagai sarana dalam penyampaian pembaruan yang digunakan dalam melakukan penelitian pada novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral dengan judul pembaruan pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Menjadi fokus penelitian adalah analisis dan pengungkapan tentang isi cerita yang terkandung dalam novel, yang mengandung dan selaras dengan pembaruan pendidikan Islam, sehingga kemudian memberikan penguatan bahwa dengan media karya sastra,

4 11 terutama novel, dapat pula memberikan kontribusi dan tambahan referensi untuk materi di dalam pembaruan ajaran agama Islam. B. Pembaruan Istilah pembaruan berasal dari kata baru, yang dapat di sama artikan dengan kekinian, akhir, up-todate, atau semacamnya. Bisa dikatakan sebagai kebalikan dari lama, kolot, atau semacamnya. (Azizy, 2004: 5). Istilah pembaruan berasal dari kata baru yang bermakna sesuatu yang tidak pernah ada, tidak pernah dilihat, tidak pernah diketahui atau di dengar sebelumnya. Pembaruan juga mengandung pengertian memperbaiki supaya menjadi baru atau mengganti dengan yang baru (Harahap, 1997: 171). Pembaruan perlu menjadi arah yang terbaik dalam menghadapi perkembangan zaman yang begitu cepat berubah dari masa ke masa. Pembaruan adalah proses, cara, perbuatan memperbarui (Moeliono, 2005: 109). Pembaruan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan, baik dari segi cara, konsep dan serangkaian metode yang bisa diterapkan dalam rangka mengantarkan keadaan yang lebih baik. (Suwito, 2008: 161) Harun Nasution dalam Lestari (2010: 88) pembaruan adalah suatu aliran, gerakan, pemikiran, dan usaha untuk mengubah paham, adat istiadat lama agar semuanya disesuaikan dengan pendapat dan keadaan baru yang timbul oleh kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

5 12 Pembaruan sama halnya dengan modernisasi yang dasarnya adalah suatu bentuk tindakan kultural yang amat penting dan berlangsung dalam perangkat tradisi yang dinamis. (Madjid, 2000: 454) Menurut Al-Maududi dalam Lestari (2010: 89) suatu gerakan dapat disebut sebagai pembaruan jika: 1. Merupakan usaha perbaikan kondisi masyarakat dengan membersihkan penyakit yang meracuninya. 2. Mencari letak permasalahan untuk menyelesaikannya. 3. Identifikasi kemampuan dirinya untuk melakukan pembaruan. 4. Upaya menciptakan perombakan pandangan dan pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. 5. Berijtihad 6. Active dan responsive mengembangkan aplikasi Islam Menurut Azizy (2005: 9) langkah pembaruan pada dasarnya lebih menekankan pada tiga hal, yaitu: 1. Progressive (kemajuan), 2. Scientific (ilmiah), 3. Rational (segala sesuatu harus masuk akal). Jadi pada intinya, pembaruan merupakan suatu upaya positif membawa kemajuan yang dilakukan dengan persiapan yang matang, sikap terbuka terhadap perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan bertujuan untuk mengimbangi serta menyetarakan bahkan mengoreksi kekurangan masa lalu

6 13 dengan kondisi saat ini dan saat yang akan datang agar terwujudnya keadaan yang lebih baik. C. Pendidikan Islam Kegiatan pendidikan amat banyak macamnya, antara lain disebabkan beranekanya segi kepribadian yang harus dibina oleh pendidikan. Pendidikan Islam tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Pola pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda, sejalan dengan upaya pembaruan yang dilakukan secara terus menerus pasca generasi Nabi. pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. (Tafsir, 2011: 5) Pendidikan Islam terus mengalami perubahan baik dari segi kurikulum (mata pelajaran), maupun dari segi lembaga pendidikan Islam yang dimaksud. Telah tampak dan terjadi upaya perubahan secara alamiah (nature) dalam pendidikan Islam (Suwito, 2008: 158). Menurut Arifin (2011: 7) pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Menurut Arief (2002: 16) pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai

7 14 khalifah Allah di muka bumi, berdasarkan kepada ajaran Al Qur an dan sunah. Sependapat dengan pengertian di atas, Daulay (2007: 3) Pendidikan Islam adalah proses pembentukan manusia ke arah yang di cita-citakan Islam. Menurut Jamal (1980: 7) yang dikutip Idi (2006: 46) pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan Islam dalam rangka pembentukan masyarakat baru sebagai lawan dari masyarakat Jahiliyyah. Dari beberapa pendapat yang telah dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengajarkan ajaran agama Islam secara utuh diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-cita Islam sebagai pemimpin di dunia, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Pendidikan Islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia baik tuntutan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan kehidupan rohaniah. Pendidikan Islam bersifat akomodatif terhadap tuntutan kemajuan jaman sesuai acuan norma-norma kehidupan Islam. Menurut Ramayulis (2011: vii) pendidikan Islam terdapat dua bagian, yaitu pelaku pendidikan Islam dan komponen-komponen dasar pendidikan Islam. Dapat di jelaskan lebih terperinci dua bagian tersebut, yaitu:

8 15 1. Pelaku Pendidikan Islam a. Pendidik dalam Pendidikan Islam Menurut Ramayulis (2011: 56) pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan adalah agama, dan wewenang pendidik dilegitimasi oleh agama, sementara yang menerima tanggung dan amanat adalah setiap orang dewasa. Menurut Saebani (2009: 224) pendidik merupakan orang pilihan, yang bukan hanya memiliki kelebihan ilmu pengetahuan melainkan juga memiliki tanggung jawab yang berat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Tirtarahardja (2008: 54) pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Moh. Fadhil al-djamil yang dikutip Ramayulis (2011: 58) menyebutkan bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik sehingga terangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia. Pendidik adalah orang yang mendidik, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul di pundak orang tua, selain itu pendidik juga menjadi pemimpin bagi anak didiknya dan sebagai pemimpin akan

9 16 diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpin, sesuai dengan firman Allah pada Q.S Al Thuur: 21) yang artinya: tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya (Sutoyo dalam Djamil, 2005: 229) Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri. Di dalam Al Qur an dijelaskan beberapa aspek karakter pendidik, yaitu (1) al-murabbi; (2) al-muallim; (3) al-muzakki; (4) al-ulama; (5) al-rasikun fi al- ilm; (6) ahl-al-dzikr; (7) ulu al-bab; (8) al-muaddib; (9) al-mursyid; (10) al-muwa idz; (11) al-faqih. (Nata, 2010: 160) Tugas pendidik dalam pandangan Islam adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotor, kognitif maupun potensi afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin menurut ajaran Islam. (Tafsir, 2012: 120)

10 17 Ahmadi (2014: 120) menggolongkan pendidik dalam pendidikan Islam dipandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang pendidik berperan sebagai: 1) Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus-menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya. 3) Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di sekolah. 4) Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh para peserta didik, dan 5) Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan pendidiknya. Menurut Muchtar (2008: 155) secara umum tugas pendidik adalah: 1) Mujadid (مجادد) yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai syariat Islam. 2) Mujtahid ( مجتهد ) yaitu sebagai pemikir yang ulung, dan 3) Mujahid (مجاهد) yaitu sebagai pejuang kebenaran terhadap agama Allah SWT.

11 18 Pendidik adalah orang yang melakukan pertolongan kepada peserta didik dalam proses pendidikan, pengajaran penanaman ilmu yang tidak hanya di lingkungan sekolah, melainkan di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Semua kegiatan yang di dalamnya terdapat penanaman nilai Islam, norma Islam dan pengetahuan Islam maka sudah dikatakan sebagai langkah mendidik sesuai tujuan Islam. b. Peserta Didik dalam Pendidikan Islam Menurut Ramayulis (2011: 77) peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Menurut Mujib (2008: 103) peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Peserta didik cakupannya lebih luas daripada anak didik. Peserta didik tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Penyebutan istilah peserta didik ini bukan hanya orang-orang yang belum dewasa dari segi usia, melainkan juga orang-orang yang dari segi usia sudah dewasa, namun dari segi mental, wawasan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya masih memerlukan bimbingan. (Nata, 2012: 173)

12 19 Menurut Mochtar (2008: 159) dalam menuntut ilmu (belajar) terdapat beberapa prinsip peserta didik yang harus diperhatikan: 1) Ilmu yang dituntut adalah ilmu yang diridhai Allah SWT. Bukan yang dilarang karena bertentangan dengan agama Islam. 2) Berniat baik dan ikhlas karena Allah SWT. 3) Beribadah dengan benar dan taat melaksanakan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-nya. 4) Bersungguh-sungguh, rajin dan ulet. 5) Bersikap hormat dan sopan kepada siapapun, terutama kepada orangtua dan pendidik. 6) Mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang telah di dapat. Berdasarkan pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa peserta didik adalah individu yang sedang memerlukan bimbingan dari seorang pendidik. Peserta didik harus memiliki adab yang baik terhadap pendidik supaya dapat memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 2. Komponen-komponen dasar Pendidikan Islam a. Sumber Pendidikan Islam Menurut Hans Wehr dalam Nata (2012: 73) kata Sumber dapat diartikan starting point (titik tolak), point of origin (sumber asli), origin (asli), source (sumber), infinitive (tidak terbatas), verbal nounce (kalimat kata kerja), dan absolute or internal object (mutlak atau tujuan yang bersifat internal).

