EFISIENSI PEMASARAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFISIENSI PEMASARAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO"

Transkripsi

1 EFISIENSI PEMASARAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Oleh : Diana Leni Lia Wijayanti NIM: PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014

2

3

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiwa : Diana Leni Lia Wijayanti NIM : Program Studi : Agribisnis dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 4 April 2014 Yang membuat peryataan, Diana Leni Lia Wijayanti iv

5 MOTTO Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua Hanya kebodohan yang meremahkan pendidikan (Aristoteles) (P. Syrus) Bunga yang tidak akan layu sepanjang jaman adalah kebajikaan (William Cowper) Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing) Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini) Kita menilai diri dari apa yang yang kita pikir bisa kita lakukan padahal orang lain menilai diri kita dari apa yang sudah kita lakukan. (Mario Teguh) Ketika kamu berhasil teman temanmu akhirnya tahu siapa kamu, ketika kamu gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman temanmu. (Aristoteles) Seorang sahabat adalah orang yang menjawab, apabila kita memanggil dan sering menjawab sebelum kita panggil (Diana Leni Lia Wijayanti) Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan (Diana Leni Lia Wijayanti) Hidup bagai kupu kupu indah dipandang tapi sulit untuk ditangkap (Amat Sariyanto) v

6 PERSEMBAHAN Sesungguhnya sholat, ibadah, hidup dan matiku hanya untuk Rabb sekalian alam Skripsi nan sederhana ini kupersembahkan untuk: Kedua orangtua tercinta (Bapak Triyono dan Ibu Suyatmi) yang tak pernah lelah dan bosan untuk mendo akan, memberikan semangat, dukungan serta nasehat dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk terus maju dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kakakku (Tambah Risdiyanto), adikku (Bagas Satrio Wicaksono) yang selalu memberikan doa, motivasi, dan kasih sayang. Kekasihku Amat Sariyanto yang selalu mendo akan, memberikan semangat, motivasi dan dukungan untuk terus maju. Keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. All my best friend : Elly, Friska, Anjar, Muthoharoh, Anggita atas kebersamaan dalam suka dan dukanya. Ari, Sigit, Mukhsin, Yanu, Yono, dan semua teman-teman seperjuangan yang telah memberi dukungan, semangat dan senantiasa membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses. Amin ya Allah vi

7 PRAKATA Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efisiensi Pemasaran Cengkeh (Syzygium aromaticum) di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak, untuk itu Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Ir. Zulfanita, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. 3. Uswatun Hasanah, S.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I. 4. Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Agribisnis sekaligus Dosen Pembimbing II. 5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Pertanian. 6. Kepala Desa beserta Perangkat Desa dan petani cengkeh Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo yang telah memberikan data. 7. Kedua orang tua yang telah memberikan do a dan dukungan sampai skripsi ini selesai. 8. Rekan-rekan Fakultas Pertanian. 9. Semua Pihak yang telah membantu kelancaran sampai skripsi ini selesai. vii

8 Akhirnya ijinkan Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapaan terima kasih yang setulus tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu sampai terselesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya. Amin ya Rabb. Purworejo, 4 April 2014 Penulis viii

9 ABSTRAK Diana Leni Lia Wijayanti ( ). Efisiensi Pemasaran Cengkeh (Syzygium aromaticum) di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Skripsi. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purworejo Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) biaya, pendapatan dan keuntungan pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, 2) margin dan share pemasaran cengkeh untuk masing masing saluran pemasaran di Desa Kaligono, 3) share bagian harga yang diterima petani di Desa Kaligono, dan 4) efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan lokasi penelitian dipilih Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing karena desa tersebut merupakan sentra penghasil cengkeh terbesar di Kecamatan Kaligesing. Teknik pengambilan sampel petani menggunakan metode simple random sampling sehingga diperoleh 33 petani sampel dan pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran pemasaran cengkeh di Desa Kaligono ada 2 pola yaitu : pola I : Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Perwakilan Pabrik, pola II : Petani Pedagang pengumpul Perwakilan Pabrik. Saluran pemasaran yang berbeda tersebut menyebabkan besarnya biaya, keuntungan dan margin pemasaran juga berbeda. Margin pemasaran cengkeh basah pada saluran pemasaran pola I sebesar Rp ,41 dengan biaya pemasaran Rp ,24 dan keuntungan Rp ,18. Margin pemasaran cengkeh kering pada saluran I Rp ,24 dengan biaya pemasaran Rp ,63 dan keuntungan Rp ,61. Margin pemasaran cengkeh basah pada saluran pemasaran pola II Rp ,17 dengan biaya pemasaran Rp ,91 dan keuntungan Rp ,26. Margin pemasaran cengkeh kering pada saluran II Rp ,42 dengan biaya pemasaran Rp. 653,61 dan keuntungan Rp ,81. Efisiensi pemasaran cengkeh basah ditinjau dari persentase bagian harga yang diterima petani maka saluran yang paling efisien adalah saluran I dimana bagian harga yang diterima petani 32,93% sedangkan efisiensi pemasaran cengkeh kering ditinjau dari persentase harga yang diterima petani maka saluran yang paling efisien adalah saluran pola II dimana bagian harga yang diterima petani 78,23%. Efisiensi pemasaran ditinjau dari efisiensi biaya pemasaran maka saluran pemasaran yang paling efisien untuk cengkeh basah adalah saluran II karena mempunyai nilai efisiensi biaya lebih kecil yaitu 0,53% sedangkan cengkeh kering ditinjau dari efisiensi biaya pemasaran maka saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran II karena mempunyai nilai efisiensi biaya lebih kecil yaitu 0,40%. Kata Kunci : Cengkeh, Biaya, Keuntungan, Margin, Efisiensi Pemasaran. ix

10 ABSTRACT Diana Leni Lia Wijayanti ( ). Clove Marketing Efficiency (Syzygium Aromaticum) in Kaligono Village Kaligesing subdistricts Purworejo Regency. Thesis. Agribusiness study program. Agriculture Faculty. Muhammadiyah Purworejo University The research aims to know : 1) cost, revenue and marketing profit of cloves in Kaligono, 2) margin and share value of clove marketing for each of channel marketing in Kaligono, 3) share of received price for farmers in Kaligono and 4) clove marketing efficiency in Kaligono. The method was used in this research is descriptive method. The Kaligono was used for sample of location research because the Village is central of clove producer in Kaligesing subdistricts. Sampling techniques of farmer was used simple random sampling to get 33 sample of farmer and snowball method to get merchants sample. Based on the result of research are clove marketing channel in Kaligono there are 2 (two) patterns are : Pattern I: farmer - middlemen - wholesalers - factory representatives, pattern II: farmer - middlemen - factory representative. Different marketing is causing the cost, marketing and profit margins are also different. Marketing margins of wet cloves on marketing channel pattern I Rp with marketing costs Rp and profits Rp , 18. Marketing margin dried clove on pattern of the I channel. RP with marketing costs Rp.1.670,63, and profits Rp ,61. Marketing margin of wet cloves the channel pattern II Rp ,17 with marketing costs Rp ,91 and profits Rp ,26. Marketing margin of dried cloves the channel II Rp ,42 with marketing costs Rp. 653,61 and profits Rp ,81. Marketing efficiency of wet cloves in terms of percentage part of the prices received by farmers the most efficient channel is the channel I where part of the price received farmers 32.93% while the marketing efficiency dried clove in terms of percentage part of the prices received by farmers the most efficient channel is the channel II part of the price received by farmers 78,23%. Marketing efficiency in terms of cost efficiency marketing then marketing channel The most efficient for wet cloves is channel II because it has a value less cost efficiency namely 0,53% whereas dried cloves in terms of cost efficiency of marketing then marketing channel the most efficient channel II because it has a value less cost efficiency namely 0,40%. Keywords : Clove, Cost, Profits, Margin, Marketing Efficiency. x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN. SURAT PERNYATAAN... MOTTO PERSEMBAHAN... PRAKATA.... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv v vi vii ix x xi xiii xvi xvii BAB I. PENDAHULUAN A. B. Latar Belakang Identifikasi Masalah 1 6 C. Perumusan Masalah 7 D. Tujuan Penelitian E. Kegunaan Penelitian... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka. 10 B. C. Landasan Teori Kerangka Pemikiran. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Metode Pengambilan Sampel. 35 C. Jenis dan Sumber Data. 37 D. Teknik Pengumpulan Data.. 38 E. F. G. H. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian.. Definisi Operasional Metode Analisis Data Tempat dan Waktu Penelitian xi

12 BAB IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis B. Keadaan Penduduk.. 45 C. Keadaan Pertanian D. E. Keadaan Peternakan..... Sarana Perekonomian BAB V. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian B. C. D. Pola Saluran Pemasaran.. Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran Efisiensi Pemasaran BAB VI. PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Luas Panen, Jumlah Produksi dan Banyaknya Petani Menurut Kecamatan untuk Komoditas Cengkeh di Kabupaten Purworejo Halaman 3 Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Cengkeh dari Tahun di Kabupaten Purworejo 3 Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cengkeh di Kecamatan Kaligesing Tahun Tabel 4. Matrik Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian ini Tabel 5. Sebaran Populasi Sampel di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo 36 Tabel 6. Waktu Penelitian Tabel 7. Luas Tanah Berdasarkan Penggunaan di Desa Kaligono Tahun Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kaligono Tahun Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kaligono tahun Tabel 10. Jumlah Penduduk Desa Kaligono Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Kaligono Tahun Tabel 12. Jenis Tanaman Perkebunan dan Produksi Tanaman di Desa Kaligono Tahun Tabel 13. Jenis Tanaman Hortikultura dan Produksi Tanaman di Desa Kaligono Tahun Tabel 14. Jumlah Ternak Menurut Jenis Ternak Di Desa Kaligono Tahun xiii

14 Tabel 15. Sarana dan Lembaga Perekonomian di Desa Kaligono Tahun Tabel 16. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 17. Sebaran Responden Berdasarkan Umur 53 Tabel 18. Jumlah Anggota Keluarga Responten Petani Cengkeh di Desa Kaligono Tabel 19. Luas Lahan Responden Petani Cengkeh di Desa Kaligono Tabel 20. Identitas Pedagang Pengumpul di Desa Kaligono. 56 Tabel 21. Identitas Pedagang Besar di Desa Kaligono.. 59 Tabel 22. Identitas Perwakilan Pabrik Tabel 23. Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Petani Cengkeh Pola Saluran I di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. 61 Tabel 24. Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Petani Cengkeh Pola Saluran I di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.. 62 Tabel 25. Persentase Jumlah Petani pada Masing-masing Pola Saluran Pemasaran Cengkeh di Desa Kaligono 63 Tabel 26. Harga Jual Cengkeh pada Tiap tiap Saluran Pemasaran di Desa Kaligono 63 Tabel 27. Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola I di Desa Kaligono Tahun Tabel 28. Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I di Desa Kaligono Tahun xiv

15 Tabel 29 Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola II di Desa Kaligono Tahun Tabel 30 Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II di Desa Kaligono Tahun Tabel Tabel Persentase Harga yang diterima Petani untuk cengkeh basah atas dasar Harga yang dibayarkan Perwakilan Pabrik. Persentase Harga yang diterima Petani cengkeh kering atas dasar Harga yang dibayarkan Perwakilan Pabrik Tabel 33 Efisiensi Pemasaran Cengkeh Basah setiap Saluran Pemasaran di Desa Kaligono Tahun Tabel 34 Efisiensi Pemasaran Cengkeh Basah setiap Saluran Pemasaran di Desa Kaligono Tahun xv

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran 33 xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Petani Cengkeh Data Petani Responden dan Luas Lahan Petani Cengkeh Biaya biaya yang Dikeluarkan Petani Sampel pada Pola Pemasaran I Biaya biaya yang Dikeluarkan Petani Sampel pada Pola Pemasaran II Perhitungan Pembelian Cengkeh Basah Pedagang Pengumpul pada Saluran Pemasaran Pola I Perhitungan Total Pembelian Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola I Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola I Lampiran 8. Lampiran 6. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I Lampiran 9. Perhitungan Total Pembelian Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I Lampiran 10. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I Lampiran 11. Perhitungan Keuntungan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Pola Pemasaran I Lampiran 12. Perhitungan Biaya dan Keuntungan yang Dikeluarkan Pedagang Besar pada Pola Pemasaran I Lampiran 13. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Basah Saluran Pemasaran Pola II Lampiran 14. Perhitungan Total Pembelian Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola II Lampiran 15. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan Oleh Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Pola Pemasaran II xvii

18 Lampiran 16. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II Lampiran 17. Perhitungan Total Pembelian Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II Lampiran 18. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II Lampiran 19. Perhitungan Keuntungan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Pola Pemasaran II Lampiran 20. Perhitungan Total Pembelian Perwakilan Pabrik Pola Saluran Pemasaran I dan II xviii

19 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia bermuara pada pembangunan usahatani dengan kebijaksanaannya pada berbagai bidang yang secara langsung atau tidak langsung mendukung usahatani yang menggerakkan peran serta petani. Pembangunan pertanian dilaksanakan secara terus - menerus guna meningkatkan produksi pertanian dan pemerataan pendapatan petani. Pertanian diarahkan untuk menjadi subyek atau pelaksana dari pembangunan pertanian tersebut, sehingga kemauan dan kemampuan petani dalam mengembangkan teknik-teknik baru menjadi lebih besar (Tjahjadi, 1994:15). Kebijaksanaan pembangunan mendasarkan diri pada berbagai wawasan yang salah satunya adalah wawasan ekonomi. Wawasan ini dimaksudkan bahwa setiap kegiatan pembangunan pertanian haruslah ditujukan pada tercapainya peningkatan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat pada umumnya. Hubungan dengan ini maka para petani perlu terus dibina agar dapat mengembangkan usahataninya dengan prinsip-prinsip bisnis (agribisnis) untuk lebih mengembangkan produktivits usahataninya dan meningkatkan nilai tambah produksi pertanian (Tjahjadi, 1994:18). Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai kedudukan penting bagi kehidupan ekonomi rakyat Indonesia terutama para petani cengkeh dan industri rokok kretek. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) di Indonesia lebih kurang 95 % diusahakan 1

20 2 oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi. Sisanya sebesar 5% diusahakan oleh perkebunan swasta dan perkebunan negara. Cengkeh merupakan tanaman rempah yang termasuk dalam komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting antara lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana untuk pemerataan wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing merupakan salah satu daerah penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Purworejo. Penyampaian produk hasil panen cengkeh dari petani produsen sampai ke pabrik dapat melalui mata rantai pemasaran yang panjang maupun jalur distribusi yang pendek. Panjang pendeknya saluran pemasaran akan menentukan banyaknya lembaga pemasaran yang terlihat dan selanjutnya akan berpengaruh pada biaya pemasaran dan efisiensi pemasaran. Menurut data Badan Pusat Statistik Purworejo (2011) dari 9 kecamatan penghasil cengkeh di Kabupaten Purworejo. Kecamatan Kaligesing merupakan kecamatan yang memiliki luas tanaman, produksi serta jumlah petani cengkeh tertinggi. Data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

21 3 Tabel 1 Luas Panen, Jumlah Produksi dan Banyaknya Petani Menurut Kecamatan Untuk Komoditas Cengkeh di Kabupaten Purworejo 2011 No. Kecamatan Luas Tanaman (Ha) Produksi Banyaknya Muda Menghasilkan Tua/Rusak (Ton) Petani 1 Bagelen Kaligesing Purworejo Pituruh Kemiri Bruno Gebang Loano Bener Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik Purworejo (2011) Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa Kecamatan Kaligesing merupakan daerah sentra usahatani cengkeh di Kabupaten Purworejo dengan total luas tanaman 657 ha. Sebanyak 171 ha merupakan tanaman muda berumur 1-5 tahun, 431 ha merupakan tanaman menghasilkan berumur 5-20 tahun dan 55 ha merupakan tanaman tua/rusak berumur 20 tahun. Jumlah petani cengkeh di Kecamatan Kaligesing sebanyak 433 orang. Produksi cengkeh sebanyak 62 ton. Menurut Badan Pusat Statistik Purworejo 2011 luas lahan dan produksi cengkeh dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini : Tabel 2 Luas Panen dan Produksi Cengkeh dari Tahun Di Kabupaten Purworejo. Luas Tanaman (Ha) Produksi Banyaknya Tahun Muda Menghasilkan Tua/rusak (Ton) Petani Sumber: Badan Pusat Statistik Purworejo (2011)

22 4 Berdasarkan Tabel 2, produksi cengkeh di Kabupaten Purworejo mengalami peningkatan kecuali tahun Produksi cengkeh mengalami peningkatan dari tahun 2007 yang menghasilkan produksi sebesar 120 ton, tahun 2008 produksi cengkeh menjadi 128 ton dan tahun 2009 cengkeh mengalami penurunan dari 128 ton menjadi 115 ton. Tahun 2010 produksi cengkeh mengalami kenaikan yang signifikan meningkat lebih dari 100% yang semula produksi sebesar 115 ton menjadi 242 ton. Menurut data Statistik Daerah Kecamatan Kaligesing (2013) luas panen, produksi dan produktivitas cengkeh terbesar di Kecamatan Kaligesing terdapat di Desa Kaligono, Desa Tlogoguwo, dan Desa Ngaran. Data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cengkeh di Kecamatan Kaligesing 2013 No. Desa Luas Panen ( Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Banyaknya Petani 1 Kaligono ,6 0, Tlogoguwo ,7 0, Ngaran ,5 70 Jumlah ,3 2,1 280 Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Kaligesing (2013) Berdasarkan Tabel 3, Desa Kaligono memiliki luas panen cengkeh tertinggi di Kecamatan Kaligesing yaitu 180 Ha dengan produksi 15,6 Ton dengan produktivitas 0,87 Kw/Ha sehingga dipilih sebagai lokasi penelitian. Produksi cengkeh di Desa Kaligono tahun 2013 tidak termasuk panen raya. Saat panen raya produksi cengkeh bisa mencapai 2 atau 3 kali lipat dari produksi tahun 2013.

23 5 Proses pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo dapat dikategorikan belum efisien. Hal ini dapat diketahui salah satu penyebabnya yaitu kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki sehingga masyarakat setempat kurang mengetahui informasi tentang harga cengkeh. Fluktuasi harga yang tajam dan dalam waktu yang singkat sangat sering terjadi pada perkembangan harga cengkeh, dan keadaan ini sangat berisiko bagi petani. Petani di Desa Kaligono mayoritas menjual cengkehnya dalam bentuk cengkeh kering. Biasanya petani menyimpan cengkehnya untuk dijual pada saat harga sedang dipuncak untuk memperbanyak keuntungan. Kenyataannya para petani tidak mengetahui saat harga dalam keadaan puncak. Petani biasanya menunggu terjadi lonjakan harga yang tinggi tanpa kejelasan informasi dan tidak mengadakan transaksi. Saat lonjakan harga itu berhenti dan mengarah ke penurunan barulah mereka melakukan penjualan. Akibatnya keuntungan yang diperoleh menjadi berkurang. Secara tidak langsung untuk mengetahui harga cengkeh petani harus datang ke pasar dengan ini petani tentunya mengeluarkan biaya, waktu, dan tenaga. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

24 6 B. Identifikasi Masalah Cengkeh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting di Indonesia terutama digunakan sebagai bahan campuran tembakau yang akan dibuat rokok kretek. Percengkehan Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang sangat membutuhkan penanganan yang serius. Permasalahan tersebut antara lain dalam bidang pemasaran hasil dan kelembagaan. Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo sebagai salah satu sentra penghasil cengkeh di Kabupaten Purworejo, ternyata tidak terlepas dari permasalahan dalam bidang pemasaran. Permasalahan petani dalam memasarkan cengkeh secara umun antara lain masih panjangnya saluran pemasaran, posisi tawar petani dengan pedagang perantara dan pedagang besar yang sangat lemah sehingga harga ditentukan secara mutlak oleh pabrikan dan belum diketahuinya saluran pemasaran yang paling efisien. Tiap lembaga pemasaran akan melakukan fungsi pemasaran yang berbeda satu sama lain yang dicirikan oleh aktivitas yang dilakukan sehingga menimbulkan adanya biaya pemasaran yang menentukan tingkat harga yang diterima petani dan lembaga pemasaran, atas jasa lembaga-lembaga pemasaran maka tiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan (profit). Besarnya biaya pemasaran dan keuntungan yang diterima pedagang perantara akan didapatkan marjin pemasaran yang merupakan pengukuran untuk efisiensi pemasaran. Semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar pula marjin pemasarannya, karena lembaga pemasaran yang terlibat

25 7 semakin banyak. Semakin besar marjin pemasaran akan menyebabkan bagian harga yang diterima oleh petani produsen dibandingkan dengan harga yang dibayarkan konsumen semakin kecil, yang berarti saluran pemasaran tidak efisien. Saluran pemasaran yang dipilih petani akan menentukan besar kecilnya pendapatan petani sebagai produsen, pemasaran efisien diharapkan dapat menguntungkan petani. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. C. Rumusan Masalah 1. Berapa besarnya biaya, pendapatan dan keuntungan pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo? 2. Berapa besarnya marjin dan share pemasaran cengkeh masing-masing saluran pemasaran di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo? 3. Berapa besar share (bagian) harga yang diterima petani cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo? 4. Bagaimana efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo?

26 8 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya, pendapatan dan keuntungan pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. 2. Mengetahui besarnya marjin dan share pemasaran cengkeh untuk masing-masing saluran pemasaran di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. 3. Mengetahui share (bagian) harga yang diterima petani di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. 4. Mengetahui efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan serta pengetahuan tentang efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Bagi Petani Penelitian ini diharapkan sebagai informasi atau masukan untuk memperbaiki kekurangan ataupun kelemahan yang mungkin terjadi pada pemasarancengkeh didesa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

27 9 3. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah pemasaran cengkeh. 4. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau informasi untuk penelitian lebih lanjut.

28 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman perkebunan (industri) berupa pohon dengan famili Myrtaceae. Asal tanaman cengkeh ini belum jelas, karena ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pohon cengkeh berasal dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku, Philipina atau Papua. Daerah kepulauan Maluku ditemukan tanaman cengkeh tertua di dunia dan daerah ini merupakan satu-satunya produsen cengkeh terbesar di dunia. Klasifikasi Tanaman Cengkeh : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Myrtales Suku : Myrtaceae Marga : Syzygium Jenis : Syzygium aromaticum (L.)Merr. & Perry Sumber : Muljana (1997:15) 2. Morfologi Tanaman Cengkeh a. Daun Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun, helaian daun, namun tidak memiliki pelepah daun. Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Daun 10

29 11 tanaman cengkeh termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun. b. Batang Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang m. Batang berbentuk bulat, permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm. c. Akar Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah. Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang, tetapi bagian yang dekat permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar. Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan.

30 12 d. Biji Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Tanaman cengkeh dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri. e. Bunga Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor). f. Buah Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah.

31 13 3. Jenis jenis Cengkeh Jenis cengkeh di Indonesia dibagi kedalam 4 tipe yaitu : a. Cengkeh Siputih Cengkeh siputih ciri cirinya : bentuk buahnya kecil dan agak panjang lebih besar dari cengkeh sikotok tetapi lebih kecil dari cengkeh jenis Zanzibar dan ambon, cengkeh yang telah masak berwarna merah muda/agak putih. b. Cengkeh Sikotok Cengkeh sikotok ciri cirinya : buah relatif kecil dari jenis cengkeh lainnya, awalnya buah berwarna hijau tetapi setelah masak berwarna kekuningan dengan pangkal buah berwarna merah. c. Cengkeh Tipe Ambon Cengkeh tipe ambon ciri cirinya : buahnya pendek, mahkota (kelopak) besar dan berwarna hijau mulus, d. Cengkeh Zanzibar Cengkeh Zanzibar ciri cirinya : buahnya panjang dan besar, warna hijau bercampur merah atau hijau kemerah merahan. 4. Budidaya Tanaman Cengkeh Budidaya tanaman cengkeh cocok pada ketinggian m dpl (paling optimum pada m dpl) atau terletak pada ketinggian lebih dari 900 m dpl, dengan hamparan lahan yang menghadap laut. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah

32 14 hujan cukup merata, karena tanaman ini tidak tahan kemarau panjang. Angin yang terlalu kencang dapat merusak tajuk tanaman. Curah hujan optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh antara mm/tahun. Cengkeh menghendaki sinar matahari minimal 8 jam per hari. Suhu yang optimal untuk tanaman ini adalah 22 C -30 C, dengan kelembaban udara antara 60% - 80%. Tanaman cengkeh juga menghendaki tanah yang subur, gembur tidak berbatu, dan berdrainase baik (Hadiwijaya, 1986:30). Hama dan penyakit tanaman cengkeh adalah sebagai berikut : a. Hama 1) Kutu Daun ( Coccus viridis ) Bagian yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala : pertumbuhan yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun, bunga kering dan rontok. Pencegahan gunakan PENTANA +AERO 810 atau Natural BVR. 2) Penggerek Ranting/Batang ( Xyleborus sp ) Bagian yang diserang : ranting/batang. Gejala : liang gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting/batang menjadi rapuh dan mudah patah. Pengendalian : pangkas ranting/batang yang terserang, pencegahan gunakan PESTONA atau Natural BVR.

33 15 3) Kepik Helopeltis ( Helopeltis sp ) Bagian yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala : biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran. Pencegahan : semprotkan Natural BVR atau PESTONA. b. Penyakit 1) Penyakit Mati Bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium). Bagian yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda. Gejala : matinya ranting pada ujung-ujung tanaman, gugurnya daun diikuti dengan matinya ranting secara bersamaan. Pengendalian : pengaturan drainase yang baik, penggemburan tanah. Pencegahan : kocorkan POC NASA + HORMONIK + NATURAL GLIO. 2) Penyakit Busuk Akar ( Pytium rhizoctonia dan Phytopthora ). Bagian yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari ranting bagian bawah. Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat saluran isolasi, perbaiki drainase, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman untuk pencegahan.

34 16 5. Manfaat Cengkeh Cengkeh banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara- negara Asia dan Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah bunganya, yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok. Cengkeh selain digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, cengkeh juga digunakan untuk industri farmasi dan industri makanan. Minyak cengkeh yang berasal dari bunga cengkeh, gagang/tangkai dan daun cengkeh mengandung eugenol dan bersifat anestetik dan antimikrobial. Eugenol tersebut dapat digunakan untuk aromaterapi, mengobati sakit gigi, menghilangkan bau nafas, dan dapat mengendalikan beberapa jamur patogen pada tanaman. 6. Standar Mutu Cengkeh Indonesia Penentuan standar mutu cengkeh ruang lingkupnya mencakup ukuran, warna, bau, bahan asing, gagang cengkeh, cengkeh inferior, cengkeh rusak, kadar air, dan kadar minyak atsiri. Bahan asing yang dimaksud yaitu semua bahan yang bukan berasal dari bunga cengkeh. Cengkeh inferior yaitu cengkeh keriput, patah, dan cengkeh yang telah dibuahi. Cengkeh rusak adalah cengkeh yang telah berjamur dan telah diekstraksi. Standar mutu cengkeh di Indonesia tercantum di dalam Standar Nasional Indonesia SNI yang ditetapkan oleh Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dari Standar Perdagangan SP

35 17 Standar mutu cengkeh Indonesia adalah: a. Ukuran: sama rata b. Warna: coklat kehitaman c. Bau: tidak apek d. Bahan asing maksimum: persen e. Gagang maksimum: persen f. Cengkeh rusak maksimum: 0 persen g. Kadar air maksimum: 14.0 persen h. Cengkeh inferior maksimum: persen i. Kadar Atsiri maksimum: persen Beberapa upaya perbaikan untuk menanggulangi permasalahan mutu cengkeh di Indonesia antara lain dapat dilakukan dengan perwilayahan cengkeh sehingga penanaman dilakukan pada daerah yang sangat sesuai, penggunaan varietas unggul, serta perbaikan dan standardisasi cara pengolahan. Perbaikan cara pengolahan antara lain dengan waktu panen yang tepat sehingga rendemen cengkeh kering dan kadar minyak meningkat serta cengkeh inferior dan menir berkurang. Mengurangi kadar bahan asing pada cengkeh sebaiknya dilakukan pengeringan pada lantai jemur yang bersih atau di atas para-para menggunakan tampah atau pengering buatan. Kadar bahan asing dan persentase gagang cengkeh dapat dikurangi dengan melakukan sortasi sebelum cengkeh disimpan atau dipasarkan.

36 18 7. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan (2000) yang berjudul Analisis Pemasaran Cengkeh di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada empat macam saluran pemasaran yang terjadi, yaitu : saluran I : petani pedagang pengumpul pedagang besar perwakilan pabrik, saluran II : petani pedagang besar perwakilan pabrik. Hasil penelitian menunjukkan biaya pemasaran pada saluran pemasaran I dan II masing-masing sebesar Rp.1390/kg cengkeh dan Rp.606/kg, persentase marjin pemasaran pada saluran pemasaran I dan II masing-masing sebesar 6,85% dan 2,31% sedangkan total keuntungan lembaga pemasaran cengkeh lewat saluran I sebesar Rp /kg, dan saluran II sebesar Rp. 646/kg. Saluran pemasaran II lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran I, karena saluran pemasaran II mempunyai persentase marjin pemasaran lebih rendah (2,31%) dan farmer s share lebih tinggi (97,73%). Berdasarkan hasil penelitian Maryatun (1999) yang berjudul Analisis Biaya dan Pemasaran Kayu Gergajian di DKI dengan studi kasus di daerah Kalibaru. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang profil perdagangan yang berada di wilayah Kalibaru, mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terlibat dan menentukan efisiensi saluran pemasarannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kayu gergajian di Kalibaru adalah distributor, pedagang besar dan pengecer. Tingkat pengecer pada

37 19 kayu Borneo Kalimantan merupakan tingkat pemasaran yang efisien secara ekonomi, sedangkan kayu Keruing pada tingkat distributor adalah jenis kayu yang efisien secara operasional. Hasil penelitian Barata (2009) yang berjudul Analisis Pemasaran Tembakau Rakyat di Kabupaten Temanggung menunjukkan bahwa saluran pemasaran tembakau dari petani produsen sampai ke pabrikan melalui pedagang perantara dan pedagang besar. Hasil penelitiannya ada 4 macam saluran pemasaran yang terjadi, yaitu : saluran I : petani, pabrikan, saluran II : petani, pedagang perantara, pabrikan, saluran III : petani, pedagang perantara, pedagang besar, pabrikan, dan saluran IV : petani, pedagang besar, pabrikan. Hasil penelitian Sujiwo (2004) yang berjudul Efisiensi Pemasaran Kopi (Coffea sp) di Kecamatan Singorejo, Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa saluran/rantai pemasaran kopi yang ada di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal ada 2 macam saluran. Saluran pertama yaitu: petani kopi, pedagang besar, eskportir. Saluran kedua terdiri dari: petani kopi, pedagang kecil, pedagang besar, eksportir. Berdasarkan hasil penelitian banyak responden petani kopi yang melalui saluran pemasaran kedua, yaitu sebanyak 39 responden petani kopi, menjual ke pedagang kecil (sebanyak 6 responden pedagang kecil), sedangkan responden pedagang besar yang melalui saluran pemasaran pertama sebanyak 1 orang. Hasil analisis perhitungan biaya pemasaran, harga jual, harga beli serta keuntungan masing-masing lembaga pemasaran

38 20 yang terlibat, maka pemasaran kopi di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal sudah efisien.besarnya margin pemasaran kopi di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal adalah sebesar Rp per kilogram kopi. Hasil ini diperoleh dari perhitungan antara harga di tingkat petani kopi dan harga di tingkat eksportir. Keuntungan terbesar diperoleh oleh lembaga pemasaran pedagang kecil kopi, yaitu sebesar Rp per kilogram kopi, sedangkan keuntungan terkecil diperoleh oleh lembaga pemasaran pedagang besar kopi yaitu sebesar Rp. 571,67 per kilogram kopi.

39 No Nama dan Tahun Penelitian 1. Diana Leni Lia Wijayanti. (2013) 2. Ahmad Kurniawan (2000). Matrik persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini Judul Tujuan Metode Penelitian Lokasi Penelitian Obyek yang diteliti Penelitian ini berjudul Efisiensi Pemasaran Cengkeh di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini berjudul Analisis Pemasaran Cengkeh di Kabupaten Wonogiri. Tujuan penelitian ini untuk: 1. Mengetahui banyaknya pola saluran pemasaran cengkeh dari petani sampai perwakilan pabrik. 2. Mengetahui besar margin, biaya dan keuntungan cengkeh basah dan cengkeh kering untuk masing masing saluran pemasaran. 3. Mengetahui bagian harga yang diterima petani serta mengetahui efisiensi pemasaran cengkeh di Desa Kaligono. Tujuan penelitian Kurniawan: 1. Mengetahui berapa banyak saluran pemasaran cengkeh dari petani sampai perwakilan pabrik. 2. Mengetahui besarnya biaya, keuntungan, margin dan efisiensi pemasaran dari masing masing saluran pemasaran. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball yaitu dengan cara menelusuri pedagang yang terkait dengan pemasaran cengkeh. Metode pengambilan data sampel petani menggunakan metode stratified random sampling dan pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball yaitu dengan cara menelusuri pedagang yang terkait dengan pemasaran cengkeh. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah cengkeh. Obyek yang diteliti dalam penelitian Kurniawan adalah cengkeh. Persamaan Penelitian Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah obyek yang diteliti sama sama cengkeh, penelitian Tujuan penelitian ini sama sama untuk mengetahui banyaknya pola saluran pemasaran cengkeh dari petani sampai perwakilan pabrik serta mengetahui besarnya biaya, keuntungan, margin dan efisiensi pemasaran dari masing masing saluran pemasaran. Persamaan penelitian Kurniawan dengan penelitain Diana Leni Lia W. adalah tujuan penelitian sama sama untuk mengetahui pola saluran pemasaran dari petani sampai ke konsumen terakhir (pabrik), menghitung besarnya biaya, pendapatan dan keuntungan pemasaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif serta metode pengambilan sampel pedagang dilakukan secara snowball. Perbedaan Penelitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Objek yang diteliti adalah cengkeh serta metode pengambilan data sampel petani menggunakan metode stratified random sampling. Perbedaan penelitian Kurniawan dengan penelitian Diana Leni Lia W. adalah Penelitian Kurniawan dilakukan pada petani cengkeh di Kabupaten Wonogiri, sedangkan penelitian Diana Leni Lia Wijayanti dilakukan di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. 21

40 3. Maryatun (1999). 4. Barata Wicaksono (2009). 5. Agus Sujiwo (2004). Penelitian ini berjudul Analisis Biaya dan Pemasaran Kayu Gergajian di DKI dengan study kasus di daerah Kalibaru Penelitian ini berjudul Analisis Pemasaran Tembakau Rakyat di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini berjudul Efisiensi Pemasaran Kopi (coffea sp) di Kecamatan Singorejo, Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian Maryatun adalah : 1. Mendapatkan gambaran tentang profil perdagangan yang berada di wilayah Kalibaru,. 2. Mengidentifikasikan lembaga lembaga yang terlibat dan menentukan efisiensi saluran pemasaran. Tujuan penelitian Barata adalah untuk mengetahui banyaknya pola saluran pemasaran tembakau dari petani sampai ke pabrikan. Tujuan penelitian Sujiwo adalah: 1. Mengetahui banyaknya saluran pemasaran kopi di Kecamatan Kendal. 2. Menghitung besarnya biaya, margin dan keuntungan pemasaran kopi untuk masing masing saluran pemasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian Maryatun adalah metode deskriptif dan metode pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball. Metode pengambilan data sampel petani yang digunakan dalam penelitian Barata adalah metode sensus. Metode yang digunakan dalam penelitian Sujiwo adalah menggunakan metode deskriptif dan metode pengambilan data sampel petani menggunakan metode survey dengan teknik wawancara. Penelitian Maryatun dilakukan di DKI dengan study kasus di daerah Kalibaru. Penelitian Barata dilakukan di Kabupaten Temanggung. Lokasi penelitian Sujiwo dilakukan di Kecamatan Singorejo. Obyek yang diteliti dalam penelitian Maryatun adalah kayu gergajian. Obyek yang diteliti dalam penelitian Barata adalah tembakau. Obyek yang diteliti dalam penelitian Sujiwo adalah kopi. Persamaan penelitian Maryatun dengan penelitian Diana Leni Lia Wijayanti adalah tujuan penelitian sama sama untuk mengetahui pola saluran pemasaran dari produsen sampai ke konsumen akhir (pabrik) atau lembaga lembaga yang terlibat dalam pemasaran dan menentukan efisiensi saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif serta metode pengambilan sampel pedagang dilakukan secara snowball. Persamaan penelitian Barata dengan penelitian Diana Leni Lia Wijayanti adalah tujuan penelitian sama sama mengetahui pola saluran pemasaran dari petani sampai ke konsumen terakhir (pabrik) serta menghitung besarnya pendapatan, biaya dan keuntungan pemasaran. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Persamaan penelitian Sujiwo dengan penelitian Diana Leni Lia W. adalah penelitian sama sama untuk mengetahui pola saluran pemasaran dari petani sampai ke konsumen terakhir (pabrik). Metode penelitian menggunakan metode deskriptif serta Metode pengambilan sampel pedagang yaitu secara snowball. Perbedaan penelitian Maryatun dengen penelitian Diana Leni Lia W. adalah Penelitian Maryatun objek yang diteliti untuk penelitian adalah kayu gergajian, metode pengambilan data sampel petani menggunakan metode survey, sedangkan penelitian Diana Leni Lia Wijayanti objek yang diteliti adalah cengkeh dan metode pengambilan data sampel petani menggunakan metode simple random sampling. Hal yang membedakan dari penelitian Barata dengan penelitian Diana Leni lia Wijayanti adalah bahwa lokasi penetitian Diana Leni Lia W. dilakukan di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo dengan objek yang diteliti adalah cengkeh, sedangkan penelitian Barata lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung dengan objek yang diteliti adalah tembakau. Penelitian Sujiwo (2004) dilakukan pada petani kopi di Kecamatan Singorejo, Kabupaten Kendal, metode pengambilan data sampel petani yaitu menggunakan metode survey dengan teknik wawancara, sedangkan penelitian Diana Leni Lia Wijayanti dilakukan di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo dengan metode yang digunakan adalah metode simple random sampling. 22

41 23 B. Landasan Teori 1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran banyak didefinisikan oleh para pakar dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Kotler dan Amstrong (2004 : 6) berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan produk lain. Menurut Stanton (1997 : 7) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan barang dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran secara sistematis dapat dikatakan bahwa pemasaran mencakup kegiatan untuk mengetahui keinginan konsumen, merencanakan dan mengembangkan produk yang memenuhi keinginan kemudian memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk. Pengertian pemasaran dapat dilihat dengan pendekatan aspek manajerial dan aspek ekonomi. Berdasarkan aspek manajerial, pemasaran merupakan analisis perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengendalian untuk menentukan kedudukan pasar, sedangkan berdasarkan aspek ekonomi, pemasaran merupakan distribusi fisik dan aktivasi ekonomi yang memberikan fasilitas-fasilitas untuk bergerak, mengalir dan

42 24 pertukaran komponen barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena meningkatkan, menciptakan nilai guna bentuk, waktu, tempat dan kepemilikan, dengan demikian pemasaran pertanian dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke konsumen termasuk didalamnya kegiatankegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang untuk mempermudah penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen (Limbong, 1987 : 11). 2. Saluran Pemasaran Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui produsen sampai ke konsumen akhir. Saluran ini terdiri dari semua lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan produk atau barang/jasa dari produsen sampai ke konsumen. Efisiensi saluran pemasaran merupakan kemampuan suatu sistem pemasaran untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen dengan saluran pemasaran yang pendek dan harga yang serendah-rendahnya. Tujuan dari efisiensi saluran pemasaran adalah menyediakan barang dalam bentuk yang dibutuhkan, pada waktu dan tempat yang diperlukan dengan biaya yang sekecil mungkin tetapi konsisten dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

43 25 Menurut Tomek dan Robinson (1990 : 75), semakin jauh jarak pemasaran yang ditempuh semakin besar biaya transportasinya yang berarti pula semakin besar biaya pemasarannya. Semakin besar biaya pemasaran maka harga yang terjadi pada konsumen terakhir juga semakin besar. Hal ini berarti semakin jauh jarak pemasarannya maka semakin besar pula harga yang terjadi di tingkat konsumen terakhir. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran barang dari produsen ke konsumen, maka akan semakin besar perbedaan harga barang tersebut di titik produsen dan akan semakin besar harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Kotler dan Susanto, 2001:95). Hal tersebut disebabkan setiap lembaga pemasaran dalam kegiatannya membutuhkan biaya dan keuntungan. Hal ini akan menjadi beban bagi produsen atau konsumen akhir, misalnya dengan menekan harga di tingkat petani produsen atau menaikkan harga per satuan tingkat konsumen terakhir. Swastha (1984:97), mengemukakan bahwa saluran pemasaran yang umum digunakan dalam pemasaran barang untuk komoditi yang masuk ke industri pengolahan adalah sebagai berikut: a. PolaI : Petani Pedagang pengumpul Pedagang besar Pabrik. b. Pola II : Petani Tengkulak Pedagang besar Pabrik. c. Pola III : Petani Pedagang pengumpul Pabrik.

SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH

SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH Oleh : Nuryanti, SP BBPPTP Surabaya Pendahuluan Tanaman cengkeh, (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering

Lebih terperinci

Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri

Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri Oleh : Irfani Kurniawan H 03001062 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Pratowo Suharso (2001) mengenai pemasaran Tembakau di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Salak termasuk famili Palmae,

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw) DI DESA SIGEBLOG, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI.

ANALISIS TATANIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw) DI DESA SIGEBLOG, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI. ANALISIS TATANIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw) DI DESA SIGEBLOG, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Oleh: AGIT DWI CAHYO 1204010006 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI DisusunOleh : Ari Hendardi (20100220023) PROGRAM STUDI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Armenia Ridhawardani 1, Pandi Pardian 2 *, Gema Wibawa Mukti 2 1 Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran 2 Dosen Dept. Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS VARIETAS CINTA NUR DI DESA SALEM, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES

ANALISIS TATANIAGA BERAS VARIETAS CINTA NUR DI DESA SALEM, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES i ANALISIS TATANIAGA BERAS VARIETAS CINTA NUR DI DESA SALEM, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Oleh : AMELIA CHINTIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (5) : 485-492, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI 1) Marketing Analysis Of Rice In Sidondo I Village Sigi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,

Lebih terperinci

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN : SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN BIJI KAKAO Kasus di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur I Made Beni Andana, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja di sektor ini. Seperti di Desa pasokan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja di sektor ini. Seperti di Desa pasokan sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian sebagian besar

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA

ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : KANIA DEA PARAMITA 1204010001 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo) KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) D i a j u k a n G u n a M e m e n u h i S a l a h

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis OLEH: NAEMA K. H. GORANG MAU S641408013 PROGRAM

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat cocok ditanam didaerah tropis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA

EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Disusun Oleh : ISZAR PRASTOWO 135080030/PAB PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang atau membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN DAN ALASAN PETANI MEMILIH PENGOLAHAN KOPI ARABIKA DI DESA BELANTIH KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN DAN ALASAN PETANI MEMILIH PENGOLAHAN KOPI ARABIKA DI DESA BELANTIH KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI SKRIPSI ANALISIS PEMASARAN DAN ALASAN PETANI MEMILIH PENGOLAHAN KOPI ARABIKA DI DESA BELANTIH KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh Latifatul Hikmah NIM 081510691003 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha di bidang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi Oleh : Fika Ayu Widayanti H0809048 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI OLEH: Nur Arifin 0811205013 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG 131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang merupakan anggota Allium yang paling banyak diusahakan dan memiliki nilai ekonomis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani 6 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Kelayakan Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dkk (1973) dalam Assary (2001) Suatu usahatani dikatakan layak atau berhasil apabila usahatani tersebut dapat menutupi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,

Lebih terperinci

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN 28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh Yunita Khusnul Khotimah H0813180 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : IVANA NURLAILA H 1308505 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMASARAN KOMODITAS KOPI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER

EFISIENSI PEMASARAN KOMODITAS KOPI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER EFISIENSI PEMASARAN KOMODITAS KOPI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : Alfia Nur Ulfah NIM. 031510201105 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 EFISIENSI PEMASARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BAGIAN TUBUH TUMBUHAN MELALUI METODE DISCOVERY STRATEGY DI KELAS IV SD NEGERI 08 BANTARBOLANG

PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BAGIAN TUBUH TUMBUHAN MELALUI METODE DISCOVERY STRATEGY DI KELAS IV SD NEGERI 08 BANTARBOLANG PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BAGIAN TUBUH TUMBUHAN MELALUI METODE DISCOVERY STRATEGY DI KELAS IV SD NEGERI 08 BANTARBOLANG PROPOSAL SKRIP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cengkeh Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis menyelundupkan tanaman ini dan menanamnya di Madagaskar dan Zanzibar. Dan ternyata tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) SKRIPSI Oleh: Andi Kurnianto 124010138 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN Lina Humaeroh 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi linaanimania@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi riantinhikmahwidi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TEBU PADA LAHAN SAWAH DAN TEGAL SERTA PENGARUH SISTEM LELANG TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEBU DI WILYAH KERJA PG SEMBORO

ANALISIS USAHATANI TEBU PADA LAHAN SAWAH DAN TEGAL SERTA PENGARUH SISTEM LELANG TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEBU DI WILYAH KERJA PG SEMBORO ANALISIS USAHATANI TEBU PADA LAHAN SAWAH DAN TEGAL SERTA PENGARUH SISTEM LELANG TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEBU DI WILYAH KERJA PG SEMBORO SKRIPSI Oleh Sheila Dewi Amalia NIM. 011510201040 JURUSAN SOSIAL

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor TINJAUAN PUSTAKA Saluran dan Lembaga Tataniaga Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua

Lebih terperinci

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya A. Pendahuluan MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya Kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat dekat

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci