HUBUNGAN CARA MENGGOSOK GIGI DAN JENIS MAKANAN YANG DIKONSUMSI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI
|
|
- Hendri Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 37-43, Maret 2018 ISSN : (Cetak) ISSN : (Online) HUBUNGAN CARA MENGGOSOK GIGI DAN JENIS MAKANAN YANG DIKONSUMSI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Sunarti Swastikarini 1 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku Maharatu Pekanbaru tika_poo1984@yahoo.com ABSTRAK Karies merupakan penyakit jaringan keras yang disebabkan oleh hasil interaksi bakteri dipermukaan gigi. Karies gigi di anak-anak masih lima kali lebih sering terjadi dibandingkan asma, dan karies gigi tujuh kali lebih umum dibandingkan demam, sehingga ini menjadi masalah yang serius terutama bagi usia sangat muda atau anak-anak.kasus kejadian karies gigi di provinsi riau di pengaruhi oleh aspek makanan dan cara menggosok gigi. Alasan dilakukan penelitian ini dikarenakan lebih dari 50% anak kelas VI SDN 88 mengalami karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cara menggosok gigi dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi pada anak VI SDN 88 Pekanbaru.Jenis penelitian menggunakan teknik observasional deskriptif, dengan desain penelitian cross-sectional untuk mengetahui hubungan cara menggosok gigi dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Alat ukur yang digunakan kuesioner untuk menlihat jenis makanan yang di konsumsi. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara cara menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak dengan uji statistik p value < alpa 0.05 dengan OR.0,162. Ada hubungan yang signifikan antara aspek jenis makanan dengan kejadian karies gigi pada anak dengan uji statistik p value < alpa 0.05 dengan OR 3,250. Disarankan kepada tempat penelitian agar lebih mengajarkan kepada anak SD untuk selalu menjaga kebersihan mulut dengan selalu menyikat gigi setiap hari agar terhindar dari karies gigi. Kata kunci : Karies,menggosokgigi, jenis makanan RELATIONSHIP HOW TO GROUND DENTAL AND TYPES OF FOOD CONSUMPTED WITH DENTAL CARIES GENERATION ABSTRACT Caries is a severe tissue disease caused by the interaction of bacteria on the surface of the tooth. Dental caries in children is still five times more common than asthma, and dental caries is seven times more common than fever, so this becomes a serious problem especially for very young ages or children. The case of dental caries incidence in riau province is influenced by food aspect and tooth brushing. The reason for this research is because more than 50% of grade 6 SDN 88 children have dental caries. This study aims to determine the relationship of how to brush your teeth and the type of food consumed with the incidence of dental caries in children VI SDN 88 Pekanbaru. Type of research using descriptive observational techniques, with cross-sectional research design to determine the relationship of how to brush your teeth and types of food consumed with incidence of dental caries. In this research the sampling technique that is using total sampling technique with the number of sample counted 45 people. Measurement tool used by the questionnaire to see the type of food consumed. The results of the study there is a significant relationship between how to brush your teeth with the incidence of dental caries in children with statistical test p value <alpa 0.05 with OR.0,162. There was a significant correlation between food type aspect and dental caries incidence in children with p value <alpa 0.05 with OR 3,250. Suggested to the place of research to more to teach to elementary school children to always keep mouth hygiene by always brushing your teeth every day to avoid dental caries. Keywords: Caries, brushing teeth, type of food 37
2 PENDAHULUAN Karies adalah penyakit jaringan keras yang disebabkan oleh hasil interaksi bakteri dipermukaan gigi, plak atau biofilm dan diet khusus komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat (Amaliah, 2014). Beberapa faktor yang mempengaruhi proses karies adalah biofilm, diet dan saliva (Kidd & Bechal, 2008). Menurut Amaliah (2014), ada 3 faktor yang harus ada secara bersama-sama untuk terjadinya karies. Ketiga faktor tersebut adalah bakteri kariogenik, permukanan gigi yang rentan, dan tersedianya bahan nutrisi untuk perkembangan bakteri. Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangatluas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat (Ahmad, 2014) Prevalensi karies masih cukup tinggi di seluruh dunia, ini berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2012 mengemukakan bahwa didunia sekitar 60-90% dari anak usia sekolah mengalami karies gigi. Berdasarkan data Riskesdas (2013), penduduk Indonesia masih mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut sebanyak 25,9%. Kelompok umur anak usia 5-9 tahun dan tahun dalam 12 tahun terakhir ini mengalami permasalahan gigi dan mulut sebesar 28,9% dan 25,2%, dari persentase tersebut masingmasing hanya 35,1% dan 28,3% yang mendapat perawatan dari tenaga medis gigi. Di Provinsi Riau, prevalensi masalah gigimulut adalah 22,8% dan terdapat 2,2% telah kehilangan gigi aslinya. Enam kabupaten dengan prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi, yaitu Indragiri Hilir (32,2%), Ro kan Hilir (28,5%), Pelalawan (27,9%), Kuantan Singingi (26,2%), Kampar (25,6%) dan Kota Pekanbaru (23,1%). Penduduk provinsi Riau mempunyai kebiasaan menggosok gigi setiap hari (94,6%), lebih tinggi dari angka nasional (91,1%) (Riskesdas, 2013). Dari merek a yang menggosok gigi setiap hari, sebagian besar dilakukan pada saat mandi pagi atau sore (90,8%). Hanya sedikit yang melakukannya pada saat setelah makan pagi (9,7%) dan sebelum tidur malam hari (27,2%). Di Provinsi Riau, prevalensi karies adalah 53,3% dan yang pengalaman karies adalah 75,4%. Terdapat tiga kabupaten dengan pravelensi pengalaman karies yang cukup tinggi sebanding dengan angka di provinsi Riau, yaitu Pelalawan (64,5%), Bengkalis (62,7%) dan Rokan Hilir (61,6%) (Riskesdas, 2013). Menurut Aditya, dkk (2015), k aries gigi di anak-anak masih lima kali lebih sering terjadi dibandingkan asma, dan karies gigi tujuh kali lebih umum dibandingkan demam, sehingga ini menjadi masalah yang serius terutama bagi usia sangat muda atau anak-anak. Menurut (Kidd, 2008), saliva adalah suatu cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa rongga mulut. Amerongen, dkk, (2014) juga mengemukakan bahwa saliva memiliki peran penting untuk gigi. Fungsi saliva dalam melindungi gigi yaitu dengan menghambat proses demineralisasi enamel yang ada pada gigi dengan kandungan yang ada pada saliva diantaranya pelikel protein, ion kalsium dan fosfat. Menurut Kidd & Bechal (2008), bakteri aerob yang paling banyak ditemui di saliva yaitu bakteri 4 Streptococcus. Anak usia 6-12 tahun pada periode gigi bercampur, gigi molar dan insisivus permanennya yang baru erupsi mempunyai daerah-daerah morfologik yang memudahkan retensi plak dan berkembangnya karies. Daerah tersebut adalah permukaan oklusal molar permanen, pit dan alur-alur pertumbuhan pada permukaan lingual molar permanen atas dan permukaan molar pertama bawah, serta pit lingual insisivus permanen atas terutama insisivus lateral, karena kedalaman dan inklinasi fisur oklusalnya. Karies pada molar pertama bawah lebih sering terjadi dibandingkan molar pertama permanen (Aditya, 2015) Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur didalam mulut. Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies gigi ada kaitannya dengan pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak terbentuk dari sisa sisa makanan yang melekat disela sela gigi dan pada plak akan ditumbuhi bakteri yang dapat merubah glukosa menjadi asam sehingga ph 38
3 dirongga mulut menurun sampai 4,5(Amaliah, 2014). Menggosok gigi dengan teliti setidaknya empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif (Potter & Perry, 2005). Kebiasaan merawat gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat pada pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur serta perilaku makan-makanan yang lengket dan manis dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi (Kidd, 2008). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 3 SD Kelurahan Sukamulia Kec. Sail Pekanbaru, pada bulan Maret 2017, yaitu ada 3 SD yang terdapat dikelurahan Sukamulia. Diantaranya SD N 58 Pekanbaru, dengan jumlah siswa kelas V 52 orang dengan kasus karis 18 orang, kemudian SD Kartika SAIL Pekanbaru, dengan jumlah siswa kelas V 58 orang dengan kasus karies 23 orang. Kemudian SD N 88 Pekanbaru, dengan jumlah siswa kelas V 45 orang dengan kasus karies 28 orang. Setelah observasi kepada 10 orang anak yang mengalami karies selama disekolah ternyata banyak anak-anak yang memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang mengandung lemak dan tinggi sukrosa seperti jajanan siap saji, gorengan, popice, permen, coklat dan jajanan ringan. Maka beberapa bakteri penyebab karies dirongga mulut akan memulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama menit setelah makan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul tentang Hubungan Cara Menggosok Gigi dan Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Dengan Kejadian Karies Pada Anak Kelas VI di SDN 88 Pekanbaru. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif, dengan desain penelitian cross-sectional untuk mengetahui hubungan cara menggosok gigi dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI di SDN 88 Pekanbaru. Tempat penelitian di SDN 88 Pekanbaru dan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Agustus Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 responden. Pada penelitian ini tekhnik pengambilan sampel yaitu menggunakan tekhnik total sampling. HASIL A. Analisa Univariat Adapun distribusi frekuensi responden dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Distribusi Responden BerdasarkanUmur Terhadap Kejadian Karies Gigi (n=45) No Klasifikasi Umur Frekuensi (f) Persentase (%) 1 11 Tahun Tahun Total ,0 Berdasarkan tabel 1 responden yang mengalami karies gigi berada pada umur 11 tahun sebanyak 31 responden (68.9%) dan berjenis kelamin laki-laki 23 responden (51.1) dan perempuan 22 responden (48.9%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamim Terhadap Kejadian Karies Gigi (n=45) No Klasifikasi Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Laki-laki Perempuan Berdasarkan tabel 2 responden yang mengalami karies gigi berjenis kelamin laki- Total ,0 laki 23 responden (51.1) dan perempuan 22 responden (48.9%). 39
4 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Karies Gigi (n=45) No Karies Gigi Frekuensi (f) Persent (%) 1 Ya Karies Tidak Karies Total % Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami karies gigi, yaitu sebanyak 27 orang (60%). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menggosok Gigi (n=45) No Cara Menggosok Gigi Frekuensi (f) Persent (%) 1 Benar Salah Total % Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan responden menggunakan cara yang bahwa mayoritas cara menggosok gigi sebanyak 24 responden (46.7%). salah Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Jenis Makanan (n=45) No Aspek Jenis Makanan Frekuensi (f) Persent (%) 1 Dominan Manis Tidak Manis Total % Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa Hubungan Cara Menggosok Gigi Dengan responden yang mengkonsumsi makanan Kejadian Karies Gigi Pada Anak yang dominan tidak manis sebanyak 26 Adapun hubungan cara menggosok gigi responden (57.8%) dengan kejadian karies gigi dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Menggosok Gigi Tabel 6. Hubungan Cara Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi (n=45) Karies Karies Gigi Tidak Karies Total Benar 8 (38,1%) 13 (61,9%) 21 Salah 19 (79,2 %) 5 (20,8 %) 24 Total 27 ( 60 %) 18 (40%) 45 Berdasarkan tabel 6 diketahui cara menggosok gigi benar terhadap kejadian karies sebanyak 21 responden (46.7%) dan masih terdapat 8 responden cara menggosok gigi salah. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (p < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan cara menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru. Dengan OR yang P Value 0,005 OR (95 % CI) 0,162 (0,043-0,607) berarti jika menggosok gigi salah maka resiko terjadinya karies sebanyak kali. Hubungan Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Dengan Kejadian Karies Gigi Adapun hubungan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi dapat dilihat pada tabel 7 berikut. 40
5 Tabel 7. Hubungan Jenis Makanan Yang Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi (n=45) Karies Gigi Jenis Makanan Total P Value OR (95 % CI) Karies Tidak Karies Dominan Manis 19 (100%) 0 (0%) 19 Tidak Manis 8 (30,8 %) 18 (69,2 %) 26 Total 27 ( 60 %) 18 (40%) 45 0,000 3,250 (1,826-5,785) Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa aspek makanan dominan manis terhadap kejadian karies sebanyak 19 responden (42.2%) dan makanan tidak manis sebanyak 26 responden (57.8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (p < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan aspek makanan dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru dengan OR yang berarti beresiko kali terkena karies gigi jika anak-anak mengkonsumsi makanan yang dominan manis. PEMBAHASAN 1. Hubungan Cara Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan ketepatan menggosok gigi dengan kejadian karies pada anak kelas VI SD. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil cara menggosok gigi benar sebanyak 21 responden (46.7%) dan yang salah sebanyak 24 responden (53.3%). Hasil uji statistik didapatkan hasil p value < alpa Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan cara menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak kelas 6 SDN 88 Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian Amaliah (2014) dengan judul hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies pada anak usia sekolah kelas IV-VI SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil uji statitik didapatkan menggosok gigi sering (66.7%) kadang kadang (25.9%) jarang (7.4%) pada anak. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies pada anak usia sekolah kelas IV-VI SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan. Hasil penelitian Alhamda (201 1)tentang kebiasaan menyikat gigi menunjukkan sebagian besar murid kelas V dan VI SDN kota Bukittinggi sudah menyikat gigi 2 kali sehari tetapi waktu untuk menyikat gigi belum tepat sesuai dengan anjuran yaitu pagi sesudah sarapandan malam sebelum tidur. Murid-murid masih mempunyai kebiasaan menyikat gigi pada waktu mandi pagi dan mandi sore. Murid-murid kelas V dan VI di SDN kota Bukittinggi berumur sekitar 1114 tahun. Menurut Supartinah15 anak seusia ini sudah terampil menyikat gigi dan sudah mempunyai pengertian tentang kesehatan gigi, meskipun keterlibatan orangtua masih diperlukan. Tanpa pengawasan dan perhatian dari orangtua anak seusia ini masih sering tidak disiplin dalam menerapkan kebiasaan pelihara diri terutama untuk menyikat gigi pada waktu malam sebelum tidur. Kebiasaan ini menyebabkan ketika anak tidur malam mulutnya dalam keadaan tidak bersih karena setelah makan malam tidak menyikat gigi, adanya sisa makanan ini yang bila dibiar terus-menerus akan menyebabkan terjadinya karies. Proses membersihkan gigi, harus memperhatikan pelaksanaan waktu yang tepat dalam membersihkan gigi, penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, dan cara yang tepat untuk membersihkan gigi. Oleh karena itu, kebiasaan menggosok gigi merupakan tingkah laku manusia dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang dilakukan secara terus menerus. Menggosok gigi dengan teliti setidaknya empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif (Potter & Perry, 2014). Kebiasaan merawat gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat pada pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur serta perilaku makan-makanan yang lengket dan manis dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi (Kidd, 2008) 41
6 Menggosok gigi sangat berpengaruh dengan keadaan kebersihan mulut. Cara menggosok yang benar akan menghilangkan factor penyebab karies seperti makanan, plak. Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan persentase karies lebih tinggi. Untuk mengukur indeks status kebersihan mulut, digunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari green dan vermillon. Indeks ini merupakan gabungan yang menetukan skor debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atau hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Debris rongga mulut dan kalkulus dapat diberi skor secara terpisah. Salah satu komponen dalam terjadinya karies adalah plak bakteri pada gigi. Peningkatan oral hygiene dapat dilakukan dengan teknik flossing untuk membersihkan plak yang dikombinasikan dengan pemeriksaan gigi yang teratur, merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan kesehatan gigi. Selain itu penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor dapat mencegah terjadinya karies (Ireland, 2013) 2. Hubungan Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Dengan Kejadian Karies Gigi Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan aspek jenis makanan dengan kejadian karies pada gigi anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru. Di peroleh hasil makanan yang dominanan manis sebanyak 19 responden (42.2%) dan yang tidak manis sebanyak 26 responden (57.8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (p < alpa 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan aspek makanan dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian Rahmayani (2016)dengan judul hubungan pola makan dengan angka kejadian penyakit gigi dan stomatitis di SD Muhammadiyah 16 Surakarta. Hasil uji statistik didapatkan nilai pola makan cukup sebesar 40 responden (49.4%) pola makan kurang 18 responden (22.2%) baik sebanyak 23 responden (28.4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan dengan angka kejadian penyakit karies gigi dan stomatitis di SD Muhamadiyah16 Surakarta. Berdasarkan hasil penelitiankartikasari (2014) ini ditemukan adanya hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi anak yang mengkonsumsi makanan kariogenik, maka akan semakin tinggi indeks karies giginya. Jenis makanan yang sering dikonsumsi dapat mempengaruhi keparahan karies gigi. Salah satu makanan yang dapat menyebabkan karies gigi yaitu makanan yang banyak mengandung gula atau sukrosa. Sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam. Makanan yang menempel pada permukaan gigi jika dibiarkan akan menghasilkan zat asam lebih banyak, sehingga mempertinggi risiko terkena karies gigi. Makanan manis akan dinetralisir oleh air ludah setelah 20 menit, maka apabila setiap 20 menit sekali mengkonsumsi makanan manis akan mengakibatkan gigi lebih cepat rusak. Makanan manis lebih baik dimakan pada saat jam makan utama, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam, karena pada waktu jam makan utama biasanya air ludah yang dihasilkan cukup banyak, sehingga dapat membantu membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies menjadi suatu lubang pada gigi sangat bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan. Golongan anak sering terjadi serangan karies dalam kurun waktu 2-4 tahun sesudah erupsi gigi, yaitu biasanya pada anak usia 4-8 tahun. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel pada gigi tetap lebih banyak mengandung mineral, maka enamel pada gigi tetap semakin padat dibandingkan enamel pada gigi susu. Hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak (Wong, 2008). Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan, setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat (tinggi sukrosa) maka beberapa bakteri penyebab karies dirongga mulut akan memulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang 42
7 berlangsung selama menit setelah makan (Sondang, 2008). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada hubungan yang signifikan cara dalam menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru dengan uji statistik p value < alpa 0.05 dengan OR Ada hubungan yang signifikan aspek jenis makanan dengan kejadian karies gigi pada anak kelas VI SDN 88 Pekanbaru dengan uji statistik p value < alpa 0.05 dengan OR Saran 1. Bagi Responden Diharapkan kepada responden agar hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan evaluasi mengenai masalah karies pada gigi. 2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan kepada kepala sekolah SDN 88 Pekanbaru untuk selalu memberikan informasi bahwa penting untuk merawat gigi dari dini agar gigi tetap tahan dan tidak berlubang dan mendemontrasikan secara langsung kepada para siswa dan siswi agar mereka lebih memahami cara menggosok gigi yang benar. Memberikan penyuluhan tentang makanan manis yang bisa menyebabkan kerusakan gigi. 3. Bagi Peneliti Selanjutrnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang lebih baik dari ini dan menemukan bagaimana tingkat pemeliharaan gigi dimasa era BPJS dan teknik menggosok gigi yang benar dengan langsung mengobservasi ke anak-anak SD. DAFTAR PUSTAKA Aditya. (2015). Hubungan kadar urea terhadap derajat keasaman (PH) saliva pada anak usia tahun. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Ahmad, dkk. (2014). Panduan singkat kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Salemba Medika gigi pada anak usia sekolah kelas 4-6 di sdn ciputat 6 tanggerang selatan provinsi banten tahun Jurnal Ilmiah Kedokteran. Kartikasari. (2014). Hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik dan status gizi pada anak sekolah dasar. Journal of Nutrition College, 3, Hidayat, A. (2009). Metode penelitian keperawatan dan tehnik analisa data. Jakarta: Salemba Medika. Ireland. (2013). Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan status kareis gigi pada anak sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Universitas Indonesia. Retrieved from http//eprints.umpo.ac.id/ Kidd. (2008). Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulangannya. Jakarta: EGC. Potter & Perry. (2014). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik (edisi 7). Jakarta: EGC. Rahmayani. (2016). Hubungan pola makan dengan angka kejadian penyakit gigi dan stomatitis di SD Muhammadiyah 16 Surakarta. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Riskesdas. Rekapitulasi Data Riskesdas (2013). Sondang. (2008). Pengaruh makanan serba manis dan lengket dengan kejadian karies gigi pada anak usia 9-10 tahun di SDN II Makasar. Jurnal Kedokteran. Syukra Alhamda. (2011). Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi (kajian pada murid kelompok umur 12 tahun di sekolah dasar negeri kota bukittinggi). Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27 Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (EGC, Ed.). Jakarta. Amaliah, S. (2014). Hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies 43
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu masalah di Indonesia yang perlu diperhatikan adalah masalah kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi mulut. Kebanyakan masyarakat Indonesia meremehkan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan sangat digemari anak-anak saat jajan disekolah keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh yang dapat mempengaruhi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di dunia. Di negara maju dan negara yang sedang berkembang, prevalensi karies gigi cenderung meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi mulut anak-anak. United States Surgeon General melaporkan bahwa karies merupakan penyakit infeksi yang paling
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS
HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS Yulisetyaningrum 1), Eko Rujianto 2) 1 STIKES Muhammadiyah Kudus email: yulisetyaningrum@stikesmuhkudus.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan banyak dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut hasil
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.
ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Adanya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut menyebabkan penurunan fungsi kesehatan individu. Gangguan kesehatan gigi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dasar yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat. Aktivitas anak sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Kebersihan gigi yaitu keadaan gigi geligi yang berada di dalam
Lebih terperinciA n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49
A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR
Lebih terperinciPREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO
PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Christy N. Mintjelungan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian observational
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang masih harus mendapat perhatian khusus karena dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi. Pemeliharaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta
GAMBARAN POLA JAJAN, FREKUENSI MENYIKAT GIGI DAN STATUS KARIES GIGI ANAK USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI GUMPANG 01 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Dipublikasikan Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses tumbuh kembang sangat terkait dengan faktor kesehatan, dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat diharapkan terjadi proses tumbuh kembang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di Indonesia. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukkan prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi di Indonesia merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii
ABSTRAK HUBUNGAN FREKUENSI MENYIKAT GIGI DAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 8-12 TAHUN DI DESA PERTIMA, KARANGASEM, BALI Karies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi gigi yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah karies.1 Menurut World Health Organization (WHO) karies gigi merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciDeterminan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali
Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali Luh Pitriyanti * 1, Ni Wayan Septarini. 2 1-2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan pada tahun 2013 menunjukkan
Lebih terperinciPUBLIKASI KARYA ILMIAH
PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI DAN ASUPAN LEMAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi berjejal atau crowding dapat diartikan sebagai ketidakharmonis antara ukuran gigi dengan ukuran rahang yang dapat menyebabkan gigi berada di luar lengkung rahang
Lebih terperinciHubungan Kebiasaan Gosok Gigi dan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah
Faletehan Health Journal, 4 (4) (2017) 228-232 Hubungan Kebiasaan Gosok Gigi dan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Herna Alifiani 1 *, Jamaludin 2 1 Program
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK SERTA PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI PAUD TAMAN CERIA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS III SDN 1 & 2 SONUO
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS III SDN 1 & 2 SONUO Rizki Safira Talibo Mulyadi Yolanda Bataha Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak
Lebih terperinciDESTRI MAYA RANI NIM A020
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH USIA 4 6 TAHUN DI TK ANAK CERDAS PP PAUDNI KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh DESTRI MAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Karies Gigi Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
Lebih terperinciHubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11
Hubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Terpilih Wilayah Kerja Puskesmas Taktakan Kota Serang Cornelis Novianus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah, salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang (Oktrianda, 2011).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,
Lebih terperinciHubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol.1 No.1 Edisi Mei ISSN 28-9 217 Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota
Lebih terperinciStatus Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota Bukittinggi)
Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 2, Juni 2011 halaman 108-115 Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi di Indonesia merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008), berdasarkan Survei
Lebih terperinciGAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 149-156 GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA
Lebih terperinciPERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 Norfai 1 dan Eddy Rahman 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 23,5%. Menurut hasil RISKESDAS tahun 2013, terjadi peningkatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas. Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA ANAK USIA 8-10 TAHUN DI SDN 01 GUMPANG KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinci: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah
DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH (Studi Pada Anak Taman Kanak-kanak PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Gita Hermawati 1) Lilik
Lebih terperinciMINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN
MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN 1 2 3 Utami Ariyani, Siti Sulastri, Marjana 1 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3 Dosen
Lebih terperinciHana Yuwan Kartikasari, Nuryanto *)
414 Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 3, Tahun 214, Halaman 414-421 Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 3, Tahun 214 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc HUBUNGAN
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ferdinan Fankari*) *) Program studi Keperawatan Gigi **) Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak TK (Taman Kanak-kanak) di Indonesia mempunyai risiko besar terkena karies, karena anak di pedesaan
Lebih terperinciEVA DIAN SRIBINTARI J
PENGARUH KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN DI SDN BLIMBING 01 KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat luas sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO
HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO 1 Yohanes I Gede K.K. 2 Karel Pandelaki 3 Ni Wayan Mariati 3 1 Kandidat skripsi Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit karies gigi merupakan masalah utama dalam rongga mulut saat ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies, disebabkan karena lapisan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia dan dapat menjadi sumber infeksi yang dapat mempengaruhi beberapa penyakit sistemik.
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL
RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL Sri Mawarni 1, Evy Noor Hasanah 2, Syamsul Firdaus 3 ABSTRACT Background: The istimated
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak saat ini. Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut pada anak-anak. Target WHO tahun 2010 adalah untuk mencapai indeks caries 1,0. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya sosialisasi tentang kesehatan gigi
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA
HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah lesi gigi dekstruktif, progresif, yang jika tidak di obati akan mengakibatkan dektruksi total gigi yang terkena dan merupakan penyakit multifaktoria.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan
Lebih terperinciFaktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar
Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Ngatemi Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jakarta I Email : Ngatemi01@yahoo.com
Lebih terperinciSri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak
TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TENTANG PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S DAN TERJADINYA KARIES PADA SISWA/I KELAS IV SDN 101740 TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2014 Sri Junita Nainggolan
Lebih terperinciSTATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE
Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015 STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE 1 Trisye Sampakang 2 Paulina N. Gunawan
Lebih terperinci2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak organ yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak.
Lebih terperinciBAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I I. Pendahuluan A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang dan cenderung meningkat pada setiap dasawarsa. Hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Early Childhood Caries (ECC) merupakan gabungan suatu penyakit dan kebiasaan yang umum terjadi pada anak dan sulit dikendalikan. 1 Istilah ini menggantikan istilah karies botol atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saliva adalah cairan oral kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk di rongga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries (ECC) Early childhood caries merupakan suatu bentuk karies rampan pada gigi desidui yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang
Lebih terperincie-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017
Hubungan Kerusakan Bulu Sikat dengan Tingkat Kebersihan Gigi Kelas V SDN V Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Cahyo Nugroho 1 1) Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 35 ABSTRAK Sikat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA
HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA 1 2 3 Septi Kartika Noviyanti, Susilarti, Siti Hidayati 1 Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERILAKU MENGOSOK GIGI KEBIASAAN MAKAN DAN MINUM TINGGI SUKROSA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA DI MIN JEJERAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan
Lebih terperinciResti Anggraeni*), UmiAniroh**), Mona Saparwati***)
HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT SIMPLEKS DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD 1 GENUK KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Resti Anggraeni*), UmiAniroh**),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesejahteraan umum manusia yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya, di dalam mulut manusia terdapat lebih dari 750
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut. 1 Saliva terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang mengkonsumsi air minum dari air PAH dan air PDAM di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya,
Lebih terperinci*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGETAHUAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA USIA 12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR GMIM IV TOMOHON Novarita Mariana Koch *, Mustapa Bidjuni * *Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karies gigi merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia. Karies merupakan suatu penyakit infeksi yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI, 2012). Pelayanan
Lebih terperinciKata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.
ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan
Lebih terperinciJurnal Ilmu Kesehatan Bhamada Vol.7 No.2
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7 9 TAHUN Tri Ratnaningsih Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif, yang memerlukan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia 6 sampai 12 tahun merupakan masa anak-anak, berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif, yang memerlukan kesehatan optimal menyeluruh termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana melalui pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan
Lebih terperinci