13 20 Menurut Nizar (2005: 179) sumber pendidikan Islam dapat dibagi kepada Al Qur an dan Hadist, yang kemudian akal (rasional) dan intuisi (qalb) menjadi penerjemah dalam setiap isi ajarannya. Menurut Razak (2011: 102) Sumber pendidikan Islam adalah Al Qur an dan Sunnah. Kitab Al Qur an adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Sunah adalah kumpulan kata-kata, perbuatan dan sikap nabi Muhammad SAW yang dijadikan teladan bagi umat Islam Lebih luas dijelaskan menurut Langgulung yang dikutip Nata (2012: 75) bahwa sumber pendidikan Islam adalah Al Qur an, as Sunah, ucapan para sahabat (mazhab al Shahabi), kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau adat yang sudah di praktikkan dalam kehidupan masyarakat (al- urf), dan hasil ijtihad para ahli. Sehubungan dengan pendapat di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa sumber pendidikan Islam adalah yang utama adalah Al Qur an yang memuat wahyu Allah SWT, dimana ajarannya mencakup seluruh ilmu pengetahuan dan Sunnah yang merupakan segala sesuatu yang datangnya dari Rasulullah SAW yang menjelaskan lebih terperinci isi kandungan Al Qur an. b. Tujuan Pendidikan Islam Perlu diuraikan istilah tujuan atau sasaran, atau maksud yang dalam bahasa bahasa Arab dinyatakan dengan kata-kata ghayat,

14 21 atau ahdaaf, atau maqasid. Dalam bahasa Inggris tujuan dikatakan dengan goal, purpose, objectives atau aim. (Arifin, 2011: 53) Ramayulis (2012: 22) pendidikan Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia didik yang di ikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. (Arifin, 2011: 54). Sedangkan bertujuan untuk membina atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan manusia yang berjiwa tauhid, takwa kepada Allah SWT, rajin beribadah dan beramal shalih, ulil albab, serta berakhlakul karimah. (Muchtar, 2008: 128). Di dalam Laporan Hasil World Conference on Muslim Education yang pertama di Mekkah tanggal 31 Maret sampai 8 April 1977, yang dikutip Idi (2006: 49) disebutkan: Education should aim at balanced growht of the total personality of man through the Training of Mans spirit, intellect, the rational self, feelings, and bodily senses. Education should therefore carter for the growth of man in alk Ita aspects: spiritual, Intellectual, imaginative, physical, Scientific, linguistic bot individually and collectively and motivate al these aspect towards

15 22 goodness and the attainment of perfection. The ultimate aim of Muslim Education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large (Pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan kepribadian total manusia secara seimbang, melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia. Oleh karena it u, pendidikan seharusnya menyediakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik baik secara individual maupun kolektif dan memotivasi aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan Muslim terletak pada realisasi kepasrahan mutlak kepada Allah pada tingkat individual, masyarakat, dan kemanusiaan pada umumnya) Demikian pula yang terjadi dalam tujuan pendidikan Islam, bahwa penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan pembaruan segala proses, latihan, sejak dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaannya, untuk membentuk manusia yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya agar tetap konsisten dan tidak mengalami deviasi (penyimpangan) dari aturan dan nilai-nilai agama. Tujuan pendidikan Islam lebih pada upaya kebahagiaan di dunia dan di akhirat, menghamba diri kepada Allah SWT, memperkuat keislaman, melayani kepentingan masyarakat Islam dan akhlak mulia. c. Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata Manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik

16 23 bersama peserta didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. (Arief, 2002: 30) Kurikulum (Manhaj) adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. (Mujib, 2008:122) Adapun tentang pengertian kurikulum dalam pendidikan, maka jika kita kembali kepada kamus-kamus bahasa Arab, maka kita dapati kata-kata manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan. (Nata, 2012: 121) Menurut Hasan Langgulung (1988: 303) yang dikutip Ramayulis (2011: 153) ada empat komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. 2) Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitasaktifitas dan pengalaman-pengalaman. 3) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai pendidik untuk mendidik dan memotivasi. 4) Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam menilai dan mengukur kurikulum. Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang bersifat intergrated dan komprehensif serta menjadiakan Al Qur an dan Hadist sebagai sumber utama dalam penyusunannya. Al Qur an dan Hadist merupakan sumber utama

17 24 pendidikan Islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam. (Ramayulis, 2011: 155) Menurut Ramayulis (2011: 155) kerangka dasar kurikulum pendidikan Agama Islam, kerangka itu adalah tauhid dan perintah membaca. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan Islam adalah suatu jalan yang dilalui dalam pencapaian tujuan pendidikan, yang berisikan tujuan, pengetahuan, cara-cara mengajar, dan cara menilai, yang bersifat integrated dan komprehensif. d. Metode Pendidikan Islam Metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan materi. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar. (Arifin, 2011: 144) Menurut Ahmadi (2014: 55) pengertian metode adalah suatu cara atau pola yang digunakan dalam pendidikan, memberikan petunjuk kepada pengajar dalam setting pengajaran maupun setting lainnya. Menurut Ramayulis (2011: 185) metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran

18 25 atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam suatu model. Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem.(mujib, 2006: 165). Menurut Arief (2002: 41) metode pendidikan Islam adalah cara yang dapat di tempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam. Pengertian ini sependapat dengan Saebani (2009: 260) yang mengemukakan metode pendidikan Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan Islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Kemudian Saebani juga menjelaskan metode yang diterapkan adalah: 1) Metode Al-Hikmah, yakni metode pendidikan Islam dengan pemberian pemahaman ajaran Islam secara filosofis yang bersandarkan pada nilai-nilai cinta dan kebijaksanaan, kemudian bersifat persuasif dan menekankan pendekatan kasih sayang kepada semua peserta didik. 2) Metode Al-Mau idhah, yakni metode pendidikan Islam yang menerapkan nasihat-nasihat secara lisan maupun tulisan, melalui berbagai perumpamaan, cerita, dan sindiran. 3) Metode Mujadalah atau debat, yakni metode pendidikan Islam yang menggunakan perdebatan baik debat langsung atau polemik.

19 26 Menurut Muchtar (2008: 18) metode pendidikan Islam secara garis besar terdiri dari lima metode, yaitu: 1) Metode Keteladanan (Uswah Hasanah), yaitu dengan memberikan contoh atau teladan terhadap peserta didik bagaimana cara berbicara, bersikap dan mengerjakan sesuatu atau cara beribadah. 2) Metode Pembiasaan, yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap peserta didik diperlukan pembiasaan. 3) Metode Nasihat, yaitu pemberian petuah dan nasihat yang bermanfaat kepada peserta didik. 4) Metode Memberi Perhatian, yaitu dengan memberikan pujian dan penghargaan. 5) Metode Hukuman, yaitu penghargaan (reward/targhib)dan hukuman (punishment/tarhib) Peran metode dalam pendidikan sangatlah penting. Sehubungan itu dianjurkan agar menggunakan metode yang menarik perhatian peserta didik. Misalnya dalam pemberian nasihat di selingi oleh kisahkisah para Nabi, sahabat, atau orang-orang salih. Juga hendaknya jangan hanya menggunakan satu metode saja, tapi gunakan juga metode-metode yang lainnya. Lebih baik lagi apabila dengan disertai menggunakan alat peraga (media). (Muchtar, 2008: 15) Metode menjadi hal penting dalam setiap proses pendidikan Islam melalui prosedur umum dalam menyampaikan materi dan penanaman nilai-nilainya, karena dalam suatu pendidikan pasti akan membutuhkan

20 27 cara dalam penyampaiannya, agar materi yang disampaikan dapat dipahami secara utuh oleh peserta didik yang ada. e. Media Pendidikan Islam Menurut Daradjat pengertian media pendidikan adalah sumber belajar dan juga pengantar yang dapat membuat siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. (Ramayulis, 2011: 203) Menurut Saebani (2009: 245) pengertian media pendidikan adalah sebuah perangkat atau alat yang digunakan dalam melaksanakan dan dimanfaatkan untuk pendidikan, yang secara umum media pendidikan bukan hanya perangkat dalam bentuk benda, tetapi ada yang bersifat abstrak. Ramayulis (2011: 204) mengklasifikasikan media/alat pendidikan kepada dua bagian yaitu media pendidikan yang bersifat benda (materiil) dan media pendidikan yang bukan bersifat benda (non materiil). Dapat disimpulkan bahwa media dalam pendidikan Islam adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu ketercapaian dalam penanaman dan pemahaman peserta didik dalam mempelajari pendidikan Islam melalui bantuan benda ataupun bukan bersifat benda.

21 28 f. Lembaga Pendidikan Islam Menurut Nata (2010: 189) lembaga pendidikan adalah badan atau organisasi yang melakukan kegiatan pendidikan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai dan aturan. Lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga sosial, baik yang permanen (rukun iman, rukun Islam) maupun yang berubah-ubah (ijtihad, fiqih, akhlak, lembaga ekonomi, lembaga seni, lembaga politik, lembaga negara), serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dalam naungannya, sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri. (Mujib, 2008: 222) Lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada di bawah naungannya, sehingga mempunyai kekuatan hukum tersendiri (Ramayulis, 2011: 279) Menurut Ramayulis (2011: 281) jenis lembaga pendidikan Islam dari aspek penanggung jawabnya terdiri atas tiga jenis, yaitu: 1) Lembaga Pendidikan In-Formal (keluarga) 2) Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah/Madrasah) 3) Lembaga Pendidikan Non-Formal (Masyarakat)

22 29 Menurut Hasbullah (2001: 131) wujud dari lembaga pendidikan Islam adalah: 1) Masjid (surau, langgar, mushalla dan muanasah) 2) Madrasah dan pondok pesantren (kuttab) 3) Pengajian dan penerangan Islam (majelis ta lim) 4) Kursus-kursus keislaman (training) 5) Badan-badan pembinaan rohani 6) Badan-badan konsultasi keislaman 7) Musabaqah Tilawatil Quran. Dari pemaparan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan Islam adalah badan atau organisasi untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, lembaga dapat berupa keluarga, sekolah dan masyarakat melalui jalur pendidikan yang memuat nilai-nilai Islam dan terdapat dasar kekuatan hukum tersendiri. D. Pembaruan Pendidikan Islam Pembaruan pendidikan Islam merupakan suatu yang sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman. Pembaruan pendidikan Islam yang dimaksud adalah pembaruan dalam pola pikir dan praktis. Sebagaimana pendapat Lestari dalam bukunya (2010: 93), bahwa pembaruan pendidikan Islam diartikan sebagai pembaruan pemikiran yang dilakukan dalam bidang pemikiran maupun praktek pendidikan Islam.

23 30 Pembaruan pendidikan Islam pada dasarnya suatu upaya menciptakan sosok Muslim yang memiliki kombinasi harmonis antara tradisi keulamaan dan sifat intelektualisme dengan melalui peralatan ilmu dan wawasan keislaman yang kokoh. (Shihab, 1999: 309) Pembaruan pendidikan Islam memiliki langkah akselerasi (percepatan menuju kesempurnaan dan kecanggihan) dengan adanya kemauan yang kuat, komitmen yang tinggi dan konsistensi terhadap proses. Tanpa ada akselerasi, pendidikan akan mengalami set back, tidak mampu mengikuti dinamika zaman, apalagi memandu perubahan zaman yang berjalan secara cepat. (Asmani, 2011: 227). Pembaruan pendidikan Islam sebagai suatu upaya melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari yang tradisional (orthodox) ke arah yang lebih rasional, dan profesional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suwito, 2008: 162). Menurut Zuhairini (2011: 117) pola-pola pembaruan pendidikan Islam pada garis besarnya terdapat tiga golongan yaitu: 1. Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat. Melalui proses pendidikan dengan meniru (imitasi) pola pendidiakan yang dikembangkan oleh negara Barat, sebagaimana dulu dunia Barat pernah meniru dan mengembangkan sistem pendidikan Islam. 2. Gerakan pembaruan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam yang murni. Pola ini berpandangan bahwa Islam sendiri merupaka

24 31 sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Islam sudah penuh dengan ajaran-ajaran dan pada hakikatnya mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan serta kekuatan bagi umat manusia. 3. Usaha pembaruan pendidikan Islam yang berorientasi pada nasionalisme. Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan modern. Adanya keyakinan di kalangan pemikir-pemikir pembaruan di kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. Ide pembaruan yang berorientasi pada nasionalisme sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan menurut Abuddin Nata (2004: 188) yang mengklasifikasikan pola-pola pembaruan dalam pendidikan Islam menjadi tiga yaitu golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern Barat, gerakan pembaruan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam yang murni, dan pembaruan pendidikan Islam yang ber orientasi pada nasionalisme. Masalah pembaruan pendidikan Islam sebenarnya bermula dari munculnya kesadaran kaum Muslim terpelajar pada kondisi pendidikan Islam disertai keinginan untuk memperbaikinya dengan membuka diri terhadap ideide pemikiran dari luar yang membawa perubahan (perbaikan). Mengenai prosesnya sangat tergantung pada budaya dan tradisi masing-masing wilayah atau negara bersangkutan. (Zurqoni, 2001: 108)

25 32 Tuntutan pembaruan pendidikan menjadi suatu keharusan dan pembaruan pendidikan selalu mengikuti dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Baik pada konsep, kurikulum, sumber, proses, fungsi, tujuan, lembaga-lembaga pendidikan dan sumber daya pengelola pendidikan (Barnadib, 2003: 5). Pembaruan pendidikan Islam adalah upaya perubahan melalui pemikiran dan praktek pendidikan Islam dimulai dari konsep (berupa sumber pendidikan), kurikulum, proses (berupa metode dan media pendidikan) fungsi, tujuan, lembaga pendidikan dan sumber daya pengelola pendidikan (berupa pendidik) dengan menggunakan langkah akselerasi (percepatan) menggunakan pola imitasi yang diambil dari barat, pola pengamalan melalui ajaran agama Islam yang murni dan pola nasionalisme dalam perubahan yang berorientasi pada keislaman yang kokoh. Pengaplikasian teori dalam pengkajian pembaruan pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral, peneliti mencoba mengkaji pembaruan pendidikan Islam yang dlilakukan K.H Ahmad Dahlan semasa hidupnya dari sisi sebagai pelaku pendidikan Islam dan juga menyikapi komponen-komponen dasar pendidikan Islam pada kurun waktu tertentu. Peneliti menfokuskan penelitian ini pada pelaku pendidikan Islam dan komponen-komponen dasar pendidikan Islam. Penelitan pelaku pendidikan Islam yang dimaksud adalah pembaruan pendidik. Sedangkan penelitian komponenkomponen dasar pendidikan Islam yang dimaksud adalah pembaruan dalam

26 33 sumber pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, media pendidikan Islam dan lembaga pendidikan Islam.

PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. PEMAHAMAN PENDIDIKAN ISLAM 1. Pendidikan ke-islam-an atau Pendidikan Agama Islam yang disingkat PAI Suatu usaha atau upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM

BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Metode Pendidikan Islam Secara etimologi, kata metode berasal dari dua perkataan, yaitu Meta dan Hodos. Meta berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membawa kehidupan manusia menjadi semakin universal pada setiap asepek, baik budaya, adat istiadat maupun kehidupan beragama.sehingga masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM A. Persamaan Konsep Pendidikan Akhlak Prespektif Para Ahli dengan KH.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada

BAB V PENUTUP. 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Silibus 1. Tujuan dan matlamat pendidikan Islam 2. Falsafah dan Kurikulum Pendidikan Islam 3. Sejarah pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Gerakan modernisasi yang meliputi segenap aspek kehidupan manusia menimbulkan terjadinya pergeseran pada pola interaksi antar manusia dan berubahnya nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini, semenjak ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesatnya, terutama psikologi dan pendidikan, maka fasefase perkembangan manusia

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyak orang meyakini bahwa orang yang cerdas adalah orang yang memiliki kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada kenyataannya, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zainal Arifin mengatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan bangsa. Karakter suatu bangsa dibangun melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang bermutu, suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid Latar Belakang Muhammadiyah didirikan Kondisi pengamalan ajaran Islam masyarakat Indonesia yang mengalami pencampuran dengan ajaran yang bertentangan dengan Islam (adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi seseorang. Dalam era globalisasi ini, ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra seringkali hasil dari ciptaan manusia mengenai pikiran, gagasan, tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa imajinatif dan emosional. Sebagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : FRAN WIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak dilahirkan merupakan amanat dari Allah kepada orang tuanya. Kalbu anak masih bersih dan suci bagai suatu permata yang sangat berharga, sunyi

Lebih terperinci

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya BAB VI PENUTUP A. Simpulan Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya cabang-cabang Hidayatullah, baik di tingkat provinsi, kota/kabupaten maupun di setiap kecamatan dan kelurahan

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam) Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku manusia, terutama kaum muslimin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan usaha dari manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa menjadi insan yang cerdas

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian orang berpikir bahwa fiqh merupakan pelajaran agama Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan dengan pelajaran umum lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci