BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sekali saja dan pengukuran dilakukan pada saat itu juga.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sekali saja dan pengukuran dilakukan pada saat itu juga."

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik perbandingan, pada penelittian ini menggunakan desain cross sectional yaitu peneliti melakukan oservasi dan mengukur variabel pada saat yang sama, yakni tiap subyek hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan pada saat itu juga. B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Arikunto (1998) populasi adalah subjek penelitian. Pada penelitian ini populasinya adalah pasien rawat inap di Puskesmas Mandiraja I Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara yang menggunakan Jamkesmas dan non Jamkesmas. Rata-rata jumlah pasien rawat inap di Puskesmas Mandiraja 1 pada tahun 2009 dari Bulan Januari sampai Bulan Desember adalah 48 pasien Jamkesmas dan 137 pasien non Jamkesmas. 2. Sampel dan Teknik Sampling Arikunto (2002) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah pasien rawat inap Jamkesmas di tahun 2009 yang memenuhi kriteria penelitian ini adalah 48 pasien Jamkesmas dan 137 pasien non Jamkesmas. Untuk mendapatkan perbandingan yang seimbang antara pasien Jamkesmas dan non Jamkesmas, maka sampel yang digunakan 48 pasien Jamkesmas dan 24

2 48 pasien non Jamkesmas. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu 48 pasien Jamkesmas dan menggunakan teknik simple random sampling yaitu diambil secara undian dari 137 pasien non Jamkesmas diambil 48 pasien. a. Kriteria Inklusi 1). Pasien sadar. 2). Pasien yang sedang dilakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mandiraja 1. 3). Pasien berumur tahun 4). Pasien rawat inap minimal 24 jam. 5). Pasien yang menjadi responden. b. Kriteria Ekslusi 1). Pasien dalam keadaan gawat. 2). Pasien yang tidak berkomunikasi dengan baik (tuna grahita, tuna wicara, tidak sadar). C. Variabel Penelitian Variabel adalah karakteristik yang dapat di ukur baik secara Numerik maupun kategori pada umumnya untuk mengukur ada tidaknya hubungan antara variabel yang disebut bebas, terikat, dan perancu. Pada penelitian ini variabelnya adalah mutu pelayanan Puskesmas. D. Definisi Operasional

3 Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Mutu pelayanan puskesmas Hasil mutu pelayanan petugas Puskesmas menurut pasien rawat inap jamkesmas dan pasien rawat inap non jamkesmas Wawancara Kuesioner Skor mutu pelayanan puskesmas Rasio E. Instrumen penelitian 1. Alat ukur Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini ada daftar pertanyaan berupa kuesioner dengan butir pernyataan dengan 4 alternatif jawaban (sangat tidak baik, tidak baik, baik, sangat baik) sebanyak 28 pernyataan. 2. Validitas dan Reliabilitas instrumen a. Validitas Validitas atau kesahihan menyatakan apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2003). Instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi sebaliknya instrument yang kurang valid berarti mempunyai nilai validitas yang rendah. Validitas dari alat ukur akan di ketahui dengan person s product moment yang akan diolah dengan komputerisasi. Pada uji validitas ini di gunakan rumus menggunakan rumus kolerasi produk momen pearson sebagai berikut: rumus : Keterangan:

4 n : Jumlah responden x : Skor pernyataan : Skor total xy : Skor pernyataan dikali skor total R : Nilai koefisien korelasi Untuk memenuhi validitas dengan nilai r, keputusan diambil atas dasar : 1. Jika r hasil positif serta r hasil > r tabel 0,458 maka valid 2. Jika r hasil negative serta r hasil < r tabel 0,458 maka tidak valid Tabel.3.2. Uji Validitas Perbandingan persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut Pasien rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I Kec. Mandiraja Kab. Banjarnegara. Pernyataan Nilai r Keterangan 1 0,661 Valid 2 0,632 Valid 3 0,534 Valid 4 0,704 Valid 5 0,563 Valid 6 0,678 Valid 7 0,606 Valid 8 0,564 Valid 9 0,611 Valid 10 0,739 Valid 11 0,545 Valid 12 0,545 Valid 13 0,541 Valid 14 0,608 Valid 15 0,577 Valid 16 0,569 Valid 17 0,564 Valid 18 0,490 Valid 19 0,593 Valid 20 0,564 Valid 21 0,588 Valid 22 0,663 Valid

5 23 0,730 Valid 24 0,730 Valid 25 0,528 Valid 26 0,513 Valid 27 0,520 Valid 28 0,561 Valid r tabel 0,458 b. Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Reliabilitas instrumen menunjukan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach. Arikunto (2002) mengatakan bahwa untuk tes yang berbentuk angket dengan skala bertingkat, maka tes tersebut diuji dengan rumus alpha cronbach. Keputusan diambil dengan dasar jika r alpha positif atau r alpha lebih besar dari r tabel, maka butir pernyataan tersebut reliable. Rumus alpha cronbach: r =

6 Keterangan : r : Reliabilitas instrumen k: Banyaknya butir pernyataan : Jumlah varian butir : Varian total Untuk menentukan reliabilitas dengan nilai r alpha,keputusan di ambil dengan dasar : 1. Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel 0,458 maka reliable. 2. Jika r alpha negative dan r alpha < r tabel 0,458 maka tidak reliable Tabel.3.3.Uji Reliabilitas Perbandingan persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut Pasien rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I Kec. Mandiraja Kab. Banjarnegara. Pernyataan Nilai r Keterangan 1 0,926 Reliabel 2 0,926 Reliabel 3 0,926 Reliabel 4 0,926 Reliabel 5 0,926 Reliabel 6 0,926 Reliabel 7 0,926 Reliabel 8 0,926 Reliabel 9 0,926 Reliabel 10 0,926 Reliabel 11 0,926 Reliabel 12 0,926 Reliabel 13 0,926 Reliabel 14 0,926 Reliabel 15 0,926 Reliabel 16 0,926 Reliabel 17 0,926 Reliabel 18 0,926 Reliabel

7 19 0,926 Reliabel 20 0,926 Reliabel 21 0,926 Reliabel 22 0,926 Reliabel 23 0,926 Reliabel 24 0,926 Reliabel 25 0,926 Reliabel 26 0,926 Reliabel 27 0,926 Reliabel 28 0,926 Reliabel r tabel 0,458 F. Penggumpulan Data 1. Data Primer Penggumpulan data primer dilakukan melalui observasi langsung terhadap pasien jamkesmas dan non jamkesmas kemudian wawancara terhadap pasien untuk memberikan informasi yang terkait dengan penelitian. Wawancara ini menggunakan kuesioner yaitu metode penggumpulan data yang menggunakan tanggapan terhadap kumpulan pertanyaan mengenai suatu objek. Pernyataan dalam kuesioner bersifat tertutup yaitu variasi jawaban sudah ditentukan dan disusun terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan memilih jawaban kecuali yang telah diberikan (Notoatmodjo, 2002). 2. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari hasil pencatatan dan pelaporan tahun 2010 di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiraja 1 Kec. Mndiraja Kab. Banjarnegara. G. Prosedur Penelitian

8 1. Persiapan a. Telaah pustaka mengenai perbandingan persepsi mutu pelayan Puskesmas menurut pasien rawat inap Jamkesmas dan non Jamkesmas. b. Penggumpulan data awal jumlah pasien di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiraja 1, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara. c. Pembuatan proposal penelitian dan kuesioner. d. Presentasi proposal penelitian. e. Uji coba kuesioner. f. Penyempurnaan proposal dan kuesioner. 2. Pelaksanaan a. Pengumpulan data dengan observasi langsung dan wawancara terstruktur dengan pasien menggunakan kuesioner. b. Entri data analisis data secara univariat dan bivariat c. Pembuatan laporan d. Menyusun laporan mengenai jalannya penelitian serta hasil penelitian berupa interpretasi menurut analisa data. H. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini diakukan dari bulan juni sampai dengan bulan juli tahun Tempat

9 Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiraja 1, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara. I. Penggolahan Data 1. Editing Pada tahap ini di lakukan pemeriksaan antara lain sesuai, kesesuaian harapan, kelengkapan pengisian dan konsistensi jawaban, pada editing ini dilakukan penggantian atau penafsiran jawaban responden. 2. Coding Untuk memudahkan dalam penggolahan data, pengisian dilakukan berdasarkan jawaban yang telah disediakan dalam daftar pertanyaan yaitu sangat baik dengan nilai 4, baik dengan nilai 3, tidak baik dengan nilai 2, sangat tidak baik dengan nilai Entri Data Entri data yaitu memasukan data ke dalam tabel dan program penggolahan data komputer. 4. Tabulating Tabulating yaitu pembuatan tabel, sehingga data dengan mudah dianalisis dengan univariat ataupun bivariat. 5. Cleaning Cleaning yaitu kegiatan pengecekan data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak. J. Analisa Data

10 Langkah terakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisa data. Analisa data dilakukan secara bertahap dan dilakukan secara komputerisasi. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisa univariat Notoatmodjo (2002) dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, dalam analisa ini akan menghasilkan distribusi dalam bentuk presentase dari tiap variabel. Untuk perhitungan ini, dihitung menggunakan rumus frekuensi relative, yaitu jumlah aspek yang dinilai dikali 100%. Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, lama hari rawat), mutu pelayanan puskesmas dan analisa distribusi variabel independent. Rumus: = 100% Keterangan: :Nilai hasil : Jumlah nilai jawab N :Jumlah item kuesioner Apabila dalam perhitungan diperoleh angka desimal kurang dari 5 dimasukan kedalam kategori angka dibawahnya, Dan apabila lebih dari 5 dimasukan dalam diatasnya (Arikunto, 2002). 2. Analisa bivariat

11 Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan t-test independent, untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dimana antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak saling berhubungan. Penggunaan uji t-test ini termasuk uji parametrik sehingga menganut asumsi-asumsi data berdistibusi normal. Penggunaan uji t-test independent yang bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata dari dua perlakuan yang ada. Adapun rumus yang digunakan adalah : t = = di mana nilai s = Keterangan : t : t hitung s : Jumlah rangking sampel populasi 1 atau 2 : Jumlah sampel populasi 1 : Jumlah sampel populasi 2 BAB IV

12 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tabel 4.1. Karakteristik responden Karakteristik Umur < 20 tahun tahun tahun tahun > 50 tahun Jumlah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Pekerjaan Buruh Swasta Pelajar Jumlah Pendidikan Tidak Lulus SD SD SLTP SLTA Jumlah Lama perawatan 1 hari 2 hari 3 hari > 3 hari Jumlah Pernah dirawat di Puseksmas Mandiraja I Pernah Belum pernah Jumlah Penghasilan per bulan < Rp > Rp Pasien Jamkesmas n (%) 5 (10,4) 18 (37,5) 12 (12,0) 10 (20,8) 3 (6,3) 24 (50,0) 24 (50,0) 37 (77,1) 11 (22,9) - 4 (8,3) 32 (66,7) 10 (20,8) 2 (4,2) 8 (16,7) 20 (41,7) 14 (29,2) 6 (12,4) 16 (33,3) 32 (66,7) 38 (79,2) 10 (20,8) Pasien Non Jamkesmas n (%) 3 (6,3) 21 (43,7) 12 (25,0) 11 (22,9) 1 (2,1) 25 (52,1) 23 (47,9) 15 (31,3) 27 (56,3) 6 (12,4) - 23 (47,9) 15 (31,3) 10(20,8) 8 (16,7) 19 (39,6) 16 (33,3) 5 (10,4) 15 (31,3) 33 (68,7) 18 (37,5) 30 (62,5)

13 Jumlah Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap 48 pasien Jamkesmas dan 48 pasien non Jamkesmas pada ruang rawat inap di Puskesmas Mandiraja 1 pada tahun Setelah dilakukan proses scoring dan editing maka karakteristik responden dapat peneliti sajikan dalam bentuk tabel. Dari tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden Jamkesmas pada ruang rawat inap di Puskesmas Mandiraja 1 pada tahun 2010 berumur yaitu sebanyak 18 orang (37,5%), laki-laki sebanyak 24 orang (50%), bekerja sebagai buruh sebanyak 37 orang (77,1%), berpendidikan SD sebanyak 32 orang (66,7%), lama perawatan selama 2 hari yaitu sebanyak 20 orang (41,7%), belum pernah dirawat di Puskemas Mandiraja I yaitu sebanyak 32 orang (66,7%), dan berpengahasilan kurang dari Rp yaitu sebanyak 38 orang (79,2). Karakteristik responden non Jamkesmas di ruang rawat inap di Puskesmas Mandiraja 1 pada tahun 2010 sebagian besar berumur yaitu sebanyak 21 orang (43,7%), laki-laki sebanyak 25 orang (52,1%), bekerja di swasta sebanyak 27 orang (56,3%), berpendidikan SD sebanyak 23 orang (47,9%), lama perawatan selama 2 hari yaitu sebanyak 19 orang (39,6%), belum pernah dirawat di Puskemas Mandiraja I yaitu sebanyak 33 orang (68,7%), dan berpengahasilan lebih dari Rp yaitu sebanyak 30 orang (62,5).

14 Tabel 4.2. Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas pada Pasien rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara.. Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas M n SD Pasien jamkesmas 70, ,85 Pasien non jamkesmas 74, ,63 Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien rawat inap Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara adalah 70,48. Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara adalah 74,27. Tabel 4.5. Rata-rata perbedaan persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien Jamkesmas dan non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara. Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas Perbedaan M SD SE 95% CI t df p Pasien Jamkesmas& Pasien non Jamkesmas 3,79 6,85 5,63 1,2792 1,2518 6,3315 2, ,004.

15 Rata-rata perbedaan persepsi mutu pelayanan mutu pelayanan puskesmas rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas M =3,79, t = 2,964, df = 94 dan p = 0,004. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I Kec. Mandiraja Kab. Banjarnegara. B. Pembahasan 1. Rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas pada Pasien rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien Jamkesmas sebesar 70,48 lebih rendah daripada persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien non Jamkesmas yaitu 74,27. Persepsi pasien Jamkesmas terhadap mutu pelayanan Puskesmas Mandiraja I lebih rendah dikarenakan rasa kepuasan pasien Jamkesmas masih kurang selama mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mandiraja I dibandingkan dengan pasien non Jamkesmas yang sudah merasa puas selama mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas Mandiraja I. Menurut John (1992) masalah utama sebagai sebuah lembaga jasa pelayanan kesehatan adalah semakin banyak pesaing, oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk menjaga kepercayaan pasien dengan meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan pasien meningkat.

16 Puskesmas perlu secara cermat mementukan kebutuhan pasien sebagai upaya untuk memenuhi keingginan dan meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mukti dan Moertjahjo (2008) bahwa ada beberapa permasalahan Jamkesmas khususnya dalam pelayanan kesehatan meliputi pemanfaatan program Jamkesmas oleh masyarakat miskin belum optimal. Sistem rujukan belum berjalan sebagaimana ketentuan yang berlaku, penggunaan obat generik juga belum optimal masih menggunakan obat non generik. Belum terlaksananya kendali mutu pelayanan di samping itu juga kesiapan puskesmas terutama dalam pencatatan medis termasuk diagnosis untuk dapat diklasifikasikan ke sistem pembayarannya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Widianti (2007) yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi mutu pelayanan kesehatan antara pasien peserta pasien JPK Jamsostek dengan pasien umum di pelaksana pelayanan kesehatan (PPK) Tingkat I PT. Jamsostek (Persero). Menurut Deming, Crosby dan Juran (2004) mutu dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena mutu memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Macaulay dan Cook (1997) mengatakan pelayanan kesehatan yang memuaskan terdiri atas tiga komponen meliputi mutu produk dan pelayanan yang dihasilkan, cara karyawan memberikan

17 pelayanan tersebut, hubungan antara pribadi yang terbentuk melalui pelayanan tersebut. Hasil penelitian lain yang mendukung dilakukan White (2007) menemukan bahwa kepuasan pelanggan mempengaruhi repurchase intentions. Kepuasan pelanggan merupakan faktor moderat yang membentuk loyalitas sehingga pada akhirnya pelanggan bersedia membeli ulang di waktu yang akan datang. Wahdi (2006) berpendapat bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan keluhan dari pasien sangat diperlukan. Sampai sekarang masih terdapat beberapa keluhan dari pasien serta keluarga pasien yang diterima oleh pihak pelayanan kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun isi keluhan tersebut adalah mengenai keramahan baik dokter maupun perawat, kurangnya kecepatan dalam memberikan pelayanan, pelayanan administrasi yang lamban serta pelayanan satpam yang kurang bersahabat. Menurut Wijono (1999) mutu pelayanan kesehatan di tinjau dari berbagai aspek, antara lain dari sudut pandang pasien, petugas kesehatan, manager. Dari sudut pandang pasien, mutu pelayanan berarti suatu empati, respek, dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. Pada umumnya mereka ingin pelayanan yang mengurangi gejala secara efektif dan mencegah penyakit, sehingga mereka beserta

18 keluargannya sehat dan dapat melakukan tugas mereka sehari-hari tanpa gangguan fisik. Dimensi mutu pelayanan puskesmas ditegaskan oleh Wijono (1999) terdapat delapan hal antara lain kompetensi teknis, akses pelayanan, efektivitas, efisiensi, kontiutinitas atau kesinambungan, keamanan, hubungan antar manusia, serta kenyamanan. Manullang (2008) faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan yaitu jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan atau dipersepsikan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa yang diharapkan, maka mutu pelayanan tersebut akan dipersepsikan baik. Jika jasa yang dipersepsikan melebihi jasa yang diharapkan, maka mutu jasa dipersepsikan sebagai mutu ideal. Demikian juga sebaliknya apabila jasa yang dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang diharapkan maka mutu jasa dipersepsikan buruk. Maka baik tidaknya mutu pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. 2. Perbedaan rata-rata persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien Jamkesmas dan non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I, Kec. Mandiraja, Kab. Banjarnegara. Rata-rata perbedaan persepsi mutu pelayanan mutu pelayanan puskesmas rawat inap Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas M =3,79, t = 2,964, df = 94 dan p = 0,004. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi mutu pelayanan Puskesmas menurut pasien rawat inap

19 Jamkesmas dan pasien rawat inap non Jamkesmas di Puskesmas Mandiraja I Kec. Mandiraja Kab. Banjarnegara. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hartati (2007) bahwa ada perbedaan signifikan antara mutu pelayanan Puskesmas yang membebaskan tarif di Kabupaten Simalungun dan yang menerapkan tarif di Kabupaten Asahan. Hasil penelitian Lukasyati (2006) menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati terhadap keputusan penggunaan jasa pada RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Secara parsial diketahui bahwa faktor keandalan merupakan yang berpengaruh paling besar sedangkan yang berpengaruh paling kecil adalah bukti langsung. Dari uji simultan diketahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap penggunaan jasa adalah 77,7% dan sisanya 22,3% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pesaing dan lokasi. Menurut Wawaruntu (1997) dalam menerima dan melayani pasien rawat inap dengan berbagai karakteristik, Puskesmas harus melengkapi diri supaya senantiasa mendengar keluhan pasien, dan memiliki kemampuan memberikan respon terhadap setiap keingginan, harapan pasien dan tuntutan pengguna jasa sarana pelayanan kesehatan. Jacobalis (1995) berpendapat dalam memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik bukanlah sesuatu yang mudah bagi patugas kesehatan karena pelayanan yang diberikan menyangkut kualitas hidup pasien. Sehingga bila

20 terjadi kesalahan dalam tindakan medis dapat berdampak buruk bagi pasien. Dampak tersebut dapat berupa sakit pasien bertambah parah, kecacatan, bahkan kematian. Menurut Gonzales (1997) dalam memberikan pelayanan kepada pasien, petugas kesehatan harus benar-benar menyadari bahwa kesembuhan pasien bukanlah ditentukan oleh obat-obatan yang diberikan tetapi juga di pengaruhi oleh cara pelayanan yang diperlihatkan para petugas kesehatan seperti sikap, ketrampilan, serta pengetahuan. Jika kenyataan yang diperoleh dibawah harapan atau tidak sesuai dengan keinginan pelanggan akan kecewa sehingga hal ini dapat merugikan perusahaan. Menurut Kottler (2000 : 38) rasa tidak puas pelanggan dapat disebabkan karena : tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan yang dialami, layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan pelanggan, perilaku atau tindakan personil yang tidak menyenangkan, suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang, biaya terlalu tinggi karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang. Mudie dan Cottam (1993) menyatakan bahwa upaya mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah. Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu. Menurut Atkins, Marshall dan Javalagi (1999) para marketer menggunakan kepuasan sebagai variabel yang sangat penting untuk mengukur pemasaran pelayanan kesehatan dengan kebiasaan atau perilaku pembelian berulang-ulang (minat untuk kembali) yang menghasilkan ukuran

21 kepuasan maksimal. Karena nilai dan harapan pasien menentukan aspek interpersonal dari kualitas, kepuasan pasien sebagai indikator dari perawatan, pengkomunikasian ke penyedia layanan berkaitan dengan kebutuhan dan harapan pasien telah dipenuhi. Kepuasan pasien merupakan ukuran yang penting tentang efektivitas dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pasien serta dapat menjadi prediksi tentang minat pasien untuk kembali. Kepuasan pasien secara langsung berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, hasil penelitian oleh Atkins, Marshall dan Javalagi (1999) yang telah membuktikan bahwa pelayanan kesehatan memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien yang menimbulkan minat pasien untuk kembali berobat serta merekomendasikan pelayanan kesehatan pada teman dan keluarga. Cronin dan Tailor (1992) juga membuktikan dalam penelitiannya bahwa kepuasan konsumen akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas mendorong pertumbuhan penjualannya. Hasil penelitian Duffy & Ketchand (1998) telah meneliti pada 206 manula penghuni wredha (panti jompo), dengan membandingkan kedua model hipotesa hubungan mutu layanan, kepuasan hidup dan kepuasan layanan. Model 1 menampilkan mutu layanan sebagai satu-satunya prediktor kepuasan layanan menyeluruh dan berasumsi bahwa kepuasan hidup tidak berkaitan dengan kepuasan individu. Model 2 berasumsi bahwa kepuasan layanan dipengaruhi oleh mutu layanan dan kepuasan hidup. Hasil dari kedua model tersebut adalah signifikan, dimana ini menunjukkan bahwa model 2 diterima sebagai model yang lebih baik. Hasil analisis ini mengukuhkan peran

22 variabel kepuasan hidup, yang terpaku pada angka nol dalam model 1, sebagai indikator kepuasan layanan menyeluruh. Menurut Azrul Azwar (1996) ukuran pelayanan kesehatan bermutu mengacu pada penerapan standar serta kode etik profesi yang baik saja, yang pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai: hubungan dokter-pasien (docter patient relationship), kenyamanan pelayanan (amenities), kebebasan memilih (choise), pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and technical skill), efektivitas pelayanan (effectiveness). Keamanan tindakan (safety). Komponen kepuasan pelanggan (harapan dan hasil yang dirasakan). Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang diberi atau pelayanan yang telah dirasakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi bidan dalam kesehatan reproduksi tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit menular

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA

MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA I. PENGUMPULAN DATA KEGIATAN WAWANCARA/OBSERVASI DALAM RANGKA MEMPEROLEH DATA DARI OBYEK PENGAMATAN PERLU DIPERHATIKAN CARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kategori explanatory research karena penelitian ini menganalisa hubungan antara variabel, penelitian ini bersifat diskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan variabel bebas dan terikat(nursalam,008). Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik yaitu dengan mengunakan pendekatan cross sectional dimana data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatancross sectional. Tujuan dari desain ini adalah untuk mengetahui dinamika korelasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3)

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3) 38 III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitia ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan menenangkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe 3.1.2 Waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci